Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15131 | 09 Apr 2025
Klinis : gatal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi gatal dari perspektif keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gatal berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Intoleransi Aktivitas". Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik, psikologis, kognitif, atau lingkungan.
Dalam kasus gatal, pasien mengalami ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari akibat sensasi gatal yang mengganggu. Gatal dapat menyebabkan pasien mengalami ketidaknyamanan dan mengganggu konsentrasi, sehingga berdampak pada kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan kondisi gatal dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas rutin sehari-hari tanpa mengalami keterbatasan yang signifikan akibat kondisi gatal.
2. Manajemen Gejala: Pasien dapat mengelola gejala gatal dengan efektif, sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan sensasi gatal yang mengganggu.
3. Kenyamanan: Pasien dapat merasakan kenyamanan secara fisik dan psikologis, serta dapat beristirahat dengan baik.
4. Pengetahuan: Pasien memahami faktor-faktor penyebab gatal, cara penanganan, dan strategi untuk mencegah atau mengendalikan gejala gatal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Gejala:
- Identifikasi penyebab gatal dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk pemberian terapi farmakologis (misalnya antihistamin).
- Anjurkan pasien untuk menghindari faktor pencetus gatal.
- Edukasi pasien tentang teknik-teknik mengurangi gatal, seperti kompres dingin, pelembab kulit, dan teknik relaksasi.
2. Manajemen Aktivitas:
- Identifikasi aktivitas yang terbatas atau tidak dapat dilakukan akibat gatal.
- Kolaborasi dengan pasien untuk menyusun rencana aktivitas yang sesuai dengan kemampuan dan toleransi pasien.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan mempertimbangkan kondisi gatal.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik-teknik mengatur energi dan mengoptimalkan aktivitas.
3. Peningkatan Kenyamanan:
- Identifikasi sumber ketidaknyamanan akibat gatal.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan gejala gatal.
- Terapkan intervensi untuk mengurangi sensasi gatal, seperti kompres dingin, pelembab kulit, dan terapi farmakologis.
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang cukup bagi pasien.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien.
4. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, faktor risiko, dan penatalaksanaan gatal.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang strategi manajemen gatal, seperti identifikasi pemicu, perawatan kulit, dan penggunaan obat yang tepat.
- Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi gatal, peran perawat adalah memfasilitasi pemulihan pasien, meningkatkan kenyamanan, dan membantu pasien mencapai kemandirian dalam mengelola kondisinya. Hal ini dilakukan melalui kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, edukasi, dan intervensi yang berpusat pada pasien. -
Article No. 15132 | 09 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal - gatal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal adalah Intoleransi Aktivitas. Intoleransi Aktivitas merupakan kondisi di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan. Dalam kasus gatal-gatal, pasien akan merasa terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena adanya perasaan gatal yang tidak nyaman.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan yang disebabkan oleh keluhan gatal-gatal.
2. Kenyamanan Meningkat: Pasien merasakan peningkatan kenyamanan dengan berkurangnya sensasi gatal.
3. Pengetahuan tentang Manajemen Gatal Meningkat: Pasien memahami strategi untuk mengelola keluhan gatal-gatal dan mencegah terjadinya kekambuhan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Gatal:
- Identifikasi penyebab dan faktor pencetus gatal-gatal.
- Ajarkan pasien teknik meredakan gatal, seperti penggunaan obat topikal, kompres dingin, dan menghindari iritasi kulit.
- Berikan edukasi terkait perawatan kulit yang tepat untuk mengurangi gatal.
2. Manajemen Kenyamanan:
- Kaji tanda-tanda ketidaknyamanan pasien akibat gatal-gatal.
- Berikan intervensi yang dapat meningkatkan kenyamanan, misalnya pemberian antihistamin atau analgesik.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, apoteker) untuk penanganan medis yang tepat.
3. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan pengelolaan gatal-gatal.
- Ajarkan pasien dan keluarga cara melakukan perawatan kulit yang tepat.
- Dorong pasien untuk mengidentifikasi dan menghindari faktor pencetus gatal-gatal.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas, merasakan kenyamanan yang lebih baik, serta memiliki pengetahuan yang memadai untuk mengelola keluhan gatal-gatal secara mandiri. Hal ini akan membantu pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Wassalamualaikum. -
Article No. 15133 | 09 Apr 2025
Klinis : penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda tanyakan terkait dengan penurunan curah jantung.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi penurunan curah jantung adalah "Penurunan Curah Jantung" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Penurunan curah jantung didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah:
1. Peningkatan Perfusi Jaringan: Pasien menunjukkan tanda-tanda peningkatan perfusi jaringan yang memadai, seperti kulit hangat dan kering, kadar oksigen dalam darah yang normal, dan tidak ada tanda-tanda penurunan suplai darah ke organ-organ vital.
2. Peningkatan Curah Jantung: Pasien menunjukkan peningkatan curah jantung yang optimal, yang ditandai dengan peningkatan volume sekuncup, frekuensi denyut jantung, dan tekanan darah dalam batas normal.
3. Manajemen Gejala: Pasien dapat mengelola gejala-gejala yang terkait dengan penurunan curah jantung, seperti kelelahan, dyspnea, dan pembengkakan ekstremitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan penurunan curah jantung:
1. Pemantauan Hemodinamik: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, irama jantung, tekanan darah, dan saturasi oksigen secara berkala untuk mendeteksi perubahan dalam status hemodinamik.
2. Manajemen Cairan: Memantau asupan dan keluaran cairan, serta melakukan intervensi untuk menjaga keseimbangan cairan yang optimal, seperti pemberian cairan intravena atau diuretik jika diperlukan.
3. Manajemen Gejala: Memberikan intervensi untuk mengatasi gejala-gejala yang terkait dengan penurunan curah jantung, seperti memberikan oksigen, mengatur posisi pasien, dan melakukan manajemen rasa nyeri.
4. Edukasi dan Konseling: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan tatalaksana penurunan curah jantung, serta membantu mereka dalam mengembangkan strategi manajemen diri yang efektif.
5. Kolaborasi Interprofesional: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, dan fisioterapis, untuk memberikan perawatan komprehensif dan meningkatkan luaran pasien.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan terstruktur untuk menangani kondisi penurunan curah jantung pada pasien. -
Article No. 15134 | 09 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit pinggang sejak dua bulan terakhir dan menjalar sampai ke kaki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit pinggang yang menjalar ke kaki.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan sakit pinggang sejak dua bulan terakhir dan menjalar sampai ke kaki, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Kronik" menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Nyeri kronik didefinisikan sebagai "Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan actual atau potensial yang berlangsung lebih dari tiga bulan". Karakteristik definisi ini sesuai dengan keluhan pasien yang telah berlangsung selama dua bulan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat mengontrol nyeri, yang ditandai dengan penurunan intensitas nyeri yang dirasakan pada skala nyeri.
2. Pasien dapat mempertahankan aktivitas fisik dan fungsional sehari-hari secara optimal.
3. Pasien dapat mengidentifikasi dan menerapkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi nyeri kronik.
4. Pasien dapat melaporkan pemahaman yang baik tentang penyebab dan manajemen nyeri kronik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pengkajian nyeri secara komprehensif, mencakup lokasi, karakteristik, durasi, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk penanganan nyeri secara multidisipliner.
3. Manajemen nyeri farmakologis, seperti pemberian analgesik atau obat-obatan lain yang sesuai.
4. Manajemen nyeri non-farmakologis, seperti terapi kompres hangat/dingin, teknik relaksasi, distraksi, dan terapi modalitas lainnya.
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab nyeri, manajemen nyeri, serta peran pasien dalam penanganannya.
6. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk intervensi latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan aktivitas dan fungsional pasien.
7. Identifikasi dan pemberian dukungan untuk strategi koping pasien dalam menghadapi nyeri kronik.
8. Pemantauan respons pasien terhadap intervensi dan modifikasi rencana asuhan keperawatan jika diperlukan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu dapat mengontrol nyeri, mempertahankan aktivitas fisik dan fungsional, mengidentifikasi dan menerapkan strategi koping yang efektif, serta memahami penyebab dan manajemen nyeri kronik. -
Article No. 15135 | 09 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam dan mimisan sejak 2 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan demam dan mimisan sejak 2 hari yang lalu.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu demam dan mimisan sejak 2 hari yang lalu, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Perdarahan Aktif (00206)
Definisi: Peningkatan risiko terjadinya kehilangan darah secara spontan atau tidak terkendali.
Karakteristik Definisi:
- Adanya penyakit atau kondisi yang meningkatkan risiko perdarahan
- Adanya riwayat perdarahan sebelumnya
- Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya gangguan pembekuan darah
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Kontrol Perdarahan (1bow)
Kriteria Hasil:
- Perdarahan dapat dikendalikan
- Tidak terjadi komplikasi perdarahan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak terjadi anemia
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Pemantauan Tanda Vital (6720)
Tujuan: Mengidentifikasi perubahan status kesehatan pasien.
Aktivitas:
- Pantau tanda-tanda vital secara rutin (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah)
- Catat dan dokumentasikan temuan
- Laporkan perubahan yang signifikan kepada tenaga kesehatan
2. Manajemen Perdarahan (4010)
Tujuan: Mengendalikan perdarahan dan mencegah komplikasi.
Aktivitas:
- Identifikasi sumber dan penyebab perdarahan
- Berikan kompres dingin pada area perdarahan
- Berikan obat-obatan yang dapat memperbaiki pembekuan darah sesuai dengan instruksi tenaga kesehatan
- Pantau tanda-tanda perdarahan
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien
3. Edukasi Kesehatan (5510)
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien tentang kondisi kesehatan dan pengelolaannya.
Aktivitas:
- Jelaskan penyebab, tanda, dan gejala perdarahan
- Ajarkan teknik manajemen diri untuk mengendalikan perdarahan
- Berikan informasi tentang pentingnya mematuhi pengobatan dan tindak lanjut
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mengendalikan perdarahan, mencegah komplikasi, dan mempertahankan status kesehatan yang optimal. -
Article No. 15136 | 09 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam, batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan demam, batuk, dan pilek:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031). Diagnosa ini dipilih karena pasien menunjukkan gejala-gejala yang menghambat fungsi pernapasan yang normal, seperti demam, batuk, dan pilek.
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membuang sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka. Faktor yang berhubungan dengan diagnosa ini adalah peningkatan produksi sekret, ketidakmampuan batuk efektif, dan obstruksi jalan napas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk pasien dengan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah:
a. Pemeliharaan Jalan Napas (0410)
- Indikator: Frekuensi pernapasan dalam batas normal, irama pernapasan teratur, suara napas bersih.
b. Pengendalian Batuk (0490)
- Indikator: Batuk produktif, frekuensi batuk berkurang, kemampuan mengosongkan sekret.
c. Pengendalian Demam (0800)
- Indikator: Suhu tubuh dalam batas normal, tanda-tanda vital stabil, nyaman.
Pencapaian luaran/output ini menunjukkan bahwa jalan napas pasien telah kembali efektif, batuk dapat dikendalikan, dan demam dapat diatasi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) pada pasien dengan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah:
a. Manajemen Jalan Napas (3300)
- Pertahankan jalan napas terbuka dengan posisi semi-fowler atau fowler
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Lakukan suction endotrakeal atau nasal jika diperlukan
- Berikan humidifikasi udara
b. Manajemen Batuk (3440)
- Anjurkan teknik batuk efektif
- Berikan obat ekspektoran atau mukolitik sesuai resep
- Anjurkan minum air hangat yang cukup
c. Manajemen Demam (3740)
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan antipiretik sesuai resep
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Pertahankan asupan cairan yang adekuat
Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka, mengendalikan batuk, dan mengatasi demam sehingga dapat mencapai luaran/output yang diharapkan.
Penjelasan di atas disampaikan dengan tone akademis dan persona pakar nurse. Saya telah memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta. Jika ada pertanyaan atau hal yang kurang jelas, silakan tanyakan kembali. -
Article No. 15137 | 09 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit perut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit perut adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah tersebut (NANDA-I, 2018). Dalam kasus ini, pasien mengalami rasa sakit pada bagian perut, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pencernaan, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pengurangan Nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri pada skala nyeri yang digunakan.
2. Pengetahuan Manajemen Nyeri: Pasien dapat mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif.
3. Kemampuan Aktivitas Sehari-hari: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah dan tanpa adanya keterbatasan akibat nyeri.
4. Kepuasan terhadap Pengelolaan Nyeri: Pasien dapat menyatakan kepuasan terhadap pengelolaan nyeri yang diberikan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pengkajian Nyeri: Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, mencakup lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Manajemen Nyeri: Memberikan analgesik sesuai instruksi medis, mengajarkan teknik nonfarmakologis (seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin), dan memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
3. Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab nyeri, strategi manajemen nyeri, dan pentingnya kepatuhan dalam mengelola nyeri.
4. Kolaborasi Interdisipliner: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter, ahli gizi, ahli fisioterapi) untuk menangani akar penyebab nyeri secara komprehensif.
5. Pemantauan dan Evaluasi: Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk menilai efektivitas intervensi dalam mencapai luaran yang diharapkan.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien dalam mengelola nyeri akut yang dialami, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 15138 | 09 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit perut sejak 2 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit perut sejak 2 hari yang lalu:
a. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Nyeri akut".
b. Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
c. Karakteristik Definisi:
i. Laporan pasien tentang nyeri perut
ii. Ekspresi wajah mengernyit
iii. Gerakan protektif untuk menghindari nyeri
iv. Perubahan tanda-tanda vital (mis., tekanan darah, nadi, pernapasan)
v. Perubahan perilaku (mis., gelisah, tidak tenang)
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Tujuan Umum: Pasien dapat mengendalikan nyeri perut.
b. Kriteria Hasil:
i. Pasien melaporkan nyeri perut berkurang.
ii. Pasien dapat menunjukkan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
iii. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
iv. Pasien menunjukkan perilaku yang tenang dan kooperatif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pengkajian Nyeri:
i. Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, frekuensi, durasi, dan faktor yang memengaruhi nyeri.
ii. Gunakan alat ukur nyeri yang sesuai (misalnya, skala numerik, skala visual analog).
b. Manajemen Nyeri:
i. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
ii. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menentukan penyebab nyeri dan pengobatan yang tepat.
iii. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
iv. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
c. Pemantauan dan Evaluasi:
i. Pantau tanda-tanda vital secara teratur.
ii. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
iii. Lakukan dokumentasi lengkap terkait perkembangan kondisi pasien.
Dengan menggunakan diagnosa keperawatan SDKI "Nyeri akut", menetapkan luaran/output SLKI untuk mengendalikan nyeri perut, serta menerapkan intervensi keperawatan SIKI yang komprehensif, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu pasien mengatasi keluhan sakit perut yang dialaminya. -
Article No. 15139 | 09 Apr 2025
Klinis : sdki d 0054
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
d 0054 - Intoleransi Aktivitas adalah kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau yang diperlukan, yang berhubungan dengan kelelahan, kelemahan, atau kurangnya energi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Intoleransi Aktivitas mencakup peningkatan toleransi terhadap aktivitas, peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas, dan peningkatan kemampuan dalam mengelola energi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas antara lain:
1. Manajemen Energi: Mengatur pola aktivitas dan istirahat, serta menerapkan teknik konservasi energi.
2. Terapi Aktivitas: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas fisik secara bertahap dan aman.
3. Edukasi: Memberikan informasi dan mengajarkan pasien tentang manajemen energi dan strategi dalam melakukan aktivitas.
Sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan Intoleransi Aktivitas dan menyusun rencana perawatan yang komprehensif untuk membantu pasien meningkatkan toleransi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 15140 | 09 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar dalam bidang keperawatan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien dengan keluhan batuk berdarah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor yang Berhubungan: Adanya sekresi berlebih, perubahan struktural, dan disfungsi neuromuskular.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Status Respirasi
- Indikator: Frekuensi napas, irama napas, kedalaman napas, bunyi napas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki jalan napas yang terbuka.
- Aktivitas: Identifikasi penyebab, auskultasi bunyi napas, lakukan tindakan batuk efektif, berikan oksigen, kolaborasi pemberian bronkodilator, dan edukasi pasien.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan batuk berdarah dapat mengalami diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Hal ini disebabkan oleh adanya sekresi atau obstruksi pada saluran napas yang mengganggu kemampuan pasien untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka. Perawat perlu melakukan intervensi Manajemen Jalan Napas untuk mengatasi masalah ini, dengan aktivitas seperti mengidentifikasi penyebab, melakukan auskultasi, memfasilitasi batuk efektif, memberikan oksigen, dan kolaborasi dengan pemberian bronkodilator. Luaran yang diharapkan adalah status respirasi pasien yang membaik, seperti frekuensi napas, irama napas, kedalaman napas, dan bunyi napas yang normal.