Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15237 | 10 Apr 2025
Klinis : Data: Subjektif: 1. "Saya tidak tahu apakah kehamilan saya ini sehat atau tidak, soalnya jarang periksa." 2. "Saya bingung tanda-tanda bahaya kehamilan itu apa saja." Objektif: 1. ANC terakhir dilakukan 5 minggu lalu. 2. Tidak memiliki BPJS. 3. Tidak ada perencanaan persalinan yang matang (tempat, pendamping, transportasi). 4. Pendidikan Ny. S hanya sampai SMP.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Kurangnya Pengetahuan
Definisi: Kurangnya atau terbatasnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik atau isu tertentu.
2. Ketidaksiapan Menghadapi Persalinan
Definisi: Tidak adanya atau kurangnya kesiapan fisik, mental, emosional, sosial, dan/atau spiritual untuk menghadapi proses persalinan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kurangnya Pengetahuan
- Faktor Risiko: Pendidikan rendah, minimnya informasi yang diterima, kurang motivasi untuk mencari informasi.
- Gejala dan Tanda: Klien menyatakan tidak tahu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, klien menunjukkan pemahaman yang salah atau tidak memadai.
- Intervensi Keperawatan: Edukasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, pentingnya ANC teratur, dan persiapan persalinan yang baik.
2. Ketidaksiapan Menghadapi Persalinan
- Faktor Risiko: Kurangnya perencanaan persalinan, tidak memiliki asuransi kesehatan, kurangnya dukungan sosial.
- Gejala dan Tanda: Klien menyatakan kebingungan tentang persalinan, tidak ada rencana terkait tempat, pendamping, dan transportasi.
- Intervensi Keperawatan: Asesmen kebutuhan dan persiapan persalinan, edukasi tentang proses persalinan, dan fasilitasi pembuatan rencana persalinan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Pengetahuan
2. Kesiapan Menghadapi Persalinan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi Kesehatan
2. Manajemen Persalinan
Dengan pendekatan ini, diharapkan Ny. S dapat meningkatkan pengetahuannya tentang kehamilan dan persalinan, serta menjadi lebih siap dalam menghadapi proses persalinan. -
Article No. 15238 | 10 Apr 2025
Klinis : Data: Subjektif: 1. "Saya tidak tahu apakah kehamilan saya ini sehat atau tidak, soalnya jarang periksa." 2. "Saya bingung tanda-tanda bahaya kehamilan itu apa saja." Objektif: 1. ANC terakhir dilakukan 5 minggu lalu. 2. Tidak memiliki BPJS. 3. Tidak ada perencanaan persalinan yang matang (tempat, pendamping, transportasi). 4. Pendidikan Ny. S hanya sampai SMP.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Ibu Hamil
Penjelasan:
- SDKI: Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin.
- SLKI: Ibu hamil memiliki pengetahuan yang meningkat tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin.
- SIKI: Edukasi kesehatan ibu hamil, konseling tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, serta monitoring dan evaluasi pemahaman ibu.
2. Risiko Ketidaksiapan Menghadapi Persalinan
Penjelasan:
- SDKI: Kurangnya perencanaan persalinan yang matang (tempat, pendamping, transportasi) dan keterbatasan pemahaman akan pentingnya perencanaan persalinan.
- SLKI: Ibu hamil siap dan mampu menghadapi proses persalinan dengan baik.
- SIKI: Perencanaan persalinan, edukasi tentang pentingnya perencanaan persalinan, serta konseling dan pendampingan dalam mempersiapkan persalinan.
3. Risiko Kurang Perawatan Kehamilan
Penjelasan:
- SDKI: Jarangnya pemeriksaan kehamilan (ANC) dan tidak memiliki jaminan kesehatan (BPJS).
- SLKI: Ibu hamil dapat memantau perkembangan kehamilan secara rutin dan memiliki akses ke fasilitas kesehatan.
- SIKI: Koordinasi dengan fasilitas kesehatan, skrining risiko kehamilan, serta edukasi dan motivasi untuk memeriksakan kehamilan secara rutin.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti latar belakang pendidikan dan status ekonomi Ny. S untuk menentukan intervensi yang tepat dan efektif. -
Article No. 15239 | 10 Apr 2025
Klinis : Data: Subjektif: 1. "Saya tidak tahu apakah kehamilan saya ini sehat atau tidak, soalnya jarang periksa." 2. "Saya bingung tanda-tanda bahaya kehamilan itu apa saja." Objektif: 1. ANC terakhir dilakukan 5 minggu lalu. 2. Tidak memiliki BPJS. 3. Tidak ada perencanaan persalinan yang matang (tempat, pendamping, transportasi). 4. Pendidikan Ny. S hanya sampai SMP.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mencegah, atau mengatasi masalah kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Pernyataan pasien tentang ketidaktahuan tanda-tanda bahaya kehamilan, jarang melakukan pemeriksaan kehamilan, dan tidak memiliki perencanaan persalinan yang matang.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perilaku Kesehatan: Kemampuan Memantau Kesehatan
- Definisi: Kemampuan individu untuk memantau dan mengenali tanda-tanda kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian.
- Kriteria Hasil:
a. Mampu mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.
b. Mampu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
c. Memiliki perencanaan persalinan yang matang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan
- Definisi: Pemberian informasi yang terstruktur tentang kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola kesehatan.
- Aktivitas:
a. Menjelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan yang perlu segera dilaporkan ke tenaga kesehatan.
b. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin dan jadwal pemeriksaan yang direkomendasikan.
c. Membantu mengidentifikasi dan merencanakan persiapan persalinan, termasuk tempat, pendamping, dan transportasi.
2. Manajemen Kasus
- Definisi: Koordinasi dan integrasi layanan kesehatan yang komprehensif untuk memfasilitasi hasil yang optimal bagi pasien.
- Aktivitas:
a. Membantu pasien untuk mendapatkan kartu BPJS atau mengakses layanan kesehatan lainnya.
b. Menghubungkan pasien dengan tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan yang sesuai untuk pemeriksaan kehamilan dan perencanaan persalinan.
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terkait kemajuan pasien dalam mencapai luaran yang diharapkan.
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien memiliki masalah terkait kurangnya pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, jarangnya melakukan pemeriksaan kehamilan, dan tidak adanya perencanaan persalinan yang matang. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakefektifan manajemen kesehatan".
Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah pasien dapat menunjukkan perilaku kesehatan yang lebih baik, seperti mampu mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan, melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, dan memiliki perencanaan persalinan yang matang.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah edukasi kesehatan dan manajemen kasus. Edukasi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam mengelola kesehatan, sedangkan manajemen kasus bertujuan untuk memfasilitasi pasien dalam mengakses layanan kesehatan yang sesuai dan memantau kemajuan pasien secara berkala. -
Article No. 15240 | 10 Apr 2025
Klinis : defisit pengetahuan b.d penularan penyakit DS (Data Subjektif) Batuk berdahak terus-menerus sejak 1 bulan Batuk sering memburuk pada malam hari Nafsu makan menurun Berat badan turun 2 kg dalam 1 bulan Riwayat pernah berobat dengan keluhan serupa 3 bulan lalu Pernah diberi ambroxol & dexamethasone Merokok sejak usia 17 tahun hingga saat ini Kakak pasien juga menderita batuk lama (riwayat TB dicurigai) Setelah 2 bulan terapi RHZE, pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua tangan dan BAB merah kecoklatan Hasil Pemeriksaan Penunjang Hb: 12 g/dL Leukosit: 8000/mm³ Trombosit: 180.000/mm³ Foto thoraks: Fibronod infiltrat apex dextra TCM Sputum: Mycobacterium TB detected, Rifampicin Sensitive DO (Data Objektif) Suhu: 36.8°C TD: 120/80 mmHg HR: 90 kali/menit RR: 20 kali/menit BB: 44 kg TB: 160 cm IMT: ±17,2 kg/m² (kategori underweight) Kepala dan leher: KGB (-), tiroid (-) Dada: Simetris, suara napas vesikuler, tambahan ronki (+) paru kanan Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak teraba, peristaltik normal Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih untuk informasi lengkap yang Anda berikan. Berdasarkan data subjektif dan objektif yang disediakan, saya dapat mengidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Pengetahuan b.d. Penularan Penyakit
2. Pola Napas Tidak Efektif b.d. Infiltrasi Paru
3. Risiko Malnutrisi b.d. Intake Nutrisi Tidak Adekuat
Penjelasan Singkat:
1. Defisit Pengetahuan b.d. Penularan Penyakit
SDKI: Kurangnya informasi kognitif yang dibutuhkan untuk memahami suatu masalah kesehatan dan/atau prosedur perawatan.
SLKI: Peningkatan pengetahuan terkait penyakit dan/atau prosedur perawatan.
SIKI: Edukasi Kesehatan, Manajemen Pengetahuan.
2. Pola Napas Tidak Efektif b.d. Infiltrasi Paru
SDKI: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SLKI: Perbaikan Pola Napas, Eliminasi Sekret Jalan Napas.
SIKI: Terapi Oksigen, Manajemen Jalan Napas, Terapi Inhalasi.
3. Risiko Malnutrisi b.d. Intake Nutrisi Tidak Adekuat
SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan berat badan, massa otot, dan/atau lemak tubuh yang dapat merugikan kesehatan.
SLKI: Perbaikan Status Nutrisi.
SIKI: Manajemen Nutrisi, Asuhan Gizi.
Dalam kasus ini, pasien mengalami defisit pengetahuan terkait penularan penyakit yang ditandai dengan riwayat keluarga dan pengobatan yang tidak lengkap. Selain itu, pasien juga mengalami pola napas tidak efektif akibat infiltrasi paru, serta risiko malnutrisi karena intake nutrisi yang tidak adekuat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi edukasi kesehatan, manajemen jalan napas, dan manajemen nutrisi. -
Article No. 15241 | 10 Apr 2025
Klinis : defisit pengetahuan b.d penularan penyakit DS (Data Subjektif) Batuk berdahak terus-menerus sejak 1 bulan Batuk sering memburuk pada malam hari Nafsu makan menurun Berat badan turun 2 kg dalam 1 bulan Riwayat pernah berobat dengan keluhan serupa 3 bulan lalu Pernah diberi ambroxol & dexamethasone Merokok sejak usia 17 tahun hingga saat ini Kakak pasien juga menderita batuk lama (riwayat TB dicurigai) Setelah 2 bulan terapi RHZE, pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua tangan dan BAB merah kecoklatan Hasil Pemeriksaan Penunjang Hb: 12 g/dL Leukosit: 8000/mm³ Trombosit: 180.000/mm³ Foto thoraks: Fibronod infiltrat apex dextra TCM Sputum: Mycobacterium TB detected, Rifampicin Sensitive DO (Data Objektif) Suhu: 36.8°C TD: 120/80 mmHg HR: 90 kali/menit RR: 20 kali/menit BB: 44 kg TB: 160 cm IMT: ±17,2 kg/m² (kategori underweight) Kepala dan leher: KGB (-), tiroid (-) Dada: Simetris, suara napas vesikuler, tambahan ronki (+) paru kanan Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak teraba, peristaltik normal Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik buat do, ds, tujuan umum dan khususnya sesuai dx tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan defisit pengetahuan terkait penularan penyakit.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Pengetahuan b.d. Penularan Penyakit
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Defisit Pengetahuan didefinisikan sebagai kurangnya atau ketidakakuratan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan Umum: Pasien/keluarga menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penularan penyakit.
Tujuan Khusus:
1. Pasien/keluarga mampu menjelaskan cara penularan penyakit.
2. Pasien/keluarga mampu menjelaskan tindakan pencegahan penularan penyakit.
3. Pasien/keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan:
1. Pendidikan Kesehatan: Berikan informasi tentang penyakit, cara penularan, tanda dan gejala, serta tindakan pencegahan.
2. Konseling: Bantu pasien/keluarga memahami informasi yang diberikan dan mendiskusikan upaya-upaya yang dapat dilakukan.
3. Bimbingan: Dampingi pasien/keluarga dalam menerapkan tindakan pencegahan penularan penyakit.
Catatan:
Diagnosa keperawatan dan rencana intervensi di atas didasarkan pada data subjektif dan objektif yang diberikan, serta mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Penerapan intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien dan dilakukan secara kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 15242 | 10 Apr 2025
Klinis : defisit pengetahuan b.d penularan penyakit DS (Data Subjektif) Batuk berdahak terus-menerus sejak 1 bulan Batuk sering memburuk pada malam hari Nafsu makan menurun Berat badan turun 2 kg dalam 1 bulan Riwayat pernah berobat dengan keluhan serupa 3 bulan lalu Pernah diberi ambroxol & dexamethasone Merokok sejak usia 17 tahun hingga saat ini Kakak pasien juga menderita batuk lama (riwayat TB dicurigai) Setelah 2 bulan terapi RHZE, pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua tangan dan BAB merah kecoklatan Hasil Pemeriksaan Penunjang Hb: 12 g/dL Leukosit: 8000/mm³ Trombosit: 180.000/mm³ Foto thoraks: Fibronod infiltrat apex dextra TCM Sputum: Mycobacterium TB detected, Rifampicin Sensitive DO (Data Objektif) Suhu: 36.8°C TD: 120/80 mmHg HR: 90 kali/menit RR: 20 kali/menit BB: 44 kg TB: 160 cm IMT: ±17,2 kg/m² (kategori underweight) Kepala dan leher: KGB (-), tiroid (-) Dada: Simetris, suara napas vesikuler, tambahan ronki (+) paru kanan Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak teraba, peristaltik normal Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik buat kode diagnosa, do, ds, tujuan umum dan khususnya sesuai dx tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta rencana asuhan keperawatan untuk kondisi defisit pengetahuan b.d penularan penyakit yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Pengetahuan b.d Penularan Penyakit
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Defisit Pengetahuan adalah keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengetahuan Perilaku Pencegahan Penyakit
2. Pengetahuan Proses Penyakit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi Kesehatan
2. Manajemen Kesehatan
Data Subjektif (DS):
- Batuk berdahak terus-menerus sejak 1 bulan
- Batuk sering memburuk pada malam hari
- Nafsu makan menurun
- Berat badan turun 2 kg dalam 1 bulan
- Riwayat pernah berobat dengan keluhan serupa 3 bulan lalu
- Pernah diberi ambroxol & dexamethasone
- Merokok sejak usia 17 tahun hingga saat ini
- Kakak pasien juga menderita batuk lama (riwayat TB dicurigai)
- Setelah 2 bulan terapi RHZE, pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua tangan dan BAB merah kecoklatan
Data Objektif (DO):
- Suhu: 36.8°C
- TD: 120/80 mmHg
- HR: 90 kali/menit
- RR: 20 kali/menit
- BB: 44 kg
- TB: 160 cm
- IMT: ±17,2 kg/m² (kategori underweight)
- Kepala dan leher: KGB (-), tiroid (-)
- Dada: Simetris, suara napas vesikuler, tambahan ronki (+) paru kanan
- Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak teraba, peristaltik normal
- Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
- Hb: 12 g/dL
- Leukosit: 8000/mm³
- Trombosit: 180.000/mm³
- Foto thoraks: Fibronod infiltrat apex dextra
- TCM Sputum: Mycobacterium TB detected, Rifampicin Sensitive
Tujuan Umum:
Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penularan penyakit.
Tujuan Khusus:
1. Pasien dapat menjelaskan penyebab dan tanda-tanda penularan penyakit yang dialaminya.
2. Pasien dapat menjelaskan cara pencegahan penularan penyakit.
3. Pasien dapat menerapkan perilaku pencegahan penularan penyakit.
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Lakukan assessment untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien tentang penularan penyakit.
2. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda-tanda, dan cara pencegahan penularan penyakit.
3. Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan implementasi intervensi untuk meningkatkan pengetahuan.
4. Pantau pemahaman pasien dan keluarga terhadap informasi yang diberikan.
5. Evaluasi efektivitas intervensi dalam meningkatkan pengetahuan pasien. -
Article No. 15243 | 10 Apr 2025
Klinis : defisit pengetahuan b.d penularan penyakit DS (Data Subjektif) Batuk berdahak terus-menerus sejak 1 bulan Batuk sering memburuk pada malam hari Nafsu makan menurun Berat badan turun 2 kg dalam 1 bulan Riwayat pernah berobat dengan keluhan serupa 3 bulan lalu Pernah diberi ambroxol & dexamethasone Merokok sejak usia 17 tahun hingga saat ini Kakak pasien juga menderita batuk lama (riwayat TB dicurigai) Setelah 2 bulan terapi RHZE, pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua tangan dan BAB merah kecoklatan Hasil Pemeriksaan Penunjang Hb: 12 g/dL Leukosit: 8000/mm³ Trombosit: 180.000/mm³ Foto thoraks: Fibronod infiltrat apex dextra TCM Sputum: Mycobacterium TB detected, Rifampicin Sensitive DO (Data Objektif) Suhu: 36.8°C TD: 120/80 mmHg HR: 90 kali/menit RR: 20 kali/menit BB: 44 kg TB: 160 cm IMT: ±17,2 kg/m² (kategori underweight) Kepala dan leher: KGB (-), tiroid (-) Dada: Simetris, suara napas vesikuler, tambahan ronki (+) paru kanan Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak teraba, peristaltik normal Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik buat kode diagnosa, do, ds, tujuan umum dan khususnya sesuai dx tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, tujuan umum, dan tujuan khusus untuk kondisi yang diberikan:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Pengetahuan b.d Penularan Penyakit
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Pengetahuan adalah keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pengetahuan Tentang Kesehatan adalah kemampuan untuk memahami informasi yang berkaitan dengan kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Edukasi Kesehatan adalah pemberian informasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien terkait kondisi kesehatannya.
Tujuan Umum:
Pasien dapat menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penularan penyakit yang dialaminya.
Tujuan Khusus:
1. Pasien dapat menyebutkan penyebab dan risiko penularan penyakit yang dialaminya.
2. Pasien dapat menjelaskan cara pencegahan penularan penyakit yang dialaminya.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan tindakan pencegahan penularan penyakit yang tepat.
Dengan nada akademis dan persona sebagai perawat profesional, saya telah menyajikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, tujuan umum, dan tujuan khusus yang sesuai dengan kondisi yang diberikan. Silakan sampaikan jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 15244 | 10 Apr 2025
Klinis : defisit pengetahuan b.d penularan penyakit DS (Data Subjektif) Batuk berdahak terus-menerus sejak 1 bulan Batuk sering memburuk pada malam hari Nafsu makan menurun Berat badan turun 2 kg dalam 1 bulan Riwayat pernah berobat dengan keluhan serupa 3 bulan lalu Pernah diberi ambroxol & dexamethasone Merokok sejak usia 17 tahun hingga saat ini Kakak pasien juga menderita batuk lama (riwayat TB dicurigai) Setelah 2 bulan terapi RHZE, pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua tangan dan BAB merah kecoklatan Hasil Pemeriksaan Penunjang Hb: 12 g/dL Leukosit: 8000/mm³ Trombosit: 180.000/mm³ Foto thoraks: Fibronod infiltrat apex dextra TCM Sputum: Mycobacterium TB detected, Rifampicin Sensitive DO (Data Objektif) Suhu: 36.8°C TD: 120/80 mmHg HR: 90 kali/menit RR: 20 kali/menit BB: 44 kg TB: 160 cm IMT: ±17,2 kg/m² (kategori underweight) Kepala dan leher: KGB (-), tiroid (-) Dada: Simetris, suara napas vesikuler, tambahan ronki (+) paru kanan Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak teraba, peristaltik normal Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik buatdo, ds, tujuan umum dan khususnya sesuai dx tersebut (buat kode dx nya juga) (buat panjang)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan rencana asuhan keperawatan berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Pengetahuan b.d. Penularan Penyakit (00126)
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Pengetahuan b.d. Penularan Penyakit adalah ketidakadekuatan pengetahuan dan kemampuan tentang penyakit menular dan cara pencegahannya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengetahuan Tentang Penyakit Menular
2. Perilaku Pencegahan Penyakit Menular
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi Pengetahuan Penyakit Menular
2. Pemberian Informasi Pencegahan Penyakit Menular
Rencana Asuhan Keperawatan:
Tujuan Umum:
Pasien dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit menular dan mampu melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit.
Tujuan Khusus:
1. Pasien dapat menjelaskan pengertian, penyebab, dan tanda-tanda penyakit menular dalam waktu 3 hari.
2. Pasien dapat menjelaskan cara penularan dan pencegahan penyakit menular dalam waktu 3 hari.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan tindakan pencegahan penularan penyakit menular dalam waktu 1 minggu.
Implementasi:
1. Melakukan pengkajian tentang pengetahuan pasien mengenai penyakit menular.
2. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda-tanda, cara penularan, dan pencegahan penyakit menular.
3. Melatih pasien untuk mendemonstrasikan tindakan pencegahan penularan penyakit menular, seperti etika batuk, cuci tangan, penggunaan masker, dan lain-lain.
4. Memantau pemahaman dan kemampuan pasien dalam melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit menular.
5. Memberikan reinforcement positif saat pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan dan kemampuan.
Evaluasi:
1. Pasien dapat menjelaskan pengertian, penyebab, dan tanda-tanda penyakit menular.
2. Pasien dapat menjelaskan cara penularan dan pencegahan penyakit menular.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan tindakan pencegahan penularan penyakit menular dengan benar. -
Article No. 15245 | 10 Apr 2025
Klinis : defisit pengetahuan b.d penularan penyakit DS (Data Subjektif) Batuk berdahak terus-menerus sejak 1 bulan Batuk sering memburuk pada malam hari Nafsu makan menurun Berat badan turun 2 kg dalam 1 bulan Riwayat pernah berobat dengan keluhan serupa 3 bulan lalu Pernah diberi ambroxol & dexamethasone Merokok sejak usia 17 tahun hingga saat ini Kakak pasien juga menderita batuk lama (riwayat TB dicurigai) Setelah 2 bulan terapi RHZE, pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua tangan dan BAB merah kecoklatan Hasil Pemeriksaan Penunjang Hb: 12 g/dL Leukosit: 8000/mm³ Trombosit: 180.000/mm³ Foto thoraks: Fibronod infiltrat apex dextra TCM Sputum: Mycobacterium TB detected, Rifampicin Sensitive DO (Data Objektif) Suhu: 36.8°C TD: 120/80 mmHg HR: 90 kali/menit RR: 20 kali/menit BB: 44 kg TB: 160 cm IMT: ±17,2 kg/m² (kategori underweight) Kepala dan leher: KGB (-), tiroid (-) Dada: Simetris, suara napas vesikuler, tambahan ronki (+) paru kanan Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak teraba, peristaltik normal Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik buat do dan ds yang paling sesuai, tujuan umum dan khususnya sesuai dx tersebut (buat kode dx nya juga) (buat panjang)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisit pengetahuan b.d penularan penyakit yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Pengetahuan b.d Penularan Penyakit (00126)
Definisi:
Kurangnya atau tidak adanya informasi kognitif yang terkait dengan topik yang spesifik.
Data Subjektif:
1. Pasien mengeluhkan batuk berdahak terus-menerus sejak 1 bulan.
2. Batuk sering memburuk pada malam hari.
3. Nafsu makan menurun.
4. Berat badan turun 2 kg dalam 1 bulan.
5. Riwayat pernah berobat dengan keluhan serupa 3 bulan lalu dan diberikan terapi ambroxol dan dexamethasone.
6. Pasien merokok sejak usia 17 tahun hingga saat ini.
7. Kakak pasien juga menderita batuk lama (riwayat TB dicurigai).
8. Setelah 2 bulan terapi RHZE, pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua tangan dan BAB merah kecoklatan.
Data Objektif:
1. Suhu: 36,8°C
2. TD: 120/80 mmHg
3. HR: 90 kali/menit
4. RR: 20 kali/menit
5. BB: 44 kg
6. TB: 160 cm
7. IMT: ±17,2 kg/m² (kategori underweight)
8. Dada: Simetris, suara napas vesikuler, tambahan ronki (+) paru kanan
9. Pemeriksaan penunjang:
- Hb: 12 g/dL
- Leukosit: 8000/mm³
- Trombosit: 180.000/mm³
- Foto thoraks: Fibronod infiltrat apex dextra
- TCM Sputum: Mycobacterium TB detected, Rifampicin Sensitive
Tujuan Umum:
Pasien dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan cara pencegahan penularan dalam waktu 2 minggu.
Tujuan Khusus:
1. Pasien dapat menjelaskan penyebab, tanda dan gejala, serta komplikasi dari penyakit yang diderita dalam waktu 1 minggu.
2. Pasien dapat menyebutkan cara pencegahan penularan penyakit dalam waktu 1 minggu.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku hidup sehat dalam mencegah penularan penyakit dalam waktu 2 minggu.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang diderita (SIKI: Edukasi Kesehatan)
2. Diskusikan pentingnya kepatuhan dalam pengobatan (SIKI: Promosi Kepatuhan)
3. Jelaskan cara pencegahan penularan penyakit (SIKI: Edukasi Pencegahan Infeksi)
4. Monitoring tanda dan gejala penyakit serta komplikasinya (SIKI: Pemantauan Tanda dan Gejala)
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan yang optimal (SIKI: Kolaborasi Interprofesional)
Evaluasi:
Diharapkan setelah intervensi keperawatan selama 2 minggu, pasien dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan cara pencegahan penularan. -
Article No. 15246 | 10 Apr 2025
Klinis : Kasus 19: Seorang anak perempuan, umur 12 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan badan panas dan malas makan sejak 3 hari yang lalu. 1 klien mengatakan anak mengeluh kepalanya pusing tiap kali suhu meningkat. Hasil pengkajian diketahui TD 120/80 mmHg, Nadi 18 x/menit, suhu 39°C, kulit teraba hangat dan anak tampak rewel. x/menit, frekuensi napas a. Tegakkan diagnosis keperawatan pada anak sesuai kasus? b. Intervensi keperawatan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? c. Jelaskan perbedaan antara teknik kompres hangat dengan tepid water sponge? d. Tuliskan SOP tindakan tepid water sponge, dan praktikan saat bimbingan laboratorium
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
a. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal akibat ketidakmampuan untuk mempertahankan keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas.
Karakteristik Definisi: Suhu tubuh di atas 37,8°C, kulit teraba hangat, dan anak tampak rewel.
2. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Karakteristik Definisi: Anak mengeluh sakit kepala setiap kali suhu meningkat.
b. Intervensi Keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan utama:
Untuk mengatasi masalah hipertermia, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Hipertermia (4640)
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/tepid water sponge untuk menurunkan suhu tubuh
- Anjurkan minum air hangat/sejuk untuk mencegah dehidrasi
- Berikan obat penurun demam sesuai indikasi
- Observasi tanda-tanda penurunan suhu tubuh
Untuk mengatasi masalah nyeri akut, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji intensitas, karakteristik, durasi, dan lokasi nyeri
- Berikan intervensi nonfarmakologis seperti kompres hangat/dingin
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait pemberian analgesik
c. Perbedaan antara kompres hangat dan tepid water sponge:
Kompres Hangat:
- Suhu air yang digunakan antara 40-42°C
- Bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan melebarkan pembuluh darah
- Efektif untuk mengurangi rasa tidak nyaman, nyeri, kekakuan, dan spasme otot
Tepid Water Sponge:
- Suhu air yang digunakan antara 32-35°C
- Bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh secara perlahan-lahan
- Efektif untuk menurunkan demam, terutama pada anak-anak
d. SOP Tindakan Tepid Water Sponge:
1. Persiapan Alat:
- Baskom berisi air hangat (32-35°C)
- Handuk bersih
- Sarung tangan
- Termometer
2. Prosedur Tindakan:
- Cuci tangan dan pakai sarung tangan
- Tempatkan klien di tempat yang nyaman dan terbuka
- Celupkan handuk ke dalam air, peras hingga tidak menetes
- Usapkan handuk ke seluruh permukaan tubuh klien secara perlahan
- Ulangi hingga suhu tubuh turun ke rentang normal
- Keringkan kulit klien dengan handuk bersih
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Catat tindakan dan respon klien
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh normal (00008)
- Kriteria hasil: Suhu tubuh dalam rentang normal (36,1-37,8°C)
- Intervensi: Manajemen Hipertermia (4640)
2. Nyeri Terkontrol (00046)
- Kriteria hasil: Klien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri menurun
- Intervensi: Manajemen Nyeri (1400)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia (4640)
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/tepid water sponge untuk menurunkan suhu tubuh
- Anjurkan minum air hangat/sejuk untuk mencegah dehidrasi
- Berikan obat penurun demam sesuai indikasi
- Observasi tanda-tanda penurunan suhu tubuh
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji intensitas, karakteristik, durasi, dan lokasi nyeri
- Berikan intervensi nonfarmakologis seperti kompres hangat/dingin
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait pemberian analgesik
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.