Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15161 | 09 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan yang berasal dari suku batak, Ny. R berusia 43 tahun dirawat di rumah sakit jiwa karena mengalami gangguan kecemasan berat. Dalam budaya Batak, perempuan sering di dorong untuk menjadi kuat dan tidak menunjukkan kelemahan termasuk dalam menghadapi stress dan masalah emosional. Ny. R enggan berbicara tentang masalahnya karena merasa hal itu tabu dan menunjukkan kelemahan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Kecemasan Berat (00146)
Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang dirasakan dan dipertimbangkan sebagai sesuatu yang dapat membahayakan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Kecemasan Terkendali (00404)
Definisi: Kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengurangi tingkat kecemasan yang dirasakan.
Kriteria Hasil:
a. Mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
b. Menggambarkan penyebab dan tanda-tanda kecemasan.
c. Melaporkan penurunan ketegangan otot.
d. Melaporkan penurunan frekuensi jantung.
e. Melaporkan perasaan tenang.
2. Harga Diri Positif (00125)
Definisi: Penilaian yang positif terhadap diri sendiri dan kemampuan yang dimiliki.
Kriteria Hasil:
a. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri.
b. Mendemonstrasikan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai budaya.
c. Menunjukkan kepercayaan diri dalam mengekspresikan perasaan.
d. Menunjukkan penerimaan diri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kecemasan (5820)
Tindakan untuk mengenali dan mengurangi rasa cemas, ketakutan, atau kekhawatiran klien.
Aktivitas:
a. Identifikasi penyebab dan tanda-tanda kecemasan.
b. Kolaborasi dengan klien untuk mengembangkan strategi koping.
c. Ajarkan teknik relaksasi (misalnya, napas dalam, visualisasi, dll).
d. Libatkan keluarga dalam intervensi.
e. Monitor respons fisiologis dan perilaku klien terhadap kecemasan.
2. Peningkatan Harga Diri (5400)
Tindakan untuk membantu klien meningkatkan penilaian positif terhadap diri sendiri.
Aktivitas:
a. Bantu klien mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri.
b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan dan menghargai diri sendiri.
c. Gunakan pendekatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
d. Libatkan keluarga dalam mendukung harga diri klien.
e. Berikan umpan balik positif mengenai kemajuan klien.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kecemasan Berat karena Ny. R mengalami gangguan kecemasan berat. Luaran yang diharapkan adalah Tingkat Kecemasan Terkendali dan Harga Diri Positif. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Kecemasan untuk mengenali dan mengurangi kecemasan, serta Peningkatan Harga Diri untuk membantu Ny. R meningkatkan penilaian positif terhadap dirinya sendiri. Pendekatan yang sesuai dengan latar belakang budaya Batak perlu dipertimbangkan dalam intervensi keperawatan. -
Article No. 15162 | 09 Apr 2025
Klinis : Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen, ditandai dengan perut bengkak dan nyeri tekan pada area abdomen bawah. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku berdasarkan askep keluarga dari diagnosa tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen, ditandai dengan perut bengkak dan nyeri tekan pada area abdomen bawah.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang ingin dicapai dari penanganan Nyeri Akut adalah penurunan intensitas nyeri yang dirasakan oleh pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen meliputi manajemen nyeri, pemberian analgesik, dan intervensi komplementer.
Tujuan Panjang:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3-5 hari, pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri yang dirasakan hingga level yang dapat ditoleransi.
Tujuan Pendek:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1-2 hari, pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri sebesar 50% dari kondisi awal.
Kriteria Hasil berdasarkan Domain Perilaku:
1. Kognitif: Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, skala nyeri, dan strategi penanganan nyeri.
2. Afektif: Pasien dapat menunjukkan ekspresi wajah yang lebih rileks dan nyaman saat nyeri berkurang.
3. Psikomotor: Pasien dapat menerapkan teknik manajemen nyeri secara mandiri, seperti penggunaan kompres hangat, relaksasi, dan distraksi. -
Article No. 15163 | 09 Apr 2025
Klinis : Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen, ditandai dengan perut bengkak dan nyeri tekan pada area abdomen bawah. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku berdasarkan askep keluarga dari diagnosa tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen, ditandai dengan perut bengkak dan nyeri tekan pada area abdomen bawah.
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah terjadinya kerusakan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Nyeri adalah kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengurangi nyeri yang dirasakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
Tujuan Panjang:
Pasien dapat mengendalikan nyeri akut yang berhubungan dengan distensi abdomen dalam waktu 2 minggu.
Tujuan Pendek:
1. Pasien dapat menyebutkan skala nyeri yang dirasakan dalam 1 hari.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif dalam 2 hari.
3. Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda penurunan nyeri dalam 3 hari.
Kriteria Hasil:
1. Domain Perilaku Fisiologis:
a. Pasien dapat menyebutkan skala nyeri dengan jujur.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
c. Pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan nyeri, seperti ekspresi wajah yang lebih rileks dan perubahan tanda-tanda vital.
2. Domain Perilaku Psikologis:
a. Pasien dapat mengungkapkan perasaan dan persepsinya terhadap nyeri yang dirasakan.
b. Pasien dapat menunjukkan perilaku yang positif dalam mengatasi nyeri, seperti tidak mengeluh atau menunjukkan kecemasan berlebih.
3. Domain Perilaku Sosial:
a. Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
b. Pasien dapat berinteraksi dengan keluarga dan tim kesehatan dalam mengatasi nyeri. -
Article No. 15164 | 09 Apr 2025
Klinis : Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen, ditandai dengan perut bengkak dan nyeri tekan pada area abdomen bawah. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen, ditandai dengan perut bengkak dan nyeri tekan pada area abdomen bawah.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Tujuan Panjang:
Pasien dan keluarga mampu mengelola nyeri akut yang berhubungan dengan distensi abdomen sehingga pasien dapat kembali ke tingkat fungsional sebelum sakit.
Tujuan Pendek:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari, pasien dan keluarga mampu:
1. Mengidentifikasi penyebab, tanda, dan gejala nyeri akut yang berhubungan dengan distensi abdomen.
2. Mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri non-farmakologis yang efektif untuk mengurangi nyeri.
3. Melaporkan penurunan intensitas nyeri dari skala 8 menjadi skala 4 atau kurang.
Kriteria Hasil:
1. Pasien dapat mendeskripsikan penyebab, tanda, dan gejala nyeri akut yang berhubungan dengan distensi abdomen.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri non-farmakologis yang efektif, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
3. Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri dari skala 8 menjadi skala 4 atau kurang.
4. Keluarga dapat membantu pasien dalam menerapkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
5. Keluarga dapat memantau dan melaporkan perubahan kondisi pasien terkait nyeri akut. -
Article No. 15165 | 09 Apr 2025
Klinis : Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen, ditandai dengan perut bengkak dan nyeri tekan pada area abdomen bawah. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain, 1979).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan dari pengelolaan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, mempertahankan fungsi, mendemonstrasikan perilaku yang dapat mengurangi nyeri, dan menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri akut meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik, penerapan teknik non-farmakologis, dan evaluasi efektivitas pengelolaan nyeri.
Tujuan Panjang:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 3-5 hari, diharapkan pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri dan mendemonstrasikan perilaku yang dapat mengurangi nyeri.
Tujuan Pendek:
1. Setelah dilakukan pengkajian nyeri selama 1 hari, pasien dapat mengidentifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan.
2. Setelah diberikan edukasi tentang manajemen nyeri selama 1 hari, pasien dan keluarga dapat menyebutkan setidaknya 3 teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Setelah diberikan analgesik dan teknik non-farmakologis selama 2 hari, pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
Kriteria Hasil:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri dari skala 7 menjadi 4 atau kurang.
2. Pasien dapat mempertahankan fungsi dan aktivitas sehari-hari selama masa pemulihan.
3. Pasien dan keluarga dapat mendemonstrasikan setidaknya 2 teknik non-farmakologis yang efektif untuk mengurangi nyeri. -
Article No. 15166 | 09 Apr 2025
Klinis : Risiko gangguan pola napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Pola Napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), Risiko Gangguan Pola Napas didefinisikan sebagai "Berisiko mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi". Kondisi ini dapat disebabkan oleh paparan asap rokok kronis yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan.
Tujuan Panjang:
Setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga selama 3 bulan, keluarga mampu mengenali dan mencegah risiko gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis.
Tujuan Pendek:
1. Setelah diberikan edukasi selama 2 minggu, keluarga dapat menjelaskan faktor risiko, tanda dan gejala, serta dampak dari risiko gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis.
2. Setelah diberikan intervensi selama 1 bulan, keluarga mampu menerapkan strategi pencegahan untuk mengurangi paparan asap rokok di dalam rumah.
3. Setelah diberikan evaluasi selama 2 bulan, ada penurunan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan pada anggota keluarga yang terpapar asap rokok kronis.
Kriteria Hasil:
1. Keluarga dapat menjelaskan faktor risiko, tanda dan gejala, serta dampak dari risiko gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis.
2. Keluarga mampu menerapkan strategi pencegahan, seperti merokok di luar rumah, membuka jendela saat anggota keluarga merokok, dan meningkatkan kebersihan lingkungan.
3. Terjadi penurunan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan pada anggota keluarga yang terpapar asap rokok kronis. -
Article No. 15167 | 09 Apr 2025
Klinis : Risiko gangguan pola napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Pola Napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan pedoman yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar.
Diagnosa keperawatan "Risiko Gangguan Pola Napas" mengacu pada potensi terjadinya perubahan dalam kedalaman, frekuensi, atau irama napas yang dapat mengganggu pertukaran gas, yang disebabkan oleh paparan asap rokok kronis. Hal ini dapat berdampak pada fungsi pernapasan dan kesehatan keluarga.
Tujuan Panjang:
Setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga selama 6 bulan, anggota keluarga yang berisiko mengalami gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis dapat mempertahankan pola napas yang efektif dan mencegah komplikasi kesehatan.
Tujuan Pendek:
1. Dalam waktu 1 minggu, anggota keluarga yang berisiko dapat menjelaskan penyebab, tanda, dan bahaya gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis.
2. Dalam waktu 2 minggu, anggota keluarga yang berisiko dapat mendemonstrasikan teknik pernapasan dalam yang efektif.
3. Dalam waktu 1 bulan, anggota keluarga yang berisiko dapat menunjukkan motivasi untuk berhenti merokok atau mengurangi paparan asap rokok.
Kriteria Hasil:
1. Anggota keluarga yang berisiko dapat menjelaskan penyebab, tanda, dan bahaya gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis.
2. Anggota keluarga yang berisiko dapat mendemonstrasikan teknik pernapasan dalam yang efektif.
3. Anggota keluarga yang berisiko dapat menunjukkan penurunan frekuensi merokok atau menghindari paparan asap rokok.
4. Anggota keluarga yang berisiko tidak mengalami komplikasi kesehatan akibat gangguan pola napas. -
Article No. 15168 | 09 Apr 2025
Klinis : Risiko gangguan pola napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan serta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Risiko gangguan pola napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis. Saya juga akan membuat tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut, dengan menggunakan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga) dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko gangguan pola napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko gangguan pola napas merupakan diagnosa keperawatan yang mengindikasikan kemungkinan terjadinya perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Pola Napas Efektif, yang mencakup pemeliharaan frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, Manajemen Ventilasi, serta Edukasi Kesehatan terkait faktor risiko gangguan pola napas.
Tujuan Panjang:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 bulan, anggota keluarga yang berisiko mengalami gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis akan mampu mempertahankan pola napas yang efektif.
Tujuan Pendek:
1. Setelah dilakukan edukasi selama 1 minggu, anggota keluarga yang berisiko akan dapat menjelaskan faktor risiko dan dampak paparan asap rokok kronis terhadap pola napas.
2. Setelah dilakukan intervensi selama 2 minggu, anggota keluarga yang berisiko akan mampu melakukan teknik relaksasi pernapasan untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
3. Setelah dilakukan evaluasi selama 1 bulan, anggota keluarga yang berisiko akan menunjukkan pola napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi pernapasan 12-20 kali/menit, kedalaman pernapasan yang adekuat, dan irama pernapasan yang teratur.
Kriteria Hasil:
1. Anggota keluarga yang berisiko dapat menjelaskan faktor risiko dan dampak paparan asap rokok kronis terhadap pola napas.
2. Anggota keluarga yang berisiko mampu melakukan teknik relaksasi pernapasan dengan benar.
3. Anggota keluarga yang berisiko menunjukkan pola napas yang efektif, dengan frekuensi pernapasan 12-20 kali/menit, kedalaman pernapasan yang adekuat, dan irama pernapasan yang teratur. -
Article No. 15169 | 09 Apr 2025
Klinis : Hipotensi (Tekanan Darah Rendah) berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan ketidakcukupan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan dalam kasus ini adalah kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Nutrisi: Status Gizi Baik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nutrisi, Edukasi Gizi, dan Pemantauan Cairan.
Tujuan Panjang:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 bulan, klien dan keluarga dapat mempertahankan status gizi yang baik dengan indeks massa tubuh (IMT) dalam rentang normal.
Tujuan Pendek:
1. Setelah diberikan edukasi gizi, klien dan keluarga dapat menyebutkan 3 jenis makanan yang mengandung nutrisi seimbang dalam 3 hari.
2. Setelah diberikan intervensi manajemen nutrisi, klien dapat memenuhi kebutuhan cairan sesuai rekomendasi perawat dalam 1 minggu.
3. Setelah diberikan intervensi pemantauan cairan, klien dapat mempertahankan tekanan darah dalam batas normal dalam 2 minggu.
Kriteria Hasil:
1. Klien dan keluarga dapat menyebutkan 3 jenis makanan yang mengandung nutrisi seimbang.
2. Klien dapat memenuhi kebutuhan cairan sesuai rekomendasi perawat.
3. Klien dapat mempertahankan tekanan darah dalam batas normal. -
Article No. 15170 | 09 Apr 2025
Klinis : Hipotensi (Tekanan Darah Rendah) berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipotensi (tekanan darah rendah) berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause. Saya juga akan membuat tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut, dengan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga), dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipotensi (Tekanan Darah Rendah) berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Hipotensi, yaitu penurunan tekanan darah di bawah nilai normal yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan volume cairan, perbaikan pola makan, dan stabilitas tanda-tanda vital.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen cairan, konseling gizi, dan terapi hormon.
Tujuan Panjang:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 4 minggu, anggota keluarga yang mengalami hipotensi akan menunjukkan peningkatan tekanan darah, peningkatan asupan cairan dan nutrisi yang seimbang, serta stabilitas tanda-tanda vital.
Tujuan Pendek:
1. Anggota keluarga yang mengalami hipotensi akan meningkatkan asupan cairan dan nutrisi yang seimbang sesuai rekomendasi perawat dalam 2 minggu.
2. Anggota keluarga yang mengalami hipotensi akan menunjukkan peningkatan tekanan darah ke dalam rentang normal dalam 3 minggu.
3. Anggota keluarga yang mengalami hipotensi akan menunjukkan stabilitas tanda-tanda vital dalam 4 minggu.
Kriteria Hasil:
1. Anggota keluarga dapat menjelaskan pentingnya asupan cairan dan nutrisi yang seimbang untuk mengatasi hipotensi.
2. Anggota keluarga dapat menerapkan pola makan yang sesuai rekomendasi perawat untuk meningkatkan asupan cairan dan nutrisi.
3. Anggota keluarga dapat memantau tekanan darah secara mandiri dan melaporkan peningkatan tekanan darah ke dalam rentang normal.
4. Anggota keluarga dapat menunjukkan stabilitas tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh, sesuai nilai normal.