Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17634 | 21 May 2025
Klinis : Keluarga dengan anak school age, sang anak memiliki kebiasaan menggigit kuku dan keadaan rumah memiliki spitanck yang berada di dalam rumah dekat dengan dapur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu keluarga dengan anak usia school age yang memiliki kebiasaan menggigit kuku dan adanya spitanck di dalam rumah dekat dengan dapur, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Kesehatan Lingkungan
- Definisi: Kerentanan terhadap potensi bahaya di lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Keberadaan spitanck di dalam rumah dekat dengan dapur dapat meningkatkan risiko kontaminasi makanan dan air, serta menjadi tempat bersarangnya hama yang dapat membahayakan kesehatan anggota keluarga.
2. Defisit Perawatan Diri: Kebersihan Diri
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri kebersihan diri secara mandiri.
- Faktor yang Berhubungan: Kebiasaan menggigit kuku pada anak usia school age dapat mengindikasikan adanya defisit dalam perawatan diri kebersihan diri.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Kesehatan Lingkungan
- Indikator Utama: Tidak ada paparan terhadap bahaya lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan.
- Kriteria Hasil:
- Keluarga mampu mengidentifikasi potensi bahaya di lingkungan rumah.
- Keluarga mampu menerapkan tindakan pencegahan terhadap potensi bahaya di lingkungan rumah.
- Tidak ada tanda-tanda kontaminasi makanan atau air di rumah.
- Tidak ada tanda-tanda keberadaan hama di dalam rumah.
2. Perawatan Diri: Kebersihan Diri
- Indikator Utama: Mampu melakukan perawatan diri kebersihan diri secara mandiri.
- Kriteria Hasil:
- Anak mampu menjaga kebersihan kuku.
- Anak tidak lagi menggigit kuku.
- Anak menunjukkan peningkatan kebersihan diri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Kesehatan Lingkungan
- Manajemen Risiko Lingkungan
- Identifikasi potensi bahaya di lingkungan rumah, termasuk keberadaan spitanck.
- Edukasi keluarga mengenai risiko dan dampak bahaya lingkungan terhadap kesehatan.
- Kolaborasi dengan pihak terkait (misalnya, pest control) untuk mengatasi masalah spitanck.
- Evaluasi efektivitas tindakan pencegahan yang dilakukan.
- Kontrol Lingkungan
- Anjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan rumah.
- Beri rekomendasi untuk menyimpan makanan dengan benar dan menjauhkan dari area yang terkontaminasi.
- Pantau kebersihan lingkungan rumah secara berkala.
2. Defisit Perawatan Diri: Kebersihan Diri
- Promosi Perawatan Diri
- Ajarkan dan latih anak tentang cara menjaga kebersihan kuku.
- Dorong anak untuk tidak menggigit kuku dan memberikan penguatan positif saat anak tidak menggigit kuku.
- Edukasi keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan diri anak.
- Evaluasi kemajuan anak dalam menjaga kebersihan kuku.
- Dukungan Emosional
- Berikan dukungan dan pujian kepada anak saat ia berhasil menjaga kebersihan kuku.
- Identifikasi faktor-faktor yang memicu perilaku menggigit kuku pada anak dan bantu mengatasinya.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional kepada anak.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu menurunnya risiko kesehatan lingkungan dan peningkatan kemampuan anak dalam menjaga kebersihan diri, khususnya kebersihan kuku. -
Article No. 17635 | 21 May 2025
Klinis : Dalam sebuah keluarga suami hanya bertugas untuk mencari nafkah dan hubungan dengan anak kurang terjalin dengan baik, sedangkan dalam pengambilan keputusan sang istrilah yang mengambil keputusan dalam keluarga
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda jabarkan, yaitu dalam keluarga suami hanya bertugas untuk mencari nafkah dan hubungan dengan anak kurang terjalin dengan baik, sedangkan dalam pengambilan keputusan sang istrilah yang mengambil keputusan dalam keluarga, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. "Ketidakefektifan Peran Keluarga"
Definisi: Ketidakmampuan anggota keluarga untuk melaksanakan peran yang diharapkan dalam keluarga.
Penyebab:
- Kurangnya komunikasi antar anggota keluarga
- Perbedaan persepsi mengenai peran dan tanggung jawab dalam keluarga
- Kurangnya saling pengertian dan dukungan antar anggota keluarga
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan keluarga dapat:
1. Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga (SLKI: Peran Keluarga Teridentifikasi)
2. Meningkatkan komunikasi dan interaksi positif antar anggota keluarga (SLKI: Komunikasi Keluarga Efektif)
3. Membuat keputusan bersama dalam keluarga (SLKI: Pengambilan Keputusan Keluarga Efektif)
4. Mencapai keseimbangan peran dalam keluarga (SLKI: Keseimbangan Peran Keluarga)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Fasilitasi Komunikasi Keluarga
- Mengidentifikasi pola komunikasi keluarga
- Mempromosikan komunikasi terbuka dan aktif antar anggota keluarga
- Memfasilitasi diskusi dan negosiasi terkait peran dan tanggung jawab keluarga
2. Edukasi Peran dan Tanggung Jawab Keluarga
- Memberikan edukasi tentang peran dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga
- Membantu keluarga mengidentifikasi dan memahami peran mereka
- Mendorong keluarga untuk berkomitmen dalam melaksanakan peran masing-masing
3. Fasilitasi Pengambilan Keputusan Keluarga
- Memfasilitasi diskusi dan negosiasi dalam pengambilan keputusan keluarga
- Mendorong keluarga untuk membuat keputusan bersama
- Membantu keluarga mengevaluasi efektivitas pengambilan keputusan
Dengan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan keluarga dapat meningkatkan efektivitas peran dalam keluarga, komunikasi yang efektif, pengambilan keputusan yang seimbang, sehingga dapat mencapai keseimbangan peran dalam keluarga. -
Article No. 17553 | 20 May 2025
Klinis : Setelah dilakukan pengkajian pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Penyebab: Infeksi, trauma, dehidrasi, dan gangguan sistem pengaturan suhu tubuh.
Tanda dan Gejala:
- Suhu tubuh di atas 37,5°C
- Kulit hangat
- Menggigil
- Nyeri kepala
- Nafsu makan menurun
- Dehidrasi
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Nafsu makan menurun, mual, dan proses penyakit.
Tanda dan Gejala:
- Asupan makanan di bawah kebutuhan
- Berat badan menurun
- Lemah, letih, lesu
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia
- Suhu tubuh kembali normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tanda vital dalam batas normal
2. Keseimbangan Nutrisi: Adekuat
- Asupan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
- Berat badan stabil atau meningkat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Hipertermia
- Pemantauan suhu tubuh secara berkala
- Pemberian antipiretik sesuai indikasi
- Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Perawatan kulit dan mulut untuk mencegah dehidrasi
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Pengkajian status nutrisi secara komprehensif
- Pemberian makanan dan minuman yang sesuai dengan preferensi dan toleransi pasien
- Pemberian suplemen nutrisi sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan program nutrisi yang adekuat
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan seluruh badan panas, suhu tubuh 38,7°C, nafsu makan menurun, dan gejala lemas serta bibir kering, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia dan Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
Hipertermia merupakan peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang dapat disebabkan oleh infeksi, trauma, dehidrasi, atau gangguan sistem pengaturan suhu tubuh. Tanda dan gejala yang ditunjukkan pasien, seperti suhu tubuh di atas 37,5°C, kulit hangat, dan nafsu makan menurun, sesuai dengan kriteria diagnostik Hipertermia.
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah kondisi di mana pasien berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya. Hal ini dapat disebabkan oleh nafsu makan yang menurun, mual, dan proses penyakit. Tanda dan gejala yang ditunjukkan pasien, seperti asupan makanan di bawah kebutuhan dan keluhan lemas, sesuai dengan kriteria diagnostik Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah:
1. Hipertermia: Suhu tubuh kembali normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tanda vital dalam batas normal.
2. Keseimbangan Nutrisi: Adekuat - Asupan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh, tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi, dan berat badan stabil atau meningkat.
Untuk mencapai luaran tersebut, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Hipertermia:
- Pemantauan suhu tubuh secara berkala
- Pemberian antipiretik sesuai indikasi
- Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Perawatan kulit dan mulut untuk mencegah dehidrasi
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pengkajian status nutrisi secara komprehensif
- Pemberian makanan dan minuman yang sesuai dengan preferensi dan toleransi pasien
- Pemberian suplemen nutrisi sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan program nutrisi yang adekuat
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat mencapai luaran yang diharapkan dan membantu pasien dalam pemulihan kondisinya. -
Article No. 17557 | 20 May 2025
Klinis : Bayi laki-laki, usia 18 bulan dengan berat badan 10 kg (BB 2 minggu yang lalu 10,8 kg). Ibunya menyampaikan sudah satu minggu ini bayi batuk pilek, demam, dan susah makan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan HR 110 x/menit, RR 30 x/menit, suhu 38.5?, pernafasan cuping hidung, terdapat retraksi intercostal dan subclavian. Apakah prioritas diagnose keperawatan pada kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bayi laki-laki usia 18 bulan dengan masalah kesehatan yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan secret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, bayi mengalami gejala batuk pilek, demam, dan pernapasan cuping hidung, serta terdapat retraksi intercostal dan subclavian, yang menunjukkan adanya hambatan pada jalan napas. Hal ini dapat menyebabkan bersihan jalan napas tidak efektif, sehingga menjadi diagnosa keperawatan prioritas yang perlu ditangani.
Selain diagnosa prioritas, berikut adalah diagnosa keperawatan lain yang dapat muncul pada kasus ini:
2. Gangguan Pertumbuhan
Kode SDKI: 00163
Definisi: Perkembangan fisik yang tidak sesuai dengan standar pertumbuhan yang diharapkan.
Penjelasan:
Adanya penurunan berat badan bayi dari 10,8 kg menjadi 10 kg dalam waktu 2 minggu menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
3. Risiko Infeksi
Kode SDKI: 00004
Definisi: Meningkatnya risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen.
Penjelasan:
Kondisi batuk, pilek, dan demam pada bayi menunjukkan adanya risiko infeksi yang perlu diwaspadai dan ditangani secara tepat.
Dalam pemberian asuhan keperawatan, saya sebagai perawat akan menggunakan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan. -
Article No. 17558 | 20 May 2025
Klinis : - luka tampak basah , - luka mengeluarkan cairan , - luka berbau
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat pakar, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu (00046)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Kode: 00046
Nama: Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Kode: LS-01.01
Nama: Penyembuhan Luka
Definisi: Pemulihan jaringan yang rusak pada kulit atau membran mukosa.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode: IP-01.01
Nama: Perawatan Luka
Definisi: Tindakan untuk membantu proses penyembuhan luka.
Berdasarkan kondisi yang Anda sebutkan, yaitu luka tampak basah, mengeluarkan cairan, dan berbau, maka Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah Integritas Kulit Terganggu (00046). Hal ini menunjukkan adanya kerusakan pada epidermis dan/atau dermis kulit.
Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi ini adalah Perawatan Luka (IP-01.01), yang bertujuan untuk membantu proses penyembuhan luka. Luaran Keperawatan yang diharapkan adalah Penyembuhan Luka (LS-01.01), yaitu pemulihan jaringan yang rusak pada kulit atau membran mukosa. -
Article No. 17559 | 20 May 2025
Klinis : - luka tampak basah , - luka mengeluarkan cairan , - luka berbau
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu luka tampak basah, mengeluarkan cairan, dan berbau, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi". Risiko Infeksi didefinisikan sebagai "Peningkatan risiko organisme patogen untuk menyerang host yang dapat mengganggu kesehatan" (SDKI, 2017).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan adalah:
1. Tanda-tanda infeksi berkurang, yang ditandai dengan berkurangnya cairan dan bau pada luka.
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi, seperti kemerahan, pembengkakan, dan peningkatan suhu.
3. Proses penyembuhan luka berjalan dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Perawatan luka:
a. Bersihkan luka dengan cairan antiseptik atau saline steril.
b. Aplikasikan salep antibiotik pada luka.
c. Lakukan perawatan luka secara aseptik dan tutup dengan balutan yang sesuai.
2. Pemantauan tanda-tanda infeksi:
a. Pantau tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah cairan pada luka.
b. Evaluasi efektivitas intervensi perawatan luka.
3. Edukasi dan kolaborasi:
a. Edukasikan pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar.
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik atau terapi lain yang diperlukan.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Risiko Infeksi" dipilih karena kondisi luka yang tampak basah, mengeluarkan cairan, dan berbau meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Infeksi dapat menghambat proses penyembuhan luka dan memperburuk kondisi pasien.
2. Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah berkurangnya tanda-tanda infeksi, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan proses penyembuhan luka yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan yang dilakukan berhasil mencegah dan mengatasi infeksi.
3. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi perawatan luka secara aseptik, pemantauan tanda-tanda infeksi, serta edukasi dan kolaborasi dengan pasien, keluarga, dan dokter. Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengatasi infeksi sehingga luka dapat sembuh dengan baik.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 17560 | 20 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit pinggang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit pinggang:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit pinggang adalah "Nyeri Kronik" (00133). Nyeri kronik didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung terus-menerus atau intermiten selama lebih dari 3 bulan.
Karakteristik definisi yang sesuai dengan kondisi pasien adalah:
- Keluhan utama berupa nyeri pada area pinggang yang berlangsung terus-menerus atau intermiten.
- Nyeri tersebut bersifat kronik, yaitu berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit muskuloskeletal, cedera, atau kondisi lainnya.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan untuk pasien dengan nyeri kronik pinggang adalah:
a. Kontrol Nyeri (1605)
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri pada skala 0-10.
- Pasien dapat mengenali dan menyebutkan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
b. Integritas Jaringan: Kulit dan Membran Mukosa (1101)
- Pasien dapat mempertahankan keutuhan kulit di area yang terkena nyeri.
- Pasien dapat melaporkan perbaikan kondisi kulit di area yang terkena nyeri.
c. Pemulihan Fisik: Mobilitas (0212)
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan minimal bantuan.
- Pasien dapat melakukan latihan fisik sesuai dengan toleransinya.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan dalam kemampuan mobilitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan nyeri kronik pinggang adalah:
a. Manajemen Nyeri (1400)
- Mengkaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas).
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Mengajarkan teknik-teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, dan terapi musik.
- Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik dan terapi lainnya.
b. Perawatan Kulit (3500)
- Mengkaji integritas kulit di area yang terkena nyeri.
- Memberikan perawatan kulit sesuai kebutuhan, seperti penggunaan pelembab atau salep.
- Mengajarkan pasien tentang perawatan kulit yang tepat.
c. Peningkatan Mobilitas (0208)
- Mengkaji kemampuan mobilitas pasien.
- Memberikan latihan fisik sesuai toleransi pasien, seperti latihan rentang gerak, penguatan otot, dan latihan berjalan.
- Mengajarkan pasien dan keluarga tentang teknik mobilisasi yang aman.
- Melakukan kolaborasi dengan fisioterapis untuk intervensi rehabilitasi yang lebih komprehensif.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu penurunan nyeri, pemeliharaan integritas kulit, dan peningkatan mobilitas pasien. Dengan demikian, pasien dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 17561 | 20 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan rabun jauh:
Diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Struktural atau Fungsional pada Mata". Kondisi ini terjadi ketika pasien mengalami kesulitan melihat objek yang jauh, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan refraksi, penyakit mata, atau penuaan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan keluhan rabun jauh adalah:
a. Peningkatan Penglihatan: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan visual dan dapat mengidentifikasi objek jarak jauh dengan lebih jelas.
b. Pengetahuan tentang Kesehatan Mata: Pasien menunjukkan peningkatan pemahaman tentang penyebab, pencegahan, dan manajemen gangguan penglihatan.
c. Kepatuhan terhadap Pengobatan: Pasien mematuhi pengobatan yang diberikan, seperti penggunaan kacamata atau pemberian obat-obatan, untuk mengatasi gangguan penglihatan.
d. Peningkatan Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-hari: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan adanya peningkatan penglihatan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan keluhan rabun jauh adalah:
a. Pemeriksaan Mata: Melakukan pemeriksaan mata secara komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab gangguan penglihatan, seperti pemeriksaan refraksi, visus, dan fungsi mata.
b. Edukasi Kesehatan Mata: Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang penyebab, pencegahan, dan manajemen gangguan penglihatan, serta pentingnya penggunaan kacamata atau alat bantu penglihatan.
c. Manajemen Penglihatan: Mengatur penggunaan alat bantu penglihatan, seperti kacamata atau lensa kontak, untuk membantu pasien mencapai visus yang optimal.
d. Modifikasi Lingkungan: Mengatur pencahayaan dan kontras di lingkungan sekitar pasien untuk memfasilitasi peningkatan penglihatan.
e. Dukungan Psikologis: Memberikan dukungan psikologis kepada pasien untuk meningkatkan motivasi dan kepatuhan dalam mengatasi gangguan penglihatan.
f. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter spesialis mata, untuk mendapatkan konsultasi dan penanganan yang tepat.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan luaran yang diinginkan dapat tercapai, sehingga pasien dapat meningkatkan kemampuan penglihatan, pengetahuan, kepatuhan, dan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 17562 | 20 May 2025
Klinis : pasien datang untuk kontrol ulang mata karena penglihatan kabur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang untuk kontrol ulang mata karena penglihatan kabur, diagnosa keperawatan yang sesuai dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Gangguan Penglihatan
Definisi: Perubahan dalam kemampuan seseorang untuk melihat dengan jelas dan nyaman.
Penyebab: Kondisi mata, penuaan, penyakit sistemik, cedera, atau stres.
Karakteristik: Penglihatan kabur, sulit melihat jarak jauh atau dekat, sensitivitas terhadap cahaya, peningkatan atau penurunan tajam penglihatan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Melaporkan peningkatan tajam penglihatan.
2. Melaporkan penurunan keluhan penglihatan kabur.
3. Mendemonstrasikan penggunaan alat bantu penglihatan secara efektif.
4. Menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan penglihatan.
5. Mengungkapkan perasaan puas dengan fungsi penglihatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Penglihatan
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penglihatan pasien.
- Ajarkan pasien teknik meminimalkan dampak gangguan penglihatan.
- Fasilitasi penggunaan alat bantu penglihatan yang sesuai.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk evaluasi dan penatalaksanaan gangguan penglihatan.
2. Manajemen Nyeri
- Identifikasi penyebab dan karakteristik nyeri yang dirasakan pasien.
- Kaji respon pasien terhadap nyeri.
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri pasien.
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan informasi tentang gangguan penglihatan yang dialami pasien.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik perawatan mata dan penggunaan alat bantu penglihatan.
- Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang gaya hidup yang dapat mempengaruhi penglihatan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan kontinuitas edukasi dan perawatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu peningkatan tajam penglihatan, penurunan keluhan penglihatan kabur, dan peningkatan kemampuan beradaptasi dengan perubahan penglihatan. -
Article No. 17563 | 20 May 2025
Klinis : - klien mengatakan susah berjalan dan harus di bantu dengan Istri do: - klien tampak menggunakan kursi roda - . klien tampak lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Hambatan Mobilitas Fisik
Kode SDKI: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang independen dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
Penjelasan Singkat:
Klien mengatakan susah berjalan dan harus dibantu dengan istri, serta tampak menggunakan kursi roda, yang menunjukkan adanya hambatan dalam mobilitas fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1805
Judul: Mobilitas
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 06340
Judul: Perawatan Mobilitas
Definisi: Memfasilitasi pergerakan fisik yang independen dan terkoordinasi.