Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15408 | 13 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, berusia 48 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa bronkitis kronis. Hasil pengkajian: pasien tampak lemah, sesak napas, batuk tidak efektif, sekret kental, auskultasi paru terdengar suara ronkhi di kedua lapang paru, keringat dingin, TD 125/85 mmHg, frekuensi nadi 95 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari jalan napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
2. Pola Napas Tidak Efektif (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI merupakan standar diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Diagnosa tersebut menggambarkan masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI adalah standar hasil/luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Luaran ini menggambarkan kondisi pasien setelah diberikan intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI adalah standar tindakan/intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. Intervensi tersebut disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan.
Dalam kasus ini, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan bronkitis kronis. -
Article No. 15409 | 13 Apr 2025
Klinis : mastitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan sebagai pakar perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi mastitis:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit (SDKI)
- Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
- Karakteristik Mayor: Adanya pembengkakan, kemerahan, dan nyeri pada payudara.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Mastitis (SIKI)
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatasi peradangan pada jaringan payudara.
- Tujuan: Mengurangi rasa nyeri, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi proses penyembuhan.
- Aktivitas Utama:
- Mengkaji tanda dan gejala mastitis.
- Memberikan kompres hangat pada payudara.
- Menganjurkan ibu untuk mengosongkan payudara secara efektif.
- Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat-obatan sesuai resep.
- Memantau perkembangan kondisi payudara.
Hasil Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Tujuannya adalah untuk mempertahankan atau memulihkan struktur dan fungsi kulit yang normal.
- Indikator:
- Tidak ada pembengkakan pada payudara.
- Tidak ada kemerahan pada payudara.
- Tidak ada nyeri pada payudara.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terukur, sehingga dapat meningkatkan kualitas perawatan dan mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 15410 | 13 Apr 2025
Klinis : Jemaah bernama Ny. U, berumur 55 tahun dari SOC 05 saat menunggu antrian naik bis di Bandara AMMA Madinah merasakan sakit kepala, pusing berputar, nyeri daerah tengkuk kepala, dari hasil pemeriksaan TD: 210/100 mmHg, frekwensi napas: 26x/menit, Nadi: 85x/menit, Suhu: 36oC. Sakit kepala yang dirasakan semakin berat kemudian terjadi penurunan kesadaran, lemas pada ekstremitas dekstra, nafas ngorok lidah jatuh. Berdasarkan data siskohatkes jemaah mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, jemaah tidak kontrol teratur ke petugas kesehatan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi Ny. U dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I61.9
- Deskripsi: Perdarahan intrakranial, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Ny. U mengalami gejala-gejala yang mengarah pada diagnosis perdarahan intrakranial, seperti sakit kepala, pusing berputar, nyeri di tengkuk kepala, penurunan kesadaran, dan kelumpuhan ekstremitas kanan. Hasil pemeriksaan menunjukkan peningkatan tekanan darah yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya perdarahan intrakranial. Meskipun tidak disebutkan adanya pemeriksaan pencitraan untuk mengkonfirmasi diagnosis, gejala klinis yang dipaparkan sangat mendukung diagnosis perdarahan intrakranial.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.52
- Deskripsi: Craniotomi, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Dalam kasus ini, kemungkinan pasien memerlukan intervensi bedah kraniotomi untuk menangani perdarahan intrakranial dan mengurangi peningkatan tekanan intrakranial. Kode ICD-9-CM 39.52 mencakup prosedur kraniotomi yang dilakukan untuk berbagai kondisi, termasuk perdarahan intrakranial.
Catatan: Pemilihan kode ICD-10 dan ICD-9-CM Procedure didasarkan pada informasi yang diberikan dalam deskripsi kasus. Untuk memastikan ketepatan kode, diperlukan evaluasi lebih lanjut oleh tenaga kesehatan yang berwenang, dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan klinis, pencitraan, dan tindakan yang dilakukan. -
Article No. 15411 | 13 Apr 2025
Klinis : Jemaah bernama Ny. U, berumur 55 tahun dari SOC 05 saat menunggu antrian naik bis di Bandara AMMA Madinah merasakan sakit kepala, pusing berputar, nyeri daerah tengkuk kepala, dari hasil pemeriksaan TD: 210/100 mmHg, frekwensi napas: 26x/menit, Nadi: 85x/menit, Suhu: 36oC. Sakit kepala yang dirasakan semakin berat kemudian terjadi penurunan kesadaran, lemas pada ekstremitas dekstra, nafas ngorok lidah jatuh. Berdasarkan data siskohatkes jemaah mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, jemaah tidak kontrol teratur ke petugas kesehatan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi yang dialami oleh Ny. U, saya akan melakukannya dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Perubahan Perfusi Serebral Tidak Efektif
Definisi: Penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan gangguan fungsi serebral.
Gejala dan Tanda: Sakit kepala, pusing berputar, nyeri tengkuk, penurunan kesadaran, lemas pada ekstremitas dekstra, nafas ngorok, lidah jatuh.
2. Hipertensi Tidak Terkontrol
Definisi: Tekanan darah sistolik dan/atau diastolik di atas nilai normal yang tidak terkendali.
Gejala dan Tanda: TD 210/100 mmHg, riwayat hipertensi sejak 5 tahun lalu, tidak kontrol rutin ke petugas kesehatan.
SDKI:
1. Perubahan Perfusi Serebral Tidak Efektif
- Faktor Risiko: Hipertensi, usia lanjut.
- Gejala dan Tanda: Perubahan pada fungsi kognitif, perubahan pada fungsi motorik, perubahan pada fungsi sensorik, perubahan pada fungsi otonom.
2. Hipertensi Tidak Terkontrol
- Faktor Risiko: Usia lanjut, riwayat hipertensi, ketidakpatuhan terhadap pengobatan.
- Gejala dan Tanda: Tekanan darah tinggi, gejala-gejala komplikasi hipertensi.
SLKI:
1. Perubahan Perfusi Serebral Tidak Efektif
- Luaran yang diharapkan: Perfusi serebral membaik, fungsi neurologis membaik, tidak terjadi komplikasi.
2. Hipertensi Tidak Terkontrol
- Luaran yang diharapkan: Tekanan darah terkontrol, tidak terjadi komplikasi.
SIKI:
1. Perubahan Perfusi Serebral Tidak Efektif
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, intervensi farmakologis (obat anti-hipertensi), edukasi tentang penyakit dan pencegahan komplikasi.
2. Hipertensi Tidak Terkontrol
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, intervensi farmakologis (obat anti-hipertensi), edukasi tentang penyakit, pengaturan pola hidup sehat.
Kesimpulan, Ny. U mengalami perubahan perfusi serebral tidak efektif dan hipertensi tidak terkontrol. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, intervensi farmakologis, dan edukasi tentang penyakit serta pencegahan komplikasi. -
Article No. 15412 | 13 Apr 2025
Klinis : Jemaah bernama Ny. U, berumur 55 tahun dari SOC 05 saat menunggu antrian naik bis di Bandara AMMA Madinah merasakan sakit kepala, pusing berputar, nyeri daerah tengkuk kepala, dari hasil pemeriksaan TD: 210/100 mmHg, frekwensi napas: 26x/menit, Nadi: 85x/menit, Suhu: 36oC. Sakit kepala yang dirasakan semakin berat kemudian terjadi penurunan kesadaran, lemas pada ekstremitas dekstra, nafas ngorok lidah jatuh. Berdasarkan data siskohatkes jemaah mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, jemaah tidak kontrol teratur ke petugas kesehatan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus Ny. U.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Perfusi Serebral berhubungan dengan hipertensi tidak terkontrol, ditandai dengan sakit kepala, pusing berputar, nyeri daerah tengkuk kepala, penurunan kesadaran, dan kelumpuhan pada ekstremitas dekstra.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat, ditandai dengan nafas ngorok dan lidah jatuh.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Serebral Membaik, dengan kriteria hasil:
a. Tekanan darah dalam batas normal
b. Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
c. Fungsi motorik ekstremitas kembali normal
d. Kesadaran pasien meningkat
2. Bersihan Jalan Napas Efektif, dengan kriteria hasil:
a. Pola napas normal
b. Tidak ada sumbatan pada jalan napas
c. Tidak ada sekresi berlebih pada saluran napas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi
a. Monitor tanda-tanda vital secara teratur
b. Berikan obat antihipertensi sesuai instruksi medis
c. Anjurkan pasien untuk mematuhi pengobatan dan kontrol rutin
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen hipertensi
2. Manajemen Jalan Napas
a. Bersihkan jalan napas dari sekret menggunakan suction atau bantuan
b. Pertahankan posisi yang memfasilitasi ventilasi
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
d. Pantau status pernapasan pasien secara kontinyu
3. Peningkatan Perfusi Serebral
a. Monitor tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
b. Berikan posisi semi fowler untuk meningkatkan aliran darah ke otak
c. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian terapi antikonvulsan
d. Motivasi pasien untuk melakukan latihan fisik ringan
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk Ny. U. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika ada hal yang perlu diperjelas. -
Article No. 15413 | 13 Apr 2025
Klinis : Seorang jemaah perempuan berusia 60 tahun asal LOP 30, mengeluh sesak setelah menyelesaikan umroh. Sejak 3 hari yang lalu kedua tungkai tampak bengkak. Jemaah tersebut memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dan memiliki Riwayat serangan jantung 1 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu tubuh 36,5 C, frekuensi pernafasan 28 x/mnt. Ditemukan Ronkhi basah halus di basal paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Kelebihan volume cairan
Dikaitkan dengan:
- Riwayat hipertensi yang tidak terkontrol
- Riwayat serangan jantung 1 tahun yang lalu
- Ditemukan tekanan darah tinggi, edema tungkai, dan ronki basah di basal paru
2. Intoleransi aktivitas
Dikaitkan dengan:
- Sesak nafas setelah menyelesaikan ibadah umroh
- Frekuensi napas yang meningkat
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Tidak ada edema
- Tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan
2. Toleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai sesak napas
- Frekuensi napas dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Kelebihan volume cairan:
- Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, frekuensi napas)
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan diuretik sesuai instruksi dokter
- Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Kolaborasi dengan tenaga medis lain (dokter, ahli gizi) untuk pengelolaan kelebihan cairan
2. Intoleransi aktivitas:
- Kaji kemampuan dan toleransi klien dalam beraktivitas
- Berikan latihan fisik yang sesuai kemampuan klien secara bertahap
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Pantau tanda-tanda intoleransi aktivitas (sesak napas, peningkatan frekuensi napas)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis lain (fisioterapis, dokter) untuk penatalaksanaan intoleransi aktivitas
Penjelasan tambahan:
Diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diberikan didasarkan pada kondisi klien yang mengalami kelebihan volume cairan dan intoleransi aktivitas akibat riwayat hipertensi dan serangan jantung. Intervensi keperawatan diarahkan untuk mengelola kelebihan cairan, meningkatkan toleransi aktivitas, serta kolaborasi dengan tenaga medis lain untuk penatalaksanaan komprehensif. -
Article No. 15414 | 13 Apr 2025
Klinis : Seorang jemaah perempuan berusia 60 tahun asal LOP 30, mengeluh sesak setelah menyelesaikan umroh. Sejak 3 hari yang lalu kedua tungkai tampak bengkak. Jemaah tersebut memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dan memiliki Riwayat serangan jantung 1 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu tubuh 36,5 C, frekuensi pernafasan 28 x/mnt. Ditemukan Ronkhi basah halus di basal paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter/perekam medik, berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.0
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.21
- Deskripsi: Transfusi darah
Penjelasan:
Pasien ini menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada kondisi gagal jantung kongestif, yaitu:
- Sesak napas setelah beraktivitas (menyelesaikan ibadah umroh)
- Edema tungkai bilateral
- Riwayat hipertensi yang tidak terkontrol
- Riwayat serangan jantung 1 tahun lalu
- Temuan pemeriksaan fisik berupa takikardi, takipnea, dan ronki basah di paru-paru
Kode ICD-10 I50.0 (Gagal jantung kongestif) sesuai dengan kondisi pasien ini. Jika diperlukan, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah transfusi darah (kode ICD-9-CM 99.21) untuk mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 15415 | 13 Apr 2025
Klinis : Seorang jemaah perempuan berusia 60 tahun asal LOP 30, mengeluh sesak setelah menyelesaikan umroh. Sejak 3 hari yang lalu kedua tungkai tampak bengkak. Jemaah tersebut memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dan memiliki Riwayat serangan jantung 1 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu tubuh 36,5 C, frekuensi pernafasan 28 x/mnt. Ditemukan Ronkhi basah halus di basal paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kelebihan cairan dan cedera/kerusakan paru (SDKI)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan otot (SDKI)
3. Risiko perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penyakit jantung dan perifer (SDKI)
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kelebihan cairan dan cedera/kerusakan paru (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
- Faktor yang berhubungan: Kelebihan cairan dan cedera/kerusakan paru.
- Karakteristik Mayor: Perubahan frekuensi napas, perubahan kedalaman napas, penggunaan otot bantu napas, ronki basah.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan otot (SDKI)
- Definisi: Keterbatasan fisik untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan kekuatan dan ketahanan otot.
- Karakteristik Mayor: Kelelahan yang lebih cepat, perubahan tanda-tanda vital saat aktivitas.
3. Risiko perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penyakit jantung dan perifer (SDKI)
- Definisi: Berisiko mengalami pengurangan aliran darah ke tingkat seluler yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Penyakit jantung dan perifer.
- Karakteristik Mayor: Perubahan tanda-tanda vital, edema, perubahan warna kulit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Berdasarkan standar PPNI, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien dapat digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar. -
Article No. 15416 | 13 Apr 2025
Klinis : Seorang jemaah perempuan berusia 60 tahun asal LOP 30, mengeluh sesak setelah menyelesaikan umroh. Sejak 3 hari yang lalu kedua tungkai tampak bengkak. Jemaah tersebut memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dan memiliki Riwayat serangan jantung 1 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu tubuh 36,5 C, frekuensi pernafasan 28 x/mnt. Ditemukan Ronkhi basah halus di basal paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Hipertensi tidak terkontrol, riwayat serangan jantung, dan edema pada tungkai.
- Tanda dan Gejala: Sesak napas, ronki basah halus di basal paru, peningkatan frekuensi napas.
2. Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Kelebihan cairan yang terakumulasi di dalam ruang interstisial dan/atau rongga tubuh.
- Penyebab: Hipertensi tidak terkontrol, riwayat serangan jantung, dan edema pada tungkai.
- Tanda dan Gejala: Edema pada tungkai, peningkatan tekanan darah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kriteria Hasil: Pasien dapat batuk efektif, suara napas bersih, frekuensi napas dalam batas normal.
- Indikator: Frekuensi napas 12-20 kali/menit, tidak ada ronki/wheezing, mampu batuk efektif.
2. Keseimbangan Cairan
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang adekuat, edema berkurang.
- Indikator: Tekanan darah dalam batas normal, edema tungkai berkurang, berat badan stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Identifikasi obstruksi jalan napas dan upaya untuk membersihkannya
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya ronki/wheezing
- Berikan posisi semi-fowler untuk mempermudah drainase sekret
- Terapi Oksigen
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal
- Manajemen Batuk
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan mukolitik atau ekspektoran sesuai indikasi
2. Kelebihan Volume Cairan
- Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Batasi asupan cairan sesuai indikasi
- Berikan diuretik sesuai indikasi
- Monitoring Edema
- Identifikasi lokasi dan derajat edema
- Lakukan elevasi ekstremitas dan terapi kompres dingin
- Edukasi Manajemen Hipertensi
- Ajarkan pasien tentang pengaturan diet rendah garam dan aktivitas fisik
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengaturan obat-obatan antihipertensi
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Kelebihan Volume Cairan. Pasien mengalami sesak napas dan ditemukan ronki basah halus di basal paru, yang mengindikasikan adanya gangguan bersihan jalan napas. Selain itu, pasien juga mengalami edema pada tungkai, yang menunjukkan adanya kelebihan volume cairan.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas dalam batas normal, suara napas bersih, dan kemampuan batuk efektif. Selain itu, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang adekuat, ditandai dengan tekanan darah dalam batas normal, berkurangnya edema pada tungkai, dan berat badan yang stabil.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut antara lain manajemen jalan napas, terapi oksigen, manajemen batuk, manajemen cairan, monitoring edema, dan edukasi manajemen hipertensi. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk membersihkan jalan napas, mempertahankan oksigenasi yang adekuat, meningkatkan kemampuan batuk, mengontrol intake dan output cairan, mengelola edema, serta mengajarkan pasien tentang pengelolaan hipertensi.
Dengan pendekatan yang komprehensif ini, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisi kesehatannya secara optimal. -
Article No. 15417 | 13 Apr 2025
Klinis : Seorang jemaah perempuan berusia 60 tahun asal LOP 30, mengeluh sesak setelah menyelesaikan umroh. Sejak 3 hari yang lalu kedua tungkai tampak bengkak. Jemaah tersebut memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dan memiliki Riwayat serangan jantung 1 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu tubuh 36,5 C, frekuensi pernafasan 28 x/mnt. Ditemukan Ronkhi basah halus di basal paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi jemaah perempuan berusia 60 tahun tersebut dapat didiagnosis dengan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Sekret yang berlebihan, kelelahan otot pernapasan, dan ketidakmampuan untuk batuk efektif.
2. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan cairan yang disimpan dalam kompartemen intraseluler, interstitial, atau intravaskular.
Penyebab: Reteksi cairan yang disebabkan oleh disfungsi kardiovaskular.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Penyebab: Penurunan daya tahan, penurunan kontraktilitas jantung, dan perubahan fisiologis.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan penerapan standar-standar tersebut di Indonesia. Standar-standar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia.