Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17518 | 19 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 64 tahun dirawat di RS pascaoperasi laparoskopi kolesistektomi hari ke-5. Hasil pengkajian: nyeri epigastrium, riwayat nyeri (±1 tahun), nyeri tekan abdomen (+), mual, muntah non-bilious, BAB sering. Riwayat hipertensi, DM tipe 2 tidak terkontrol, anemia kronik, menolak transfusi karena keyakinan. TD 110/74 mmHg, nadi 118x/menit, luka operasi tampak baik.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (pasca operasi laparoskopi kolesistektomi)
2. Risiko mual dan muntah berhubungan dengan efek samping obat analgesik dan proses penyembuhan pasca operasi
3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus akibat prosedur pembedahan
Luaran/Output SLKI:
1. Nyeri Akut:
- Pasien akan melaporkan penurunan nyeri dari tingkat 6 menjadi tingkat 3 atau kurang (skala 0-10)
- Pasien akan mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Risiko Mual dan Muntah:
- Pasien akan melaporkan tidak ada episode mual dan muntah
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
- Pasien akan mendemonstrasikan teknik manajemen mual dan muntah yang efektif
3. Konstipasi:
- Pasien akan memiliki pola defekasi yang teratur (1-2 kali per hari)
- Pasien akan melaporkan perasaan nyaman dan puas dengan pola defekasi
- Pasien akan mendemonstrasikan strategi manajemen konstipasi yang efektif
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor presipitasi)
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter dan monitor efektivitasnya
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan memodifikasi regimen analgesik jika diperlukan
2. Risiko Mual dan Muntah:
- Lakukan pengkajian komprehensif terkait mual dan muntah (frekuensi, durasi, volume, dan karakteristik)
- Berikan antiemetik sesuai resep dokter dan monitor efektivitasnya
- Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah non-farmakologis (makan makanan kecil, hindari makanan yang menyebabkan mual, dan lain-lain)
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan memodifikasi regimen antiemetik jika diperlukan
3. Konstipasi:
- Lakukan pengkajian pola dan kebiasaan defekasi pasien
- Berikan laksatif dan/atau suplemen serat sesuai resep dokter
- Ajarkan teknik manajemen konstipasi (peningkatan asupan cairan, aktivitas fisik, dan latihan Kegel)
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan memodifikasi regimen laksatif jika diperlukan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi berdasarkan kondisi pasien adalah nyeri akut, risiko mual dan muntah, serta konstipasi. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah penurunan nyeri, tidak ada episode mual dan muntah, serta pola defekasi yang teratur. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian komprehensif, pemberian terapi farmakologis, edukasi, dan kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan memodifikasi rencana perawatan sesuai kebutuhan pasien. -
Article No. 17519 | 19 May 2025
Klinis : Pasien datang di unit hemodialisa RSUD Ir. Soekarno pada tanggal 16 Mei 2025. Setelah dilakukan pengkajian pasien mengatakan menjalani hemodialisa rutin 2x seminggu setiap hari selasa dan jum’at sejak tahun 2023. Pasien datang dengan keluhan sering merasa lelah, lelah memberat ketika digunakan untuk beraktivitas. Pasien menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 6 Mei 2025 hasil menunjukkan yaitu Hb: 8.1mg/dL. Pasien mengatakan tekanan darahnya cenderung tinggi. Pasien mengatakan kulitnya sering terasa gatal-gatal dan kering. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di dapatkan hasil TD: 160/80mmHg, nadi: 80x/menit, RR: 20x/menit, suhu: 36,8oC.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda berikan. Saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin dengan nada akademis dan persona seorang perawat pakar.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan anemisignifikan, ditandai dengan pasien sering merasa lelah, lelah memberat ketika digunakan untuk beraktivitas.
2. Hipertensi berhubungan dengan perubahan cairan dan elektrolit, ditandai dengan tekanan darah pasien cenderung tinggi.
3. Intoleransi Sensori Kulit berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, ditandai dengan kulit pasien sering terasa gatal-gatal dan kering.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
a. Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
b. Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
c. Pasien dapat mengelola keletihannya.
2. Hipertensi:
a. Tekanan darah pasien berada dalam rentang normal.
b. Pasien dapat mengelola faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darahnya.
c. Pasien tidak mengalami komplikasi akibat hipertensi.
3. Intoleransi Sensori Kulit:
a. Kulit pasien tampak bersih, lembab, dan tidak gatal.
b. Pasien dapat mengelola gejala gatal-gatal dan kering pada kulit.
c. Pasien tidak mengalami komplikasi akibat intoleransi sensori kulit.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
a. Lakukan pengkajian aktivitas dan kemampuan fungsional pasien.
b. Berikan edukasi tentang manajemen kelelahan, seperti pengaturan aktivitas dan istirahat.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi anemia, seperti pemberian suplemen besi atau terapi penggantian darah.
d. Bantu pasien dalam merencanakan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
e. Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap aktivitas.
2. Hipertensi:
a. Lakukan pengkajian riwayat hipertensi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Berikan edukasi tentang manajemen hipertensi, seperti pembatasan asupan garam, pengaturan aktivitas, dan penggunaan obat-obatan antihipertensi.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengoptimalkan pengobatan hipertensi.
d. Pantau tekanan darah pasien secara rutin dan lakukan intervensi sesuai kebutuhan.
e. Bantu pasien dalam menerapkan gaya hidup sehat untuk mengendalikan hipertensi.
3. Intoleransi Sensori Kulit:
a. Lakukan pengkajian kondisi kulit pasien, termasuk gejala gatal-gatal dan kekeringan kulit.
b. Berikan edukasi tentang perawatan kulit, seperti penggunaan pelembab dan penghindaran iritasi.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi penyebab intoleransi sensori kulit, seperti pemberian obat anti-gatal atau suplemen nutrisi.
d. Bantu pasien dalam menerapkan perawatan kulit yang sesuai dengan kebutuhannya.
e. Pantau kondisi kulit pasien secara rutin dan lakukan intervensi sesuai kebutuhan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi klinis pasien secara holistik, membangun kolaborasi yang efektif dengan tim kesehatan, dan melibatkan pasien dalam proses perawatan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 17520 | 19 May 2025
Klinis : Pasien datang di unit hemodialisa RSUD Ir. Soekarno pada tanggal 16 Mei 2025. Setelah dilakukan pengkajian pasien mengatakan menjalani hemodialisa rutin 2x seminggu setiap hari selasa dan jum’at sejak tahun 2023. Pasien datang dengan keluhan sering merasa lelah, lelah memberat ketika digunakan untuk beraktivitas. Pasien menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 6 Mei 2025 hasil menunjukkan yaitu Eritrosit: 2.83 (L) Hemoglobin: 8.1 (L) Hematokrit: 25.1 (L) MCHC: 31.5 (L) Pasien mengatakan tekanan darahnya cenderung tinggi. Pasien mengatakan kulitnya sering terasa gatal-gatal dan kering. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di dapatkan hasil TD: 160/80mmHg, nadi: 80x/menit, RR: 20x/menit, suhu: 36,8oC.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Keseimbangan Cairan Elektrolit
- Definisi: Kondisi ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
- Faktor Berhubungan: Peningkatan intake cairan berlebih, penurunan pengeluaran cairan melalui urin.
- Gejala/Tanda Mayor: Edema, perubahan tanda-tanda vital (tekanan darah tinggi), perubahan kadar elektrolit (anemia, hiponatremia, hiperkalemia).
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Faktor Berhubungan: Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, penurunan daya tahan, kelemahan.
- Gejala/Tanda Mayor: Kelelahan, dispnea, takikardia, peningkatan tekanan darah.
3. Perubahan Perfusi Jaringan
- Definisi: Kondisi penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh.
- Faktor Berhubungan: Penurunan volume plasma, penurunan fungsi ginjal.
- Gejala/Tanda Mayor: Perubahan kadar Hb, Hct, MCHC, gatal-gatal, kulit kering.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal, tidak ada edema, dan elektrolitnya dalam batas normal.
2. Toleransi Aktivitas
- Kriteria Hasil: Pasien mampu melakukan aktivitas rutin tanpa disertai kelelahan yang berlebihan.
3. Perfusi Jaringan
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan kadar Hb, Hct, dan MCHC dalam rentang normal, serta kulit tidak kering dan gatal-gatal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Atur pembatasan asupan cairan sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian diuretik atau obat anti-hipertensi
- Edukasi tentang pembatasan cairan dan natrium
2. Toleransi Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Atur aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien
- Berikan latihan fisik yang sesuai
- Pantau tanda-tanda vital saat aktivitas
3. Perfusi Jaringan
- Kaji tanda-tanda perubahan perfusi jaringan
- Kolaborasi pemberian suplemen Besi dan Vitamin
- Atur posisi tubuh pasien saat hemodialisis
- Lakukan perawatan kulit untuk mengatasi kulit kering dan gatal-gatal
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kasus yang diberikan, pasien menunjukkan tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, intoleransi aktivitas, serta perubahan perfusi jaringan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Keseimbangan Cairan Elektrolit, Intoleransi Aktivitas, dan Perubahan Perfusi Jaringan.
Gangguan Keseimbangan Cairan Elektrolit: Pasien mengalami penurunan volume plasma yang ditandai dengan adanya hipertensi. Selain itu, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya anemia yang dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Intoleransi Aktivitas: Pasien mengeluhkan sering merasa lelah, bahkan lelah memberat saat beraktivitas. Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen akibat penurunan fungsi ginjal.
Perubahan Perfusi Jaringan: Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya anemia (penurunan Hb, Hct, MCHC) yang dapat mempengaruhi perfusi jaringan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan kulit yang sering terasa gatal-gatal dan kering, yang dapat disebabkan oleh gangguan perfusi jaringan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Diharapkan pasien dapat mencapai tanda-tanda vital dalam rentang normal, tidak ada edema, dan elektrolitnya dalam batas normal. Hal ini menunjukkan bahwa keseimbangan cairan dan elektrolit pasien telah stabil.
2. Toleransi Aktivitas: Diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas rutin tanpa disertai kelelahan yang berlebihan. Hal ini menunjukkan bahwa pasien memiliki peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
3. Perfusi Jaringan: Diharapkan pasien menunjukkan kadar Hb, Hct, dan MCHC dalam rentang normal, serta kulit tidak kering dan gatal-gatal. Hal ini menunjukkan bahwa perfusi jaringan pasien telah membaik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Keseimbangan Cairan:
- Monitor intake dan output cairan untuk memantau keseimbangan cairan pasien.
- Atur pembatasan asupan cairan sesuai kebutuhan untuk mencegah overload cairan.
- Kolaborasi pemberian diuretik atau obat anti-hipertensi untuk membantu mengendalikan tekanan darah.
- Edukasi pasien tentang pentingnya pembatasan cairan dan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan.
2. Toleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien untuk mengetahui kemampuan pasien.
- Atur aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien untuk mencegah kelelahan berlebihan.
- Berikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan daya tahan.
- Pantau tanda-tanda vital saat aktivitas untuk memastikan tidak ada perubahan yang signifikan.
3. Perfusi Jaringan:
- Kaji tanda-tanda perubahan perfusi jaringan seperti perubahan warna kulit, suhu, dan keluhan pasien.
- Kolaborasi pemberian suplemen Besi dan Vitamin untuk mengatasi anemia.
- Atur posisi tubuh pasien saat hemodialisis untuk memfasilitasi perfusi jaringan.
- Lakukan perawatan kulit untuk mengatasi kulit kering dan gatal-gatal.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal, peningkatan toleransi aktivitas, serta perbaikan perfusi jaringan. -
Article No. 17521 | 19 May 2025
Klinis : Pasien datang di unit hemodialisa RSUD Ir. Soekarno pada tanggal 16 Mei 2025. Setelah dilakukan pengkajian pasien mengatakan menjalani hemodialisa rutin 2x seminggu setiap hari selasa dan jum’at sejak tahun 2023. Pasien datang dengan keluhan sering merasa lelah, lelah memberat ketika digunakan untuk beraktivitas. Pasien menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 6 Mei 2025 hasil menunjukkan yaitu Eritrosit: 2.83 (L) Hemoglobin: 8.1 (L) Hematokrit: 25.1 (L) MCHC: 31.5 (L) Pasien mengatakan tekanan darahnya cenderung tinggi dan tidak ada edema pada esktremitas. Pasien mengatakan kulitnya sering terasa gatal-gatal dan kering. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di dapatkan hasil TD: 160/80mmHg, nadi: 80x/menit, RR: 20x/menit, suhu: 36,8oC.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi terkait diagnosa keperawatan, luaran (SLKI), dan intervensi keperawatan (SIKI) yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Anemia berhubungan dengan penurunan produksi eritropoetin ginjal, ditandai dengan kadar Hb di bawah normal.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia, ditandai dengan mudah lelah saat beraktivitas.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipertensi, ditandai dengan tekanan darah di atas normal.
4. Pruritus berhubungan dengan uremia, ditandai dengan kulit gatal-gatal dan kering.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Anemia
- Kadar hemoglobin dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda anemia (tidak pucat, tidak cepat lelah)
2. Toleransi aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan berlebih
- Pasien mampu mempertahankan energi yang cukup untuk beraktivitas
3. Perfusi jaringan
- Tekanan darah dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi jaringan
4. Pruritus
- Frekuensi dan intensitas gatal-gatal berkurang
- Kulit tampak lembab dan tidak kering
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Anemia
- Pantau kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah secara berkala
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi besi dan/atau eritropoetin
- Edukasi pasien tentang pentingnya kepatuhan menjalani hemodialisis
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan kaya zat besi dan vitamin
2. Intoleransi aktivitas
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam merencanakan aktivitas sehari-hari yang sesuai dengan kemampuannya
- Ajarkan teknik aktivitas yang dapat membantu meningkatkan toleransi aktivitas
- Berikan dukungan psikologis untuk memotivasi pasien
3. Perubahan perfusi jaringan
- Pantau tanda-tanda vital pasien secara rutin
- Kolaborasi dengan dokter untuk penyesuaian terapi antihipertensi
- Edukasi pasien tentang pentingnya kepatuhan minum obat dan pengaturan diet
- Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik sesuai toleransi
4. Pruritus
- Lakukan pengkajian terhadap keluhan gatal-gatal
- Berikan terapi pelembab kulit dan antipruritus sesuai indikasi
- Edukasi pasien tentang perawatan kulit yang baik
- Anjurkan pasien untuk menghindari faktor-faktor pemicu gatal-gatal
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 17522 | 19 May 2025
Klinis : siki dari diagnosa anxietas berhubungan dengan gangguan citra tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Anxietas berhubungan dengan gangguan citra tubuh:
Diagnosa Keperawatan:
Anxietas berhubungan dengan gangguan citra tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00146
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terkait dengan perubahan yang dirasakan atau diantisipasi dalam aspek fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS - 0003
Definisi: Tingkat kecemasan individu tentang perubahan atau masalah yang berkaitan dengan citra tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP - 0100
Definisi: Upaya membantu individu untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan citra tubuh.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Anxietas berhubungan dengan gangguan citra tubuh" mengacu pada perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terkait dengan perubahan yang dirasakan atau diantisipasi dalam aspek fisik. Pasien yang mengalami masalah ini mungkin menunjukkan tanda-tanda kecemasan, seperti gelisah, ketakutan, atau sulit tidur.
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah tingkat kecemasan individu tentang perubahan atau masalah yang berkaitan dengan citra tubuh dapat berkurang. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu individu untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan citra tubuh, misalnya dengan memberikan dukungan, konseling, dan edukasi. -
Article No. 17523 | 19 May 2025
Klinis : seorang ibu hamil berusia 32 tahun dengan usia kehamilan 26 minggu yang dirawat di ICU dengan dugaan diagnosis Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP). Pasien mengeluhkan pusing, kelelahan, dan kesulitan tidur. Ia mengatakan kekhawatirannya terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan saat proses persalinan, terutama setelah mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan penurunan jumlah trombosit hingga 38.000/uL dan kadar hemoglobin sebesar 10,2 g/dL. Pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 110 kali/menit, suhu tubuh 36°C, dan frekuensi napas 22 kali/menit. Selain itu, ditemukan tanda-tanda perdarahan ringan berupa petechiae pada ekstremitas bawah serta perdarahan ringan pada gusi. Pasien tampak lemah secara fisik dan mengeluhkan tubuh terasa tidak bertenaga. Riwayat sebelumnya juga menunjukkan bahwa pasien mudah mengalami memar.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan menetapkan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit (KODE: 00206)
Definisi: Keadaan rentan mengalami kehilangan darah, yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
2. Kelelahan berhubungan dengan anemia (KODE: 00093)
Definisi: Pengalaman menetap yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan ketidakmampuan yang terus-menerus untuk memulai dan menyelesaikan aktivitas.
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kecemasan (KODE: 00198)
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi seseorang.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perdarahan
- Definisi: Kemungkinan mengalami kehilangan darah, yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
- Kode: 00206
2. Kelelahan
- Definisi: Pengalaman menetap yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan ketidakmampuan yang terus-menerus untuk memulai dan menyelesaikan aktivitas.
- Kode: 00093
3. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi seseorang.
- Kode: 00198
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perdarahan:
- Kontrol Perdarahan
- Integritas Jaringan
- Perfusi Jaringan
2. Kelelahan:
- Pemulihan Energi
- Toleransi Aktivitas
- Manajemen Energi
3. Gangguan Pola Tidur:
- Kualitas Tidur
- Kuantitas Tidur
- Fungsi Bangun Tidur
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perdarahan:
- Manajemen Perdarahan
- Perawatan Luka
- Pemberian Komponen Darah
2. Kelelahan:
- Manajemen Aktivitas
- Terapi Energi
- Manajemen Gejala
3. Gangguan Pola Tidur:
- Manajemen Lingkungan Tidur
- Terapi Relaksasi
- Edukasi Pola Tidur
Dengan memahami diagnosis keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, saya dapat memberikan perawatan yang komprehensif dan terencana untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dalam kondisi tersebut. -
Article No. 17524 | 19 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan hidung berbau
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan hidung berbau, berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai beserta penjelasan singkatnya:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Kode: 00242
b. Judul: Infeksi saluran napas atas
c. Definisi: Respon inflamasi pada saluran napas atas (hidung, sinus, faring, dan laring) yang disebabkan oleh agen infeksius.
2. SDKI:
a. Kode: 00242
b. Definisi: Respon inflamasi pada saluran napas atas (hidung, sinus, faring, dan laring) yang disebabkan oleh agen infeksius.
3. SLKI:
a. Kode: 21021
b. Judul: Bebas Infeksi
c. Definisi: Bebas dari tanda-tanda dan gejala infeksi.
4. SIKI:
a. Kode: I0107
b. Judul: Manajemen Infeksi
c. Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi infeksi.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan hidung berbau dapat mengindikasikan adanya infeksi saluran napas atas, seperti sinusitis atau rhinitis. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Infeksi saluran napas atas". Tujuan keperawatannya adalah mencapai "Bebas Infeksi", yang dicapai melalui intervensi "Manajemen Infeksi" untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi infeksi.
Tone= akademis, persona=pakar,nurse: Dalam konteks ini, komunikasi akan cenderung formal dan ilmiah, dengan penjelasan yang komprehensif dan menggunakan istilah medis yang sesuai dengan level pengetahuan dan keahlian pasien. -
Article No. 17525 | 19 May 2025
Klinis : flu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi flu, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas (SDKI: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat kelelahan yang dirasakan.
2. Gangguan pola napas (SDKI: 00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama atau kedalaman yang normal.
3. Hipertermia (SDKI: 00007)
Definisi: Suhu tubuh di atas normal karena mekanisme pengaturan suhu terganggu.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Setiap diagnosa keperawatan memiliki kode dan definisi yang telah distandarisasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran/hasil yang ditetapkan untuk setiap diagnosa keperawatan, sebagai indikator keberhasilan intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan untuk mencapai luaran/hasil keperawatan yang diharapkan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas, sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 17526 | 19 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan tidak haid sudah 4 bulan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jabarkan, yaitu pasien datang dengan keluhan tidak haid sudah 4 bulan, dengan tone yang akademis dan persona sebagai pakar atau perawat, maka berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Amenore (NANDA-I: 00203)
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00203
Definisi: Tidak adanya menstruasi dalam waktu lebih dari 3 bulan pada wanita usia reproduktif, tidak termasuk kehamilan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01603
Definisi: Pemulihan pencapaian siklus menstruasi yang normal.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 02802
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk membantu klien mencapai siklus menstruasi yang normal.
Dalam menangani kasus ini, perawat akan melakukan pengkajian yang komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab amenore, seperti faktor hormonal, stres, penyakit kronis, atau kondisi lainnya. Selanjutnya, perawat akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang meliputi intervensi untuk memulihkan siklus menstruasi, memberikan edukasi, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk menangani penyebab amenore secara holistik. -
Article No. 17527 | 19 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan tidak haid sudah 4 bulan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons dalam format RTF yang sesuai dengan permintaan Anda:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI\b0
\par \pard\sa200\sl276\slmult1 Berdasarkan keluhan pasien dengan amenore sekunder (tidak haid selama 4 bulan), berikut diagnosa keperawatan yang relevan beserta kode dan penjelasan singkat sesuai standar \i Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)\i0 :
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\b 1. \b0 \i Gangguan Pola Menstruasi (SDKI Code: D.0016)\i0
\par \pard\sa200\sl276\slmult1 \b Penjelasan SDKI:\b0 Ketidakmampuan mempertahankan siklus menstruasi normal akibat faktor fisiologis, psikologis, atau patologis.
\par \b SLKI:\b0 \i Pemantauan Pola Menstruasi (SLKI Code: L.19001)\i0 - Intervensi untuk mengidentifikasi penyebab dan karakteristik amenore.
\par \b SIKI:\b0 \i Pendidikan Kesehatan tentang Manajemen Menstruasi (SIKI Code: I.13003)\i0 - Edukasi pasien mengenai faktor risiko dan penanganan amenore.
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\b 2. \b0 \i Ansietas Berhubungan dengan Perubahan Fungsi Reproduksi (SDKI Code: D.0048)\i0
\par \pard\sa200\sl276\slmult1 \b Penjelasan SDKI:\b0 Perasaan cemas akibat ketidaktahuan atau kekhawatiran terhadap dampak amenore pada kesehatan reproduksi.
\par \b SLKI:\b0 \i Pengurangan Ansietas (SLKI Code: L.14004)\i0 - Memberikan dukungan emosional dan informasi yang jelas.
\par \b SIKI:\b0 \i Terapi Relaksasi (SIKI Code: I.25001)\i0 - Teknik pernapasan atau guided imagery untuk mengurangi stres.
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\b 3. \b0 \i Kurang Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi (SDKI Code: D.0093)\i0
\par \pard\sa200\sl276\slmult1 \b Penjelasan SDKI:\b0 Ketidakadekuatan pemahaman mengenai penyebab dan implikasi amenore.
\par \b SLKI:\b0 \i Penyuluhan Kesehatan (SLKI Code: L.18001)\i0 - Menjelaskan etiologi (misal: PCOS, stres, gangguan hormonal).
\par \b SIKI:\b0 \i Diskusi Terapeutik (SIKI Code: I.13001)\i0 - Dialog terstruktur untuk meningkatkan kesadaran pasien.
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\b Rekomendasi Tambahan:\b0
\par - Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan hormon (FSH, LH, prolaktin) dan USG pelvis.
\par - Dokumentasi lengkap mengenai riwayat menstruasi dan faktor terkait (penurunan berat badan, aktivitas fisik berlebihan, dll.).
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\i Sumber:\i0 \i0 Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Slki, Dan Siki Edisi 7, PPNI (2023).
\par }
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\fs18\lang1033 }
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika memerlukan penjelasan lebih lanjut, silakan ajukan pertanyaan tambahan.