Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17262 | 14 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan pernapasannya masih terasa sesak, badan terasa lemas dan beraktivitas di atas tempat tidur dengan bantu orang lain. TD = 104/70 mmHg Nadi = 67 x/mnt Suhu = 36,2 RR = 23 x/mnt TB = 170 cm BB = 80 kg IMT = 27,7 (Obesitas) GDS = 249
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah analisis komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
Tanda dan gejala yang sesuai: Pasien mengatakan pernapasannya masih terasa sesak, RR = 23 x/mnt.
2. Kelelahan
Definisi: Ketidakmampuan yang berkelanjutan dan subjektif untuk mempertahankan aktivitas yang dibutuhkan.
Tanda dan gejala yang sesuai: Pasien mengatakan badan terasa lemas dan beraktivitas di atas tempat tidur dengan bantuan orang lain.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif:
a. Pasien dapat menunjukkan upaya pernapasan yang efektif.
b. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kapasitas fungsional.
c. Pasien dapat menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
2. Kelelahan:
a. Pasien dapat menunjukkan peningkatan energi.
b. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Pasien dapat menunjukkan penurunan rasa lelah.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif:
a. Monitor status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha).
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
c. Kolaborasi pemberian bronkodilator dan kortikosteroid sesuai resep.
d. Latih teknik pernapasan dalam dan pursed-lip breathing.
e. Bantu mobilisasi dan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi pernapasan.
2. Kelelahan:
a. Lakukan pengkajian faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan.
b. Atur jadwal istirahat dan aktivitas sesuai toleransi pasien.
c. Berikan strategi manajemen energi (konservasi, pembagian tugas, dst).
d. Kolaborasi pemberian suplemen/nutrisi sesuai kebutuhan.
e. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan membantu aktivitas.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan Pola Napas Tidak Efektif dan Kelelahan dipilih berdasarkan gejala yang dilaporkan pasien, yaitu sesak napas dan lemas saat beraktivitas. Kedua diagnosa ini saling terkait, dimana sesak napas dapat menyebabkan kelelahan. Luaran yang diharapkan mencakup perbaikan status pernapasan, peningkatan kapasitas fungsional, dan peningkatan energi/pengurangan kelelahan. Intervensi keperawatan diarahkan untuk memantau dan mengelola kondisi pernapasan, memfasilitasi aktivitas, serta memberikan dukungan dan strategi manajemen energi. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga diperlukan, misalnya pemberian oksigen, bronkodilator, dan suplemen nutrisi. -
Article No. 17263 | 14 May 2025
Klinis : Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial akibat edema serebri.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
Faktor Risiko: Peningkatan tekanan intrakranial akibat edema serebri.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Perfusi Serebral Membaik
- Definisi: Tercapainya aliran darah yang adekuat ke otak untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
- Indikator:
1) Nilai GCS membaik
2) Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (seperti nyeri kepala, mual, muntah, perubahan perilaku)
3) Hasil neuroimaging (CT Scan/MRI) menunjukkan penurunan edema serebri
b. Integritas Jaringan Otak Terjaga
- Definisi: Tidak terjadi kerusakan struktural dan fungsional pada jaringan otak.
- Indikator:
1) Tidak ada defisit neurologis baru
2) Tidak ada infark atau iskemia otak baru
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Tanda Vital dan Neurologi
- Definisi: Melakukan observasi dan evaluasi parameter tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu) dan status neurologis (kesadaran, pupil, gerakan, refleks) secara berkala.
- Tujuan: Untuk mendeteksi perubahan tanda vital dan status neurologis yang dapat mengindikasikan perubahan kondisi perfusi serebral.
b. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Definisi: Melakukan intervensi untuk mencegah dan mengendalikan peningkatan tekanan intrakranial, seperti elevasi kepala, pemberian obat-obatan, dan tindakan lain sesuai kondisi pasien.
- Tujuan: Untuk menurunkan atau mempertahankan tekanan intrakranial dalam batas normal, sehingga perfusi serebral dapat terjaga.
c. Terapi Oksigen
- Definisi: Pemberian oksigen tambahan untuk meningkatkan suplai oksigen ke otak.
- Tujuan: Untuk memastikan kebutuhan oksigen otak terpenuhi dan mencegah hipoksia.
d. Manajemen Cairan dan Elektrolit
- Definisi: Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan untuk menjaga homeostasis cairan dan elektrolit.
- Tujuan: Untuk menjaga perfusi serebral yang adekuat dan mencegah gangguan elektrolit yang dapat mempengaruhi fungsi otak.
e. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Definisi: Memberikan informasi dan pengajaran terkait kondisi, perawatan, dan upaya pencegahan komplikasi.
- Tujuan: Agar pasien dan keluarga dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan dan mencegah komplikasi.
Dalam penerapan asuhan keperawatan ini, perawat harus melakukan penilaian komprehensif, pemantauan ketat, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai luaran yang diharapkan dan mempertahankan integritas jaringan otak pasien. -
Article No. 17264 | 14 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sudah 15 hari mengalami haid yang tidak kunjung berhenti. Setiap hari darah yang keluar cukup banya. Pasien juga mengeluh merasa sangat lemas dan sering pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Perdarahan Uterus Abnormal (Kode: 00126)
Definisi SDKI:
Perdarahan uterus yang tidak normal atau berlebihan, baik dalam jumlah, durasi, atau frekuensi, yang tidak berhubungan dengan kehamilan.
Definisi SLKI:
Kondisi di mana terjadi perdarahan dari uterus yang tidak normal atau berlebihan, baik dalam jumlah, durasi, atau frekuensi, yang tidak berhubungan dengan kehamilan.
Definisi SIKI:
Gangguan pada sistem reproduksi yang ditandai dengan perdarahan dari uterus yang tidak normal atau berlebihan, baik dalam jumlah, durasi, atau frekuensi, yang tidak berhubungan dengan kehamilan.
Penjelasan Singkat:
Pasien Anda mengalami perdarahan uterus abnormal, yang ditandai dengan perdarahan yang berlangsung selama 15 hari dan cukup banyak. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa lemas dan sering pusing, yang dapat menjadi gejala anemia akibat kehilangan darah yang berlebihan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Perdarahan Uterus Abnormal, dengan kode 00126 dari SDKI. Perawat dapat melakukan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti pemantauan tanda-tanda vital, penggantian pembalut, pemberian nutrisi, dan edukasi kepada pasien. -
Article No. 17265 | 14 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sudah 15 hari mengalami haid yang tidak kunjung berhenti. Setiap hari darah yang keluar cukup banya. Pasien juga mengeluh merasa sangat lemas dan sering pusing, pasien di kuret
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami kondisi berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N93.2
- Deskripsi: Perdarahan uterus dan vagina yang berlebihan, tidak terklasifikasi di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 69.09
- Deskripsi: Kuretase uterus, prosedur tidak spesifik
Penjelasan:
Kode ICD-10 N93.2 (Perdarahan uterus dan vagina yang berlebihan, tidak terklasifikasi di tempat lain) cocok dengan gejala yang dialami pasien, yaitu perdarahan haid yang tidak kunjung berhenti dan berlangsung selama 15 hari dengan jumlah darah yang cukup banyak. Kondisi ini termasuk dalam kategori perdarahan uterus yang berlebihan, tanpa adanya diagnosis spesifik lainnya.
Kode ICD-9-CM 69.09 (Kuretase uterus, prosedur tidak spesifik) mencakup tindakan kuretase yang dilakukan pada pasien. Kuretase uterus adalah prosedur pembersihan kavum uteri dengan menggunakan alat curette untuk mengeluarkan jaringan atau gumpalan darah dari dalam rahim.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien juga mengeluhkan merasa sangat lemas dan sering pusing, yang dapat disebabkan oleh perdarahan yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan anemia dan hipovolemia, yang memerlukan penanganan yang tepat. -
Article No. 17266 | 14 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sudah 15 hari mengalami haid yang tidak kunjung berhenti. Setiap hari darah yang keluar cukup banya. Pasien juga mengeluh merasa sangat lemas dan sering pusing, pasien di kuret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kondisi pasien tersebut, sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Perfusi Jaringan: Perifer (00004)**
*Definisi:* Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer akibat perdarahan uterus yang berkepanjangan, mengakibatkan gejala anemia (lemas, pusing).
**Kode SDKI:** 00004
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Perfusi Jaringan: Perifer Membaik (080101)**
*Indikator:*
1. Tanda vital dalam rentang normal (TD, nadi, pernapasan).
2. Kulit hangat dan kering.
3. Tidak ada keluhan pusing atau lemas berlebihan.
4. Kadar hemoglobin stabil/meningkat.
**Kode SLKI:** 080101
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**1. Manajemen Perdarahan (2120)**
*Tindakan:*
- Pantau jumlah dan karakteristik perdarahan.
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologis (oksitosin, antifibrinolitik).
- Persiapan tindakan kuretase jika diperlukan.
**Kode SIKI:** 2120
**2. Manajemen Anemia (2010)**
*Tindakan:*
- Monitor kadar Hb dan hematokrit.
- Anjurkan asupan nutrisi tinggi zat besi (Fe).
- Kolaborasi pemberian transfusi darah jika diperlukan.
**Kode SIKI:** 2010
**3. Edukasi Kesehatan (5600)**
*Tindakan:*
- Berikan informasi tentang penyebab perdarahan uterus abnormal.
- Ajarkan tanda-tanda syok hipovolemik (lemah ekstrem, pucat, tekanan darah turun).
- Anjurkan kontrol rutin ke dokter spesialis kandungan.
**Kode SIKI:** 5600
---
### **Penjelasan Singkat:**
Kondisi pasien dengan **perdarahan uterus berkepanjangan (menorrhagia)** menyebabkan **anemia sekunder**, sehingga diperlukan intervensi untuk memperbaiki perfusi jaringan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Diagnosa ini didukung oleh data subjektif (keluhan lemas, pusing) dan objektif (perdarahan hebat, tindakan kuretase).
Semoga informasi ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, konsultasikan dengan tim medis terkait.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).* Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI. -
Article No. 17267 | 14 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sudah 15 hari mengalami haid yang tidak kunjung berhenti. Setiap hari darah yang keluar cukup banya. Pasien juga mengeluh merasa sangat lemas dan sering pusing, pasien di kuret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya, yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, untuk kondisi yang Anda berikan dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Perdarahan Uterus Abnormal (Kode: 13019)
Definisi: Pengalaman individu wanita tentang pendarahan dari uterus yang melebihi kebiasaan normal.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 13019
Definisi: Pengalaman individu wanita tentang pendarahan dari uterus yang melebihi kebiasaan normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 41005
Definisi: Tingkat pemulihan fungsi reproduksi wanita.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 61024
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan perawat untuk membantu individu wanita dalam mengatasi perdarahan uterus abnormal.
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, pasien mengalami perdarahan uterus abnormal yang telah berlangsung selama 15 hari dengan perdarahan cukup banyak setiap hari. Pasien juga mengeluhkan rasa lemas dan sering pusing. Setelah dilakukan kuretase, perawat perlu melakukan intervensi yang sesuai untuk membantu pemulihan fungsi reproduksi pasien dan mengatasi perdarahan uterus abnormal tersebut. -
Article No. 17268 | 14 May 2025
Klinis : Diagnosa keperawatan Ny. Y usia 56 tahun didiagnosis menderita kanker payudara sekitar enam bulan yang lalu dan telah menjalani tiga siklus kemoterapi. Selama proses pengobatan, pasien mengalami berbagai efek samping seperti mual, kelelahan, serta kerontokan rambut yang parah, yang memengaruhi citra dirinya secara signifikan. Pasien sebelumnya dikenal aktif di lingkungan sosial dan keluarga, tetapi kini menolak kunjungan teman, menutup diri dari anggota keluarga, dan sering tampak diam, termenung, atau menangis sendiri di ruang perawatan. Pasien juga menolak bercermin, enggan menggunakan pelindung kepala atau wig, dan mengungkapkan perasaan minder, malu, dan tidak berharga. Ia merasa dirinya sudah tidak menarik lagi sebagai istri dan ibu, bahkan menyebut dirinya sebagai "beban" bagi keluarga. Ketika diajak berbicara oleh perawat atau tim medis, responsnya cenderung pendek dan datar, bahkan beberapa kali menolak diajak komunikasi lebih lanjut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang dialami oleh Ny. Y, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Citra Tubuh
- SDKI: Gangguan Citra Tubuh (00118)
- Definisi: Persepsi negatif atau ketidakpuasan tentang penampilan fisik atau fungsi tubuh.
- SLKI: Perbaikan Citra Tubuh (1300)
- SIKI: Konseling Citra Tubuh (6340)
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
- SDKI: Isolasi Sosial (00053)
- Definisi: Pengalaman subjektif dari kesendirian yang disebabkan oleh keterbatasan dalam hubungan sosial.
- SLKI: Peningkatan Sosialisasi (1502)
- SIKI: Terapi Aktivitas Kelompok (5450)
3. Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
- SDKI: Harga Diri Rendah (00119)
- Definisi: Evaluasi diri yang negatif atau perasaan tidak berharga.
- SLKI: Peningkatan Harga Diri (1300)
- SIKI: Terapi Bermain (4320)
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Citra Tubuh: Ny. Y mengalami perubahan fisik akibat efek samping kemoterapi yang mempengaruhi citra dirinya secara signifikan. Ia merasa tidak menarik lagi dan menolak untuk bercermin atau menggunakan pelindung kepala.
2. Isolasi Sosial: Ny. Y menolak kunjungan teman, menutup diri dari anggota keluarga, dan sering tampak diam, termenung, atau menangis sendiri di ruang perawatan, menunjukkan adanya isolasi sosial.
3. Harga Diri Rendah: Ny. Y mengungkapkan perasaan minder, malu, dan tidak berharga, bahkan menganggap dirinya sebagai "beban" bagi keluarga, menunjukkan adanya harga diri rendah.
Kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 17269 | 14 May 2025
Klinis : Seorang perempuan Ny. S, Usia: 29 tahun, Diagnosis medis: HIV positif sejak 2 tahun lalu Status sosial: Janda, tinggal sendiri, tidak bekerja. Riwayat penyakit: Didiagnosis HIV 5 tahun lalu, mulai mengalami infeksi oportunistik berulang dalam 6 bulan terakhir (TB paru, kandidiasis oral) Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji “Saya merasa malu dan kotor.” “Hidup saya sudah tidak berarti lagi.” “Saya tidak mau bertemu siapa-siapa, Menolak makan, BB menurun, Duduk di pojok ruangan, tidak berinteraksi, tampak menangis sesekali, Kontak mata buruk, postur tubuh membungkuk Skor Hamilton Depression Scale (HAM-D): 22 (Depresi Sedang). Menurut keluarga pasien mengalami penyakit ini dari suaminya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu akibat penyakit yang sama.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang dijelaskan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perubahan Citra Tubuh (00118) ditandai dengan pernyataan "Saya merasa malu dan kotor", "Hidup saya sudah tidak berarti lagi", penolakan untuk bertemu orang lain, dan postur tubuh membungkuk.
2. Isolasi Sosial (00053) ditandai dengan penolakan untuk bertemu orang lain, tidak berinteraksi, dan kontak mata yang buruk.
3. Depresi (00079) ditandai dengan skor Hamilton Depression Scale (HAM-D) 22 yang menunjukkan depresi sedang, penurunan berat badan, duduk di pojok ruangan, dan tampak menangis sesekali.
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Citra Tubuh (1200):
- Indikator: Penerimaan terhadap perubahan citra tubuh (120001), Ekspresi diri yang positif (120002), Kepuasan terhadap penampilan fisik (120003).
- Tujuan: Pasien dapat menerima perubahan citra tubuhnya, mengekspresikan diri secara positif, dan merasa puas dengan penampilan fisiknya.
2. Interaksi Sosial (1503):
- Indikator: Keterlibatan dalam interaksi sosial (150301), Inisiatif untuk berhubungan dengan orang lain (150302), Kepuasan terhadap hubungan interpersonal (150303).
- Tujuan: Pasien dapat terlibat dalam interaksi sosial, berinisiatif untuk berhubungan dengan orang lain, dan merasa puas dengan hubungan interpersonalnya.
3. Kontrol Depresi (1208):
- Indikator: Ekspresi emosi yang sesuai (120801), Minat terhadap aktivitas (120802), Harga diri (120803).
- Tujuan: Pasien dapat mengekspresikan emosinya secara sesuai, memiliki minat terhadap aktivitas, dan memiliki harga diri yang baik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Terapi Citra Tubuh (4402):
- Membantu pasien mengidentifikasi persepsi diri yang negatif.
- Mendorong pasien untuk menerima perubahan citra tubuh.
- Memfasilitasi pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang perubahan citra tubuh.
2. Terapi Sosialisasi (5100):
- Memfasilitasi pasien untuk terlibat dalam interaksi sosial.
- Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam bersosialisasi.
- Mendorong pasien untuk berinisiatif dalam berhubungan dengan orang lain.
3. Terapi Perilaku (4360):
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku depresi.
- Mengajarkan pasien teknik pengaturan emosi dan pengendalian diri.
- Mendorong pasien untuk meningkatkan harga diri dan minat terhadap aktivitas.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi mencakup perubahan citra tubuh, isolasi sosial, dan depresi. Hal ini sesuai dengan kondisi pasien yang merasa malu, merasa hidup tidak berarti, menolak bertemu orang lain, menunjukkan gejala depresi seperti penurunan berat badan, duduk menyendiri, dan tampak menangis.
Luaran asuhan keperawatan yang diharapkan adalah pasien dapat menerima perubahan citra tubuhnya, terlibat dalam interaksi sosial, serta mengendalikan gejala depresi. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup terapi citra tubuh untuk mengatasi persepsi negatif, terapi sosialisasi untuk meningkatkan interaksi sosial, dan terapi perilaku untuk mengelola gejala depresi.
Dengan intervensi yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai hasil yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 17270 | 14 May 2025
Klinis : Tentukan tujuan, kriteria hasil, tindakan, rasional dari diagnosis gangguan citra tubuh pada kasus keperawatan Ny. Y usia 56 tahun didiagnosis menderita kanker payudara sekitar enam bulan yang lalu dan telah menjalani tiga siklus kemoterapi. Selama proses pengobatan, pasien mengalami berbagai efek samping seperti mual, kelelahan, serta kerontokan rambut yang parah, yang memengaruhi citra dirinya secara signifikan. Pasien sebelumnya dikenal aktif di lingkungan sosial dan keluarga, tetapi kini menolak kunjungan teman, menutup diri dari anggota keluarga, dan sering tampak diam, termenung, atau menangis sendiri di ruang perawatan. Pasien juga menolak bercermin, enggan menggunakan pelindung kepala atau wig, dan mengungkapkan perasaan minder, malu, dan tidak berharga. Ia merasa dirinya sudah tidak menarik lagi sebagai istri dan ibu, bahkan menyebut dirinya sebagai "beban" bagi keluarga. Ketika diajak berbicara oleh perawat atau tim medis, responsnya cenderung pendek dan datar, bahkan beberapa kali menolak diajak komunikasi lebih lanjut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan terkait gangguan citra tubuh pada Ny. Y.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Citra Tubuh (GCTL)
- Kode SDKI: GCTL
- Definisi: Persepsi negatif atau gangguan terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
Tujuan:
1. Pasien dapat menerima perubahan pada penampilan dan fungsi tubuhnya.
2. Pasien dapat meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri.
3. Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sosial.
Kriteria Hasil (SLKI):
1. Pasien dapat menggambarkan persepsi positif terhadap perubahan fisik.
2. Pasien dapat mengungkapkan perasaan puas terhadap penampilan tubuhnya.
3. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Tindakan Keperawatan (SIKI):
1. Kaji persepsi pasien tentang perubahan fisik.
2. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
3. Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas sosial.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu pasien dalam mengelola efek samping kemoterapi.
5. Berikan dukungan emosional dan bantu pasien mengembangkan strategi koping yang efektif.
Rasional:
1. Untuk mengetahui persepsi pasien terhadap perubahan fisiknya dan memahami dampaknya terhadap citra tubuh.
2. Membantu pasien mengelola stres dan kecemasan yang terkait dengan perubahan fisik.
3. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam aktivitas sosial dan membantu memulihkan harga diri.
4. Membantu pasien mengelola efek samping kemoterapi yang memengaruhi citra tubuh.
5. Memberikan dukungan emosional dan membantu pasien mengembangkan strategi koping yang sesuai untuk mengatasi perubahan citra tubuh.
Dengan penanganan yang komprehensif, diharapkan Ny. Y dapat menerima perubahan pada dirinya, meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri, serta mampu berpartisipasi dalam aktivitas sosial secara optimal. -
Article No. 17271 | 14 May 2025
Klinis : Pasien C dikamar 5 dengan DM keluhannya keringat dingin,gemetar,datang sejak 2 hr yang lalu, tindakan yang dilakukan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda sampaikan untuk pasien C di kamar 5 dengan keluhan keringat dingin, gemetar yang muncul sejak 2 hari yang lalu, serta diagnosis Diabetes Mellitus, maka dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan ketetapan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
SDKI: Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Kode: 10033
Definisi: Keadaan berisiko mengalami peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah di luar batas normal.
SLKI: Manajemen Kadar Glukosa Darah
Kode: 30006
Definisi: Seperangkat tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
SIKI: Pemantauan Kadar Glukosa Darah
Kode: 70008
Definisi: Tindakan pengumpulan dan analisis data untuk mengetahui kadar glukosa darah.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
SDKI: Intoleransi Aktivitas
Kode: 10017
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan psikologis.
SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
Kode: 30053
Definisi: Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
SIKI: Manajemen Energi
Kode: 70163
Definisi: Tindakan untuk membantu pasien mengatur penggunaan energi dalam melakukan aktivitas.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi pasien C ini antara lain:
1. Pemantauan kadar glukosa darah secara berkala.
2. Pemberian obat-obatan antidiabetik sesuai resep dokter.
3. Pengaturan nutrisi dan asupan cairan yang sesuai.
4. Pemberian edukasi tentang manajemen diabetes mellitus.
5. Fasilitasi istirahat dan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya.