Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21619 | 08 Sep 2025
Klinis : korengan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "korengan" dengan format yang terstruktur dan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: L20.9
- Deskripsi: Dermatitis atopik, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode L20.9 dalam klasifikasi ICD-10 (International Classification of Diseases, 10th Revision) digunakan untuk mempresentasikan kondisi dermatitis atopik yang tidak dispesifikan lebih lanjut.
- Dermatitis atopik, atau korengan, adalah suatu kondisi peradangan kulit yang kronis dan kambuhan, ditandai dengan gejala seperti ruam, gatal, dan kulit kering.
- Kode L20.9 digunakan ketika tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai subtipe atau karakteristik spesifik dari dermatitis atopik yang diderita oleh pasien.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk korengan.
Penjelasan:
- Kondisi korengan atau dermatitis atopik umumnya tidak memerlukan tindakan atau prosedur medis spesifik yang tercatat dalam klasifikasi ICD-9-CM (International Classification of Diseases, 9th Revision, Clinical Modification).
- Penanganan korengan biasanya meliputi terapi topikal, seperti penggunaan emolien, kortikosteroid topikal, atau obat anti-inflamasi non-steroid, serta identifikasi dan penghindaran faktor pencetus.
- Jika terdapat komplikasi atau indikasi khusus yang memerlukan prosedur medis, maka kode ICD-9-CM yang sesuai dapat digunakan, namun tidak ada kode spesifik untuk korengan atau dermatitis atopik itu sendiri. -
Article No. 21620 | 08 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mual,bab lembek dan perut kembung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang Anda sampaikan, yaitu mual, BAB lembek, dan perut kembung, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Diare (NANDA-I: 00013)
- Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, tidak terkontrol, dan lebih sering dari biasanya, dengan konsistensi yang lebih cair atau lembek.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00013
- Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi lebih dari tiga kali dalam 24 jam.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00013
- Definisi: Hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah diare.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00013
- Definisi: Tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk mengatasi masalah diare.
2. Diagnosa Keperawatan: Mual (NANDA-I: 00134)
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di daerah lambung yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00134
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di daerah lambung yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00134
- Definisi: Hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00134
- Definisi: Tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk mengatasi masalah mual.
3. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Fungsi Gastrointestinal (NANDA-I: 00011)
- Definisi: Perubahan dalam fungsi normal saluran pencernaan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00011
- Definisi: Perubahan dalam fungsi normal saluran pencernaan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00011
- Definisi: Hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mengatasi perubahan fungsi gastrointestinal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00011
- Definisi: Tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk mengatasi perubahan fungsi gastrointestinal.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan ketiga komponen tersebut (SDKI, SLKI, SIKI) untuk memastikan perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 21621 | 08 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka lecet
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam menjawab permintaan Anda, saya akan menyajikan diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat dan kode SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan luka lecet.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
Definisi SDKI:
Risiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan selular.
Kode SDKI: 00004
Definisi SLKI:
Perawatan Luka: Tindakan untuk memelihara integritas kulit dan mencegah komplikasi.
Kode SLKI: 02013
Definisi SIKI:
Perawatan Luka: Tindakan untuk memelihara integritas kulit dan mencegah komplikasi.
Kode SIKI: 10028
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan luka lecet memiliki risiko infeksi yang tinggi. Tindakan keperawatan yang diperlukan adalah perawatan luka untuk memelihara integritas kulit dan mencegah komplikasi, seperti infeksi. Perawatan luka meliputi pembersihan, debridemen, dan aplikasi obat-obatan sesuai dengan kondisi luka.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan sebagai perawat, saya akan memberikan penjelasan yang komprehensif dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 21622 | 08 Sep 2025
Klinis : Kasus Seorang laki-laki berusia 54 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 1 jam yang lalu. Pasien merasa nyeri dada seperti terbakar, dan nyeri tersebut menjalar rahang sebelah kiri dan lengan sebelah kiri. Nyeri dirasakan saat pasien berolahraga. Hasil anamnesa pasien menyatakan jantungnya berdebar tidak normal. Tanda vital menunjukkan TD 145/95 mmHg, frekuensi nadi 108 kali/menit, frekuensi nafas 22 kali/menit, nadi teraba lemah, kulit pucat, dingin, berkeringat banyak dan mual. Pasien terlihat meringis dan gelisah. Pasien merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapinya. Hasil EKG menunjukkan: gelombang P 0,12 detik, interval PR 0,16 detik, kompleks QRS 0,06 detik, ST elevasi pada lead aVL, lead V1 dan lead V5 Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb 12,6 g/dL, Leukosit 9.370/mm3, Hematokrit 39 %, Trombosit 442.000/mm3, Troponin I = 9202 ng/L Diagnosis medis: Infark miokard akut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan elektrokardiografi, tidak spesifik
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 54 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan seperti terbakar, menjalar ke rahang dan lengan kiri. Keluhan ini dirasakan saat pasien berolahraga dan disertai dengan tanda-tanda kegawatdaruratan seperti denyut jantung yang tidak normal, tekanan darah tinggi, kulit pucat dan dingin, serta berkeringat banyak. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya elevasi segmen ST pada beberapa lead, mengindikasikan diagnosis infark miokard akut. Hasil laboratorium juga mendukung diagnosis ini dengan peningkatan nilai troponin I.
Kode ICD-10 yang sesuai untuk diagnosis ini adalah I21.0 (Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST). Sementara itu, kode ICD-9-CM untuk prosedur yang dilakukan adalah 93.90 (Pemantauan elektrokardiografi, tidak spesifik), karena pasien menjalani pemeriksaan EKG sebagai bagian dari evaluasi kondisi medisnya. -
Article No. 21623 | 08 Sep 2025
Klinis : Kasus Seorang laki-laki berusia 54 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 1 jam yang lalu. Pasien merasa nyeri dada seperti terbakar, dan nyeri tersebut menjalar rahang sebelah kiri dan lengan sebelah kiri. Nyeri dirasakan saat pasien berolahraga. Hasil anamnesa pasien menyatakan jantungnya berdebar tidak normal. Tanda vital menunjukkan TD 145/95 mmHg, frekuensi nadi 108 kali/menit, frekuensi nafas 22 kali/menit, nadi teraba lemah, kulit pucat, dingin, berkeringat banyak dan mual. Pasien terlihat meringis dan gelisah. Pasien merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapinya. Hasil EKG menunjukkan: gelombang P 0,12 detik, interval PR 0,16 detik, kompleks QRS 0,06 detik, ST elevasi pada lead aVL, lead V1 dan lead V5 Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb 12,6 g/dL, Leukosit 9.370/mm3, Hematokrit 39 %, Trombosit 442.000/mm3, Troponin I = 9202 ng/L Diagnosis medis: Infark miokard akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif (00079)
Definisi: Ketidakadekuatan suplai oksigen dan nutrisi ke jantung.
3. Kecemasan (00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut (10001)
Kode: 10001
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
2. Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif (10025)
Kode: 10025
Definisi: Keadaan dimana aliran darah ke jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan jantung.
3. Kecemasan (10024)
Kode: 10024
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber internal atau eksternal yang tidak diketahui atau tidak jelas dan menyebabkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (20102)
Kode: 20102
Definisi: Kemampuan individu untuk mengenali, mengatasi, dan mengurangi nyeri yang dirasakan.
2. Status Perfusi Jantung (20045)
Kode: 20045
Definisi: Keadaan aliran darah yang adekuat ke jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jantung.
3. Tingkat Kecemasan (20031)
Kode: 20031
Definisi: Tingkat kekhawatiran, rasa takut, atau ketegangan yang dirasakan individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (30001)
Kode: 30001
Definisi: Mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
2. Peningkatan Perfusi Jantung (30080)
Kode: 30080
Definisi: Meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi ke jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jantung.
3. Manajemen Kecemasan (30028)
Kode: 30028
Definisi: Mengurangi rasa takut, cemas, atau ketegangan yang dialami individu. -
Article No. 21624 | 08 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek dan flu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan pilek dan flu.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Kode: 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kode: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Jalan Napas Efektif (1616)
- Kode: 1616
- Definisi: Kemampuan untuk menjaga jalan napas tetap terbuka dan bebas dari obstruksi.
2. Toleransi Aktivitas (0005)
- Kode: 0005
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa menimbulkan gejala yang tidak diinginkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Kode: 3140
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki jalan napas yang bebas.
2. Manajemen Aktivitas (0200)
- Kode: 0200
- Definisi: Pengaturan, pemberian, dan evaluasi aktivitas yang terencana untuk mempertahankan atau meningkatkan status fungsional.
Dalam kondisi pasien dengan keluhan pilek dan flu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031) dan Intoleransi Aktivitas (00092). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas (3140) dan Manajemen Aktivitas (0200) untuk mempertahankan jalan napas yang efektif dan meningkatkan toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 21625 | 08 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata merah dan perih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yaitu mata merah dan perih, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Selaput Lendir (00045)
Definisi: Kerusakan atau potensi kerusakan pada selaput lendir.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00045
Definisi: Kerusakan atau potensi kerusakan pada selaput lendir.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 02.03
Definisi: Tingkat pemulihan atau pemeliharaan integritas selaput lendir.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 05.01
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas selaput lendir.
Penjelasan singkat:
Gangguan Integritas Selaput Lendir merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kerusakan atau potensi kerusakan pada selaput lendir, seperti pada kasus mata merah dan perih. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan kode dan definisi dari diagnosa ini. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan kode dan definisi dari luaran yang diharapkan, yaitu tingkat pemulihan atau pemeliharaan integritas selaput lendir. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan kode dan definisi dari intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, yaitu tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas selaput lendir. -
Article No. 21627 | 08 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI\b0\fs24
\par
\par Berdasarkan keluhan demam yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar PPNI:
\par
\par \b Diagnosa Keperawatan:\b0
\par \b Kode SDKI: 00007\b0 - Hipertermia
\par \b Definisi:\b0 Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal.
\par
\par \b Kriteria Hasil (SLKI):\b0
\par \b Kode SLKI: 0801\b0 - Pengaturan Suhu Tubuh
\par \b Definisi:\b0 Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
\par \b Indikator:\b0
\par - Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
\par - Kulit hangat dan kering
\par - Tidak menggigil
\par - Denyut nadi dalam rentang normal
\par
\par \b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0
\par \b Kode SIKI: 3900\b0 - Manajemen Hipertermia
\par \b Definisi:\b0 Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal dan meminimalkan komplikasi akibat peningkatan suhu tubuh.
\par \b Aktivitas:\b0
\par - Memantau suhu tubuh secara berkala
\par - Memberikan terapi cairan sesuai indikasi
\par - Memberikan kompres hangat/dingin sesuai kebutuhan
\par - Mengajarkan teknik termoregulasi
\par - Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai resep
\par
\par \b Catatan:\b0 Diagnosa keperawatan harus selalu didahului dengan pengkajian yang komprehensif untuk memastikan akurasi dan menentukan etiologi hipertermia yang spesifik pada pasien.
\par
\par \b Referensi:\b0
\par PPNI. (2017). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi V.\i0
\par PPNI. (2018). \i Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi V.\i0
\par PPNI. (2019). \i Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi V.\i0
\par
} -
Article No. 21628 | 08 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal di muka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 Diagnosa Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit\b0\fs24
\b Kode SDKI:\b0 B.3.1.1
\b Definisi SDKI:\b0 Kerusakan epidermis dan/atau dermis yang mengganggu struktur dan fungsi kulit.
\b Kode SLKI:\b0 L.08010
\b Definisi SLKI:\b0 \i Monitoring status kulit\i0
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0
\b Kode:\b0 I.08010 - \i Monitoring Kulit\i0
\b Definisi:\b0 Mengumpulkan informasi tentang kondisi kulit dan jaringan di bawahnya untuk menentukan masalah aktual atau potensial.
\b Kode:\b0 I.08021 - \i Perawatan Kulit\i0
\b Definisi:\b0 Memberikan perawatan pada kulit yang mengalami iritasi atau berisiko mengalami iritasi.
\b Kode:\b0 I.08025 - \i Manajemen Gatal\i0
\b Definisi:\b0 Mencegah dan meredakan ketidaknyamanan akibat gatal.
\b Penjelasan Singkat:\b0 Keluhan gatal-gatal di muka menunjukkan iritasi pada kulit wajah yang mengganggu integritas kulit. Intervensi difokuskan pada pemantauan kondisi kulit, memberikan perawatan kulit yang tepat, dan mengelola sensasi gatal untuk mencegah kerusakan kulit lebih lanjut dan meningkatkan kenyamanan pasien. -
Article No. 21629 | 08 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan\b0\fs24
\par\pard\li720\b Kode SDKI:\b0 B.1.1.1
\par\b Definisi (SDKI):\b0 Risiko penurunan, peningkatan, atau kegagalan mempertahankan keseimbangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
\par\b\fs28 Tujuan (SLKI):\b0\fs24 Keseimbangan Cairan Tercapai
\par\b Kode SLKI:\b0 L.1.1.1
\par\b Kriteria Hasil (SLKI):\b0
\par - Tanda-tanda vital dalam rentang normal
\par - Turgor kulit baik
\par - Membran mukosa lembab
\par - Keseimbangan masukan dan haluan cairan
\par - Tidak terdapat tanda dehidrasi atau overhidrasi
\par\b\fs28 Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0\fs24
\par\b Kode SIKI:\b0 I.1.1.1.1 (Pemantauan Keseimbangan Cairan)
\par I.1.1.1.2 (Manajemen Cairan)
\par\b Aktivitas (SIKI):\b0
\par - Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan) setiap 2-4 jam
\par - Observasi tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, membran mukosa, produksi urin)
\par - Catat masukan dan haluan cairan secara akurat
\par - Kolaborasi pemberian terapi cairan intravena sesuai indikasi
\par - Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi oral bertahap
\par\pard\li720\b\fs28 Penjelasan Singkat:\b0\fs24
\par Kondisi muntah berpotensi menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat mengarah pada dehidrasi dan ketidakseimbangan volume cairan. Diagnosa ini dipilih berdasarkan analisis pola eliminasi yang terganggu melalui muntah. Intervensi difokuskan pada pemantauan ketat, manajemen cairan, dan edukasi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
\par
\par \b Catatan Akademis:\b0 Diagnosa keperawatan ini mengacu pada \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi V, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi II, dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi II\i0 yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
\par
\par \b Rekomendasi Tambahan:\b0 Lakukan pengkajian menyeluruh termasuk frekuensi dan karakteristik muntah, pemeriksaan laboratorium (elektrolit), dan evaluasi respons terhadap intervensi untuk penyesuaian rencana keperawatan.
\par
\par \b Kode Etik:\b0 Seluruh intervensi harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip otonomi, beneficence, dan non-maleficence sesuai Kode Etik Keperawatan Indonesia.
}