Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15541 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan hamil 39 minggu memeriksakan kehamilan diketahui posisi sungsang letak bokong. Dua hari kemudian datang ke IGD dengan keluhan keluar lender darah, His 3 kali dalam 10 menit selama 30 detik. Taksiran berat janin 2500 gram.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Persalinan (Delayed Birth) berhubungan dengan posisi sungsang letak bokong.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Proses Persalinan (Delayed Birth) didefinisikan sebagai penyimpangan proses persalinan yang tidak sesuai dengan pola normal, meliputi aspek onset, lama, dan perubahan kemajuan persalinan.
- Karakteristik utama: Persalinan terhambat, Persalinan tidak progresif, Persalinan memanjang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kriteria hasil yang diharapkan: Persalinan berjalan lancar, Kontraksi uterus efektif, Kondisi ibu dan janin stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Pemantauan kemajuan persalinan, Pemberian oksigen, Pemberian oksitosin, Konsultasi dengan dokter untuk tindakan medis (misalnya operasi sesar).
Sebagai pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan yang ketat, kerja sama tim kesehatan, dan tindakan yang sesuai untuk menangani kondisi ini. Komunikasi yang efektif dengan pasien dan keluarga juga sangat penting dalam proses asuhan keperawatan. -
Article No. 15542 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan hamil 39 minggu memeriksakan kehamilan diketahui posisi sungsang letak bokong. Dua hari kemudian datang ke IGD dengan keluhan keluar lender darah, His 3 kali dalam 10 menit selama 30 detik. Taksiran berat janin 2500 gram.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Risiko perdarahan (RPERC)
Definisi: Rentan terhadap kehilangan darah dalam jumlah lebih banyak dari normal yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Posisi sungsang letak bokong dan His 3 kali dalam 10 menit selama 30 detik.
2. Ketidakefektifan pola napas (KPNPS)
Definisi: Tidak dapat mempertahankan pola napas yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
Penyebab: Kondisi ibu yang sedang mengalami kontraksi uterus yang intensif.
3. Risiko gangguan perfusi jaringan (RGPRF)
Definisi: Rentan terhadap penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Posisi sungsang letak bokong dan taksiran berat janin 2500 gram.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko perdarahan (RPERC)
- Tidak terjadi perdarahan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Kontraksi uterus adekuat
2. Ketidakefektifan pola napas (KPNPS)
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
3. Risiko gangguan perfusi jaringan (RGPRF)
- Tidak terjadi gangguan perfusi jaringan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda hipoksia atau iskemia
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko perdarahan (RPERC)
- Monitor tanda-tanda vital secara teratur
- Pantau kontraksi uterus dan perdarahan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen perdarahan
- Berikan dukungan emosional pada ibu
2. Ketidakefektifan pola napas (KPNPS)
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas
- Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
- Pertahankan posisi yang nyaman untuk ibu
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen distress pernapasan
3. Risiko gangguan perfusi jaringan (RGPRF)
- Monitor tanda-tanda vital secara teratur
- Pantau tanda-tanda hipoksia atau iskemia
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen gangguan perfusi
- Berikan dukungan nutrisi yang adekuat
Dalam asuhan keperawatan ini, perawat harus melakukan pemantauan yang ketat, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, dan memberikan dukungan emosional dan fisik yang komprehensif untuk mencapai luaran yang diharapkan dan memastikan keselamatan ibu dan janin. -
Article No. 15543 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan hamil 39 minggu memeriksakan kehamilan diketahui posisi sungsang letak bokong. Dua hari kemudian datang ke IGD dengan keluhan keluar lender darah, His 3 kali dalam 10 menit selama 30 detik. Taksiran berat janin 2500 gram.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko gangguan proses persalinan berhubungan dengan posisi sungsang letak bokong.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan persalinan preterm.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Risiko gangguan proses persalinan berhubungan dengan posisi sungsang letak bokong.
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko gangguan proses persalinan merupakan kondisi di mana individu berisiko mengalami komplikasi atau penyulit selama proses persalinan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menjalani proses persalinan dengan lancar tanpa komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau kemajuan persalinan, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan tindakan yang tepat, dan memberikan dukungan emosional pada pasien.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan persalinan preterm.
- SDKI: Risiko perdarahan merupakan kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan selama atau setelah proses persalinan.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menjalani proses persalinan dan periode pascapersalinan tanpa komplikasi perdarahan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menangani perdarahan, dan memberikan dukungan emosional pada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 15544 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, G1P0A0, hamil 32 minggu datang ke RS dengan keluhan keluar air dari jalan lahir. Air berwarna jernih. Dari hasil pemeriksaaan didapatkan : tes lakmus (+), pembukaan 1 cm, kontraksi 2x/10 menit/10". TTV dalam batas normal. Leukosit 5000.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Infeksi Maternal
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan perempuan hamil.
- Faktor Risiko: Pembukaan serviks yang belum lengkap, cairan ketuban yang keluar sebelum waktunya.
2. Ancaman Keguguran
- Definisi: Rentan terhadap kehilangan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
- Faktor Risiko: Pembukaan serviks yang belum lengkap, kontraksi uterus yang tidak adekuat.
Penjelasan Singkat Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SDKI:
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons individu, keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan.
- Membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan yang akurat dan komprehensif.
SLKI:
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengukur hasil atau outcome dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
- Membantu perawat dalam menetapkan luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
SIKI:
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan atau respons individu, keluarga, dan komunitas.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, sistematis, dan berkualitas tinggi. -
Article No. 15545 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, G1P0A0, hamil 32 minggu datang ke RS dengan keluhan keluar air dari jalan lahir. Air berwarna jernih. Dari hasil pemeriksaaan didapatkan : tes lakmus (+), pembukaan 1 cm, kontraksi 2x/10 menit/10". TTV dalam batas normal. Leukosit 5000.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Infeksi b.d. ketuban pecah dini
- Definisi: Keadaan individu yang memiliki risiko tinggi terjadinya infeksi yang disebabkan oleh pecahnya selaput ketuban sebelum waktu melahirkan.
- Karakteristik Definisi: Ketuban pecah dini, pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar leukosit, adanya tanda-tanda infeksi (demam, nyeri tekan abdomen).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Terkendali
- Kriteria Hasil:
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, nyeri tekan abdomen)
b. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar leukosit dalam batas normal
c. Ketuban pecah dini dapat teratasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Lakukan perawatan kehamilan, termasuk:
a. Pantau tanda-tanda vital secara teratur
b. Pantau tanda-tanda infeksi (demam, nyeri tekan abdomen)
c. Lakukan pemeriksaan laboratorium (termasuk pemeriksaan leukosit) secara berkala
2. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang:
a. Pentingnya menjaga kebersihan diri dan menghindari aktivitas yang dapat meningkatkan risiko infeksi
b. Tanda-tanda infeksi yang harus dilaporkan segera
c. Pentingnya mematuhi terapi yang diberikan
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk:
a. Pemberian terapi antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi
b. Pemantauan kondisi janin secara berkala
c. Perencanaan tindakan lebih lanjut sesuai dengan kondisi pasien
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, pasien memiliki risiko infeksi yang tinggi akibat ketuban pecah dini. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memantau tanda-tanda infeksi, mencegah terjadinya infeksi, serta mengelola kondisi pasien dan janin secara optimal. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan bidan, sangat penting untuk memberikan terapi yang tepat dan pemantauan yang komprehensif. Selain itu, edukasi kepada pasien dan keluarga juga sangat penting untuk memastikan kepatuhan terhadap tindakan yang dilakukan. -
Article No. 15546 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, G1P0A0, hamil 32 minggu datang ke RS dengan keluhan keluar air dari jalan lahir. Air berwarna jernih. Dari hasil pemeriksaaan didapatkan : tes lakmus (+), pembukaan 1 cm, kontraksi 2x/10 menit/10". TTV dalam batas normal. Leukosit 5000.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Komplikasi Persalinan Prematur
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu.
- Faktor Risiko: Pecahnya ketuban sebelum waktunya.
- Gejala dan Tanda: Adanya pengeluaran cairan dari jalan lahir, pembukaan serviks 1 cm, dan kontraksi uterus 2 kali/10 menit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Ibu tidak mengalami komplikasi persalinan prematur.
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda kelahiran prematur, tidak ada komplikasi persalinan prematur, dan proses persalinan berjalan normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pantau tanda-tanda vital ibu.
2. Pantau perkembangan persalinan (pembukaan serviks, kontraksi uterus, pengeluaran cairan).
3. Berikan informasi dan edukasi kepada ibu dan keluarga mengenai kondisi saat ini dan rencana penanganan.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk penanganan lebih lanjut.
5. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada ibu dan keluarga.
Dalam kondisi ini, seorang perempuan G1P0A0 hamil 32 minggu datang dengan keluhan keluar air dari jalan lahir, air berwarna jernih, tes lakmus positif, pembukaan serviks 1 cm, dan kontraksi uterus 2 kali/10 menit. Hal ini menunjukkan adanya risiko komplikasi persalinan prematur, sehingga diperlukan intervensi keperawatan untuk memantau perkembangan, memberikan informasi dan edukasi, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut. -
Article No. 15547 | 15 Apr 2025
Klinis : minggu dirawat di ruang rawat inap. TD 180/100 mmHg, Nadi 100x/menit, Pernafasan 20x/menit, terdapat edema pada ekstremitas bawah, proteinuria +.DJJ 160 x/menit KLien diberikan terapi MgSo4 melalui syringe pump.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan Terkait Peningkatan Tekanan Darah
Penjelasan Singkat:
Klien mengalami peningkatan tekanan darah (180/100 mmHg), disertai dengan edema pada ekstremitas bawah dan proteinuria, serta denyut jantung janin yang meningkat (160x/menit). Kondisi ini menunjukkan adanya risiko kekurangan volume cairan akibat peningkatan tekanan darah, yang dapat berdampak pada kesejahteraan ibu dan janin.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Risiko terjadinya penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular yang dapat membahayakan kesehatan.
Karakteristik Definisi: Peningkatan tekanan darah, edema, proteinuria, dan peningkatan denyut jantung janin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Keseimbangan Cairan
2. Tekanan Darah dalam Batas Normal
3. Edema Berkurang
4. Proteinuria Berkurang
5. Denyut Jantung Janin dalam Batas Normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Pemantauan Intake dan Output
3. Pemberian Terapi Cairan
4. Pemberian Obat Antihipertensi
5. Perawatan Edema
6. Pemantauan Kesejahteraan Janin
Dalam kondisi ini, klien diberikan terapi MgSO4 melalui syringe pump untuk mengatasi risiko kekurangan volume cairan yang dapat membahayakan kesejahteraan ibu dan janin. -
Article No. 15548 | 15 Apr 2025
Klinis : minggu dirawat di ruang rawat inap. TD 180/100 mmHg, Nadi 100x/menit, Pernafasan 20x/menit, terdapat edema pada ekstremitas bawah, proteinuria +.DJJ 160 x/menit KLien diberikan terapi MgSo4 melalui syringe pump.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien yang Anda deskripsikan. Silakan perhatikan penjelasan berikut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi klien yang dipaparkan, yaitu: minggu dirawat di ruang rawat inap, TD 180/100 mmHg, Nadi 100x/menit, Pernafasan 20x/menit, terdapat edema pada ekstremitas bawah, proteinuria +, dan DJJ 160 x/menit, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertensi Akut
Definisi: Peningkatan tekanan darah di atas normal yang terjadi secara tiba-tiba dan memerlukan intervensi segera.
Penyebab: Perubahan volume cairan, stres, penyakit ginjal, dan gangguan sistem saraf otonom.
Tanda dan Gejala: Tekanan darah tinggi, sakit kepala, pusing, mudah marah, dan penglihatan kabur.
2. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Peningkatan volume cairan yang melebihi kapasitas pembuluh darah dan interstisial.
Penyebab: Gagal jantung, gangguan ginjal, dan asupan cairan yang berlebihan.
Tanda dan Gejala: Edema, sesak napas, dan peningkatan berat badan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Tekanan Darah Terkendali
Kriteria Hasil:
- Tekanan darah sistolik dalam batas normal
- Tekanan darah diastolik dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi hipertensi
2. Keseimbangan Cairan Terjaga
Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan
- Intake dan output cairan seimbang
- Tidak ada edema
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi
- Pantau tekanan darah secara rutin
- Berikan obat antihipertensi sesuai resep
- Anjurkan klien untuk mengurangi stres
- Ajarkan teknik relaksasi
2. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan
- Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan
- Berikan diuretik sesuai resep
- Kolaborasi pemberian MgSO4 melalui syringe pump
- Ajarkan klien tanda-tanda kelebihan cairan
3. Manajemen Edema
- Pantau tanda-tanda edema
- Posisikan ekstremitas bawah lebih tinggi dari jantung
- Berikan kompres hangat pada ekstremitas bawah
- Ajarkan klien latihan mobilisasi bertahap
Penjelasan rinci dan terperinci telah saya berikan. Jika masih ada pertanyaan, silakan tanyakan. -
Article No. 15549 | 15 Apr 2025
Klinis : minggu dirawat di ruang rawat inap. TD 180/100 mmHg, Nadi 100x/menit, Pernafasan 20x/menit, terdapat edema pada ekstremitas bawah, proteinuria +.DJJ 160 x/menit KLien diberikan terapi MgSo4 melalui syringe pump.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Saya dapat membantu Anda dalam memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan Berhubungan dengan Preeklampsia/Eklampsia
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami penumpukan atau kekurangan cairan tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pertahankan Keseimbangan Cairan, di mana individu dapat mempertahankan keseimbangan cairan tubuh yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Pemantauan Cairan, Pemberian Cairan, Manajemen Obat, Manajemen Preeklampsia/Eklampsia.
2. Risiko Perfusi Jaringan Terganggu Berhubungan dengan Preeklampsia/Eklampsia
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Perfusi Jaringan Terganggu adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan.
- SLKI: Perfusi Jaringan Adekuat, di mana individu dapat mempertahankan sirkulasi darah yang memadai ke jaringan.
- SIKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Manajemen Obat, Manajemen Preeklampsia/Eklampsia.
3. Risiko Cedera Berhubungan dengan Preeklampsia/Eklampsia
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Cedera adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kerusakan struktural atau fungsional pada tubuh.
- SLKI: Bebas Cedera, di mana individu dapat mempertahankan integritas struktur dan fungsi tubuh.
- SIKI: Manajemen Preeklampsia/Eklampsia, Pencegahan Jatuh, Manajemen Lingkungan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keamanan perawatan bagi klien. -
Article No. 15550 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, G1P0A0, hamil 32 minggu datang ke RS dengan keluhan keluar air dari jalan lahir. Air berwarna jernih. Dari hasil pemeriksaaan didapatkan : tes lakmus (+), pembukaan 1 cm, kontraksi 2x/10 menit/10". TTV dalam batas normal. Leukosit 5000. Pertanyaan: Sebutkan diagnosa prioritas pada kasus diatas, dan jelaskan intervensinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Ancaman Persalinan Prematur (TRPRT)
- Definisi: Keadaan dimana ibu hamil berisiko untuk melahirkan bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
- Gejala dan Tanda Mayor: Kontraksi uterus yang teratur, pembukaan serviks, pemendekan dan penipisan serviks.
- Gejala dan Tanda Minor: Pengeluaran cairan vagina, nyeri perut/punggung bawah.
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi dan Monitor
- Pantau tanda-tanda vital ibu dan janin secara berkala.
- Observasi adanya kontraksi uterus, pembukaan serviks, dan pengeluaran cairan vagina.
2. Manajemen Obat
- Berikan obat tokolisis (misal: nifedipin) sesuai instruksi medis untuk menghambat kontraksi uterus.
- Berikan kortikosteroid (misal: betametason) sesuai instruksi medis untuk mempercepat kematangan paru janin.
3. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi sesuai kondisi pasien.
- Koordinasi dengan tim kesehatan lain dalam perawatan pasien.
4. Edukasi
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai ancaman persalinan prematur, tanda bahaya, dan manajemen perawatan.
Demikian penjelasan diagnosa keperawatan prioritas dan intervensinya untuk kasus yang Anda sampaikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, saya siap membantu. Wassalamualaikum.