Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15061 | 08 Apr 2025
Klinis : low back pain
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi low back pain dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah punggung bawah.
- Karakteristik Definisi: Keluhan nyeri, tidak nyaman, atau sakit pada daerah punggung bawah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri, pasien melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan, pasien mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab atau mempertahankan nyeri pada pasien.
b. Terapi Komplementer: Intervensi untuk memberikan terapi komplementer atau alternatif dalam upaya mengurangi nyeri.
c. Mobilisasi: Intervensi untuk memfasilitasi mobilisasi pasien sesuai dengan kemampuan dan toleransi.
Dalam pengelolaan low back pain, perawat berperan penting dalam melakukan pengkajian komprehensif, menegakkan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti manajemen nyeri, terapi komplementer, dan mobilisasi. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari, dan penguasaan teknik manajemen nyeri yang efektif. -
Article No. 15062 | 08 Apr 2025
Klinis : penurunan kesadarn dan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi:
Pengurangan aliran darah ke satu atau lebih bagian tubuh.
Penyebab:
1. Gangguan kardiovaskular, seperti gagal jantung, syok, atau aritmia
2. Dehidrasi
3. Vasokonstriksi perifer
4. Obstruksi aliran darah, seperti emboli atau trombosis
Gejala dan Tanda:
1. Penurunan kesadaran
2. Sesak napas
3. Kulit dingin dan lembab
4. Nadi perifer lemah atau tidak teraba
5. Penurunan tekanan darah
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Kaji perfusi perifer (nadi, suhu, warna, dan waktu pengisian kapiler)
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
4. Fasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan kondisi yang mendasari
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan yang membaik
2. Pasien tidak mengalami komplikasi lebih lanjut
3. Pasien dapat beraktivitas sesuai toleransi
Dokumentasi (SDKI):
1. Penurunan kesadaran
2. Sesak napas
3. Kulit dingin dan lembab
4. Nadi perifer lemah atau tidak teraba
5. Penurunan tekanan darah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menetapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam praktik keperawatan di Indonesia. Melalui penggunaan standar ini, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandarisasi. -
Article No. 15063 | 08 Apr 2025
Klinis : hipokalemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipokalemia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan elektrolit: Hipokalemia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan elektrolit: Hipokalemia didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi kalium (K+) dalam cairan ekstrasel di bawah nilai normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh asupan kalium yang tidak adekuat, kehilangan kalium yang berlebihan, atau perpindahan kalium dari cairan ekstrasel ke intrasel.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipokalemia antara lain:
1. Klien menunjukkan kadar kalium dalam batas normal
2. Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Klien menunjukkan tidak ada gejala hipokalemia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipokalemia antara lain:
1. Pantau kadar elektrolit (kalium) secara berkala
2. Berikan suplemen kalium sesuai dengan kebutuhan
3. Edukasi klien mengenai diet kaya kalium
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi tambahan jika diperlukan
Sebagai pakar dan perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan yang ketat, pemberian terapi yang tepat, serta edukasi yang komprehensif untuk memastikan pemulihan klien dari kondisi hipokalemia. -
Article No. 15064 | 08 Apr 2025
Klinis : STROKE
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi STROKE.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I63
- Deskripsi: Infark serebri
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 38.12
- Deskripsi: Trombektomi perkutan intrakranial
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 untuk Stroke:
- Kode I63 (Infark serebri) mencakup berbagai jenis infark serebri, termasuk infark akibat trombosis, emboli, dan lainnya. Kode ini digunakan untuk mengklasifikasikan semua tipe stroke iskemik.
- Stroke iskemik atau infark serebri terjadi akibat sumbatan pembuluh darah di otak, yang menyebabkan kekurangan suplai darah dan oksigen ke jaringan otak.
2. Kode ICD-9-CM Procedure untuk tindakan medis:
- Kode 38.12 (Trombektomi perkutan intrakranial) merujuk pada prosedur bedah invasif untuk mengeluarkan trombus atau sumbatan dari pembuluh darah intrakranial menggunakan teknik perkutan (minimal invasif).
- Prosedur ini dilakukan sebagai intervensi untuk mengembalikan aliran darah ke jaringan otak yang terkena infark serebri akibat sumbatan pembuluh darah.
Kode-kode tersebut merupakan standar klasifikasi internasional yang digunakan oleh tenaga kesehatan, khususnya dokter dan perekam medis, untuk mencatat dan mengkodekan diagnosis serta tindakan medis yang dilakukan pada pasien. -
Article No. 15065 | 08 Apr 2025
Klinis : PPOK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan informasi mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis).
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.9
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronis, tidak ditentukan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Ventilasi mekanik, tidak lain.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J44.9 adalah kode untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang tidak ditentukan. Ini adalah kode yang dapat digunakan untuk mengkodekan kondisi PPOK secara umum, tanpa rincian lebih lanjut tentang subtipe atau etiologi yang spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 93.08 adalah kode untuk "Ventilasi mekanik, tidak lain", yang dapat digunakan untuk mengkodekan prosedur/tindakan medis terkait dengan penggunaan ventilasi mekanik dalam penanganan PPOK. Ventilasi mekanik sering dibutuhkan untuk membantu pasien PPOK dalam bernapas, terutama pada kondisi eksaserbasi akut.
Dokter dan perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mencatat dan mengkodekan diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang terkait dengan kondisi PPOK pada rekam medis pasien. -
Article No. 15066 | 08 Apr 2025
Klinis : PPOK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.9
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronis, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Terapi oksigen, tidak dispesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J44.9 (Penyakit paru obstruktif kronis, tidak dispesifikasi) merupakan kode yang digunakan untuk mengidentifikasi kondisi PPOK yang tidak dispesifikasi atau tidak diklasifikasikan di tempat lain. PPOK adalah gangguan paru-paru yang ditandai dengan hambatan aliran udara yang persisten dan progresif, yang dapat disebabkan oleh kombinasi penyakit saluran napas dan penyakit alveolar atau paru-paru.
2. Kode ICD-9-CM 93.08 (Terapi oksigen, tidak dispesifikasi) mencakup pemberian oksigen secara umum untuk pasien dengan PPOK. Terapi oksigen merupakan salah satu intervensi penting dalam pengelolaan PPOK untuk membantu mempertahankan kadar oksigen darah yang adekuat dan mengurangi gejala.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan diagnosis serta prosedur/tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan PPOK. -
Article No. 15067 | 08 Apr 2025
Klinis : mata
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter dan perekam medis, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi mata:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H00-H59
- Deskripsi: Penyakit mata dan adnexa
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 08-16
- Deskripsi: Prosedur operatif pada mata dan adnexa, seperti ekstraksi katarak, pembedahan kornea, retina, dan lainnya.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 H00-H59 mencakup berbagai penyakit dan gangguan pada mata dan struktur pendukungnya (adnexa), seperti:
- H00: Hordeolum dan Chalazion
- H10: Konjungtivitis
- H16: Keratitis
- H25: Katarak
- H33: Kelainan retina
- H40: Glaukoma
- H49: Gangguan otot mata
- H53: Gangguan penglihatan
2. Kode ICD-9-CM 08-16 mencakup prosedur operatif pada mata dan adnexa, seperti:
- 08: Prosedur pada kelopak mata, sistem lakrimal, dan orbit
- 09: Prosedur pada konjungtiva, kornea, sclera, dan pupil
- 10: Prosedur pada lensa
- 11: Prosedur pada retina, koroid, dan vitreous
- 12: Prosedur pada saraf optik dan visual
- 13: Prosedur diagnostik dan terapeutik pada mata
- 14: Pemasangan, penggantian, dan pembuangan perangkat pada mata
- 15: Perawatan luka dan penutupan pada mata
- 16: Transplantasi dan implantasi pada mata
Kode-kode ini digunakan untuk klasifikasi dan pencatatan data medis yang akurat untuk keperluan perawatan pasien, serta statistik dan penelitian di bidang kesehatan. -
Article No. 15068 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien mengeluh lemas dan sedikit sesak napas walaupun semalem sudah makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien mengeluh lemas dan sedikit sesak napas walaupun sudah makan semalam, maka dapat diidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan yang mungkin sesuai:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan berat badan dalam rentang normal, Menunjukkan peningkatan nafsu makan, Menunjukkan peningkatan energi.
- SIKI: Asesmen nutrisi, Manajemen nutrisi, Edukasi gizi.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang membutuhkan energi.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas, Menurunkan kelelahan, Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas.
- SIKI: Manajemen energi, Peningkatan aktivitas, Terapi latihan.
3. Pola napas tidak efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SLKI: Mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal, Meningkatkan upaya inspirasi, Menurunkan sesak napas.
- SIKI: Manajemen jalan napas, Terapi oksigen, Edukasi manajemen napas.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan tersebut menggambarkan kondisi pasien yang mengalami penurunan asupan nutrisi, intoleransi terhadap aktivitas, dan pola napas yang tidak efektif. Penanganan yang dapat dilakukan meliputi asesmen nutrisi, manajemen nutrisi, peningkatan aktivitas, manajemen jalan napas, dan edukasi terkait manajemen kondisi pasien. Tujuan intervensi adalah untuk mempertahankan status nutrisi, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mempertahankan pola napas yang efektif. -
Article No. 15069 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien perempuan mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kondisi pasien perempuan yang mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan.
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Perbaikan pola napas
Indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada penggunaan otot tambahan pernapasan
d. Tidak ada retraksi dinding dada
e. Tidak ada dispnea saat istirahat
2. Peningkatan status nutrisi
Indikator:
a. Berat badan stabil
b. Tidak ada kehilangan berat badan
c. Asupan nutrisi adekuat
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen jalan napas
a. Memantau status pernapasan
b. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Mengajarkan teknik pernapasan diafragmatik
2. Manajemen nutrisi
a. Mengevaluasi status nutrisi
b. Memberikan makanan yang mudah dicerna dan kaya nutrisi
c. Memantau asupan dan output cairan
3. Manajemen kelelahan
a. Mengidentifikasi penyebab kelelahan
b. Mengatur periode istirahat yang cukup
c. Mengajarkan teknik manajemen energi
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai perbaikan pola napas dan peningkatan status nutrisi, sehingga dapat mengatasi keluhan sesak nafas dan lemas yang dialaminya. -
Article No. 15070 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien perempuan mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan terbukanya jalan napas, tidak ada suara napas tambahan, dan tidak ada sesak napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Memantau status pernapasan pasien secara berkala
2. Memberikan posisi semi-fowler untuk memudahkan pernapasan
3. Mengajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
4. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
5. Memberikan bronkodilator jika diperlukan
6. Mempertahankan intake cairan yang adekuat
Dengan diagnosis dan rencana asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan bernapas dan kelemahan yang dialami oleh pasien.