Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15217 | 10 Apr 2025
Klinis : Keluhan demam, batuk berdahak sulit dikeluarkan, pilek, nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, ketidakmampuan untuk mengkonstraksi dan mendorong dahak keluar.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekret.
Kriteria Hasil:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Tidak ada bunyi napas abnormal (mis. mengi, ronki)
c. Tidak ada obstruksi jalan napas
d. Sekret jalan napas minimal dan dapat dikeluarkan dengan mudah
e. Tidak ada tanda-tanda infeksi pernapasan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Mengatur, memfasilitasi, dan menjaga jalan napas yang bebas dan terbuka.
Aktivitas Keperawatan:
a. Lakukan suction/penghisapan sekret jika perlu
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
d. Berikan humidifikasi/pelembab udara untuk melembabkan sekresi
e. Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi
f. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, berikan terapi bronkodilator atau mukolitik jika perlu)
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu adanya keluhan demam, batuk berdahak sulit dikeluarkan, dan nafsu makan menurun, menunjukkan adanya masalah dalam membersihkan saluran napas dari sekret yang berlebihan.
Luaran/Output yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas, di mana pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekret. Kriteria hasil yang diharapkan mencakup frekuensi napas normal, tidak ada bunyi napas abnormal, tidak ada obstruksi jalan napas, sekret minimal dan dapat dikeluarkan dengan mudah, serta tidak ada tanda-tanda infeksi pernapasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Manajemen Jalan Napas. Aktivitas keperawatan meliputi penghisapan sekret, pemberian oksigen, pengajaran teknik batuk efektif dan latihan pernapasan, pemberian humidifikasi, pemantauan tanda-tanda vital, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan demam, batuk berdahak, dan mengembalikan nafsu makan pasien. -
Article No. 15218 | 10 Apr 2025
Klinis : 1. Gangguan Pertukaran Gas bd: Infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru. - Subjektif: Batuk berdahak terus menerus sejak 1 bulan. - Objektif: Ronkhi (+) pada paru kanan. Foto thorax: fibrionfiltrat apex paru dextra. TCM sputum: Mycobacterium TB detected. Kode SDKI: D.0003 asuhan keperawatan diagnosa tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: D.0003 - Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan respirasi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan/atau mengeluarkan karbon dioksida.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien akan mempertahankan pola napas yang efektif.
- Pasien akan mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
- Pasien akan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kegagalan napas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status respirasi
- Pengaturan posisi semifowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Pemberian bronkodilator dan oksigen sesuai indikasi
- Edukasi dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan infeksi tuberculosis paru
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, merencanakan, dan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu pasien mencapai outcome yang diharapkan. -
Article No. 15219 | 10 Apr 2025
Klinis : 1. Gangguan Pertukaran Gas bd: Infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru. - Subjektif: Batuk berdahak terus menerus sejak 1 bulan. - Objektif: Ronkhi (+) pada paru kanan. Foto thorax: fibrionfiltrat apex paru dextra. TCM sputum: Mycobacterium TB detected. Kode SDKI: D.0003 asuhan keperawatan diagnosa tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Berdasarkan informasi yang Anda sampaikan, pasien mengalami Gangguan Pertukaran Gas yang disebabkan oleh Infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru. Kondisi ini sesuai dengan Kode SDKI D.0003.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru ditandai dengan batuk berdahak terus menerus, ronkhi positif pada paru kanan, dan hasil foto thorax menunjukkan adanya fibrionfiltrasi pada apeks paru kanan serta pemeriksaan TCM sputum yang terdeteksi Mycobacterium TB.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan pasien. Kode D.0003 dalam SDKI menunjukkan diagnosa Gangguan Pertukaran Gas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Luaran yang sesuai untuk diagnosa ini adalah peningkatan fungsi ventilasi dan oksigenasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang sesuai untuk diagnosa ini antara lain manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan manajemen nutrisi.
Sebagai perawat, saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 15220 | 10 Apr 2025
Klinis : 1. Gangguan Pertukaran Gas bd: Infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru. - Subjektif: Batuk berdahak terus menerus sejak 1 bulan. - Objektif: Ronkhi (+) pada paru kanan. Foto thorax: fibrionfiltrat apex paru dextra. TCM sputum: Mycobacterium TB detected. Kode SDKI: D.0003 asuhan keperawatan (intervensi, implementasi, evaluasi) diagnosa tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan diagnosa keperawatan dan asuhan keperawatan sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan diagnosis keperawatan yang disusun secara sistematis dan disepakati oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Kode diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah D.0003.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan luaran/outcome keperawatan yang diharapkan dapat dicapai oleh pasien.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Asuhan Keperawatan:
Intervensi:
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
3. Auskultasi paru dan catat temuan
4. Berikan terapi antibiotik sesuai instruksi dokter
5. Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit tuberculosis, pentingnya kepatuhan minum obat, dan pencegahan penularan
6. Dorong pasien untuk melakukan batuk efektif dan latihan pernapasan
7. Tingkatkan asupan nutrisi pasien
Implementasi:
Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun, dengan memperhatikan kondisi terkini pasien dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
Evaluasi:
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Saturasi oksigen membaik
3. Tidak terdengar lagi ronkhi pada paru
4. Pasien dan keluarga memahami penyakit dan dapat melakukan pencegahan penularan
5. Pasien dapat melakukan batuk efektif dan latihan pernapasan
6. Status nutrisi pasien membaik
Sebagai perawat, saya akan terus memantau kondisi pasien, melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, dan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 15221 | 10 Apr 2025
Klinis : 1. Gangguan Pertukaran Gas bd: Infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru. - Subjektif: Batuk berdahak terus menerus sejak 1 bulan. - Objektif: Ronkhi (+) pada paru kanan. Foto thorax: fibrionfiltrat apex paru dextra. TCM sputum: Mycobacterium TB detected. Kode SDKI: D.0003 asuhan keperawatan (intervensi, implementasi, evaluasi) diagnosa tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta asuhan keperawatan untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas (SDKI: D.0003)
berhubungan dengan Infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru
Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) D.0003 Gangguan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai ketidakmampuan tubuh untuk melakukan respirasi yang efektif, yang ditandai dengan perubahan kadar oksigen (O2) dan/atau karbon dioksida (CO2) dalam darah, jaringan, dan/atau cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) terkait adalah:
L.01.07 Pertukaran Gas: Kemampuan mempertahankan keseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
L.01.07.01 Respirasi: Kemampuan untuk bernapas dengan efektif.
L.01.07.02 Oksigenasi: Kemampuan untuk mempertukarkan oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) terkait adalah:
I.01.07.01 Manajemen Jalan Napas
I.01.07.02 Manajemen Oksigenasi
I.01.07.03 Manajemen Ventilasi
Asuhan Keperawatan:
Intervensi:
1. Kaji fungsi pernapasan pasien secara komprehensif, termasuk pola, kedalaman, irama, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Pantau hasil pemeriksaan diagnostik seperti analisis gas darah, foto thoraks, dan sputum.
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti-tuberkulosis sesuai protokol.
5. Ajarkan teknik batuk efektif dan senam dada untuk membantu drainase sekresi.
6. Edukasikan pasien dan keluarga mengenai penyakit tuberkulosis dan pentingnya kepatuhan pengobatan.
Implementasi:
Perawat melaksanakan intervensi yang telah direncanakan secara sistematis dan terdokumentasi dengan baik.
Evaluasi:
1. Pasien dapat bernapas dengan pola dan irama normal.
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi pernapasan yang memburuk.
3. Pasien dan keluarga memahami penyakit tuberkulosis dan berkomitmen untuk menjalani pengobatan dengan baik.
Dengan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi gangguan pertukaran gas akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru. -
Article No. 15222 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien wanita usia 45 tahun mengeluh lemah, letih dan lesu. Pasien mengeluh tidak nafsu makan dan berat badan menurun dan sering sesak. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir anemis, RR 28 x/menit, suhu 37,8oC, nadi 90x/menit, TD 125/90 mmHg, Hb: 9 g/dL. a. Pengkajian tambahan apa saja yang harus ditanyakan oleh perawat pada pasien? b. Tentukan data subyektif dan obyektif dari kasus di atas! c. Kebutuhan dasar apa saja yang terganggu? Buatlah tinjauan teori singkat berdasarkan kasus! d. Mengapa pada pasien tersebut mengeluh sesak? e. Tentukan masalah keperawatan pasien tersebut! f. Buat rencana keperawatan berdasarkan masalah! g. Tindakan keperawatan apa yang bisa dilakukan perawat pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai kasus yang Anda berikan:
a. Pengkajian tambahan yang harus dilakukan perawat:
- Riwayat kesehatan sebelumnya, termasuk penyakit kronis yang diderita
- Riwayat nutrisi, seperti pola makan, asupan cairan, dan perubahan berat badan
- Riwayat aktivitas/mobilisasi
- Riwayat pengobatan, seperti obat-obatan yang dikonsumsi
- Riwayat keluarga terkait penyakit anemia atau masalah kesehatan lainnya
- Gejala-gejala lain yang dirasakan pasien, seperti pusing, sakit kepala, atau nyeri dada
b. Data subyektif:
- Keluhan utama: lemah, letih, lesu, tidak nafsu makan, berat badan menurun, sering sesak
- Riwayat keluhan saat ini: kapan keluhan mulai timbul, perubahan yang terjadi, faktor pemicu, dan upaya mengatasi
Data obyektif:
- Pemeriksaan fisik: konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir anemis, RR 28x/menit, suhu 37,8°C, nadi 90x/menit, TD 125/90 mmHg, Hb 9 g/dL
c. Kebutuhan dasar yang terganggu:
- Nutrisi: Tidak nafsu makan dan berat badan menurun, kemungkinan terjadi malnutrisi
- Oksigenasi: Sesak napas, kemungkinan terjadi gangguan ventilasi
- Aktivitas/Mobilisasi: Lemah, letih, lesu, kemungkinan terjadi penurunan aktivitas
Tinjauan teori singkat:
- Anemia: Kondisi penurunan kadar hemoglobin, dapat menyebabkan kelelahan, penurunan aktivitas, dan sesak napas
- Malnutrisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat, dapat menyebabkan penurunan berat badan dan gangguan fungsi tubuh
- Gangguan ventilasi: Peningkatan frekuensi napas untuk mempertahankan oksigenasi, dapat terjadi akibat anemia atau malnutrisi
d. Pasien mengeluh sesak karena:
- Anemia yang dialami pasien menyebabkan penurunan kemampuan darah dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh
- Kondisi ini membuat tubuh berusaha mengompensasi dengan meningkatkan frekuensi napas untuk mempertahankan oksigenasi
e. Masalah keperawatan pasien:
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan asupan makan
- Penurunan aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan anemia
f. Rencana keperawatan:
- Intervensi nutrisi: Identifikasi kebutuhan nutrisi, monitor asupan nutrisi, berikan edukasi diet yang sesuai
- Intervensi aktivitas: Evaluasi tingkat aktivitas, berikan bantuan dan latihan aktivitas yang sesuai
- Intervensi oksigenasi: Monitor tanda-tanda vital, berikan oksigen jika diperlukan, berikan edukasi manajemen sesak napas
g. Tindakan keperawatan:
- Identifikasi kebutuhan nutrisi dan monitor asupan makan pasien
- Memberikan diet tinggi kalori, tinggi protein, dan kaya zat besi
- Membantu dan memberikan latihan aktivitas sesuai toleransi pasien
- Memantau tanda-tanda vital, berikan oksigen jika diperlukan
- Memberikan edukasi manajemen sesak napas dan perawatan anemia
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Keseimbangan Nutrisi
- Mobilitas
- Status Oksigenasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Aktivitas
- Manajemen Oksigenasi
Perawat berperan penting dalam mengkaji, mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk membantu pemulihan pasien dengan kondisi anemia dan malnutrisi. -
Article No. 15223 | 10 Apr 2025
Klinis : • Dukungan keluarga Siapa yang tinggal Bersama Anda? Adakah anak/ orang lain yang masih tergantung pada Anda? Adakah pikiran lain mengenai hubungan dalam keluarga? Pasien mengatakan bahwa ia tinggal bersama suaminya. Ia memiliki empat orang anak, dan memiliki 9 cucu,namun semuanya telah menikah dan tidak tinggal serumah lagi. Tidak ada anggota keluarga lain yang bergantung secara langsung kepadanya saat ini. Hubungan dalam keluarga baik • Dukungan emosional dan sosial Apakah Anda memiliki dukungan dari pihak lain? Keluarga besar, teman, tetangga? Apakah anda memerlukan dukungan dari pihak lain? Pasien mengatakan bahwa selama masa sakit, ia mendapatkan dukungan penuh dari anak-anaknya. Meskipun mereka sudah menikah dan tinggal terpisah, anak-anak tetap memperhatikan dan merawat pasien dengan baik. Mereka bergantian menjenguk dan merawat pasien, serta membantu keperluan ke rumah sakit. Keluarga besar juga rutin menjenguk dan memberikan dukungan emosional. Pasien merasa dukungan dari anak, cucu, dan keluarga besar sudah sangat mencukupi, sehingga tidak memerlukan bantuan dari pihak lain • Kondisi praktikal Apakah ada kesulitan dalam bergerak, melakukan pekerjaan? Apakah ada pikiran lain mengenai siapa yang merawat untuk hari ke depan, finansial? Saat ini pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam bergerak dan masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri di rumah. Namun, pasien mengungkapkan kekhawatiran akan kondisi di masa depan apabila suatu saat tidak lagi mampu mandiri, karena tidak ingin merepotkan anak-anaknya yang telah memiliki tanggung jawab terhadap keluarga masing-masing. Pasien merasa kasihan karena meskipun anaknya bekerja, tetap meluangkan waktu untuk mengantarnya ke rumah sakit dan merawatnya. • Harapan pasien Apa harapan Anda mengenai tujuan perawatan? Tempat untuk perawatan? Rumah sakit, rumah, atau tempat lain? Pasien mengatakan berharap mendapatkan perawatan yang terbaik untuk menjaga kesehatannya tetap stabil. Ia berharap dapat dirawat dengan nyaman dan tenang, baik di rumah maupun di rumah sakit jika memang diperlukan. Namun, jika memungkinkan, pasien lebih memilih dirawat di rumah karena merasa lebih dekat dengan keluarga dan suasana yang lebih familiar. Ia ingin agar perawatan dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan dirinya tanpa terlalu membebani anak-anaknya. Domain 3. Kondisi Psikologis • Kondisi pikiran dan suasana hati (mood) Apakah dalam bulan terakhir Anda merasakan: merasa putus asa atau tidak berdaya? Kehilangan minat? Apakah Anda merasa depresi? Apakah ada merasa tegang atau cemas? Apakah Anda pernah mengalami serangan panik? Apakah ada hal spesifik yang Anda harapkan? Pasien mengatakan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, ia kadang merasa lelah secara fisik dan emosional akibat rangkaian perawatan yang dijalani. pasien mengatakan bahwa pada tahun 2022 telah menjalani operasi pengangkatan kista, dilanjutkan dengan kemoterapi pada tahun 2023. Saat ini, pasien kembali menghadapi masalah kesehatan dengan munculnya benjolan di bahu kiri, yang menimbulkan rasa khawatir dan ketidaknyamanan. Pasien mengatakan kekhawatiran terkait rencana operasi pengangkatan benjolan di bahu kirinya yang akan datang. Kekhawatiran tersebut semakin bertambah karena suaminya baru saja menjalani operasi prostat sekitar dua minggu yang lalu. Hal ini membuat pasien merasa cemas akan perkembangan penyakitnya, serta khawatir menjadi beban bagi anak-anak yang selama ini mendukung dan merawatnya. Pasien berharap agar kondisinya dapat membaik dan pengobatan yang dijalani dapat memberikan hasil yang positif. Ia juga berharap dapat kembali menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih tenang, tanpa harus terlalu membebani keluarga. • Penyesuaian terhadap sakit Apa pemahaman Anda terhadap sakit saat ini? Gali dengan hati-hati ekspektasi pasien Pasien mengatakan sakit yang dialami menggangu Pasien memahami bahwa penyakit yang dideritanya, yaitu kanker, merupakan kondisi kronis yang membutuhkan proses perawatan jangka panjang dan tidak mudah. pasien mengakui bahwa penyakit ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidupnya, baik secara fisik maupun emosional. Namun demikian, pasien menunjukkan pemahaman yang cukup baik dan realistis terhadap penyakitnya. Pasien mengatakan bahwa setiap penyakit memiliki proses dan waktunya masing-masing untuk sembuh, sehingga pasien berusaha menjaga semangat dan harapan. Pemikiran ini membantu pasien untuk tetap kuat dan optimis menghadapi kondisi yang dihadapi. • Sumber-sumber dan hal yang menguatkan Apakah sumber dukungan Anda? Misalnya: orang-orang, hobi, iman dan kepercayaan Pasien menyampaikan bahwa sumber dukungan utamanya berasal dari anak-anak, cucu, dan keluarga besar yang selalu hadir dan mendampingi selama proses pengobatan. Semangat mereka yang selalu mendukung pasien membuat adanya kekuatan dalam dirinya. Selain dukungan dari keluarga pasien juga meyakini bahwa tuhan yesus akan selalu menolongnya. Pasien mengatakan bahwa tuhan yesus akan selalu ada baik susah maupun senangnya. Iman dan keyakinan pasien kepada Tuhan menjadi salah satu pegangan penting yang membuatnya tetap tegar menghadapi setiap fase pengobatan. Ia meyakini bahwa setiap kondisi memiliki jalan dan waktu penyembuhan tersendiri, dan hal tersebut membuatnya merasa lebih tenang. • Total Pain (nyeri multidimensi yang tidak terkontrol) Adakah sakit sebelumnya (dapat dikaji langsung atau pada keluarga)? Adakah risiko stres psikologikal dan riwayat masalah kesehatan mental? Pasien mengatakan merasakan nyeri dan ketidaknyamanan dirasakan pada area bahu setelah post operasi. Pasien juga mengatakan bahwa kunjungan rutin ke rumah sakit dalam jangka panjang sering membuatnya merasa bosan dan lelah. Ia mengatakan kadang merasa stres, terutama ketika memikirkan penyakit yang tak kunjung sembuh dan kekhawatiran menjadi beban bagi anak-anak yang selama ini sangat perhatian dalam mendampingi proses pengobatan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijabarkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Beban Keluarga
SDKI: Kemampuan keluarga untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan kesehatan (fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi, perawatan kesehatan) yang terganggu.
SLKI: Keluarga mampu melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan kesehatan.
SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk memfasilitasi keluarga dalam melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan kesehatan.
Penjelasan:
Pasien tinggal bersama suami dan memiliki anak serta cucu yang tidak serumah. Keluarga besar juga terlibat dalam memberikan dukungan selama masa sakit. Namun, pasien mengungkapkan kekhawatiran menjadi beban bagi anak-anak yang sudah memiliki tanggung jawab terhadap keluarga masing-masing. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi keluarga dalam memenuhi fungsi perawatan kesehatan, sehingga beban keluarga dapat diminimalkan.
2. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
SDKI: Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
SLKI: Individu dapat mengendalikan perasaan cemas.
SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk membantu individu mengendalikan perasaan cemas.
Penjelasan:
Pasien mengungkapkan kekhawatiran dan kecemasan terkait rencana operasi pengangkatan benjolan di bahu kiri serta perkembangan penyakit yang dialami. Kecemasan juga timbul akibat suaminya baru saja menjalani operasi prostat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien dalam mengendalikan perasaan cemas, seperti memberikan dukungan emosional, edukasi, dan teknik manajemen kecemasan.
3. Diagnosa Keperawatan: Berduka Disfungsional
SDKI: Respon emosional terhadap kehilangan yang tidak memadai atau tidak efektif.
SLKI: Individu dapat menerima kehilangan dan mengekspresikan perasaan duka secara adaptif.
SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk membantu individu menerima kehilangan dan mengekspresikan perasaan duka secara adaptif.
Penjelasan:
Pasien mengungkapkan merasa lelah secara fisik dan emosional akibat rangkaian perawatan yang dijalani. Pasien juga merasakan ketidaknyamanan dan kekhawatiran terkait kondisi kesehatannya yang belum stabil. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien untuk menerima kondisi saat ini dan mengekspresikan perasaan duka secara adaptif, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif terhadap kondisi psikologisnya.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan yang teridentifikasi adalah risiko beban keluarga, kecemasan, dan berduka disfungsional. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi keluarga dalam memenuhi fungsi perawatan kesehatan, membantu pasien dalam mengendalikan perasaan cemas, serta membantu pasien menerima kondisi saat ini dan mengekspresikan perasaan duka secara adaptif. -
Article No. 15224 | 10 Apr 2025
Klinis : • Dukungan keluarga Siapa yang tinggal Bersama Anda? Adakah anak/ orang lain yang masih tergantung pada Anda? Adakah pikiran lain mengenai hubungan dalam keluarga? Pasien mengatakan bahwa ia tinggal bersama suaminya. Ia memiliki empat orang anak, dan memiliki 9 cucu,namun semuanya telah menikah dan tidak tinggal serumah lagi. Tidak ada anggota keluarga lain yang bergantung secara langsung kepadanya saat ini. Hubungan dalam keluarga baik • Dukungan emosional dan sosial Apakah Anda memiliki dukungan dari pihak lain? Keluarga besar, teman, tetangga? Apakah anda memerlukan dukungan dari pihak lain? Pasien mengatakan bahwa selama masa sakit, ia mendapatkan dukungan penuh dari anak-anaknya. Meskipun mereka sudah menikah dan tinggal terpisah, anak-anak tetap memperhatikan dan merawat pasien dengan baik. Mereka bergantian menjenguk dan merawat pasien, serta membantu keperluan ke rumah sakit. Keluarga besar juga rutin menjenguk dan memberikan dukungan emosional. Pasien merasa dukungan dari anak, cucu, dan keluarga besar sudah sangat mencukupi, sehingga tidak memerlukan bantuan dari pihak lain • Kondisi praktikal Apakah ada kesulitan dalam bergerak, melakukan pekerjaan? Apakah ada pikiran lain mengenai siapa yang merawat untuk hari ke depan, finansial? Saat ini pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam bergerak dan masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri di rumah. Namun, pasien mengungkapkan kekhawatiran akan kondisi di masa depan apabila suatu saat tidak lagi mampu mandiri, karena tidak ingin merepotkan anak-anaknya yang telah memiliki tanggung jawab terhadap keluarga masing-masing. Pasien merasa kasihan karena meskipun anaknya bekerja, tetap meluangkan waktu untuk mengantarnya ke rumah sakit dan merawatnya. • Harapan pasien Apa harapan Anda mengenai tujuan perawatan? Tempat untuk perawatan? Rumah sakit, rumah, atau tempat lain? Pasien mengatakan berharap mendapatkan perawatan yang terbaik untuk menjaga kesehatannya tetap stabil. Ia berharap dapat dirawat dengan nyaman dan tenang, baik di rumah maupun di rumah sakit jika memang diperlukan. Namun, jika memungkinkan, pasien lebih memilih dirawat di rumah karena merasa lebih dekat dengan keluarga dan suasana yang lebih familiar. Ia ingin agar perawatan dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan dirinya tanpa terlalu membebani anak-anaknya. Domain 3. Kondisi Psikologis • Kondisi pikiran dan suasana hati (mood) Apakah dalam bulan terakhir Anda merasakan: merasa putus asa atau tidak berdaya? Kehilangan minat? Apakah Anda merasa depresi? Apakah ada merasa tegang atau cemas? Apakah Anda pernah mengalami serangan panik? Apakah ada hal spesifik yang Anda harapkan? Pasien mengatakan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, ia kadang merasa lelah secara fisik dan emosional akibat rangkaian perawatan yang dijalani. pasien mengatakan bahwa pada tahun 2022 telah menjalani operasi pengangkatan kista, dilanjutkan dengan kemoterapi pada tahun 2023. Saat ini, pasien kembali menghadapi masalah kesehatan dengan munculnya benjolan di bahu kiri, yang menimbulkan rasa khawatir dan ketidaknyamanan. Pasien mengatakan kekhawatiran terkait rencana operasi pengangkatan benjolan di bahu kirinya yang akan datang. Kekhawatiran tersebut semakin bertambah karena suaminya baru saja menjalani operasi prostat sekitar dua minggu yang lalu. Hal ini membuat pasien merasa cemas akan perkembangan penyakitnya, serta khawatir menjadi beban bagi anak-anak yang selama ini mendukung dan merawatnya. Pasien berharap agar kondisinya dapat membaik dan pengobatan yang dijalani dapat memberikan hasil yang positif. Ia juga berharap dapat kembali menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih tenang, tanpa harus terlalu membebani keluarga. • Penyesuaian terhadap sakit Apa pemahaman Anda terhadap sakit saat ini? Gali dengan hati-hati ekspektasi pasien Pasien mengatakan sakit yang dialami menggangu Pasien memahami bahwa penyakit yang dideritanya, yaitu kanker, merupakan kondisi kronis yang membutuhkan proses perawatan jangka panjang dan tidak mudah. pasien mengakui bahwa penyakit ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidupnya, baik secara fisik maupun emosional. Namun demikian, pasien menunjukkan pemahaman yang cukup baik dan realistis terhadap penyakitnya. Pasien mengatakan bahwa setiap penyakit memiliki proses dan waktunya masing-masing untuk sembuh, sehingga pasien berusaha menjaga semangat dan harapan. Pemikiran ini membantu pasien untuk tetap kuat dan optimis menghadapi kondisi yang dihadapi. • Sumber-sumber dan hal yang menguatkan Apakah sumber dukungan Anda? Misalnya: orang-orang, hobi, iman dan kepercayaan Pasien menyampaikan bahwa sumber dukungan utamanya berasal dari anak-anak, cucu, dan keluarga besar yang selalu hadir dan mendampingi selama proses pengobatan. Semangat mereka yang selalu mendukung pasien membuat adanya kekuatan dalam dirinya. Selain dukungan dari keluarga pasien juga meyakini bahwa tuhan yesus akan selalu menolongnya. Pasien mengatakan bahwa tuhan yesus akan selalu ada baik susah maupun senangnya. Iman dan keyakinan pasien kepada Tuhan menjadi salah satu pegangan penting yang membuatnya tetap tegar menghadapi setiap fase pengobatan. Ia meyakini bahwa setiap kondisi memiliki jalan dan waktu penyembuhan tersendiri, dan hal tersebut membuatnya merasa lebih tenang. • Total Pain (nyeri multidimensi yang tidak terkontrol) Adakah sakit sebelumnya (dapat dikaji langsung atau pada keluarga)? Adakah risiko stres psikologikal dan riwayat masalah kesehatan mental? Pasien mengatakan merasakan nyeri dan ketidaknyamanan dirasakan pada area bahu setelah post operasi. Pasien juga mengatakan bahwa kunjungan rutin ke rumah sakit dalam jangka panjang sering membuatnya merasa bosan dan lelah. Ia mengatakan kadang merasa stres, terutama ketika memikirkan penyakit yang tak kunjung sembuh dan kekhawatiran menjadi beban bagi anak-anak yang selama ini sangat perhatian dalam mendampingi proses pengobatan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang disampaikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Kesiapan peningkatan dukungan keluarga
- Definisi: Pola kemampuan keluarga untuk memperoleh, mengatur, dan menggunakan sumber daya internal dan eksternal, secara sukarela diperbaiki untuk membantu anggota keluarga meningkatkan kesejahteraan.
- Karakteristik definisi: Keluarga menyediakan dukungan yang cukup bagi anggota keluarga, keluarga mengakui kebutuhan untuk dukungan, keluarga memiliki sumber daya untuk memberikan dukungan.
2. Risiko gangguan proses keluarga
- Definisi: Rentan terhadap perubahan struktur dan fungsi keluarga yang tidak efektif, yang dapat mengganggu kemampuan keluarga untuk memberikan dukungan/perlindungan bagi anggota keluarga.
- Karakteristik definisi: Perubahan struktur keluarga, perubahan fungsi keluarga, keterbatasan sumber daya keluarga, pola interaksi keluarga yang tidak efektif.
3. Kesiapan peningkatan dukungan sosial
- Definisi: Pola kemampuan individu untuk memperoleh, mengatur, dan menggunakan sumber daya sosial secara sukarela untuk membantu meningkatkan kesejahteraan.
- Karakteristik definisi: Individu menyediakan dukungan yang cukup, individu mengakui kebutuhan untuk dukungan, individu memiliki sumber daya untuk memberikan dukungan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Dukungan keluarga
- Indikator:
- Keluarga memberikan dukungan emosional
- Keluarga memberikan dukungan instrumental
- Keluarga memberikan dukungan informasional
- Keluarga memberikan dukungan spiritual
- Target: Keluarga mampu memberikan dukungan yang adekuat bagi pasien
2. Proses keluarga
- Indikator:
- Kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
- Kemampuan keluarga dalam beradaptasi dengan perubahan
- Kemampuan keluarga dalam mempertahankan struktur dan fungsi keluarga
- Target: Keluarga mampu mempertahankan struktur dan fungsi keluarga yang efektif
3. Dukungan sosial
- Indikator:
- Ketersediaan dukungan emosional
- Ketersediaan dukungan instrumental
- Ketersediaan dukungan informasional
- Ketersediaan dukungan spiritual
- Target: Pasien memperoleh dukungan sosial yang adekuat dari lingkungan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemberian dukungan keluarga
- Tindakan keperawatan:
- Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan keluarga
- Memfasilitasi keterlibatan keluarga dalam perawatan
- Memberikan edukasi dan konseling kepada keluarga
- Mendorong keluarga untuk memberikan dukungan emosional, instrumental, informasional, dan spiritual
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan dukungan yang adekuat bagi pasien
2. Terapi keluarga
- Tindakan keperawatan:
- Mengkaji struktur dan fungsi keluarga
- Mengidentifikasi masalah dan potensi keluarga
- Merencanakan intervensi untuk mempertahankan struktur dan fungsi keluarga yang efektif
- Melakukan intervensi terapeutik untuk meningkatkan kemampuan keluarga
- Tujuan: Mempertahankan struktur dan fungsi keluarga yang efektif dalam memberikan dukungan bagi pasien
3. Pemberian dukungan sosial
- Tindakan keperawatan:
- Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan sosial
- Memfasilitasi pasien untuk mendapatkan dukungan sosial yang adekuat
- Memberikan edukasi dan konseling kepada pasien terkait pentingnya dukungan sosial
- Membantu pasien dalam mengakses dan memanfaatkan sumber-sumber dukungan sosial
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan pasien dalam memperoleh dukungan sosial yang adekuat
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan yang ditetapkan berdasarkan kondisi pasien adalah Kesiapan peningkatan dukungan keluarga, Risiko gangguan proses keluarga, dan Kesiapan peningkatan dukungan sosial. Diagnosa-diagnosa ini dipilih karena pasien memiliki dukungan keluarga yang cukup baik, namun terdapat potensi risiko gangguan proses keluarga akibat kondisi kesehatan pasien yang membutuhkan perawatan jangka panjang. Selain itu, pasien juga membutuhkan dukungan sosial yang adekuat untuk membantu dalam proses penyembuhan dan peningkatan kualitas hidup.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah peningkatan dukungan keluarga, pemeliharaan proses keluarga yang efektif, dan peningkatan dukungan sosial bagi pasien. Masing-masing luaran ini memiliki indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi pemberian dukungan keluarga, terapi keluarga, dan pemberian dukungan sosial. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan dukungan yang adekuat, mempertahankan struktur dan fungsi keluarga yang efektif, serta memfasilitasi pasien dalam memperoleh dukungan sosial yang dibutuhkan.
Melalui penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat memperoleh dukungan yang komprehensif dari keluarga dan lingkungan sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kondisi penyakitnya, serta mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 15225 | 10 Apr 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan demam sejak rabu pagi disertai batuk pilek, batuk pilek mulai seminggu yang lalu dan muncul kembali selasa disertai dengan demam mulai rabu subuh (Suhu dirumah 38,1'C) diberikan sanmol 5 ml, pasien sempat muntah 3x bercampur dahak berwarna kuning, tidak ada bab cair
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dari kondisi yang Anda paparkan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Intervensi untuk menurunkan suhu tubuh pada individu yang mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh pada individu yang mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
2. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk memfasilitasi pembersihan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
3. Diagnosa Keperawatan: Mual
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami rasa tidak nyaman yang menyebabkan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang menyebabkan keinginan untuk muntah pada individu.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang menyebabkan keinginan untuk muntah pada individu.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan demam, batuk, pilek, dan muntah. Hal ini mengarah pada diagnosa keperawatan Hipertermia, Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, dan Mual. Perawat perlu melakukan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, memfasilitasi pembersihan jalan napas, dan mengurangi rasa mual pada pasien sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 15226 | 10 Apr 2025
Klinis : risiko pendarahan d.d kurang terpapar informasi tentang pencegahan pendarahan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Risiko Perdarahan
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang berlebihan dari saluran tubuh.
Kondisi yang Sesuai: Risiko perdarahan yang disebabkan oleh kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Tingkat Pengetahuan Tentang Pencegahan Perdarahan
- Definisi: Kemampuan individu untuk memahami dan menerapkan informasi yang berkaitan dengan tindakan pencegahan perdarahan.
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat menjelaskan penyebab dan tanda-tanda perdarahan.
b. Pasien dapat menyebutkan tindakan pencegahan perdarahan.
c. Pasien dapat mendemonstrasikan tindakan pencegahan perdarahan.
2. Kontrol Perdarahan
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengidentifikasi dan mengendalikan perdarahan.
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perdarahan.
b. Pasien dapat melakukan tindakan pertolongan pertama untuk menghentikan perdarahan.
c. Pasien dapat mempertahankan perdarahan dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Tentang Pencegahan Perdarahan
- Definisi: Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pasien tentang tindakan pencegahan perdarahan.
- Aktivitas:
a. Mengkaji pemahaman pasien tentang penyebab dan tanda-tanda perdarahan.
b. Menjelaskan penyebab dan tanda-tanda perdarahan.
c. Mengajarkan tindakan pencegahan perdarahan, seperti:
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Menghindari trauma dan cedera.
- Mengonsumsi makanan kaya vitamin K.
- Menggunakan alat-alat yang aman.
d. Memberikan kesempatan pasien untuk mempraktikkan tindakan pencegahan perdarahan.
e. Mengevaluasi pemahaman dan kemampuan pasien dalam melakukan tindakan pencegahan perdarahan.
2. Manajemen Risiko Perdarahan
- Definisi: Upaya untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan perdarahan.
- Aktivitas:
a. Mengkaji faktor-faktor risiko perdarahan pada pasien.
b. Mengidentifikasi tanda-tanda awal perdarahan.
c. Mengajarkan pasien untuk segera melaporkan tanda-tanda perdarahan.
d. Melakukan tindakan pencegahan perdarahan sesuai kebutuhan pasien.
e. Memantau dan mendokumentasikan perkembangan kondisi pasien.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Perdarahan" dipilih karena kondisi yang dideskripsikan menunjukkan adanya risiko perdarahan akibat kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan. Luaran/output yang diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan pasien tentang pencegahan perdarahan dan kemampuan pasien dalam mengontrol perdarahan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah memberikan edukasi tentang pencegahan perdarahan dan melakukan manajemen risiko perdarahan untuk mencapai tujuan luaran tersebut.