Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17001 | 09 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk RS dan memberat sejak hari ini. Pasien batuk mengeluarkan dahak putih kental namun tidak dapat mengeluarkan secara maksimal. Dari hasil pemeriksaan ttv didapatkan Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi : 70 kali per menit, Suhu ; 36,5 , Respiration Rate : 35 kali per menit, SPO2 : 94%. Tolong buatkan 3 diagnosa keperawatan beserta penjelasannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah tiga diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien, beserta penjelasan, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan: Pasien mengalami sesak nafas dan kesulitan mengeluarkan dahak secara maksimal, yang dapat menyebabkan penumpukan sekresi di saluran pernapasan. Hal ini dapat mengganggu pertukaran gas dan oksigenasi jaringan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat mempertahankan jalan napas terbuka.
- Pasien dapat mengeluarkan sekresi pernapasan secara efektif.
- Pasien dapat mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Monitor status pernapasan pasien, termasuk frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
- Bantu pasien dalam teknik batuk efektif dan terapi pernapasan, seperti fisioterapi dada, untuk membantu mengeluarkan sekresi.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan pengobatan yang sesuai, seperti bronkodilator atau mukolitik, untuk memperlancar jalan napas.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas yang memberat, yang dapat mengakibatkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransinya.
- Pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal selama aktivitas.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan energi dan kemampuan fungsional.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dan adaptasi fisiologis selama aktivitas.
- Bantu pasien dalam merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan toleransinya, serta istirahat yang cukup di antara aktivitas.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas untuk meminimalkan kelelahan.
- Kolaborasi dengan tim rehabilitasi untuk memberikan latihan fisik yang sesuai.
3. Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas yang dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan cairan dan gangguan status cairan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
- Pasien dapat mempertahankan elektrolit serum dalam batas normal.
- Pasien dapat melaporkan penurunan tanda dan gejala kekurangan volume cairan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji status hidrasi pasien, termasuk tanda-tanda klinis dan laboratorium.
- Pantau asupan dan pengeluaran cairan pasien secara ketat.
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mempertahankan status hidrasi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk menyesuaikan pengobatan diuretik, jika diperlukan.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan sesak napas. Setiap poin dijelaskan secara rinci dan terperinci, dengan menggunakan tone akademis dan persona pakar/perawat. -
Article No. 17002 | 09 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk RS dan memberat sejak hari ini. Pasien batuk mengeluarkan dahak putih kental namun tidak dapat mengeluarkan secara maksimal. Dari hasil pemeriksaan ttv didapatkan Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi : 70 kali per menit, Suhu ; 36,5 , Respiration Rate : 35 kali per menit, SPO2 : 94%. Tolong buatkan 3 diagnosa keperawatan beserta penjelasannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
Penyebab:
- Meningkatnya produksi sekret
- Ketidakmampuan batuk efektif
- Atelektasis
Gejala dan Tanda:
- Pasien mengeluh sesak napas
- Pasien batuk namun tidak dapat mengeluarkan sekret dengan maksimal
- Frekuensi napas meningkat (35 kali per menit)
- SpO2 menurun (94%)
2. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Penyebab:
- Kelelahan otot pernapasan
- Penyakit pernapasan
- Perubahan mekanis dinding dada
Gejala dan Tanda:
- Pasien mengeluh sesak napas
- Frekuensi napas meningkat (35 kali per menit)
- SpO2 menurun (94%)
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Penyebab:
- Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
- Kelelahan
- Kelemahan otot
Gejala dan Tanda:
- Pasien mengeluh sesak napas saat beraktivitas
- Frekuensi napas meningkat (35 kali per menit)
- SpO2 menurun (94%)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan mudah
- Frekuensi napas kembali normal (12-20 kali per menit)
- SpO2 kembali normal (≥96%)
2. Pola Napas Efektif
- Pasien dapat mempertahankan pola napas yang adekuat
- Frekuensi napas kembali normal (12-20 kali per menit)
- SpO2 kembali normal (≥96%)
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat beraktivitas tanpa sesak napas
- Frekuensi napas kembali normal (12-20 kali per menit)
- SpO2 kembali normal (≥96%)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Latih batuk efektif dan teknik pernapasan
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai instruksi dokter
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Latih teknik pernapasan diafragmatik
- Anjurkan posisi yang nyaman untuk pernapasan
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
3. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi kemampuan fisik pasien sebelum melakukan aktivitas
- Berikan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Pantau tanda-tanda vital selama aktivitas
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini, perawat harus memiliki kemampuan klinis yang baik, pengetahuan yang luas, dan kolaborasi yang erat dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan intervensi yang tepat dan luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 17003 | 09 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk RS dan memberat sejak hari ini. Pasien batuk mengeluarkan dahak putih kental namun tidak dapat mengeluarkan secara maksimal. Dari hasil pemeriksaan ttv didapatkan Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi : 70 kali per menit, Suhu ; 36,5 , Respiration Rate : 35 kali per menit, SPO2 : 94%. Tolong buatkan 3 diagnosa keperawatan beserta penjelasannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan sesak napas, batuk dengan produksi dahak putih kental namun tidak dapat dikeluarkan secara maksimal, dan peningkatan frekuensi napas (35 kali per menit).
2. Ketidakefektifan pola napas
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Tanda dan Gejala: Peningkatan frekuensi pernapasan (35 kali per menit) dan penurunan saturasi oksigen (94%).
3. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisiologis dan/atau psikologis.
Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan sesak napas yang memberat sejak hari ini, menunjukkan tanda-tanda penurunan perfusi jaringan (tekanan darah 100/60 mmHg).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan jalan napas
- Pasien dapat mengeluarkan sekret/dahak dengan efektif.
- Pasien dapat mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal (≥ 95%).
- Pasien dapat mempertahankan frekuensi pernapasan dalam batas normal (12-20 kali per menit).
2. Pola napas
- Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- Pasien dapat mempertahankan frekuensi pernapasan dalam batas normal (12-20 kali per menit).
- Pasien dapat mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal (≥ 95%).
3. Toleransi aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas yang berlebihan.
- Pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal selama aktivitas.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan jalan napas
- Lakukan pengisapan lendir/dahak jika diperlukan.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian bronkodilator dan/atau mukolitik jika diperlukan.
2. Pola napas
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
- Tingkatkan posisi semifowler untuk memfasilitasi pernapasan.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik pernapasan diafragma.
3. Toleransi aktivitas
- Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
- Berikan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan pacing aktivitas.
- Kolaborasi dengan tim rehabilitasi untuk program latihan fisik yang sesuai.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, saya mengidentifikasi tiga diagnosa keperawatan yang sesuai, yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, ketidakefektifan pola napas, dan intoleransi aktivitas. Masing-masing diagnosa memiliki definisi, tanda, dan gejala yang mendukung kondisi pasien.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup peningkatan bersihan jalan napas, perbaikan pola napas, dan peningkatan toleransi aktivitas. Tujuan akhirnya adalah agar pasien dapat mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat, frekuensi pernapasan dalam batas normal, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas yang berlebihan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengisapan lendir/dahak, pemberian oksigen, latihan pernapasan, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi farmakologis, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian bantuan dalam aktivitas sehari-hari, serta kolaborasi dengan tim rehabilitasi untuk program latihan fisik yang sesuai. Intervensi-intervensi ini ditujukan untuk mencapai luaran/output yang diharapkan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah diidentifikasi. -
Article No. 17004 | 09 May 2025
Klinis : lemas, pusing gliyengan saat mobilisasi, ca colon
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.1
- Deskripsi: Malaise dan fatigue (lemas)
- Kode: R42
- Deskripsi: Vertigo (pusing/gliyengan saat mobilisasi)
- Kode: C18.9
- Deskripsi: Neoplasma ganas kolon tak dispesifikasi (kanker kolon)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.71
- Deskripsi: Hemikolektomi parsial (tindakan pengangkatan sebagian kolon)
- Kode: 45.73
- Deskripsi: Kolektomi total (tindakan pengangkatan seluruh kolon)
- Kode: 45.7x
- Deskripsi: Prosedur reseksi usus besar lainnya (tindakan pembedahan pada usus besar)
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10:
- R53.1 (Malaise dan fatigue): Kode ini digunakan untuk mendiagnosis kondisi lemas atau kelelahan yang dialami pasien.
- R42 (Vertigo): Kode ini digunakan untuk mendiagnosis kondisi pusing atau gliyengan saat mobilisasi yang dialami pasien.
- C18.9 (Neoplasma ganas kolon tak dispesifikasi): Kode ini digunakan untuk mendiagnosis kondisi kanker kolon yang dialami pasien.
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- 45.71 (Hemikolektomi parsial): Kode ini digunakan untuk tindakan pengangkatan sebagian kolon.
- 45.73 (Kolektomi total): Kode ini digunakan untuk tindakan pengangkatan seluruh kolon.
- 45.7x (Prosedur reseksi usus besar lainnya): Kode ini digunakan untuk tindakan pembedahan lainnya pada usus besar.
Pemilihan kode ICD-9-CM yang spesifik akan tergantung pada jenis tindakan atau prosedur medis yang dilakukan pada pasien. -
Article No. 17005 | 09 May 2025
Klinis : lemas, pusing gliyengan saat mobilisasi, ca colon
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (Kode SDKI: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Risiko Jatuh (Kode SDKI: 00155)
Definisi: Kerentanan yang meningkat untuk terjatuh, yang dapat menyebabkan cedera fisik.
3. Gangguan Citra Tubuh (Kode SDKI: 00118)
Definisi: Gangguan persepsi tentang penampilan fisik seseorang.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons pasien terhadap suatu kondisi atau penyakit. Setiap diagnosa keperawatan dalam SDKI memiliki kode dan definisi yang jelas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Setiap luaran keperawatan dalam SLKI memiliki kode dan definisi yang jelas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Setiap intervensi keperawatan dalam SIKI memiliki kode dan definisi yang jelas.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang bertanggung jawab dalam menetapkan dan mengembangkan SDKI, SLKI, dan SIKI di Indonesia. Standar-standar ini digunakan sebagai acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 17006 | 09 May 2025
Klinis : Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan : sakitnya abis tidur terus langsung bangun itu nyeri karena jahitannya, sesudah sakit jadi sering cape, tapi kalo buat sakit itu udah ngga terlalu mungkin lebih ke nyeri nya Pola nutrisi metabolik : (sebelum sakit) suka melewati sarapan, sarapan sekaligus makan siang. Lalu makan sore pukul 4 (malam jarang makan). (setelah sakit) makannya lebih teratur, makan 3x sehari tapi lebih sering ngemil Pola eliminasi : sehari rutin buang air besar 1 sampai 2 kali Pola aktivitas-latihan : (sebelum sakit) Pasien bangun pada jam 5, lalu persiapan berangkat magang. Pasien berangkat magang pukul 6.30 dan mulai magang pada 7.15. Pulang 15.30 lalu tidur pada pukul 10/11 Pola istirahat- tidur : sering begadang di semester 4-5, di semester 6 tidak suka begadang tapi kualitas tidurnya kurang baik. Pola kognitif-persepsi : Pola konsep diri- persepsi diri : Pola peran hubungan : selalu ditemani sama kakak, sekeluarga juga nemenin Seksualitas : Pola toleransi stres-koping : saat klien stres lebih banyak makan, tapi tidak spesifik makan pedas atau lainnya Pola nilai-keyakinan : cepat sadar saat ada perubahan dalam tubuh, karena klien jarang sakit. Klien yakin ada hal yang tidak beres dengan tubuhnya Pemeriksaan fisik Keadaan umum : lemes, demam, nyeri di perut bagian bawah Tanda vital : TB/BB : /BB : 51 naik jadi 53 pas di rs. Di rumah turun jdi 46. Terus naik lg jadi 48. Kepala : (kepala, mata, hidung, telinga) Thorak: paru, jantung Abdomen : Terasa nyeri di bagian kanan bawah Ekstremitas Genitalia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (SDKI 01.014)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan jaringan tersebut.
SLKI: Pengelolaan Nyeri (SLKI 01.014)
SIKI: Manajemen Nyeri (SIKI 10123)
2. Kelelahan (SDKI 01.012)
Definisi: Pengalaman fisik dan/atau mental yang tidak menyenangkan dan tidak memadai terkait aktivitas yang harus dilakukan.
SLKI: Manajemen Energi (SLKI 01.012)
SIKI: Manajemen Energi (SIKI 10116)
3. Peningkatan Berat Badan (SDKI 01.017)
Definisi: Bertambahnya berat badan lebih dari 10% dari berat badan ideal.
SLKI: Manajemen Berat Badan (SLKI 01.017)
SIKI: Manajemen Berat Badan (SIKI 10133)
4. Perubahan Pola Makan (SDKI 01.018)
Definisi: Perbedaan dalam jenis dan jumlah asupan makanan dari pola makan biasanya.
SLKI: Manajemen Nutrisi (SLKI 01.018)
SIKI: Manajemen Nutrisi (SIKI 10138)
5. Gangguan Pola Tidur (SDKI 01.027)
Definisi: Gangguan dalam durasi, kualitas, atau waktu tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI: Manajemen Tidur (SLKI 01.027)
SIKI: Manajemen Tidur (SIKI 10166)
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri di area bekas jahitan setelah bangun tidur.
2. Kelelahan: Pasien merasa sering lelah setelah sakit.
3. Peningkatan Berat Badan: Berat badan pasien sempat turun saat sakit, kemudian naik lagi.
4. Perubahan Pola Makan: Pola makan pasien menjadi lebih teratur setelah sakit, tetapi sering mengemil.
5. Gangguan Pola Tidur: Pasien memiliki kualitas tidur yang kurang baik, terutama di semester 4-5. -
Article No. 17007 | 09 May 2025
Klinis : Keluhan utama: Nyeri ulu hati Riwayat penyakit sekarang: mual, muntah, magh, nyeri ulu hati Riwayat penyakit dahulu: Magh Riwayat penyakit keluarga: dari ibu punya penyakit magh Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan : sakitnya abis tidur terus langsung bangun itu nyeri karena jahitannya, sesudah sakit jadi sering cape, tapi kalo buat sakit itu udah ngga terlalu mungkin lebih ke nyeri nya Pola nutrisi metabolik : (sebelum sakit) suka melewati sarapan, sarapan sekaligus makan siang. Lalu makan sore pukul 4 (malam jarang makan). (setelah sakit) makannya lebih teratur, makan 3x sehari tapi lebih sering ngemil Pola eliminasi : sehari rutin buang air besar 1 sampai 2 kali Pola aktivitas-latihan : (sebelum sakit) Pasien bangun pada jam 5, lalu persiapan berangkat magang. Pasien berangkat magang pukul 6.30 dan mulai magang pada 7.15. Pulang 15.30 lalu tidur pada pukul 10/11 Pola istirahat- tidur : sering begadang di semester 4-5, di semester 6 tidak suka begadang tapi kualitas tidurnya kurang baik. Pola kognitif-persepsi : Pola konsep diri- persepsi diri : Pola peran hubungan : selalu ditemani sama kakak, sekeluarga juga nemenin Seksualitas : Pola toleransi stres-koping : saat klien stres lebih banyak makan, tapi tidak spesifik makan pedas atau lainnya Pola nilai-keyakinan : cepat sadar saat ada perubahan dalam tubuh, karena klien jarang sakit. Klien yakin ada hal yang tidak beres dengan tubuhnya Pemeriksaan fisik Keadaan umum : lemes, demam, nyeri di perut bagian bawah Tanda vital : TB/BB : /BB : 51 naik jadi 53 pas di rs. Di rumah turun jdi 46. Terus naik lg jadi 48. Kepala : (kepala, mata, hidung, telinga) Thorak: paru, jantung Abdomen : Terasa nyeri di bagian kanan bawah Ekstremitas : - Genitalia :
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K30
- Deskripsi: Dyspepsia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 44.43
- Deskripsi: Esofagogastroduodenoskopi (EGD)
Penjelasan:
Keluhan utama pasien adalah nyeri ulu hati, yang diikuti dengan gejala mual, muntah, dan riwayat penyakit maag. Berdasarkan informasi ini, diagnosis yang sesuai adalah Dyspepsia (K30) dalam klasifikasi ICD-10.
Untuk prosedur/tindakan medis, dapat dipertimbangkan Esofagogastroduodenoskopi (EGD) dengan kode ICD-9-CM 44.43, yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi saluran pencernaan atas dan menegakkan diagnosis yang lebih spesifik.
Catatan tambahan:
- Pemeriksaan fisik yang lebih rinci terutama pada pemeriksaan abdomen dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda lain yang dapat mendukung diagnosis.
- Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan (misalnya endoskopi) mungkin diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan mengevaluasi kondisi lebih lanjut. -
Article No. 17008 | 09 May 2025
Klinis : Keluhan utama: Nyeri ulu hati Riwayat penyakit sekarang: mual, muntah, magh, nyeri ulu hati Riwayat penyakit dahulu: Magh Riwayat penyakit keluarga: dari ibu punya penyakit magh Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan : sakitnya abis tidur terus langsung bangun itu nyeri karena jahitannya, sesudah sakit jadi sering cape, tapi kalo buat sakit itu udah ngga terlalu mungkin lebih ke nyeri nya Pola nutrisi metabolik : (sebelum sakit) suka melewati sarapan, sarapan sekaligus makan siang. Lalu makan sore pukul 4 (malam jarang makan). (setelah sakit) makannya lebih teratur, makan 3x sehari tapi lebih sering ngemil Pola eliminasi : sehari rutin buang air besar 1 sampai 2 kali Pola aktivitas-latihan : (sebelum sakit) Pasien bangun pada jam 5, lalu persiapan berangkat magang. Pasien berangkat magang pukul 6.30 dan mulai magang pada 7.15. Pulang 15.30 lalu tidur pada pukul 10/11 Pola istirahat- tidur : sering begadang di semester 4-5, di semester 6 tidak suka begadang tapi kualitas tidurnya kurang baik. Pola kognitif-persepsi : Pola konsep diri- persepsi diri : Pola peran hubungan : selalu ditemani sama kakak, sekeluarga juga nemenin Seksualitas : Pola toleransi stres-koping : saat klien stres lebih banyak makan, tapi tidak spesifik makan pedas atau lainnya Pola nilai-keyakinan : cepat sadar saat ada perubahan dalam tubuh, karena klien jarang sakit. Klien yakin ada hal yang tidak beres dengan tubuhnya Pemeriksaan fisik Keadaan umum : lemes, demam, nyeri di perut bagian bawah Tanda vital : TB/BB : /BB : 51 naik jadi 53 pas di rs. Di rumah turun jdi 46. Terus naik lg jadi 48. Kepala : (kepala, mata, hidung, telinga) Thorak: paru, jantung Abdomen : Terasa nyeri di bagian kanan bawah Ekstremitas : - Genitalia :
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah demikian.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1605
Definisi: Tingkat keparahan gejala nyeri yang dapat diterima.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1400
Definisi: Pengurangan rasa sakit hingga ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
SDKI:
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI:
Kode: 1004
Definisi: Ketercapaian keseimbangan nutrisi yang adekuat.
SIKI:
Kode: 1120
Definisi: Manajemen pemberian nutrisi yang adekuat untuk memperbaiki status nutrisi.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko disregulasi suhu tubuh
SDKI:
Kode: 00005
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan atau penurunan suhu tubuh yang tidak dapat diatur.
SLKI:
Kode: 0800
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI:
Kode: 3900
Definisi: Upaya untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut, Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, dan Risiko disregulasi suhu tubuh. Penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosa keperawatan beserta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI telah diberikan. -
Article No. 17009 | 09 May 2025
Klinis : Desa Sejahtera mengalami peningkatan kasus malnutrisi pada balita yang mencapai sekitar 15% dari total populasi balita di desa. 60% keluarga di desa ini mengalami kesulitan ekonomi, yang mengakibatkan pendapatan keluarga tidak mencukupi untuk membeli makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka. Sebagian besar penduduk desa bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang rendah, sementara beberapa lainnya menganggur karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Program peningkatan gizi balita yang ada di desa ini tidak berjalan dengan baik. Program penyuluhan gizi yang seharusnya dapat memberikan edukasi kepada masyarakat juga tidak menjangkau seluruh lapisan warga. Sebagian keluarga mengandalkan bantuan sosial, namun bantuan tersebut sering terlambat dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk pangan yang bergizi. Selain itu, pemerintah desa juga kurang memberikan solusi yang konkret untuk mengatasi masalah gizi ini. Meskipun ada Puskesmas di desa, fasilitas yang ada sangat terbatas. Tuntutan masyarakat tidak terpenuhi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang relevan dengan kondisi yang dialami oleh Desa Sejahtera:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E45
- Deskripsi: Retardasi pertumbuhan akibat kurang gizi, dengan gejala malnutrisi. Kode ini mencakup kondisi malnutrisi pada balita di Desa Sejahtera.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Konseling gizi dan edukasi, yang dapat diterapkan untuk program penyuluhan gizi yang belum menjangkau seluruh warga di Desa Sejahtera.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 E45 menggambarkan kondisi retardasi pertumbuhan akibat kurang gizi, yang sesuai dengan adanya peningkatan kasus malnutrisi pada balita di Desa Sejahtera.
- Kode ICD-9-CM 93.08 untuk konseling gizi dan edukasi dapat digunakan untuk menggambarkan intervensi yang diperlukan guna memperbaiki program penyuluhan gizi di Desa Sejahtera agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
- Masalah lain yang teridentifikasi, seperti kesulitan ekonomi keluarga, rendahnya pendapatan, dan keterbatasan lapangan pekerjaan, dapat menjadi faktor risiko yang berkontribusi terhadap kondisi malnutrisi pada balita di Desa Sejahtera.
- Selain itu, keterbatasan fasilitas kesehatan di Puskesmas setempat dan kurangnya solusi konkret dari pemerintah desa juga menjadi tantangan dalam mengatasi masalah gizi di Desa Sejahtera. -
Article No. 17010 | 09 May 2025
Klinis : Desa Sejahtera mengalami peningkatan kasus malnutrisi pada balita yang mencapai sekitar 15% dari total populasi balita di desa. 60% keluarga di desa ini mengalami kesulitan ekonomi, yang mengakibatkan pendapatan keluarga tidak mencukupi untuk membeli makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka. Sebagian besar penduduk desa bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang rendah, sementara beberapa lainnya menganggur karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Program peningkatan gizi balita yang ada di desa ini tidak berjalan dengan baik. Program penyuluhan gizi yang seharusnya dapat memberikan edukasi kepada masyarakat juga tidak menjangkau seluruh lapisan warga. Sebagian keluarga mengandalkan bantuan sosial, namun bantuan tersebut sering terlambat dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk pangan yang bergizi. Selain itu, pemerintah desa juga kurang memberikan solusi yang konkret untuk mengatasi masalah gizi ini. Meskipun ada Puskesmas di desa, fasilitas yang ada sangat terbatas. Tuntutan masyarakat tidak terpenuhi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah beberapa Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: 00002
Definisi: Keadaan ketika individu mengalami risiko asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan
Kode SDKI: 00126
Definisi: Keadaan ketika individu/keluarga/masyarakat mengalami kekurangan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakberdayaan
Kode SDKI: 00125
Definisi: Keadaan ketika individu/keluarga/masyarakat merasa tidak mampu mengontrol atau mengelola situasi tertentu.
4. Diagnosa Keperawatan: Kemiskinan
Kode SIKI: 10025
Definisi: Keadaan dimana individu/keluarga/masyarakat tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
5. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Masyarakat
Kode SLKI: 00260
Definisi: Keadaan ketika upaya peningkatan kesehatan masyarakat belum optimal atau belum mencapai tujuan yang diharapkan.
Penjelasan singkat:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh: Kondisi dimana terdapat risiko asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, yang dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, pengetahuan, dan akses terhadap makanan bergizi.
2. Defisit Pengetahuan: Kondisi dimana terdapat kekurangan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik gizi dan perilaku hidup sehat, yang dapat berdampak pada perilaku dan status gizi masyarakat.
3. Ketidakberdayaan: Kondisi dimana masyarakat merasa tidak mampu mengatasi masalah gizi yang dihadapi, yang dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, dukungan sosial, dan akses terhadap layanan kesehatan.
4. Kemiskinan: Kondisi dimana individu/keluarga/masyarakat tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, termasuk kebutuhan pangan yang bergizi.
5. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Masyarakat: Kondisi dimana upaya peningkatan kesehatan masyarakat, termasuk program peningkatan gizi balita, belum optimal atau belum mencapai tujuan yang diharapkan.