Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15382 | 12 Apr 2025
Klinis : suhu 39,2, demam, batuk, tbc
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: suhu 39,2, demam, batuk, TBC
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
- Faktor yang Berhubungan: Infeksi (tuberculosis)
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor yang Berhubungan: Infeksi saluran napas (tuberculosis)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Hipertermia
- Kontrol Suhu Tubuh Dalam Batas Normal
- Definisi: Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil:
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Kulit hangat dan kering
- Tidak ada menggigil
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
- Kriteria Hasil:
- Pola napas normal
- Tidak ada bunyi napas tambahan
- Tidak ada sianosis
- Tidak ada sesak napas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
1. Hipertermia
- Monitor Tanda-Tanda Vital
- Definisi: Pengumpulan dan pemantauan data tentang fungsi tubuh untuk menetapkan dan memantau status kesehatan.
- Aktivitas:
- Ukur suhu tubuh pasien secara rutin
- Catat hasil pengukuran dan notifikasi perubahan signifikan
- Manajemen Demam
- Definisi: Intervensi untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
- Aktivitas:
- Berikan kompres dingin atau mandi air hangat untuk menurunkan suhu
- Berikan obat penurun demam sesuai resep
- Dorong pasien untuk banyak minum cairan
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Suction
- Definisi: Membersihkan saluran napas dari sekret atau benda asing.
- Aktivitas:
- Lakukan suction oral atau nasal secara hati-hati
- Pantau kebutuhan suction dan lakukan sesuai kebutuhan
- Terapi Oksigen
- Definisi: Pemberian oksigen tambahan untuk mempertahankan oksigenasi.
- Aktivitas:
- Berikan oksigen sesuai kondisi pasien
- Pantau saturasi oksigen dan tingkat kenyamanan pasien
- Manajemen Batuk
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas melalui batuk.
- Aktivitas:
- Anjurkan pasien untuk batuk dan berkumur
- Berikan obat ekspektoran sesuai resep
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien dengan suhu 39,2°C, demam, batuk, dan TBC, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia dan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Luaran yang diharapkan adalah Kontrol Suhu Tubuh Dalam Batas Normal dan Bersihan Jalan Napas Efektif. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup monitor tanda-tanda vital, manajemen demam, suction, terapi oksigen, dan manajemen batuk. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk menurunkan suhu tubuh, mempertahankan jalan napas yang bersih, dan mencegah komplikasi lebih lanjut akibat infeksi TBC. -
Article No. 15383 | 12 Apr 2025
Klinis : Klien mengatakan nyeri pada persendian kedua lutut dan kedua pergelangan kaki, nyeri dirasakan terutama bila beraktivitas jalan dan menekuk kaki, jika kaki ditekuk kedua lutut sakit dan tidak bisa menekuk full, tapi jika diluruskan kembali tidak, jika berjalan tidak bisa menumpu dengan sempurna, jadi saat berjalan harus meraba apalagi saat permukaan tanah tidak rata, nyeri dirasakan sudah dari tahun 2024, untuk berjalan Tn. D tampak pincang dan sangat berhati-hati karena kedua kaki tidak kuat menopang beban tubuh seperti dulu, dan jika bangun dari duduk harus bertumpu pada meja, ranjang atau tongkat. Lansia mengatakan punya riwayat asam urat dan fungsi ginjal menurun, kaki bengkak, nyeri dan sulit sekali beraktifitas bahkan saat bangun dari tempat tidur. riwayat therapi asam mefenamat 3x500mg, bicnat 3x500mg, dan asam folat 3x1, dexametasone 2x2mg, furosemide 1x20mg. jika tidak mengunakan kacamata tulisan kurang besar, dan melihat jauh sedikit berbayang Kesadaran : alert GCS : 15 (E : 4 V : 5M : 6) Td : 132/82 N : 87x/mnt S : 36,50C RR : 18x/mnt SPO2 : 100% BB : 71Kg TB : 171CM Kekuatan otot (skala 1-5 ) : 5555 5555 5555 5555 pitting edema (di kedua pergelangan kaki) Dilakukan pengkajian nyeri: P (Provoke) : nyeri pada persendian kedua lutut dan kedua pergelangan kaki, nyeri dirasakan terutama bila beraktivitas jalan dan menekuk kaki Q (Quality) : Nyeri yang dirasakan ngilu seperti ditusuk-tusuk R (Regio) : pada persendian kedua lutut dan kedua pergelangan kaki S (Scale) : Skala nyeri 4 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) T (Time) : Nyeri dirasakan hilang timbul terutama saat menekuk kaki. klien Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi. Barthel indeks : 100 : Ketergantungan sebagian SPMSQ : Fungsi intelektual utuh MMSE : 28 (tidak ada ganguan kognitif) Skala jatuh : 40 ( Resiko Tinggi ) skala Depresi : Skor 9 menunjukkan kemungkinan depresi hasil pemeriksaan lab bulan desember tahun 2024 asam urat : 7.3mg/dL, ureum : 52 mg/dL, creatinin : 1.7 mg/dL. Pemeriksaan penunjang wajib dilakukan ( 9/4/25) a) GDS : 161 mg/dL b) Asam Urat : 9,0 mg/dL c) Kolestrol : 149 mg/dL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan rencana asuhan keperawatan yang sesuai menurut standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronik berhubungan dengan proses penyakit degeneratif (asam urat dan penurunan fungsi ginjal)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Karakteristik Mayor: Klien menggambarkan pengalaman nyeri, menunjukkan perubahan ekspresi wajah saat nyeri, menghindari atau membatasi aktivitas yang menyebabkan nyeri.
- Faktor Berhubungan: Proses penyakit, penurunan fungsi tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Kontrol Nyeri
- Indikator: Klien melaporkan nyeri berkurang, klien melakukan manajemen nyeri secara efektif, klien menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Nyeri
- Aktivitas: Identifikasi karakteristik nyeri, ajarkan teknik manajemen nyeri, kolaborasi pemberian analgesik, evaluasi efektivitas manajemen nyeri.
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Kaji karakteristik nyeri klien secara komprehensif (P, Q, R, S, T)
2. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai (contoh: paracetamol, NSAID, COX-2 inhibitor)
4. Evaluasi efektivitas manajemen nyeri dan lakukan modifikasi jika perlu
5. Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen nyeri kronis dan penyakit penyebabnya (asam urat, penurunan fungsi ginjal)
6. Lakukan perawatan kaki dan sendi untuk mengurangi nyeri dan menjaga mobilitas
7. Pantau tanda-tanda vital dan hasil pemeriksaan laboratorium terkait
8. Berikan dukungan psikologis dan dukung mobilisasi dan aktivitas sesuai toleransi klien
Demikian penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI-SLKI-SIKI, dan rencana asuhan keperawatan untuk kondisi yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 15384 | 12 Apr 2025
Klinis : Klien mengatakan nyeri pada persendian kedua lutut dan kedua pergelangan kaki, nyeri dirasakan terutama bila beraktivitas jalan dan menekuk kaki, jika kaki ditekuk kedua lutut sakit dan tidak bisa menekuk full, tapi jika diluruskan kembali tidak, jika berjalan tidak bisa menumpu dengan sempurna, jadi saat berjalan harus meraba apalagi saat permukaan tanah tidak rata, nyeri dirasakan sudah dari tahun 2024, untuk berjalan Tn. D tampak pincang dan sangat berhati-hati karena kedua kaki tidak kuat menopang beban tubuh seperti dulu, dan jika bangun dari duduk harus bertumpu pada meja, ranjang atau tongkat. Lansia mengatakan punya riwayat asam urat dan fungsi ginjal menurun, kaki bengkak, nyeri dan sulit sekali beraktifitas bahkan saat bangun dari tempat tidur. riwayat therapi asam mefenamat 3x500mg, bicnat 3x500mg, dan asam folat 3x1, dexametasone 2x2mg, furosemide 1x20mg. jika tidak mengunakan kacamata tulisan kurang besar, dan melihat jauh sedikit berbayang Kesadaran : alert GCS : 15 (E : 4 V : 5M : 6) Td : 132/82 N : 87x/mnt S : 36,50C RR : 18x/mnt SPO2 : 100% BB : 71Kg TB : 171CM Kekuatan otot (skala 1-5 ) : 5555 5555 5555 5555 pitting edema (di kedua pergelangan kaki) Dilakukan pengkajian nyeri: P (Provoke) : nyeri pada persendian kedua lutut dan kedua pergelangan kaki, nyeri dirasakan terutama bila beraktivitas jalan dan menekuk kaki Q (Quality) : Nyeri yang dirasakan ngilu seperti ditusuk-tusuk R (Regio) : pada persendian kedua lutut dan kedua pergelangan kaki S (Scale) : Skala nyeri 4 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) T (Time) : Nyeri dirasakan hilang timbul terutama saat menekuk kaki. klien Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi. Barthel indeks : 100 : Ketergantungan sebagian SPMSQ : Fungsi intelektual utuh MMSE : 28 (tidak ada ganguan kognitif) Skala jatuh : 40 ( Resiko Tinggi ) skala Depresi : Skor 9 menunjukkan kemungkinan depresi hasil pemeriksaan lab bulan desember tahun 2024 asam urat : 7.3mg/dL, ureum : 52 mg/dL, creatinin : 1.7 mg/dL. Pemeriksaan penunjang wajib dilakukan ( 9/4/25) a) GDS : 161 mg/dL b) Asam Urat : 9,0 mg/dL c) Kolestrol : 149 mg/dL
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang sesuai, luaran keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan intervensi keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronik berhubungan dengan perubahan sendi dan penurunan fungsi sendi sebagaimana ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada persendian kedua lutut dan kedua pergelangan kaki, nyeri dirasakan terutama saat beraktivitas jalan dan menekuk kaki.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan fungsi sendi sebagaimana ditandai dengan klien tampak pincang dan sangat berhati-hati saat berjalan, serta harus bertumpu pada meja, ranjang, atau tongkat saat bangun dari duduk.
3. Resiko Jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot, nyeri sendi, dan gangguan keseimbangan sebagaimana ditandai dengan skor Skala Jatuh 40 (Risiko Tinggi).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Kronik:
- Klien melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Klien menunjukkan perilaku untuk mengatasi nyeri.
- Klien mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri.
2. Mobilitas Fisik:
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk berpindah.
- Klien menunjukkan peningkatan kekuatan otot.
3. Risiko Jatuh:
- Klien menunjukkan penurunan risiko jatuh.
- Klien menunjukkan peningkatan keseimbangan tubuh.
- Klien menunjukkan peningkatan stabilitas saat berjalan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Kronik:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola nyeri.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengelola nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi panas/dingin.
- Berikan edukasi tentang manajemen nyeri.
2. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Lakukan pengkajian kemampuan fungsional.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan fisik yang tepat.
- Ajarkan latihan penguatan otot dan rentang gerak sendi.
- Berikan peralatan bantu mobilitas yang sesuai, seperti tongkat atau walker.
- Berikan edukasi tentang manajemen aktivitas dan latihan fisik.
3. Risiko Jatuh:
- Lakukan pengkajian risiko jatuh secara komprehensif.
- Buat rencana pencegahan jatuh yang sesuai, seperti modifikasi lingkungan dan penggunaan alat bantu.
- Ajarkan teknik berpindah dan berjalan yang aman.
- Berikan edukasi tentang manajemen risiko jatuh.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, penting untuk mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, memfasilitasi kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta berfokus pada pemberdayaan pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 15385 | 12 Apr 2025
Klinis : sesak nafas, batuk, tbc
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi sesak nafas, batuk, dan TBC.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, obstruksi jalan napas, kelemahan otot pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik.
Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan otot, keletihan.
3. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang dirasakan tidak jelas dan tidak spesifik.
Penyebab: Ancaman terhadap status kesehatan, perubahan pola napas, pengalaman sebelumnya.
Luaran/Output SLKI:
1. Pemeliharaan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih.
Kriteria hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada retraksi otot pernapasan
- Tidak ada bunyi napas tambahan
- Produksi sekret minimal
2. Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami keterbatasan fisik yang signifikan.
Kriteria hasil:
- Tidak ada peningkatan frekuensi napas saat aktivitas
- Tidak ada peningkatan nadi saat aktivitas
- Tidak ada penurunan saturasi oksigen saat aktivitas
- Tidak ada keluhan kelelahan saat aktivitas
3. Kontrol Kecemasan
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan respons cemas.
Kriteria hasil:
- Tingkat kecemasan dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda fisik kecemasan (gelisah, jantung berdebar, napas cepat)
- Dapat menggunakan teknik relaksasi dengan efektif
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan pemeriksaan status pernapasan
- Auskultasi suara napas
- Tingkatkan drainase sekret dengan teknik batuk efektif
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik
2. Manajemen Aktivitas
- Kaji toleransi aktivitas pasien
- Sesuaikan aktivitas dengan tingkat toleransi
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Latih teknik bernapas dalam dan relaksasi
3. Manajemen Kecemasan
- Kaji tingkat kecemasan pasien
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan
- Ajarkan teknik relaksasi, visualisasi, dan distraksi
- Kolaborasi pemberian obat anxiolitik jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi sesak napas, batuk, dan TBC adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, Intoleransi Aktivitas, dan Kecemasan. Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah Pemeliharaan Jalan Napas, Toleransi Aktivitas, dan Kontrol Kecemasan. Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi Manajemen Jalan Napas, Manajemen Aktivitas, dan Manajemen Kecemasan. Setiap intervensi membutuhkan tindakan spesifik untuk mengatasi masalah keperawatan yang diidentifikasi. -
Article No. 15386 | 12 Apr 2025
Klinis : kaki nyeri post tersengat listrik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait dengan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi kaki nyeri post tersengat listrik.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu kaki nyeri post tersengat listrik, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Akut" (SDKI 2016). Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengelolaan Nyeri: Pasien akan menunjukkan kontrol yang efektif terhadap nyeri, dengan skor nyeri menurun dari skor awal ke arah skor yang dapat diterima (SLKI 2019).
2. Integritas Jaringan Kulit dan Jaringan Sub-Kutan: Pasien akan menunjukkan penyembuhan luka yang progresif, dengan tidak ada tanda-tanda infeksi dan terjadi perbaikan kondisi kulit dan jaringan sub-kutan (SLKI 2019).
3. Mobilitas: Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan pergerakan dan aktivitas fisik yang diinginkan (SLKI 2019).
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri.
- Berikan analgetik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
- Terapkan modalitas non-farmakologis, seperti kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi, dan terapi musik, untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan nyeri dan memodifikasi rencana pengelolaan jika diperlukan.
2. Perawatan Luka:
- Lakukan pembersihan luka secara hati-hati dengan cairan isotonis, seperti NaCl 0,9%, untuk menghilangkan debris dan mencegah infeksi.
- Berikan perawatan luka sesuai dengan kondisi luka, seperti pemakaian balutan yang tepat dan penggunaan agen topikal (misalnya antibiotik topikal) jika diperlukan.
- Pantau tanda-tanda infeksi luka, seperti erythema, edema, nyeri, dan peningkatan suhu, dan lakukan tindakan yang sesuai jika ditemukan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi perkembangan penyembuhan luka dan memodifikasi rencana perawatan jika diperlukan.
3. Mobilisasi:
- Bantu pasien dalam melakukan pergerakan dan aktivitas fisik yang aman dan sesuai dengan toleransi pasien.
- Berikan latihan fisik yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan rentang gerak sendi, kekuatan otot, dan mobilitas.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya mobilisasi dan latihan fisik untuk mempercepat pemulihan.
- Kolaborasi dengan fisioterapis, jika diperlukan, untuk memberikan latihan fisik yang lebih terstruktur dan terprogram.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pengelolaan nyeri yang efektif, penyembuhan luka yang progresif, dan peningkatan mobilitas. Peran perawat dalam memantau, mengevaluasi, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya sangat penting dalam mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 15387 | 12 Apr 2025
Klinis : kaki nyeri post tersengat listrik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan latar belakang keadaan pasien yang mengalami nyeri pada kaki akibat tersengat listrik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Karakteristik: Ekspresi verbal atau perilaku nonverbal nyeri, laporan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, perubahan ekspresi wajah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen nyeri, yaitu intervensi untuk membantu mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami pasien.
- Aktivitas keperawatan:
- Mengkaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, dan intensitas).
- Memberikan analgesik sesuai instruksi medis.
- Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
- Memonitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
Sebagai perawat profesional, kami akan berupaya memberikan perawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mengatasi nyeri akut yang dialaminya akibat tersengat listrik. Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, kami akan mengkaji, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pengurangan nyeri yang dialami pasien. -
Article No. 15388 | 12 Apr 2025
Klinis : sesak nafas, mual, badan nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
2. Mual
3. Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau memfasilitasi pernapasan yang memberikan oksigenasi adekuat.
- SLKI: Intervensi untuk memantau, memfasilitasi, dan mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas yang efektif.
2. Mual
- SDKI: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi mual.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi mual.
3. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri akut.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri akut.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan, dan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengatasi kondisi sesak napas, mual, dan nyeri badan yang dialami pasien. -
Article No. 15389 | 12 Apr 2025
Klinis : sesak nafas, mual, badan nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi kesehatan yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
- Karakteristik Definisi: Sesak napas, irama napas tidak teratur, penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan.
2. Mual
- Definisi: Pengalaman subyektif ketidaknyamanan yang mengarah pada keinginan untuk memuntahkan isi lambung.
- Karakteristik Definisi: Perasaan ingin muntah, produksi saliva yang berlebihan, perubahan warna kulit.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Karakteristik Definisi: Keluhan nyeri, perubahan tanda vital, ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan irama dan kedalaman yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan
2. Kontrol Mual
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan atau mengurangi perasaan ingin muntah.
- Kriteria Hasil:
- Melaporkan sensasi mual berkurang
- Tidak ada produksi saliva yang berlebihan
- Tidak ada perubahan warna kulit yang menunjukkan mual
3. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan atau mengurangi sensasi nyeri yang dialami.
- Kriteria Hasil:
- Melaporkan nyeri berkurang
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Ekspresi wajah yang rileks
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif:
- Manajemen Jalan Napas
- Terapi Oksigen
- Pengaturan Posisi
2. Mual:
- Manajemen Mual
- Terapi Komplementer (misalnya akupresur)
- Edukasi Manajemen Mual
3. Nyeri Akut:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Komplementer (misalnya relaksasi, terapi pijat)
- Edukasi Manajemen Nyeri
Setiap intervensi keperawatan yang diberikan harus dilakukan secara komprehensif dan disesuaikan dengan kondisi klien. Perawat harus melakukan pengkajian yang menyeluruh, merencanakan asuhan keperawatan yang tepat, melaksanakan intervensi yang efektif, serta melakukan evaluasi untuk memastikan tercapainya tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 15390 | 12 Apr 2025
Klinis : disatria, kelemahan akral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi disatria dengan kelemahan akral.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelemahan Neuromuskular Terbatas
Penjelasan:
Kelemahan Neuromuskular Terbatas adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan kekuatan otot dan fungsi motorik yang terbatas pada satu atau lebih bagian tubuh, tetapi tidak mempengaruhi seluruh tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Penurunan kemampuan otot dalam melakukan gerakan yang disebabkan oleh disfungsi saraf atau otot.
- Karakteristik Definisi: Perubahan tonus otot, penurunan kekuatan otot, penurunan rentang gerak, tremor, dan kelelahan yang berlebihan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pemulihan fungsi neuromuskular, peningkatan kekuatan otot, dan perbaikan aktivitas fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Terapi latihan, terapi aktivitas, manajemen nyeri, dan pemberian nutrisi yang adekuat.
Penjelasan singkat: Kondisi disatria dengan kelemahan akral mengindikasikan adanya penurunan kekuatan otot dan fungsi motorik yang terbatas pada bagian ekstremitas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kelemahan Neuromuskular Terbatas, yang memerlukan intervensi keperawatan untuk memulihkan fungsi neuromuskular, meningkatkan kekuatan otot, dan memperbaiki aktivitas fisik pasien. -
Article No. 15391 | 12 Apr 2025
Klinis : disatria, kelemahan akral
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi disatria dan kelemahan akral.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Perfusi Perifer
Gangguan Perfusi Perifer adalah kondisi di mana terjadi penurunan aliran darah ke ekstremitas, yang dapat menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi pada jaringan perifer. Kondisi disatria dan kelemahan akral dapat menjadi indikasi dari gangguan perfusi perifer.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Perifer Teratasi
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya perfusi perifer yang terbaik, di mana aliran darah ke ekstremitas dapat dipulihkan dan kebutuhan oksigen serta nutrisi pada jaringan perifer dapat terpenuhi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Perfusi Perifer
Intervensi ini meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pengukuran suhu ekstremitas, pemeriksaan warna, turgor, dan kapilari refill, serta pemantauan adanya edema pada ekstremitas.
2. Manajemen Perfusi Perifer
Intervensi ini mencakup pemberian oksigen, peningkatan posisi ekstremitas, pemberian obat-obatan vasodilator, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis yang sesuai.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
Intervensi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi perfusi perifer, pentingnya pemantauan tanda-tanda vital, dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan perfusi perifer yang optimal.
Melalui penerapan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan kondisi disatria dan kelemahan akral pada pasien dapat teratasi, sehingga perfusi perifer dapat dipulihkan dan kebutuhan oksigen serta nutrisi pada jaringan perifer dapat terpenuhi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamu'alaikum.