Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19662 | 15 Jul 2025
Klinis : pasien dengan stroke iskemik,mengeluh kepala pusing,sesak napas ttidak ada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien dengan stroke iskemik, mengeluh pusing, dan tidak ada sesak napas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Oklusi Vaskular Serebral
- Definisi: Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak akibat gangguan aliran darah serebral.
- Gejala utama: Pusing, nyeri kepala, gangguan fungsi motorik, sensorik, atau kognitif.
- Faktor yang berhubungan: Oklusi pembuluh darah serebral, hipertensi, diabetes, dan lain-lain.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Serebral Membaik
- Kriteria hasil:
a. Fungsi motorik membaik
b. Fungsi sensorik membaik
c. Fungsi kognitif membaik
d. Tidak ada nyeri kepala/pusing
e. Tidak ada tanda-tanda defisit neurologis baru
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Memantau adanya perubahan tanda-tanda vital yang dapat memengaruhi perfusi serebral
2. Manajemen Aktivitas
- Memberikan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Memberikan istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan
- Mengatur posisi pasien untuk meningkatkan aliran darah serebral
3. Manajemen Terapeutik
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Memfasilitasi rehabilitasi fisik, okupasi, dan wicara
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk optimalisasi penanganan
4. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit, gejala, dan penanganan yang dibutuhkan
- Mendorong kepatuhan terhadap program pengobatan dan terapi
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
- Gangguan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Oklusi Vaskular Serebral merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien stroke iskemik yang mengalami pusing. Diagnosa ini menggambarkan adanya penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak akibat gangguan aliran darah serebral, yang dapat menyebabkan gejala pusing, gangguan fungsi motorik, sensorik, atau kognitif.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
- Perfusi Jaringan Serebral Membaik adalah luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan. Kriteria hasil yang diinginkan adalah pemulihan fungsi motorik, sensorik, dan kognitif, serta hilangnya keluhan pusing dan tanda-tanda defisit neurologis baru.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Tujuannya adalah untuk memantau perubahan tanda-tanda vital yang dapat memengaruhi perfusi serebral.
- Manajemen Aktivitas: Tujuannya adalah untuk mengatur aktivitas dan istirahat pasien agar tidak terjadi kelelahan yang dapat memperburuk perfusi serebral.
- Manajemen Terapeutik: Tujuannya adalah untuk memberikan terapi oksigen, memfasilitasi rehabilitasi, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk optimalisasi penanganan.
- Edukasi Kesehatan: Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga tentang penyakit, gejala, dan penanganan yang dibutuhkan, serta mendorong kepatuhan terhadap program pengobatan dan terapi.
Secara keseluruhan, pendekatan yang diambil adalah untuk meningkatkan perfusi serebral, memulihkan fungsi neurologis, dan mencegah komplikasi lebih lanjut pada pasien dengan stroke iskemik. -
Article No. 19663 | 15 Jul 2025
Klinis : Bayi laki-laki usia 4 bulan dibawa orang tuanya ke rumah sakit karena BAB encer, muntah terus menerus selama 3 hari. Hasil pemeriksaan diperoleh bayi tampak lemas, rewel, kemerahan sekitar anus, auskultasi abdomen peristaltic usus 15x/mnt, perkusi hipertimpani, BAB lebih dari 4x cair berampas, berat badan anak sebelum mencret 5,3 kg dan saat mencret 4,9kg. Apakah masalah keperawatan utama dari kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi bayi laki-laki usia 4 bulan yang Anda kemukakan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Resiko Dehidrasi (00028) - SDKI
Penjelasan:
Resiko Dehidrasi (00028) - SDKI
Kode: 00028
Definisi: Kerentanan mengalami hilangnya cairan tubuh dan elektrolit yang dapat membahayakan kesehatan.
Kondisi bayi yang mengalami diare encer, muntah terus-menerus, dan penurunan berat badan menunjukkan adanya risiko dehidrasi yang perlu segera ditangani. Hal ini dikarenakan bayi kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Keseimbangan Cairan (1909)
Definisi: Keadaan dimana jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh seimbang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Cairan (4120)
Definisi: Tindakan untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Jadi, masalah keperawatan utama pada kasus ini adalah Resiko Dehidrasi, yang membutuhkan intervensi keperawatan berupa Manajemen Cairan untuk mencapai luaran Keseimbangan Cairan pada bayi tersebut. -
Article No. 19664 | 15 Jul 2025
Klinis : jadi pasien ku tu mual muntah udh 3 hari sblm masuk rs, terus nyeri uluh hati skala 6 trs tadi malam kn cmn dia pasien cmn 1 jd aku intervensi full bgt ke dia tu dia tadi malam di pantau cairan hiperkalemia setelah ku cek itu ada di ketikdakseimbangan elektrolit trs ku cek lagi kann lab elektrolit nya ternyta mmng dia kelebihan kalium sama chloride pantas aja dia dpt tindakan itu "hiperkalemia" dia subuh tu kondisi baik sih sdh karena di push selama 5 jam di pantau cairan dll nya karena dia harus cuci darah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Mual (00134)
Definisi: Sensasi ketidaknyamanan pada perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
2. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
3. Ketidakseimbangan elektrolit (00195)
Definisi: Perubahan dalam satu atau lebih elektrolit serum yang dapat membahayakan kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mual (1608)
- Tanda dan gejala mual berkurang
- Keinginan untuk muntah berkurang
- Frekuensi mual berkurang
2. Kontrol nyeri (1605)
- Melaporkan nyeri berkurang
- Mampu menggunakan teknik manajemen nyeri
- Tampak rileks
3. Keseimbangan cairan (0601)
- Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Hasil laboratorium elektrolit dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen mual (4640)
- Identifikasi penyebab mual
- Berikan antiemetik sesuai resep
- Bantu pasien mengatur posisi untuk mengurangi mual
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual
2. Manajemen nyeri (1400)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri
3. Manajemen keseimbangan cairan (4120)
- Pantau tanda-tanda vital dan status cairan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Monitor hasil laboratorium elektrolit
- Berikan terapi penggantian elektrolit sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen keseimbangan cairan dan elektrolit
Penjelasan rinci:
Pasien mengalami mual-muntah selama 3 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri ulu hati skala 6, dan ketidakseimbangan elektrolit berupa hiperkalemia dan hiperkloremia. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah manajemen mual, manajemen nyeri, dan manajemen keseimbangan cairan dan elektrolit. Tujuan luaran yang diharapkan adalah berkurangnya tanda-tanda dan gejala mual, kontrol nyeri yang efektif, serta stabilisasi tanda-tanda vital dan hasil laboratorium elektrolit dalam batas normal. -
Article No. 19665 | 15 Jul 2025
Klinis : keputihan yang berulang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi keputihan yang berulang.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Rentan terhadap serangan patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Nama: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap serangan patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 07-01
Nama: Bebas Infeksi
Definisi: Tidak ada tanda-tanda dan gejala infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 03-01
Nama: Pencegahan Infeksi
Definisi: Tindakan untuk melindungi pasien dari bahaya infeksi.
Penjelasan:
Keputihan yang berulang dapat meningkatkan risiko infeksi pada area vagina dan saluran reproduksi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi". Tujuan keperawatan adalah mencapai "Bebas Infeksi", yang dapat dicapai melalui intervensi "Pencegahan Infeksi" seperti menjaga kebersihan daerah genital, penggunaan antibiotik yang tepat, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain jika masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 19666 | 15 Jul 2025
Klinis : personal hygiene
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi personal hygiene.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri (10001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
10001 Defisit Perawatan Diri
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
0301 Perawatan Diri: Mandi
Definisi: Kemampuan untuk mencuci seluruh tubuh dengan air dan sabun.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
6430 Perawatan Diri: Mandi
Definisi: Membantu klien untuk membersihkan seluruh tubuh dengan air dan sabun.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat menjelaskan bahwa defisit perawatan diri, khususnya terkait dengan personal hygiene, merupakan kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi fisik, kognitif, atau psikologis.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi yang jelas dan terstruktur untuk diagnosa keperawatan, seperti "Defisit Perawatan Diri (10001)". Sementara itu, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan panduan tentang hasil yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Dengan memahami dan menerapkan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk membantu pasien mencapai perawatan diri yang optimal, khususnya dalam hal personal hygiene. -
Article No. 19667 | 15 Jul 2025
Klinis : personal hygiene vulva hygiene
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi personal hygiene vulva hygiene:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri: Kebersihan Vulva (00018)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan kebersihan vulva secara mandiri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00018
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan kebersihan vulva secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 0202
Definisi: Kemampuan klien untuk melakukan perawatan kebersihan vulva secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 0202
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu klien dalam melakukan perawatan kebersihan vulva.
Secara singkat, diagnosa keperawatan Defisit Perawatan Diri: Kebersihan Vulva (00018) mengacu pada ketidakmampuan klien untuk melakukan perawatan kebersihan vulva secara mandiri. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memberikan definisi diagnosa ini, sedangkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan definisi terkait luaran dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. -
Article No. 19668 | 15 Jul 2025
Klinis : Nx. Y. wanita berusia 52 tahun, bekerja sebagai pedagang kaki lima selaua, lebih dari 20 tahun. Setiap hari ia berjualan di area terbuka dari pagi hingga sore tanna perlindungan dan sinat, matahari la tidak pernah menggunakan sunscreen, topi, atau pakaian pelindung, dan juga tidak terbiasa merawat kulitnya Beberapa bulan terakhir, muncul bercak kemerahan dan luka di kulit wajah serta lengan, yang tidak sembuh, disertai benjolan kecil yang membesar. Setelah memeriksakan diri ke RS Sejati ia didiagnosis menderita kanker kulit jenis karsinoma sel basal, yang disebabkan oleh paparan sinar UV berlebihan. Ny. Y kimi menjalani pengobatan dan mendapat edukasi mengenai pentingnya perlindungan kulit, terutama penggunaan sunscreen dan pakaian pelindung saat beraktivitas, di luar ruangan. Kasus ini menunjukkan pentingnya kesadaran merawat kulit untuk mencegah kanker kulit khususnya bagi pekerja lapangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Ny. Y dengan Karsinoma Sel Basal)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan Utama**
**Kode SDKI: 1.3.1**
**Gangguan Integritas Kulit**
**Definisi**: Kerusakan jaringan epidermis/dermis akibat paparan sinar UV kronis dan keganasan sel basal.
**Faktor Penyebab**:
- Paparan sinar matahari berlebihan tanpa proteksi (tanpa sunscreen, topi, atau pakaian pelindung).
- Kurangnya pengetahuan tentang perawatan kulit pencegahan kanker.
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode SLKI: 0901**
**Penyembuhan Luka: Kulit**
**Kriteria Luaran**:
- Lesi kulit (bercak kemerahan, benjolan) menunjukkan tanda penyembuhan (ukuran berkurang, tidak ada perdarahan).
- Tidak ada lesi baru pada area terpapar sinar UV.
- Pasien mampu mendemonstrasikan perawatan kulit mandiri (contoh: aplikasi sunscreen).
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode SIKI: 4210**
**Edukasi Perawatan Kulit**
**Intervensi**:
- Ajarkan teknik perlindungan kulit:
- Penggunaan **sunscreen SPF ≥30** setiap 2 jam saat di luar ruangan.
- Pemakaian **topi lebar** dan **pakaian lengan panjang** berbahan UPF (Ultraviolet Protection Factor).
- Hindari paparan matahari pukul 10.00–14.00.
- Demonstrasikan perawatan luka post-terapi kanker kulit (jika ada tindakan eksisi/krioterapi).
**Kode SIKI: 1400**
**Manajemen Nyeri** *(Jika ada nyeri pada lesi/ulkus)*
**Intervensi**:
- Observasi skala nyer (misal: **Skala Nyeri Numerik 0–10**).
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep dokter.
---
### **4. Rekomendasi Tambahan**
- **Kode SDKI 2.1.1**: **Risiko Infeksi** (karena luka terbuka pada lesi kanker kulit).
- **Kode SLKI 1802**: **Pengetahuan: Proses Penyakit** (untuk memastikan pemahaman pasien tentang faktor risiko kanker kulit).
---
### **Penjelasan Akademik**
Kasus Ny. Y menggambarkan **determinan sosial kesehatan** (pekerja lapangan dengan akses terbatas pada proteksi UV) dan **kegagalan perilaku preventif**. Intervensi keperawatan berbasis **SDKI-SLKI-SIKI** menekankan pendekatan holistik:
1. **Promotif**: Edukasi perubahan gaya hidup (contoh: sunscreen).
2. **Kuratif**: Perawatan luka dan manajemen nyeri.
3. **Rehabilitatif**: Pemantauan jangka panjang untuk mencegah rekurensi.
**Referensi**:
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1.*
- *PPNI. (2019). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1.*
*(Format RTF siap disimpan/dicetak dengan font Times New Roman 12pt, margin normal)* -
Article No. 19669 | 15 Jul 2025
Klinis : Nx. Y. wanita berusia 52 tahun, bekerja sebagai pedagang kaki lima selaua, lebih dari 20 tahun. Setiap hari ia berjualan di area terbuka dari pagi hingga sore tanna perlindungan dan sinat, matahari la tidak pernah menggunakan sunscreen, topi, atau pakaian pelindung, dan juga tidak terbiasa merawat kulitnya Beberapa bulan terakhir, muncul bercak kemerahan dan luka di kulit wajah serta lengan, yang tidak sembuh, disertai benjolan kecil yang membesar. Setelah memeriksakan diri ke RS Sejati ia didiagnosis menderita kanker kulit jenis karsinoma sel basal, yang disebabkan oleh paparan sinar UV berlebihan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda uraikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan, sesuai dengan ketetapan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Integritas Kulit Terganggu (kode: 00044)
Definisi: Rentan mengalami perubahan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat mengganggu fungsi kulit sebagai pelindung.
2. Integritas Kulit Terganggu (kode: 00046)
Definisi: Perubahan pada epidermis, dermis, dan/atau jaringan yang mendasarinya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Integritas Kulit Terganggu
- Faktor risiko: paparan sinar UV berlebihan, kurangnya perlindungan kulit, usia
- Kriteria hasil: integritas kulit tetap utuh, tidak terjadi perubahan pada kulit
2. Integritas Kulit Terganggu
- Karakteristik: perubahan pada kulit (bercak kemerahan, luka, benjolan)
- Penyebab: paparan sinar UV berlebihan, kanker kulit (karsinoma sel basal)
- Kriteria hasil: integritas kulit membaik, perubahan pada kulit berkurang/teratasi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Integritas Kulit Terganggu
- Luaran: Integritas Kulit
- Indikator: Tidak terjadi perubahan pada kulit, kulit tetap utuh
2. Integritas Kulit Terganggu
- Luaran: Integritas Kulit
- Indikator: Perubahan pada kulit berkurang/teratasi, kulit membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Integritas Kulit Terganggu
- Intervensi: Perawatan Kulit, Proteksi Kulit
- Tindakan: Edukasi perlindungan kulit, penggunaan sunscreen, topi, pakaian pelindung
2. Integritas Kulit Terganggu
- Intervensi: Perawatan Luka, Manajemen Nyeri
- Tindakan: Perawatan luka, penanganan nyeri, pengobatan kanker kulit
Tujuan utama penanganan kasus ini adalah mencegah terjadinya kerusakan kulit lebih lanjut akibat paparan sinar UV yang berlebihan, serta menangani dan memulihkan integritas kulit yang telah terganggu. -
Article No. 19670 | 15 Jul 2025
Klinis : Nx. Y. wanita berusia 52 tahun, bekerja sebagai pedagang kaki lima selaua, lebih dari 20 tahun. Setiap hari ia berjualan di area terbuka dari pagi hingga sore tanna perlindungan dan sinat, matahari la tidak pernah menggunakan sunscreen, topi, atau pakaian pelindung, dan juga tidak terbiasa merawat kulitnya Beberapa bulan terakhir, muncul bercak kemerahan dan luka di kulit wajah serta lengan, yang tidak sembuh, disertai benjolan kecil yang membesar. Setelah memeriksakan diri ke RS Sejati ia didiagnosis menderita kanker kulit jenis karsinoma sel basal, yang disebabkan oleh paparan sinar UV berlebihan. Pasien terkena kanker kulit karena terpapar sinar matahari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, serta definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko Ketidakseimbangan Suhu Tubuh (00005)
SDKI: Resiko Ketidakseimbangan Suhu Tubuh
Definisi: Keadaan rentan mengalami peningkatan atau penurunan suhu tubuh di luar batas normal.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Keterbatasan yang dirasakan pada aktivitas fisik yang dapat memperlemah fungsi tubuh.
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (00047)
SDKI: Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Keadaan rentan mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit.
4. Gangguan Citra Tubuh (00118)
SDKI: Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Gangguan persepsi tentang penampilan fisik dan fungsi tubuh.
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Termal (6680)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
2. Manajemen Aktivitas (0200)
Definisi: Bantuan untuk mengatur dan melakukan aktivitas fisik.
3. Perawatan Kulit (3584)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan integritas dan fungsi kulit.
4. Konseling Citra Tubuh (5250)
Definisi: Pemberian dukungan emosional dan informasi untuk membantu individu menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan fisik.
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
1. Suhu Tubuh dalam Rentang Normal (0800)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat (0005)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami kelelahan berlebih.
3. Integritas Kulit Terpelihara (1101)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit.
4. Citra Tubuh Positif (1200)
Definisi: Persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
Tone: Akademis, Persona: Pakar Keperawatan -
Article No. 19671 | 15 Jul 2025
Klinis : DS: ibu klien mengatakan setiap perawat datang anaknya selalu rewel DO: Klien tampak pucat dan gelisah Klien terlihat rewel dan khawatir Klien terlihat bingung Klien terlihat tegang Score Children fear's 3
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan adalah "Kecemasan Anak Berhubungan dengan Hospitalisasi". Hal ini didasarkan pada data subjektif (DS) yang menunjukkan bahwa ibu klien mengatakan anaknya selalu rewel saat perawat datang, serta data objektif (DO) yang menunjukkan klien tampak pucat, gelisah, rewel, khawatir, bingung, dan tegang, serta memiliki skor Children Fear's 3 yang mengindikasikan adanya kecemasan pada anak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Anak Mampu Mengontrol Kecemasan, dengan kriteria hasil:
a. Anak dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dialami.
b. Anak dapat menunjukkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
c. Anak dapat menunjukkan perilaku kooperatif selama tindakan keperawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ciptakan Lingkungan yang Aman dan Nyaman
a. Berikan penjelasan dan informasi yang mudah dipahami oleh anak tentang proses perawatan yang akan dilakukan.
b. Libatkan orangtua/keluarga dalam asuhan keperawatan untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada anak.
c. Sediakan mainan, buku cerita, atau media lain yang dapat mengalihkan perhatian anak.
2. Kaji dan Pantau Kecemasan Anak
a. Lakukan pengkajian kecemasan anak secara komprehensif, termasuk tanda-tanda fisik, perilaku, dan pernyataan verbal anak.
b. Pantau tingkat kecemasan anak secara berkala selama proses perawatan.
c. Dokumentasikan hasil pengkajian dan pemantauan kecemasan anak.
3. Berikan Dukungan Emosional
a. Bina hubungan saling percaya dengan anak dan keluarga.
b. Berikan pujian dan penguatan positif saat anak menunjukkan perilaku kooperatif.
c. Libatkan anak dalam pengambilan keputusan yang sesuai dengan kemampuannya.
4. Ajarkan Teknik Relaksasi
a. Ajarkan teknik relaksasi, seperti teknik napas dalam, visualisasi, atau distraksi, yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak.
b. Latih anak untuk mempraktikkan teknik relaksasi saat mengalami kecemasan.
c. Evaluasi efektivitas teknik relaksasi yang diajarkan.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada kebutuhan anak, diharapkan anak dapat mengontrol kecemasan yang dialaminya selama proses perawatan, sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.