Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17128 | 11 May 2025
Klinis : Tentukan diagnosis dan implementasi dari kasus Pasien perempuan, usia 66 tahun datang ke rumah sakit karena cairan dialisis dari CAPD menjadi keruh sejak 4 hari lalu disertai dengan rasa nyeri di seluruh perut. Pasien tersebut didiagnosis CKD derajat V sejak 5 tahun yang lalu dan sudah menggunakan CAPD selama 4,5 tahun. Dalam 6 bulan terakhir, cairan dialisis pasien keruh berulang sebanyak 3 kali disertai dengan munculnya benjolan seperti bisul dan luka di jalur keluar CAPD. Dari hasil laboratorium didapatkan CRP kuantitatif 17,9 mg/L, prokalsitonin 5,68 ng/mL, cairan dialisis peritoneal keruh, dan jumlah sel 2823 sel/uL. Dari kultur cairan dialisis didapatkan bakteri Streptococcus alphahemolytic, sehingga pasien didiagnosis CAPD terinfeksi, kemudian diberikan terapi vankomisin intraperitoneal berdasarkan kepekaan antibiotik pasien. Karena telah mengalami CAPD terinfeksi berulang, maka dipertimbangkan mengubah dialisis menjadi hemodialisis untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pasien yang menjalani kedua modalitas dialisis tersebut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat ditetapkan, beserta penjelasan singkatnya:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Kode: 00085
b. Judul: Infeksi
c. Definisi: Keadaan individu dengan invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen yang mengganggu fungsi normal dari tubuh.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI:
a. Kode: 00004
b. Judul: Manajemen Kesehatan
c. Definisi: Kemampuan untuk mengatur dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI:
a. Kode: 30001
b. Judul: Manajemen Infeksi
c. Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi infeksi.
Implementasi yang dapat dilakukan terkait dengan diagnosa keperawatan tersebut antara lain:
1. Manajemen Infeksi (30001):
a. Lakukan observasi tanda-tanda infeksi, seperti cairan dialisis yang keruh, nyeri pada perut, dan adanya luka atau benjolan di jalur keluar CAPD.
b. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik sesuai hasil kultur, dalam hal ini vankomisin intraperitoneal.
c. Ajarkan pasien tentang perawatan kateter CAPD yang benar untuk mencegah infeksi berulang.
d. Pantau parameter laboratorium terkait infeksi, seperti CRP dan prokalsitonin.
2. Manajemen Kesehatan (00004):
a. Diskusikan dengan pasien mengenai rencana perubahan modalitas dialisis dari CAPD ke hemodialisis untuk mengevaluasi kualitas hidup pasien.
b. Bantu pasien dalam menyesuaikan diri dengan perubahan modalitas dialisis yang akan dilakukan.
c. Edukasi pasien mengenai pentingnya kepatuhan terhadap regimen pengobatan dan perawatan diri untuk mencegah komplikasi.
d. Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait perawatan kesehatan.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif antara perawat, tim medis, dan pasien, diharapkan pasien dapat mengatasi infeksi CAPD yang berulang dan memperoleh kualitas hidup yang lebih baik melalui perubahan modalitas dialisis yang tepat. -
Article No. 17129 | 11 May 2025
Klinis : Tentukan diagnosis dan implementasi nyeri akut dari kasus Pasien perempuan, usia 66 tahun datang ke rumah sakit karena cairan dialisis dari CAPD menjadi keruh sejak 4 hari lalu disertai dengan rasa nyeri di seluruh perut. Pasien tersebut didiagnosis CKD derajat V sejak 5 tahun yang lalu dan sudah menggunakan CAPD selama 4,5 tahun. Dalam 6 bulan terakhir, cairan dialisis pasien keruh berulang sebanyak 3 kali disertai dengan munculnya benjolan seperti bisul dan luka di jalur keluar CAPD. Dari hasil laboratorium didapatkan CRP kuantitatif 17,9 mg/L, prokalsitonin 5,68 ng/mL, cairan dialisis peritoneal keruh, dan jumlah sel 2823 sel/uL. Dari kultur cairan dialisis didapatkan bakteri Streptococcus alphahemolytic, sehingga pasien didiagnosis CAPD terinfeksi, kemudian diberikan terapi vankomisin intraperitoneal berdasarkan kepekaan antibiotik pasien. Karena telah mengalami CAPD terinfeksi berulang, maka dipertimbangkan mengubah dialisis menjadi hemodialisis untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pasien yang menjalani kedua modalitas dialisis tersebut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai Perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang dapat diterapkan untuk kasus Pasien perempuan, usia 66 tahun dengan nyeri akut berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut (NANDA-I, 2018).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1605
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Tingkat kemampuan untuk mengendalikan rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1400
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pengurangan rasa nyeri hingga ke tingkat yang dapat ditoleransi oleh pasien.
Implementasi Keperawatan untuk Nyeri Akut:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor pencetus nyeri.
2. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kompres.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, dan fisioterapis, untuk penanganan nyeri yang komprehensif.
5. Dokumentasikan respon pasien terhadap intervensi yang diberikan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih. -
Article No. 17130 | 11 May 2025
Klinis : Ny. A, seorang guru TK berusia 28 tahun, dibawa ke IGD RS dengan kondisi gawat darurat setelah tiga hari mengalami demam tinggi mencapai 39°C disertai munculnya ruam merah yang dengan cepat berubah menjadi lepuh-lepuh besar berisi cairan di seluruh wajah, dada, dan lengan. Pasien mengeluhkan nyeri hebat yang digambarkan seperti terbakar dengan intensitas 8/10 pada skala nyeri, dimana rasa sakit tersebut muncul secara spontan dan semakin parah ketika kulit yang terkena tersentuh atau bergesekan dengan pakaian. Nyeri ini bersifat terus-menerus dan sangat mengganggu terutama di area bibir dan tangan, membuat pasien tidak mampu melakukan aktivitas sederhana sekalipun seperti membuka mata atau menelan ludah. Riwayat penyakit mengungkapkan bahwa gejala muncul 24 jam setelah pasien mengkonsumsi kombinasi paracetamol dan ibuprofen untuk mengatasi sakit kepala dan demam. Perkembangan gejala yang sangat cepat ini disertai dengan mata merah berair dan munculnya luka-luka di dalam mulut yang membuat pasien sama sekali tidak bisa makan atau minum. Riwayat kesehatan masa lalu pasien menunjukkan adanya alergi terhadap sulfonamide saat kecil dan pernah mengalami reaksi kulit ringan terhadap beberapa jenis antibiotik. Latar belakang keluarga pasien memperlihatkan kecenderungan alergi dan atopi yang kuat dimana ibunya pernah mengalami ruam obat setelah mengkonsumsi amoxicillin dan adik kandungnya menderita asma serta alergi lateks. Kakek dari pihak ibu diketahui memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2 sedangkan neneknya menderita asma kronis. Secara fisiologis, kondisi pasien sangat terganggu dimana asupan makanan dan cairan berkurang drastis akibat nyeri hebat di mulut, pola tidur tidak teratur karena rasa tidak nyaman yang konstan, dan kemampuan bergerak sangat terbatas akibat lesi kulit yang luas. Dari sisi psikologis, pasien tampak sangat cemas dan terus bertanya apakah kulitnya akan kembali normal, sering menangis ketika mengingat anaknya yang masih kecil, serta menunjukkan tanda-tanda depresi reaktif terhadap perubahan fisik yang dialaminya. Pemeriksaan fisik menyeluruh menunjukkan konjungtiva mata yang sangat merah dengan pembengkakan kelopak mata, bibir pecah-pecah dan berdarah, serta bula-bula besar yang mulai mengelupas di sekitar 30% permukaan tubuh terutama di dada, punggung, dan ekstremitas. Tanda-tanda vital saat masuk menunjukkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 98 kali per menit, frekuensi pernapasan 22 kali per menit, suhu tubuh 38.5°C, dan saturasi oksigen 96% pada udara ruangan. Hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih (12.000/µL) dan kadar CRP yang tinggi (45 mg/L), sementara biopsi kulit mengkonfirmasi adanya nekrosis keratinosit dan pembentukan bula subepidermal yang khas untuk SJS. Tes kulit tambahan menunjukkan reaksi positif terhadap NSAID. Tim medis segera memulai terapi agresif berupa pemberian methylprednisolon intravena dosis 40 mg setiap 12 jam untuk menekan reaksi imun berlebihan, cairan infus RL 2000 mL per hari untuk menjaga keseimbangan cairan, serta paracetamol intravena untuk mengendalikan nyeri dengan menghindari sama sekali penggunaan NSAID. Perawatan luka dilakukan secara steril menggunakan silver sulfadiazine 1% untuk lesi kulit dan lidocaine gel 2% untuk mengurangi nyeri di area mulut. Pasien diisolasi di ruangan khusus untuk mencegah infeksi sekunder dan diawasi ketat terhadap kemungkinan berkembangnya sepsis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI
1. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- Karakteristik: Nyeri hebat yang disebabkan oleh reaksi alergi, dengan skala nyeri 8/10 yang digambarkan seperti terbakar, semakin parah saat kulit tersentuh atau bergesekan dengan pakaian.
2. Risiko infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat berkompromi terhadap kesehatan.
- Karakteristik: Lesi kulit yang luas dan terbuka, pemberian steroid sistemik, serta perawatan luka yang membutuhkan teknik aseptik.
3. Gangguan integritas kulit
- Definisi: Kerusakan epidermis dan/atau dermis.
- Karakteristik: Adanya bula-bula besar yang mengelupas di sekitar 30% permukaan tubuh, terutama di dada, punggung, dan ekstremitas.
4. Gangguan pola tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Karakteristik: Pola tidur tidak teratur akibat rasa tidak nyaman yang konstan.
5. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik: Asupan makanan dan cairan berkurang drastis akibat nyeri hebat di mulut.
6. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak diketahui atau tidak jelas.
- Karakteristik: Pasien tampak sangat cemas dan sering menangis ketika mengingat anaknya yang masih kecil.
7. Perubahan citra tubuh
- Definisi: Perubahan persepsi dan perasaan tentang penampilan fisik.
- Karakteristik: Pasien terus bertanya apakah kulitnya akan kembali normal, menunjukkan tanda-tanda depresi reaktif terhadap perubahan fisik yang dialaminya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Nyeri terkontrol
- Kriteria hasil: Nyeri berkurang, pasien mampu mengontrol nyeri, dan tidak ada tanda-tanda komplikasi.
2. Infeksi tidak terjadi
- Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi, luka membaik, dan tidak ada demam.
3. Integritas kulit membaik
- Kriteria hasil: Lesi kulit mulai mengering dan epitelisasi, serta tidak ada komplikasi.
4. Pola tidur membaik
- Kriteria hasil: Pasien dapat tidur dengan nyaman, tidak ada gangguan tidur, dan merasa lebih istirahat.
5. Status nutrisi membaik
- Kriteria hasil: Asupan nutrisi dan cairan adekuat, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, dan berat badan stabil.
6. Kecemasan berkurang
- Kriteria hasil: Pasien lebih tenang, dapat mengekspresikan perasaan, dan memiliki strategi koping yang efektif.
7. Citra tubuh positif
- Kriteria hasil: Pasien menerima perubahan pada tampilan fisik, mampu beradaptasi, dan menunjukkan peningkatan harga diri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis
- Lakukan tindakan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi, distraksi)
- Pantau efektivitas manajemen nyeri
2. Pencegahan Infeksi
- Lakukan perawatan luka secara steril
- Pastikan lingkungan pasien bersih dan terkendali
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik dan imunosupresan
3. Perawatan Luka
- Bersihkan luka secara lembut
- Aplikasikan salep atau gel sesuai instruksi
- Ganti balutan secara teratur
- Pantau perkembangan luka
4. Manajemen Tidur
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
- Monitor pola dan kualitas tidur
5. Manajemen Nutrisi
- Sediakan makanan dan minuman yang mudah dikonsumsi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi
- Pantau asupan dan status nutrisi
6. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan
- Ajarkan teknik meredakan kecemasan (misalnya relaksasi, visualisasi)
- Libatkan keluarga dalam proses penyembuhan
7. Peningkatan Citra Tubuh
- Bantu pasien mengekspresikan perasaan tentang perubahan fisik
- Berikan informasi tentang proses penyembuhan dan perkiraan pemulihan
- Dorong pasien untuk terlibat dalam perawatan diri dan aktivitas yang meningkatkan harga diri
- Libatkan konselor atau psikolog jika diperlukan -
Article No. 17131 | 11 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang disajikan, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
Penyebab Potensial: Sekret yang berlebihan, infeksi saluran pernapasan.
Karakteristik Mayor: Batuk tidak efektif, suara napas bronkial.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab Potensial: Kelemahan fisik, malnutrisi.
Karakteristik Mayor: Kelelahan, kehilangan nafsu makan.
3. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Penyebab Potensial: Proses penyakit.
Karakteristik Mayor: Demam.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk dan mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Suara napas bronkial berkurang.
- Frekuensi napas dalam batas normal.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan.
- Nafsu makan membaik.
3. Suhu Tubuh Normal
- Suhu tubuh kembali dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda hipertermia.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Monitor pola napas dan suara napas.
- Auskultasi suara napas.
- Berikan postural drainage dan batuk efektif.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi pemberian terapi bronkodilator dan mukolitik.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Evaluasi kemampuan dan toleransi aktivitas pasien.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Berikan edukasi tentang manajemen energi.
- Kolaborasi pemberian nutrisi yang adekuat.
3. Manajemen Hipertermia
- Monitor suhu tubuh secara teratur.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai kebutuhan.
- Berikan antipiretik sesuai indikasi.
- Upayakan lingkungan yang nyaman dan sejuk.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengatasi masalah pernapasan, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mengendalikan demam pada pasien dengan diagnosis tuberkulosis paru. Kolaborasi dengan tim medis lainnya sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 17132 | 11 May 2025
Klinis : Pasien berusia 56 tahun, datang ke igd dengan luka melepuh terkena wajan panas sejak 1 minggu lalu, pasien memiliki diabetes melitus, dirujuk kebangsal bedah untuk melakukan operasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan solusi yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kerusakan Integritas Kulit (00046)
- Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
- Karakteristik Definisi: Luka, kerusakan jaringan, adanya perubahan warna kulit, dan gangguan penyembuhan luka.
- Faktor Terkait: Diabetes Melitus, paparan suhu tinggi, usia lanjut.
2. Risiko Infeksi (00004)
- Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Riwayat infeksi sebelumnya, paparan lingkungan yang tidak steril, dan penurunan sistem imun.
- Faktor Terkait: Diabetes Melitus, luka terbuka, usia lanjut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Integritas Kulit (1101)
- Indikator:
- Kerusakan jaringan membaik
- Luka tertutup
- Penyembuhan luka progresif
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Kontrol Risiko (1902)
- Indikator:
- Mengenali faktor risiko
- Mengambil tindakan untuk mengurangi risiko
- Tidak ada komplikasi yang timbul
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka (3660)
- Tujuan: Memfasilitasi penyembuhan luka dan mencegah komplikasi.
- Aktivitas:
- Melakukan pengkajian luka secara komprehensif
- Memilih jenis balutan yang sesuai
- Melakukan perawatan luka secara aseptik
- Memantau tanda-tanda infeksi
- Mengoptimalkan nutrisi pasien
2. Peningkatan Sistem Imun (6610)
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
- Aktivitas:
- Mengidentifikasi faktor risiko penurunan sistem imun
- Membantu pasien dalam mengontrol diabetes Melitus
- Memfasilitasi istirahat yang cukup
- Mengoptimalkan asupan nutrisi pasien
3. Manajemen Risiko (6480)
- Tujuan: Mengidentifikasi dan mengurangi risiko komplikasi.
- Aktivitas:
- Mengkaji faktor risiko komplikasi
- Mengembangkan strategi untuk mengurangi risiko
- Memantau tanda-tanda komplikasi
- Melibatkan pasien dan keluarga dalam manajemen risiko
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai pemulihan integritas kulit, kontrol risiko infeksi, dan mencegah komplikasi lainnya. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter bedah, juga diperlukan untuk menangani kondisi pasien secara holistik. -
Article No. 17133 | 11 May 2025
Klinis : Tentukan implementasi risiko infeksi dari kasus Pasien perempuan, usia 66 tahun datang ke rumah sakit karena cairan dialisis dari CAPD menjadi keruh sejak 4 hari lalu disertai dengan rasa nyeri di seluruh perut. Pasien tersebut didiagnosis CKD derajat V sejak 5 tahun yang lalu dan sudah menggunakan CAPD selama 4,5 tahun. Dalam 6 bulan terakhir, cairan dialisis pasien keruh berulang sebanyak 3 kali disertai dengan munculnya benjolan seperti bisul dan luka di jalur keluar CAPD. Dari hasil laboratorium didapatkan CRP kuantitatif 17,9 mg/L, prokalsitonin 5,68 ng/mL, cairan dialisis peritoneal keruh, dan jumlah sel 2823 sel/uL. Dari kultur cairan dialisis didapatkan bakteri Streptococcus alphahemolytic, sehingga pasien didiagnosis CAPD terinfeksi, kemudian diberikan terapi vankomisin intraperitoneal berdasarkan kepekaan antibiotik pasien. Karena telah mengalami CAPD terinfeksi berulang, maka dipertimbangkan mengubah dialisis menjadi hemodialisis untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pasien yang menjalani kedua modalitas dialisis tersebut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi (10002)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi (10005)
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau meminimalkan penyebaran infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Risiko Infeksi (10002)
Definisi: Identifikasi, pemantauan, dan pengendalian faktor-faktor yang meningkatkan risiko infeksi.
Implementasi Risiko Infeksi:
1. Kaji tanda dan gejala infeksi, seperti demam, nyeri, kemerahan, bengkak, dan cairan tubuh yang keruh.
2. Identifikasi faktor risiko infeksi, seperti prosedur invasif (CAPD), komorbiditas (CKD derajat V), dan riwayat infeksi berulang.
3. Pantau tanda-tanda vital dan hasil pemeriksaan laboratorium yang terkait dengan infeksi, seperti CRP, prokalsitonin, dan kultur cairan dialisis.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi antibiotik yang sesuai.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi, termasuk perawatan akses CAPD yang benar.
6. Pertimbangkan perubahan modalitas dialisis dari CAPD ke hemodialisis jika infeksi berulang terjadi untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pasien. -
Article No. 17134 | 11 May 2025
Klinis : Pasien berusia 56 tahun, datang ke igd dengan luka melepuh terkena wajan panas sejak 1 minggu lalu, pasien memiliki diabetes melitus, dirujuk kebangsal bedah untuk melakukan operasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan dengan kasus pasien tersebut, sesuai dengan panduan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
### **Diagnosa Keperawatan:**
**1. Gangguan Integritas Jaringan (SDKI: 2.1.1)**
**Definisi:** Kerusakan jaringan kulit dan/atau struktur di bawahnya akibat luka bakar (derajat II) dan kondisi penyembuhan yang terhambat oleh diabetes melitus.
**Luaran (SLKI):**
- **Penyembuhan Luka Mencapai Kriteria yang Diharapkan (SLKI: 2.1.1.1)**
- Penurunan ukuran luka, tidak ada tanda infeksi (eritema, pus, edema), dan regenerasi jaringan.
**Intervensi (SIKI):**
- **Perawatan Luka (SIKI: 2.1.1.1)**
- Membersihkan luka dengan teknik aseptik, memantau tanda infeksi, dan memberikan balutan sesuai indikasi.
- **Manajemen Nyeri (SIKI: 1.7.1.1)**
- Mengkaji tingkat nyeri, memberikan analgesik sesuai resep, dan teknik non-farmakologis (distraksi, posisi nyaman).
- **Edukasi Perawatan Luka (SIKI: 2.1.1.2)**
- Memberikan informasi tentang perawatan luka di rumah, tanda-tanda infeksi, dan pentingnya kontrol gula darah.
---
**2. Risiko Infeksi (SDKI: 1.5.1)**
**Definisi:** Peningkatan kerentanan terhadap invasi patogen akibat luka terbuka, gangguan sirkulasi, dan hiperglikemia (diabetes melitus).
**Luaran (SLKI):**
- **Tidak Terjadi Infeksi (SLKI: 1.5.1.1)**
- Luka bersih, tidak ada demam, leukosit dalam batas normal, dan tidak ada pus.
**Intervensi (SIKI):**
- **Pencegahan Infeksi (SIKI: 1.5.1.1)**
- Menerapkan prinsip aseptik, memantau tanda vital, dan memastikan terapi antibiotik jika diperlukan.
- **Manajemen Diabetes (SIKI: 3.1.1.1)**
- Memonitor kadar gula darah, kolaborasi pemberian insulin, dan edukasi diet diabetes.
---
**3. Ansietas (SDKI: 3.3.1)**
**Definisi:** Perasaan khawatir terkait prosedur operasi dan prognosis penyembuhan luka.
**Luaran (SLKI):**
- **Ansietas Terkontrol (SLKI: 3.3.1.1)**
- Pasien mampu mengungkapkan perasaan, menggunakan koping adaptif, dan kooperatif selama perawatan.
**Intervensi (SIKI):**
- **Dukungan Emosional (SIKI: 3.3.1.1)**
- Memberikan informasi jelas tentang prosedur operasi, mendengarkan keluhan pasien, dan teknik relaksasi.
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Kode SDKI/SLKI/SIKI** mengacu pada buku standar PPNI edisi terbaru.
- **Kolaborasi dengan tim bedah dan ahli gizi** diperlukan untuk manajemen luka dan kontrol glikemik.
- **Pemantauan ketat** terhadap tanda sepsis (demam, leukositosis) dan neuropati diabetik.
Semoga penjelasan ini dapat menjadi panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Jika memerlukan penyesuaian lebih lanjut, konsultasikan dengan tim multidisiplin.
*(Ditulis dalam format RTF sesuai permintaan, menggunakan bahasa formal dan akademis.)* -
Article No. 17135 | 11 May 2025
Klinis : Pasien berusia 56 tahun, datang ke igd dengan luka melepuh terkena wajan panas sejak 1 minggu lalu, pasien memiliki diabetes melitus, dirujuk kebangsal bedah untuk melakukan operasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu (00046)
- Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
- Kode SDKI: D.0022
- Kode SLKI: KT-2
- Kode SIKI: I-2
2. Risiko Infeksi (00004)
- Definisi: Meningkatnya risiko invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Kode SDKI: R.0020
- Kode SLKI: KT-3
- Kode SIKI: I-3
3. Manajemen Nutrisi Tidak Efektif (00210)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk merencanakan, memilih, dan mengonsumsi makanan dan cairan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Kode SDKI: N.0030
- Kode SLKI: KN-1
- Kode SIKI: N-1
4. Nyeri Akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Kode SDKI: N.0037
- Kode SLKI: KP-2
- Kode SIKI: N-2
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi kumpulan diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi kumpulan intervensi/tindakan keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi kumpulan intervensi/tindakan keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
Kode-kode yang diberikan untuk masing-masing diagnosa keperawatan, intervensi, dan tindakan keperawatan merupakan kode unik yang ditetapkan oleh PPNI untuk memudahkan identifikasi dan penggunaannya dalam praktik keperawatan. -
Article No. 17136 | 11 May 2025
Klinis : Pasien berusia 56 tahun, datang ke igd dengan luka melepuh terkena wajan panas sejak 1 minggu lalu, pasien memiliki diabetes melitus, dirujuk kebangsal bedah untuk melakukan operasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu pasien berusia 56 tahun, datang ke IGD dengan luka melepuh terkena wajan panas sejak 1 minggu lalu, memiliki diabetes melitus, dan dirujuk ke bangsal bedah untuk melakukan operasi, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi
Pasien memiliki risiko tinggi mengalami infeksi akibat luka bakar yang dialami. Luka bakar yang tidak segera ditangani dengan baik dapat menjadi rentan terinfeksi, terutama pada pasien dengan diabetes melitus yang menyebabkan penurunan sistem imun.
2. Gangguan Integritas Kulit
Pasien mengalami luka bakar pada kulit yang menyebabkan kerusakan integritas kulit. Luka bakar dapat mengakibatkan kerusakan pada lapisan epidermis, dermis, dan bahkan hypodermis, sehingga perlu penanganan yang tepat.
3. Nyeri Akut
Pasien mengalami nyeri akut akibat luka bakar yang dialami. Nyeri dapat menjadi kendala dalam proses penyembuhan luka dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi
- Kriteria Hasil:
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka
- Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
- Tidak terjadi peningkatan leukosit
- Indicator Hasil:
- Kulit tidak kemerahan, bengkak, atau panas
- Tidak ada drainase/eksudat pada luka
- Tidak ada peningkatan nyeri pada luka
2. Gangguan Integritas Kulit
- Kriteria Hasil:
- Luka bakar memperlihatkan proses penyembuhan yang adekuat
- Tidak terjadi komplikasi akibat luka bakar
- Pasien dapat melakukan perawatan luka secara mandiri
- Indikator Hasil:
- Luka bakar mulai menutup dan terbentuk jaringan granulasi
- Tidak terjadi infeksi pada luka
- Pasien dapat melakukan perawatan luka sesuai instruksi
3. Nyeri Akut
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengontrol nyeri dengan baik
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman
- Indikator Hasil:
- Pasien dapat mengidentifikasi strategi pengurangan nyeri yang efektif
- Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dan mobilisasi dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi pada pasien
- Lakukan perawatan luka bakar sesuai prosedur
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka bakar dan pencegahan infeksi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian terapi antibiotik, debridemen, dan tindakan lainnya
2. Gangguan Integritas Kulit
- Lakukan penilaian dan observasi luka bakar secara berkala
- Lakukan perawatan luka bakar sesuai prinsip perawatan luka
- Berikan perawatan kulit dan pelembab untuk mencegah kekeringan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka bakar di rumah
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk intervensi perawatan luka dan pemberian terapi lainnya
3. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk pengurangan nyeri
- Ajarkan teknik manajemen nyeri kepada pasien dan keluarga
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian terapi analgesik
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Risiko Infeksi: Pasien memiliki risiko tinggi mengalami infeksi akibat luka bakar yang dialami, terutama dengan kondisi diabetes melitus yang dapat menurunkan sistem imun. Infeksi dapat menghambat proses penyembuhan luka dan membahayakan kondisi pasien.
- Gangguan Integritas Kulit: Pasien mengalami luka bakar pada kulit yang menyebabkan kerusakan integritas kulit mulai dari lapisan epidermis, dermis, hingga hypodermis. Hal ini perlu penanganan yang tepat untuk memulihkan integritas kulit.
- Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri akut akibat luka bakar yang dialami. Nyeri dapat menjadi kendala dalam proses penyembuhan luka dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Risiko Infeksi: Kriteria dan indikator hasil yang diharapkan adalah tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka, tidak terjadi peningkatan suhu tubuh dan leukosit, serta kulit tidak kemerahan, bengkak, atau panas.
- Gangguan Integritas Kulit: Kriteria dan indikator hasil yang diharapkan adalah luka bakar memperlihatkan proses penyembuhan yang adekuat, tidak terjadi komplikasi, dan pasien dapat melakukan perawatan luka secara mandiri.
- Nyeri Akut: Kriteria dan indikator hasil yang diharapkan adalah pasien dapat mengontrol nyeri dengan baik dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Risiko Infeksi: Identifikasi faktor risiko, lakukan perawatan luka sesuai prosedur, berikan edukasi kepada pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
- Gangguan Integritas Kulit: Lakukan penilaian dan observasi luka, lakukan perawatan luka sesuai prinsip, berikan perawatan kulit, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
- Nyeri Akut: Lakukan pengkajian nyeri, berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis, ajarkan teknik manajemen nyeri, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
Secara keseluruhan, pendekatan yang komprehensif diperlukan untuk menangani kondisi pasien ini, meliputi aspek pencegahan infeksi, penyembuhan luka, dan pengelolaan nyeri. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga penting untuk memberikan intervensi yang optimal bagi pasien. -
Article No. 17137 | 11 May 2025
Klinis : Pasien berusia 56 tahun, datang ke igd dengan luka melepuh terkena wajan panas sejak 1 minggu lalu, pasien memiliki diabetes melitus, dirujuk kebangsal bedah untuk melakukan operasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kasus tersebut sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Integritas Jaringan (00046)**
**Definisi:** Kerusakan jaringan epidermis dan/atau dermis akibat luka bakar.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Luka melepuh akibat paparan panas (wajan panas).
- Penyembuhan luka yang terhambat karena diabetes melitus (gangguan sirkulasi dan risiko infeksi).
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
**Penyembuhan Luka: Derajat Kedua (1103)**
**Indikator:**
- **L110301** Penurunan ukuran luka.
- **L110302** Penurunan jumlah eksudat.
- **L110303** Tumbuhnya jaringan granulasi.
- **L110304** Tidak ada tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor, functio laesa).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
**Perawatan Luka (3406)**
**Aktivitas:**
- **I340601** Membersihkan luka dengan teknik aseptik.
- **I340602** Memantau tanda-tanda infeksi.
- **I340603** Memberikan balutan luka sesuai indikasi.
- **I340604** Mengajarkan pasien/familia tentang perawatan luka.
**Manajemen Hiperglikemia (2419)** *(karena pasien memiliki diabetes melitus yang dapat menghambat penyembuhan luka)*
**Aktivitas:**
- **I241901** Memantau kadar gula darah.
- **I241902** Kolaborasi pemberian insulin/obat antidiabetik sesuai indikasi.
- **I241903** Edukasi pasien tentang kontrol gula darah.
---
### **Pertimbangan Tambahan:**
- **Risiko Infeksi (00004)** dapat menjadi diagnosa sekunder karena luka terbuka dan diabetes melitus.
- **Nyeri Akut (00132)** mungkin juga relevan tergantung pada tingkat nyeri yang dialami pasien.
Semua kode dan definisi di atas mengacu pada **SDKI Edisi 5, SLKI Edisi 3, dan SIKI Edisi 4** yang diterbitkan oleh PPNI.
Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut berdasarkan perkembangan kondisi pasien, evaluasi berkala harus dilakukan.
*Semoga membantu.*