Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15071 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien perempuan mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keluhan pasien perempuan yang mengalami sesak napas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis (jika ada):
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea (sesak napas)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.19
- Deskripsi: Pemberian oksigen, sediaan oksigen lainnya
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R06.0 (Dispnea) sesuai dengan keluhan utama pasien, yaitu sesak napas. Dispnea adalah kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan bernapas atau perasaan sesak di dada.
2. Jika diperlukan, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemberian oksigen (kode ICD-9-CM 99.19). Hal ini dapat membantu meningkatkan oksigenasi darah dan mengurangi gejala sesak napas yang dialami oleh pasien.
Evaluasi lebih lanjut oleh dokter diperlukan untuk menentukan penyebab dan penanganan yang tepat bagi pasien. -
Article No. 15072 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien perempuan mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan secara rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu sesak napas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
Karakteristik Utama: Perubahan frekuensi napas, perubahan kedalaman napas, penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
a. Pola Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Indikator:
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
a. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Upaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi permeabilitas jalan napas.
Aktivitas:
- Memantau pola napas, kedalaman, dan irama napas
- Memposisikan pasien dengan posisi semi-fowler untuk memaksimalkan ekspansi dada
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Melakukan suction jika diperlukan untuk membersihkan jalan napas
b. Manajemen Energi
Definisi: Pengaturan aktivitas dan istirahat untuk mengelola energi.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat energi pasien
- Merencanakan periode istirahat yang cukup bagi pasien
- Mengatur aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransi pasien
- Memantau tanda-tanda vital dan respon fisik pasien terhadap aktivitas
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu pola napas yang efektif dan peningkatan energi, sehingga kondisi pasien dapat membaik. -
Article No. 15073 | 08 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi atau obstruksi dari saluran napas guna mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami pasien.
3. Risiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terpapar oleh agen patogen.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi pada pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi pada pasien.
Penjelasan Singkat:
Pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru.
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien mengalami masalah dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas, sehingga diperlukan tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Nyeri Akut: Pasien mungkin mengalami nyeri akibat kerusakan jaringan, sehingga diperlukan tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
3. Risiko Infeksi: Pasien berisiko terpapar agen patogen, sehingga diperlukan tindakan keperawatan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SLKI dan SIKI adalah:
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Nyeri
- Pencegahan Infeksi -
Article No. 15074 | 08 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor yang Berhubungan: Sekresi berlebih, bronkospasme, keletihan otot pernapasan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Anoreksia, mual, demam.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor yang Berhubungan: Kelemahan, dispnea.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran napas secara efektif.
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas: Terbebas dari obstruksi jalan napas.
- Status Nutrisi: Asupan nutrisi sesuai kebutuhan tubuh.
- Toleransi Aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
- Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
- Manajemen Aktivitas dan Latihan: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
Dengan diagnosis tuberkulosis paru, perawatan yang diberikan akan berfokus pada penanganan infeksi paru, manajemen gejala, dan peningkatan status nutrisi serta toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 15075 | 08 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kasus di atas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang menunjukkan adanya hambatan dalam membersihkan jalan napas secara efektif.
2. Kurang Pengetahuan
Pasien baru didiagnosis dengan tuberkulosis paru, sehingga perlu diberikan informasi terkait penyakitnya, tatalaksana, serta pentingnya kepatuhan dalam pengobatan.
3. Intoleransi Aktivitas
Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan demam, yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas akibat penurunan energi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Pasien dapat membersihkan jalan napas secara efektif, ditandai dengan penurunan produksi dahak, suara napas normal, dan tidak ada sesak napas.
2. Pengetahuan Tentang Penyakit Meningkat
Pasien memahami penyakitnya, tatalaksana, serta pentingnya kepatuhan dalam pengobatan.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa disertai kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
a. Lakukan fisioterapi dada untuk membantu mengeluarkan dahak.
b. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
d. Pantau status pernapasan pasien secara berkala.
2. Kurang Pengetahuan:
a. Berikan pendidikan kesehatan terkait tuberkulosis paru, tatalaksana, dan pentingnya kepatuhan pengobatan.
b. Gunakan media edukasi yang sesuai untuk mempermudah pemahaman pasien.
c. Libatkan keluarga dalam pemberian edukasi untuk mendukung kepatuhan pasien.
d. Evaluasi pemahaman pasien secara berkala.
3. Intoleransi Aktivitas:
a. Terapkan manajemen energi dengan pengaturan aktivitas dan istirahat yang seimbang.
b. Lakukan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti latihan pernapasan dan mobilisasi dini.
c. Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien selama aktivitas.
d. Berikan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan diagnosa keperawatan dan luaran yang diharapkan, diharapkan kondisi pasien dapat membaik dan tercapai peningkatan kualitas hidup pasien. -
Article No. 15076 | 08 Apr 2025
Klinis : ASMA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis asma, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis terkait, jika ada. Berikut informasinya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.- (Asma)
- Deskripsi: Asma adalah penyakit paru-paru kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan, yang menyebabkan gejala seperti mengi, sesak napas, rasa dada tertekan, dan batuk. Kode J45.- mencakup berbagai tipe asma, seperti asma alergi (J45.0), asma non-alergi (J45.1), asma campuran (J45.2), dan asma yang tidak diklasifikasikan di tempat lain (J45.9).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08 (Terapi inhalasi) atau 93.94 (Pemberian obat bronkodilator)
- Deskripsi: Tindakan medis yang umum dilakukan untuk penanganan asma adalah terapi inhalasi, yang melibatkan pemberian obat-obatan melalui inhaler atau nebulizer, serta pemberian obat bronkodilator untuk melebarkan saluran pernapasan. Kode 93.08 dan 93.94 dalam ICD-9-CM mewakili prosedur-prosedur tersebut.
Sebagai seorang dokter atau perekam medis, saya berharap informasi ini dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mendokumentasikan kondisi asma yang dialami oleh pasien. Kode-kode ini penting untuk keperluan administrasi, penagihan, dan pelaporan medis yang akurat. -
Article No. 15077 | 08 Apr 2025
Klinis : GAGAL GINJAL
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis gagal ginjal, beserta penjelasan detail dengan poin-poin:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N17 - N19
- Deskripsi: Penyakit ginjal gagal akut dan kronik
Penjelasan detail:
- N17 - Gagal ginjal akut:
- Ini mencakup berbagai kondisi yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara cepat, seperti cedera ginjal akut, nekrosis tubular akut, atau gagal ginjal sebagai komplikasi dari penyakit sistemik.
- Contoh kode spesifik: N17.0 - Gagal ginjal akut dengan nekrosis tubular, N17.1 - Gagal ginjal akut dengan nekrosis kortikal, dll.
- N18 - Penyakit ginjal kronik:
- Ini mencakup kondisi di mana terjadi penurunan fungsi ginjal secara progresif dan persisten selama setidaknya 3 bulan.
- Contoh kode spesifik: N18.1 - Penyakit ginjal kronik, stadium 1, N18.2 - Penyakit ginjal kronik, stadium 2, dll.
- N19 - Gagal ginjal, tidak dispesifikasi:
- Kode ini digunakan jika tidak ada informasi yang cukup untuk mengklasifikasikan gagal ginjal sebagai akut atau kronik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Dialisis renal, tidak dispesifikasi
Penjelasan detail:
- Kode 39.95 digunakan untuk prosedur dialisis renal, termasuk hemodialisis, dialisis peritoneal, atau teknik dialisis lainnya.
- Kode ini digunakan jika tidak ada informasi yang cukup untuk mengidentifikasi jenis dialisis yang spesifik.
- Jika jenis dialisis renal yang dilakukan diketahui, dapat digunakan kode yang lebih spesifik, seperti 39.95 (hemodialisis) atau 54.98 (dialisis peritoneal).
Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika ada pertanyaan atau kebutuhan tambahan. -
Article No. 15078 | 08 Apr 2025
Klinis : OSTEOPOROSIS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi osteoporosis.
1. Kode ICD-10:
- Kode: M81
- Deskripsi: Osteoporosis tanpa patah tulang
Osteoporosis merupakan kondisi tulang yang ditandai dengan penurunan massa tulang dan kepadatan tulang, sehingga menjadi lebih rentan terhadap patah tulang. Kode ICD-10 M81 digunakan untuk mengkodekan osteoporosis tanpa adanya patah tulang yang terjadi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 92.12
- Deskripsi: Pengukuran densitas tulang, dual-energy X-ray absorptiometry (DXA)
Untuk mendiagnosis dan memantau perkembangan osteoporosis, pemeriksaan densitas tulang dengan dual-energy X-ray absorptiometry (DXA) sering dilakukan. Kode ICD-9-CM 92.12 digunakan untuk mengkodekan prosedur pengukuran densitas tulang menggunakan teknik DXA. -
Article No. 15079 | 08 Apr 2025
Klinis : DECOM CORDIS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "DECOM CORDIS" yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I51.4
- Deskripsi: Degenerasi miokardium
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.34
- Deskripsi: Transplantasi jantung
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I51.4 (Degenerasi miokardium) sesuai dengan kondisi "DECOM CORDIS" yang menggambarkan adanya kerusakan atau degenerasi pada otot jantung (miokardium). Kode ini mencakup kondisi-kondisi seperti kardiomiopati, hipertrofi, dilatasi, dan degenerasi miokardium.
2. Kode ICD-9-CM 37.34 (Transplantasi jantung) adalah prosedur atau tindakan medis yang mungkin diperlukan dalam penanganan kondisi "DECOM CORDIS". Transplantasi jantung dapat menjadi pilihan pengobatan untuk menggantikan jantung yang rusak atau terdegenerasi dengan jantung yang sehat dari donor.
Penggunaan kode ICD yang tepat sangat penting dalam dokumentasi medis untuk mencatat diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang dilakukan. Hal ini membantu dalam proses pengkodean, penagihan, pelaporan, dan analisis data kesehatan yang akurat. -
Article No. 15080 | 08 Apr 2025
Klinis : Tn. XJ, 43 tahun, Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi:97 x /menit. RR: 18 x /menit. Pasien didiagnosis menderita Diabetes Mellitus. Tinggi badan: 170 cm, Berat badan: 105 Kg. BMI= 36,3. Pasien mengatakan ada jerawat di muka, lemas, dan mudah marah ke istri. Masalah keperawatan utama sesuai kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi Tn. XJ, usia 43 tahun dengan diagnosa Diabetes Mellitus, berat badan lebih, dan keluhan kulit berjerawat serta perubahan suasana hati, maka dapat dirumuskan diagnosis keperawatan utama sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan: Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Berhubungan dengan Diabetes Mellitus.
Penjelasan:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) mencantumkan diagnosis "Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah" sebagai kondisi di mana individu berisiko mengalami fluktuasi kadar glukosa darah yang tidak terkendali. Hal ini sesuai dengan kondisi Tn. XJ yang menderita Diabetes Mellitus, di mana regulasi kadar glukosa darah menjadi tidak stabil.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mengidentifikasi luaran yang diharapkan dalam mengatasi diagnosis ini, seperti Kadar Glukosa Darah Terkendali, Pengetahuan Manajemen Diabetes Mellitus Memadai, dan Perilaku Manajemen Diabetes Mellitus Efektif.
Selanjutnya, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti Pemantauan Kadar Glukosa Darah, Edukasi Manajemen Diabetes Mellitus, dan Manajemen Regimen Terapeutik.
Dengan demikian, diagnosis keperawatan utama yang sesuai pada kasus Tn. XJ adalah Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Berhubungan dengan Diabetes Mellitus, yang membutuhkan intervensi keperawatan komprehensif untuk menjaga stabilitas kadar glukosa darah dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola penyakitnya.