Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15227 | 10 Apr 2025
Klinis : Risiko Penularan Infeksi bd: Infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga. - Subjektif: Riwayat keluarga (kakak pasien menderita batuk dan dalam pengobatan TB). - Objektif: TCM sputum: Mycobacterium TB detected. Jarang menggunakan masker (riwayat keluarga). buat tujuan umum, tujuan khusus, intervensi (observasi, terapeutik, edukasi), implementasi, dan evaluasi (SOAP)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Risiko Penularan Infeksi dengan fokus pada infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Penularan Infeksi b.d. Infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Risiko penularan infeksi adalah kerentanan individu terhadap penyebaran mikroorganisme patogen.
- Faktor risiko: Infeksi aktif, riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi, dan perilaku berisiko.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan Umum: Pasien bebas dari penularan infeksi.
- Tujuan Khusus: Pasien dapat mencegah penularan infeksi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Observasi: Identifikasi riwayat infeksi, pemantauan tanda-tanda infeksi, dan pemantauan status imunitas.
- Intervensi Terapeutik: Pengelolaan isolasi, pencegahan penyebaran infeksi, dan kolaborasi terapi.
- Intervensi Edukasi: Edukasi pencegahan penularan infeksi, perawatan diri, dan pentingnya penggunaan masker.
Rencana Asuhan Keperawatan (SOAP):
Subjektif: Riwayat keluarga (kakak pasien menderita batuk dan dalam pengobatan TB), jarang menggunakan masker.
Objektif: TCM sputum: Mycobacterium TB detected.
Asesmen: Pasien berisiko tinggi untuk penularan infeksi TB paru karena infeksi aktif dan riwayat kontak dengan keluarga yang menderita TB.
Perencanaan:
1. Tujuan Umum: Pasien bebas dari penularan infeksi.
2. Tujuan Khusus: Pasien dapat mencegah penularan infeksi.
3. Intervensi:
a. Observasi: Identifikasi riwayat infeksi, pemantauan tanda-tanda infeksi, dan pemantauan status imunitas.
b. Terapeutik: Pengelolaan isolasi, pencegahan penyebaran infeksi, dan kolaborasi terapi.
c. Edukasi: Edukasi pencegahan penularan infeksi, perawatan diri, dan pentingnya penggunaan masker.
Implementasi: Melaksanakan rencana asuhan keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan.
Evaluasi: Pasien bebas dari penularan infeksi dan dapat mencegah penularan infeksi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Terima kasih. -
Article No. 15228 | 10 Apr 2025
Klinis : Risiko Penularan Infeksi bd: Infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga. - Subjektif: Riwayat keluarga (kakak pasien menderita batuk dan dalam pengobatan TB). - Objektif: TCM sputum: Mycobacterium TB detected. Jarang menggunakan masker (riwayat keluarga). buat tujuan umum, tujuan khusus, intervensi (observasi, terapeutik, edukasi), implementasi, dan evaluasi (SOAP), buat panjang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Penularan Infeksi
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien memiliki risiko penularan infeksi Tuberkulosis (TB) paru. Hal ini didasarkan pada adanya infeksi aktif TB paru pada pasien dan riwayat kontak keluarga dengan penderita TB. Subjektif yang ditemukan adalah riwayat keluarga (kakak pasien) yang menderita batuk dan sedang dalam pengobatan TB. Secara objektif, ditemukan hasil pemeriksaan TCM sputum yang positif Mycobacterium TB dan pasien jarang menggunakan masker saat berinteraksi dengan keluarga.
Tujuan Umum:
Pasien dapat mencegah penularan infeksi TB paru selama masa perawatan.
Tujuan Khusus:
1. Pasien dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit TB paru, cara penularan, dan pencegahannya.
2. Pasien dapat menggunakan masker dengan benar saat berinteraksi dengan orang lain.
3. Pasien dapat meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penularan.
Intervensi:
1. Observasi:
a. Mengkaji tanda dan gejala infeksi TB paru pada pasien.
b. Mengobservasi penggunaan masker oleh pasien saat berinteraksi.
c. Memantau kebersihan diri dan lingkungan pasien.
2. Terapeutik:
a. Memberikan terapi obat sesuai dengan kondisi pasien.
b. Memfasilitasi isolasi dan ruang khusus bagi pasien.
3. Edukasi:
a. Menjelaskan tentang penyakit TB paru, cara penularan, dan pencegahannya.
b. Mengajarkan teknik penggunaan masker yang benar.
c. Mengedukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Implementasi:
1. Melakukan pengkajian tanda dan gejala infeksi TB paru pada pasien.
2. Observasi penggunaan masker oleh pasien saat berinteraksi dengan orang lain.
3. Memantau kebersihan diri dan lingkungan pasien.
4. Memberikan terapi obat sesuai dengan kondisi pasien.
5. Memfasilitasi isolasi dan ruang khusus bagi pasien.
6. Menjelaskan tentang penyakit TB paru, cara penularan, dan pencegahannya.
7. Mengajarkan teknik penggunaan masker yang benar.
8. Mengedukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Evaluasi (SOAP):
S: Pasien menyatakan memahami informasi yang diberikan terkait penyakit TB paru dan cara pencegahannya.
O: Pasien menggunakan masker dengan benar saat berinteraksi dengan orang lain. Kebersihan diri dan lingkungan pasien terjaga.
A: Tujuan keperawatan tercapai.
P: Pasien dapat mencegah penularan infeksi TB paru selama masa perawatan. -
Article No. 15229 | 10 Apr 2025
Klinis : Risiko Penularan Infeksi bd: Infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga. - Subjektif: Riwayat keluarga (kakak pasien menderita batuk dan dalam pengobatan TB). - Objektif: TCM sputum: Mycobacterium TB detected. Jarang menggunakan masker (riwayat keluarga). buat DRP, rekomendasi, follow up pengobatan pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, DRP, rekomendasi, dan follow up pengobatan pasien dengan kondisi risiko penularan infeksi terkait infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Penularan Infeksi r/t Infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Penularan Infeksi adalah status individual atau komunitas yang rentan terhadap terjadinya transmisi agen infeksi dari sumber infeksi yang teridentifikasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien bebas dari transmisi infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Pencegahan Penularan Infeksi, Manajemen Infeksi, Manajemen Paparan.
DRP (Rencana Asuhan Keperawatan):
1. Kaji faktor risiko penularan infeksi, seperti riwayat kontak dengan sumber infeksi (keluarga pasien dengan TB aktif) dan penggunaan alat pelindung diri yang tidak memadai.
2. Edukasi pasien dan keluarga tentang TB, cara penularan, dan pentingnya penggunaan masker serta isolasi yang tepat.
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, petugas kesehatan masyarakat) untuk pemantauan, pengobatan, dan pencegahan penularan TB.
4. Monitoring tanda-tanda infeksi, seperti batuk, demam, dan penurunan berat badan.
5. Anjurkan pasien untuk selalu menggunakan masker saat kontak dengan orang lain dan menjaga jarak aman.
6. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga dalam menghadapi kondisi ini.
Rekomendasi:
1. Pasien harus menjalani pengobatan TB yang komprehensif sesuai dengan panduan medis.
2. Keluarga pasien juga harus menjalani pemeriksaan dan pengobatan TB jika diperlukan untuk memutus rantai penularan.
3. Pasien dan keluarga harus diedukasi tentang pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan pencegahan penularan.
4. Petugas kesehatan harus memastikan pasien dan keluarga memahami dan menerapkan tindakan pencegahan penularan yang tepat.
Follow up Pengobatan Pasien:
1. Pemantauan rutin tanda-tanda vital, gejala TB, dan respons terhadap pengobatan.
2. Evaluasi kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat-obatan anti-TB dan menggunakan masker.
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menilai efektivitas pengobatan dan mendeteksi komplikasi atau efek samping.
4. Edukasi ulang dan penguatan dukungan kepada pasien dan keluarga secara berkelanjutan.
5. Pemantauan status kesehatan keluarga dan upaya pencegahan penularan yang dilakukan.
6. Evaluasi progres pasien dan modifikasi rencana asuhan keperawatan jika diperlukan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk menghubungi saya jika membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 15230 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang balita usia 3 tahun dibawa ibu nya ke IGD rumah sakit dengan kondisi, anaknya lemah, tangis nya merintih, kadang kadang sering jatuh tertidur, mata cowong, turgor kulit jelek (dengan penekanan lama Kembali nya), suhu badan 39° C, nadi teraba halus dan cepat, akral teraba dingin, ibu pasien mengatakan anaknya sudah diare 3 hari yang lalu sehari hampir 8 kali konsistensi cair, makan dan minum tidak mau, sering muntah, jarang kencing, badan panas, BB seminggu yang lalu saat posyandu 20 Kg, saat di IGD ditimbang 18 Kg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan Volume Cairan Berhubungan Dengan Diare, Muntah, dan Asupan Tidak Adekuat
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kekurangan Volume Cairan: Penurunan total cairan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Terkait: Kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal (diare, muntah), asupan tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan
- Hidrasi
- Status Hidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan
- Pemberian Cairan Intravena
- Pemantauan Cairan
Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
- Perawat harus mampu mendeteksi tanda dan gejala kekurangan volume cairan pada pasien.
- Perawat harus mampu memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi kekurangan volume cairan.
- Perawat harus melakukan pemantauan yang ketat terhadap keseimbangan cairan pasien. -
Article No. 15231 | 10 Apr 2025
Klinis : DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Diagnosa Keperawatan: 1. Kekurangan Volume Cairan Berhubungan Dengan Diare, Muntah, dan Asupan Tidak Adekuat Penjelasan Singkat: SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): - Kekurangan Volume Cairan: Penurunan total cairan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan. - Faktor Terkait: Kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal (diare, muntah), asupan tidak adekuat. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): - Keseimbangan Cairan - Hidrasi - Status Hidrasi SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): - Manajemen Cairan - Pemberian Cairan Intravena - Pemantauan Cairan Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia: - Perawat harus mampu mendeteksi tanda dan gejala kekurangan volume cairan pada pasien. - Perawat harus mampu memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi kekurangan volume cairan. - Perawat harus melakukan pemantauan yang ketat terhadap keseimbangan cairan pasien.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan Volume Cairan Berhubungan Dengan Diare, Muntah, dan Asupan Tidak Adekuat
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kekurangan Volume Cairan: Penurunan total cairan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Terkait: Kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal (diare, muntah), asupan tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan dalam rentang normal.
- Hidrasi: Tingkat cairan dalam tubuh yang optimal untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
- Status Hidrasi: Kondisi seimbang atau tidaknya cairan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan: Intervensi untuk mengatur asupan dan keluaran cairan.
- Pemberian Cairan Intravena: Intervensi untuk memberikan cairan melalui jalur intravena.
- Pemantauan Cairan: Intervensi untuk memonitor status cairan pasien.
Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
- Perawat harus mampu mendeteksi tanda dan gejala kekurangan volume cairan pada pasien dengan cermat.
- Perawat harus mampu memberikan intervensi yang sesuai dan tepat untuk mengatasi kekurangan volume cairan.
- Perawat harus melakukan pemantauan yang ketat dan komprehensif terhadap keseimbangan cairan pasien. -
Article No. 15232 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang balita usia 3 tahun dibawa ibu nya ke IGD rumah sakit dengan kondisi, anaknya lemah, tangis nya merintih, kadang kadang sering jatuh tertidur, mata cowong, turgor kulit jelek (dengan penekanan lama Kembali nya), suhu badan 39° C, nadi teraba halus dan cepat, akral teraba dingin, ibu pasien mengatakan anaknya sudah diare 3 hari yang lalu sehari hampir 8 kali konsistensi cair, makan dan minum tidak mau, sering muntah, jarang kencing, badan panas, BB seminggu yang lalu saat posyandu 20 Kg, saat di IGD ditimbang 18 Kg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan Volume Cairan (Dehydration) berhubungan dengan Kehilangan Cairan Ekstrakorporeal yang Berlebih
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kekurangan Volume Cairan (Dehydration) adalah keadaan di mana individu mengalami kekurangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hidrasi yang Adekuat
2. Status Hidrasi yang Membaik
3. Keseimbangan Cairan yang Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Manajemen Diare
3. Pemantauan Cairan
Kondisi balita 3 tahun dengan diare 3 hari, sering muntah, suhu tinggi, dan penurunan berat badan menunjukkan adanya kekurangan volume cairan (dehidrasi) yang disebabkan oleh kehilangan cairan berlebih melalui diare dan muntah. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen cairan, manajemen diare, dan pemantauan cairan untuk mengatasi masalah dehidrasi. -
Article No. 15233 | 10 Apr 2025
Klinis : KASUS Seorang balita usia 3 tahun dibawa ibu nya ke IGD rumah sakit dengan kondisi, anaknya lemah, tangis nya merintih, kadang kadang sering jatuh tertidur, mata cowong, turgor kulit jelek (dengan penekanan lama Kembali nya), suhu badan 39° C, nadi teraba halus dan cepat, akral teraba dingin, ibu pasien mengatakan anaknya sudah diare 3 hari yang lalu sehari hampir 8 kali konsistensi cair, makan dan minum tidak mau, sering muntah, jarang kencing, badan panas, BB seminggu yang lalu saat posyandu 20 Kg, saat di IGD ditimbang 18 Kg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang dipaparkan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan diare, muntah, dan intake yang tidak adekuat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan cairan tubuh yang dapat menyebabkan gangguan fungsi fisiologis.
Karakteristik Mayor: Turgor kulit buruk, mulut kering, kulit kering, letargi, nadi lemah, suhu tubuh tinggi, akral dingin.
Faktor Risiko: Diare, muntah, demam, intake cairan tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan
2. Stabilitas Hemodinamik
3. Hidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitoring Cairan
2. Manajemen Cairan
3. Terapi Cairan
4. Manajemen Demam
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi pasien, terdapat risiko kekurangan volume cairan yang disebabkan oleh diare, muntah, dan intake cairan yang tidak adekuat. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan cairan, stabilitas hemodinamik, dan hidrasi pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi monitoring cairan, manajemen cairan, terapi cairan, dan manajemen demam untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi yang lebih buruk. -
Article No. 15234 | 10 Apr 2025
Klinis : DS: - Pasien mengatakan mengeluh tidak nyaman pada tubuh - Pasien mengatakan gatal pada tubuh - Perut terasa tidak nyaman mbesesek DO: - Tampak kemerahan pada area yang gatal - Menunjukkan wajah tidak nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri sesuai dengan kemampuannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen aktivitas: mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi intoleransi aktivitas, dan membantu pasien dalam merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
2. Manajemen kenyamanan: memberikan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan pasien, seperti mengatasi rasa gatal dan ketidaknyamanan pada perut.
3. Edukasi kesehatan: memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, pencegahan, dan penanganan intoleransi aktivitas.
Nurse, saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda paparkan. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 15235 | 10 Apr 2025
Klinis : DS: - Pasien mengatakan mengeluh tidak nyaman pada tubuh - Pasien mengatakan gatal pada tubuh - Perut terasa tidak nyaman mbesesek DO: - Tampak kemerahan pada area yang gatal - Menunjukkan wajah tidak nyaman
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R20.8
- Deskripsi: Kelainan sensorik kulit lainnya. Kode ini sesuai dengan keluhan pasien yang mengalami rasa tidak nyaman dan gatal pada tubuh.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Prosedur tidak spesifik. Tidak ada tindakan medis yang spesifik tercantum dalam kasus ini, karena pemeriksaan klinis masih diperlukan untuk menentukan diagnosis dan rencana tatalaksana yang sesuai.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R20.8 (Kelainan sensorik kulit lainnya) mencakup gejala-gejala seperti rasa tidak nyaman dan gatal pada tubuh yang dialami oleh pasien.
- Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang spesifik untuk kasus ini, karena belum ada tindakan medis yang teridentifikasi. Pemeriksaan klinis lebih lanjut diperlukan untuk menentukan diagnosis dan rencana tatalaksana yang tepat.
- Informasi klinis yang anda berikan berupa keluhan subyektif (DS) dan temuan objektif (DO) cukup untuk mengidentifikasi kode ICD-10 yang sesuai. Namun, diperlukan evaluasi lebih lanjut oleh profesional kesehatan untuk dapat memberikan penanganan yang komprehensif. -
Article No. 15236 | 10 Apr 2025
Klinis : DS: - Pasien mengatakan mengeluh tidak nyaman pada tubuh - Pasien mengatakan gatal pada tubuh - Perut terasa tidak nyaman mbesesek DO: - Tampak kemerahan pada area yang gatal - Menunjukkan wajah tidak nyaman pasien riwayat hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidaknyamanan Fisik berhubungan dengan gejala penyakit kulit dan riwayat hipertensi.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidaknyamanan Fisik adalah persepsi subyektif terhadap rasa tidak nyaman di dalam tubuh.
- Karakteristik Definisi: Keluhan gatal, rasa tidak nyaman pada tubuh, wajah menunjukkan ekspresi tidak nyaman.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan rasa nyaman pada tubuh.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan tidak ada gatal, tidak ada rasa tidak nyaman pada tubuh, dan ekspresi wajah menunjukkan kenyamanan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Gejala: Mengidentifikasi dan mengelola gejala fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan.
- Terapi Relaksasi: Membantu pasien untuk mencapai relaksasi dan mengurangi ketegangan.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi tentang perawatan kulit dan manajemen hipertensi.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mencapai kenyamanan fisik, mengelola gejala penyakit kulit, dan memahami pengelolaan hipertensi yang dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan.