Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15458 | 13 Apr 2025
Klinis : Seorang jemaah laki – laki berumur 56 tahun dari Kloter JKS 20, ketika pulang dari sholat Jumat di pelataran Masjidil Nabawi tiba–tiba jatuh pingsan di lobi hotel. Menurut informasi jemaah lain, jemaah tersebut sejak jam 9.00 WAS sudah berada di pelataran masjid karena mengantri untuk sholat Jumat, pada saat itu suhu di pelataran Masjidil Nabawi 45° C udaranya sangat panas dan berdebu. Jemaah merasa kelelahan, sakit kepala, kulit kering dan panas. Dari hasil pemeriksaan fisik tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 120 X per menit, suhu tubuh 39° C, frekwensi nafas 28 x/menit, saturasi O2 94 %.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi jemaah tersebut dapat didiagnosis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T67.0
- Deskripsi: Hipertermia akibat paparan panas
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.02
- Deskripsi: Pengukuran tanda vital, termasuk suhu tubuh
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh jemaah, seperti jatuh pingsan, suhu tubuh 39°C, kulit kering dan panas, serta tanda-tanda vital yang menunjukkan hipotensi (tekanan darah 90/60 mmHg), takikardi (denyut nadi 120 per menit), dan takipnea (frekuensi napas 28 per menit), kondisi ini sesuai dengan diagnosis Hipertermia akibat paparan panas (T67.0).
Jemaah tersebut tampaknya mengalami hipertermia (peningkatan suhu tubuh) akibat paparan panas yang berkepanjangan di pelataran Masjidil Nabawi, dengan suhu udara mencapai 45°C dan kondisi lingkungan yang berdebu. Keadaan ini menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu, sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh yang dapat menimbulkan gejala seperti pingsan, sakit kepala, kulit kering dan panas, serta gangguan tanda-tanda vital.
Prosedur yang dilakukan dalam penanganan kasus ini adalah pengukuran tanda-tanda vital, termasuk suhu tubuh (kode ICD-9-CM 98.02), yang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi pasien dan menentukan langkah penanganan selanjutnya. -
Article No. 15459 | 13 Apr 2025
Klinis : Seorang jemaah laki – laki berumur 56 tahun dari Kloter JKS 20, ketika pulang dari sholat Jumat di pelataran Masjidil Nabawi tiba–tiba jatuh pingsan di lobi hotel. Menurut informasi jemaah lain, jemaah tersebut sejak jam 9.00 WAS sudah berada di pelataran masjid karena mengantri untuk sholat Jumat, pada saat itu suhu di pelataran Masjidil Nabawi 45° C udaranya sangat panas dan berdebu. Jemaah merasa kelelahan, sakit kepala, kulit kering dan panas. Dari hasil pemeriksaan fisik tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 120 X per menit, suhu tubuh 39° C, frekwensi nafas 28 x/menit, saturasi O2 94 %.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Termoregulasi berhubungan dengan paparan suhu lingkungan yang tinggi, ditandai dengan suhu tubuh 39°C, kulit kering dan panas.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan, ditandai dengan jatuh pingsan, tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 120 x/menit, dan frekuensi napas 28 x/menit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Termoregulasi:
a. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
b. Kulit lembab dan hangat
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Mampu berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari
b. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
c. Tidak ada tanda-tanda kelelahan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Termoregulasi:
a. Monitor suhu tubuh secara berkala
b. Berikan cairan rehidrasi oral atau intravena (jika diperlukan)
c. Aplikasikan kompres dingin pada daerah tubuh yang panas
d. Berikan ruang yang sejuk dan sirkulasi udara yang baik
e. Anjurkan istirahat yang cukup
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Monitor tanda-tanda vital secara berkala
b. Kaji tingkat energi dan toleransi aktivitas pasien
c. Berikan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan
d. Anjurkan aktivitas bertahap dan sesuai kemampuan pasien
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengobatan dan manajemen gejala yang muncul
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi adalah Gangguan Termoregulasi dan Intoleransi Aktivitas. Gangguan Termoregulasi disebabkan oleh paparan suhu lingkungan yang tinggi (45°C) selama menunggu sholat Jumat di pelataran Masjidil Nabawi. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu tubuh, kulit kering dan panas. Intoleransi Aktivitas terjadi akibat kelelahan, ditandai dengan jatuh pingsan, tanda-tanda vital yang tidak stabil, seperti tekanan darah rendah, nadi cepat, dan napas cepat.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah kembalinya suhu tubuh, kondisi kulit, dan tanda-tanda vital ke dalam rentang normal, serta kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital dan suhu tubuh, pemberian cairan rehidrasi, aplikasi kompres dingin, penyediaan ruangan yang sejuk dan berventilasi baik, istirahat yang cukup, serta bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan pasien. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga diperlukan untuk pengobatan dan manajemen gejala yang muncul. -
Article No. 15460 | 13 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, kekuatan atau koordinasi batuk yang tidak efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan energi.
Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan/keletihan.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, mual, perubahan sensasi pengecapan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk yang efektif.
- Pasien tidak mengalami sesak napas saat beraktivitas.
- Pasien menunjukkan suara napas normal pada auskultasi.
2. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Pasien tidak mengalami sesak napas saat beraktivitas.
- Pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
3. Status Nutrisi: Kebutuhan Terpenuhi
- Pasien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai target.
- Pasien tidak mengalami mual dan anoreksia.
- Pasien menunjukkan asupan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitor pola napas, bunyi napas, dan produksi sekret
- Ajarkan teknik batuk dan napas dalam yang efektif
- Lakukan tindakan suction jika diperlukan
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai instruksi medis
2. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi tingkat kelelahan dan sesak napas saat aktivitas
- Anjurkan aktivitas fisik secara bertahap sesuai toleransi
- Ajarkan teknik manajemen energi
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemenuhan nutrisi
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Monitor asupan dan output nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi
- Berikan makanan yang disukai dan stimulasi nafsu makan
- Berikan suplemen nutrisi jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Intoleransi Aktivitas, dan Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Hal ini didasarkan pada gejala-gejala yang dialami pasien, yaitu batuk berdahak, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, toleransi aktivitas yang baik, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat. Hal ini akan membantu pasien dalam pemulihan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Intervensi keperawatan (SIKI) yang diperlukan mencakup monitoring kondisi pasien, edukasi dan pelatihan teknik batuk efektif, aktivitas sesuai toleransi, serta kolaborasi dengan tim gizi untuk pemenuhan nutrisi. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan dan memulihkan kondisi kesehatannya.
Diharapkan dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif ini, pasien dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi dan mencapai kondisi yang optimal. -
Article No. 15461 | 13 Apr 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien anak perempuan berusia 5 tahun tersebut, kemungkinan besar pasien tersebut mengalami penyakit campak (measles). Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05
- Deskripsi: Campak (Measles)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.75
- Deskripsi: Pemberian vaksin campak
Penjelasan:
- Kode ICD-10 B05 adalah kode untuk penyakit campak (measles), yang sesuai dengan gejala-gejala yang dialami oleh pasien, yaitu demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, dan batuk kering.
- Jika diperlukan, pasien dapat diberikan tindakan berupa pemberian vaksin campak, yang memiliki kode ICD-9-CM 99.75. Pemberian vaksin ini dapat membantu mencegah komplikasi yang mungkin terjadi dan membantu mempercepat proses pemulihan.
Sebagai catatan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan oleh tenaga kesehatan untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur/tindakan medis dalam rekam medis pasien, yang berguna untuk keperluan dokumentasi, tagihan, dan analisis data kesehatan. -
Article No. 15462 | 13 Apr 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan kemungkinan diagnosa campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Penjelasan: Pasien mengalami demam tinggi, ruam merah di kulit, dan bintik Koplik di mukosa mulut, yang merupakan gejala khas campak. Hal ini menunjukkan adanya risiko infeksi virus campak.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Penjelasan: Pasien mengalami batuk kering, yang dapat mengganggu proses bersihan jalan napas.
3. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan: Pasien mungkin mengalami kelelahan dan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat demam tinggi dan gejala campak lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda infeksi yang terkendali.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien akan menunjukkan jalan napas yang bebas dari sekret.
3. Toleransi Aktivitas: Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi: Intervensi untuk mencegah dan mengendalikan infeksi, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat anti-virus, dan isolasi pasien.
2. Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan bersihan jalan napas, seperti pemberian bronkodilator, hidrasi, dan latihan batuk efektif.
3. Manajemen Aktivitas: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti pengaturan aktivitas, manajemen kelelahan, dan dukungan emosional.
Dengan penerapan standar asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mengatasi risiko infeksi, mempertahankan bersihan jalan napas, dan meningkatkan toleransi aktivitas, sehingga proses penyembuhan dapat berjalan dengan optimal. -
Article No. 15463 | 13 Apr 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan gejala demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah dengan kemungkinan diagnosis campak adalah:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan berhubungan dengan penyakit campak
- Definisi: Keadaan rentan individu terhadap infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh agen biologis.
- Faktor Risiko: Paparan agen infeksius, sistem imun yang menurun, malnutrisi, usia ekstrem.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan akibat demam dan gejala campak
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi aktivitas fisik secara konsisten.
- Faktor Risiko: Penyakit, malnutrisi, kelelahan.
3. Nyeri akut berhubungan dengan gejala klinis campak (demam, ruam, mata merah)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Faktor Risiko: Paparan agen infeksius, peradangan, cedera.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan:
- Tujuan: Tidak terjadi komplikasi infeksi saluran pernapasan selama perawatan.
- Kriteria Hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada gejala infeksi saluran pernapasan tambahan (contoh: kesulitan bernapas, suara napas tidak normal)
- Tidak ada komplikasi infeksi saluran pernapasan (contoh: pneumonia)
2. Intoleransi Aktivitas:
- Tujuan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan bantuan minimal
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas
3. Nyeri Akut:
- Tujuan: Pasien bebas dari nyeri atau nyeri terkontrol.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat melakukan aktivitas dengan nyaman
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan:
- Observasi tanda-tanda vital secara berkala
- Pemantauan tanda-tanda infeksi saluran pernapasan
- Pemberian oksigen sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi sesuai indikasi
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pemberian asuhan keperawatan yang mendukung pemulihan
- Pengaturan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Pemberian edukasi tentang manajemen energi
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
3. Nyeri Akut:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, kualitas, intensitas)
- Pemberian analgesik sesuai indikasi
- Teknik manajemen nyeri non-farmakologis (kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang komprehensif
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Setiap diagnosa keperawatan yang dipilih memiliki definisi, faktor risiko, dan karakteristik definisi yang sesuai dengan kondisi pasien. Diagnosa keperawatan yang tepat akan memandu perawat dalam menentukan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan harus sesuai dengan kondisi pasien dan dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang komprehensif. Luaran yang diharapkan mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang direncanakan harus sesuai dengan diagnosa keperawatan dan dapat membantu pasien mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Intervensi dapat mencakup tindakan observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Secara keseluruhan, pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif, kolaboratif, dan berpusat pada pasien akan membantu meningkatkan kualitas perawatan dan mendukung pemulihan pasien dengan diagnosis kemungkinan campak. -
Article No. 15464 | 13 Apr 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan keluhan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan sesak napas.
3. Mual berhubungan dengan infark miokard akut.
4. Risiko ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2.
5. Risiko hipertensi berhubungan dengan riwayat hipertensi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) memberikan definisi, karakteristik definisi, faktor yang berhubungan, dan batasan karakteristik untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menetapkan luaran keperawatan yang diharapkan untuk setiap diagnosa keperawatan, serta indikator luaran yang dapat diukur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menetapkan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada setiap diagnosa keperawatan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk pasien ini. Hal ini akan membantu saya dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, menetapkan tujuan, dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 15465 | 13 Apr 2025
Klinis : diabetes melitu trimestri 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi diabetes melitus pada trimester 2.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Gula Darah
Penjelasan: Pasien dengan diabetes melitus pada trimester kedua kehamilan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami fluktuasi gula darah akibat perubahan hormonal dan fisiologis selama kehamilan. Hal ini dapat memengaruhi kondisi ibu dan janin.
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan: Pasien dengan diabetes melitus berisiko mengalami dehydrasi akibat diuresis osmotik yang dapat terjadi pada kondisi hiperglikemia. Kondisi ini perlu dikelola dengan baik untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
3. Risiko Infeksi
Penjelasan: Pasien dengan diabetes melitus memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi, seperti infeksi saluran kemih, karena gangguan sistem imun dan perubahan pada respons radang.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Standar diagnosa keperawatan yang digunakan adalah SDKI, yang merupakan panduan diagnosa keperawatan yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SDKI memberikan definisi, faktor terkait, dan karakteristik diagnostik untuk setiap diagnosa keperawatan yang terstandarisasi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI adalah panduan standar luaran keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI.
- SLKI membantu perawat dalam menetapkan tujuan atau hasil yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan yang diberikan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI adalah panduan standar intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI.
- SIKI memberikan deskripsi dan aktivitas spesifik untuk setiap intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI oleh perawat profesional membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstruktur, dan berpedoman pada praktik berbasis bukti. -
Article No. 15466 | 13 Apr 2025
Klinis : Perempuan, 65 tahun, dirawat diruang penyakit dalam dengan DM Tipe II. Pasien mengeluh merasa lapar, sering buang air kecil, haus, lemas, pandangan kabur, dan kebas pada ekstremitas bawah. Hasil pengukuran berat badan turun dari 55 kg menjadi 47 kg,tinggi badan 165cm, kadar gula darah sewaktu 285 mg/dl dan kulit tampak kering.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Ibu perempuan berusia 65 tahun yang dirawat di ruang penyakit dalam dengan DM Tipe II.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan asupan makanan yang ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan nafsu makan, malabsorpsi, diabetes mellitus.
- Karakteristik mayor: Penurunan berat badan yang tidak diinginkan, sering lapar, kadar gula darah tinggi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Berat badan stabil, kadar gula darah terkontrol, rasa lapar berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Monitoring asupan nutrisi, mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi, konseling gizi, pemberian obat antidiabetes sesuai instruksi dokter.
2. Gangguan persepsi sensori (parestesia) berhubungan dengan neuropati diabetik yang ditandai dengan rasa kebas pada ekstremitas bawah.
SDKI:
- Definisi: Gangguan dalam interpretasi seseorang terhadap rangsangan sensorik.
- Faktor yang berhubungan: Neuropati diabetik, penurunan aliran darah perifer.
- Karakteristik mayor: Rasa kebas, kesemutan, nyeri pada ekstremitas.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Sensasi normal pada ekstremitas, tidak ada keluhan parestesia.
SIKI:
- Intervensi yang dapat dilakukan: Manajemen nyeri, perawatan kaki, edukasi pasien tentang neuropati diabetik.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan utama adalah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan Gangguan persepsi sensori, yang memerlukan intervensi keperawatan terkait dengan monitoring asupan nutrisi, konseling gizi, manajemen nyeri, dan edukasi pasien mengenai DM dan komplikasinya. -
Article No. 15467 | 13 Apr 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Selamat siang, berikut saya sampaikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi nyeri akut, dengan tone akademis dan persona pakar perawat:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut (Acute Pain)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Cedera, infeksi, proses penyakit, intervensi terapeutik.
- Tanda dan Gejala: Keluhan nyeri, ekspresi wajah menunjukkan nyeri, perilaku protektif, tekanan darah dan nadi meningkat.
- Faktor yang Mempengaruhi: Usia, jenis kelamin, budaya, makna nyeri, koping, dukungan sosial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, pasien dapat mendemonstrasikan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan nyeri, pasien dapat menjelaskan strategi pengelolaan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, terapi farmakologi, terapi non-farmakologi (misalnya relaksasi, distraksi, aplikasi panas/dingin).
- Rasional: Mengurangi persepsi dan pengalaman nyeri, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri.
Sebagai pakar perawat, saya menekankan pentingnya penerapan standar SDKI-SLKI-SIKI dalam asuhan keperawatan untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien dalam mengelola nyeri akut. Pendekatan ini akan membantu pasien mencapai hasil yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup.