Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15534 | 15 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien pria usia 45 tahun dengan dugaan tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang disajikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas. Kondisi ini menunjukkan adanya hambatan dalam upaya membersihkan sekresi dari saluran pernapasan.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan kehilangan nafsu makan. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan berat badan dan malnutrisi, yang dapat memperburuk kondisi pasien dengan tuberkulosis.
3. Hipertermia
Hipertermia ditandai dengan adanya demam. Demam merupakan salah satu gejala umum pada pasien dengan tuberkulosis paru.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
- Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal
- Tidak ada suara napas tambahan
2. Status Nutrisi Membaik
- Pasien mempertahankan berat badan ideal
- Pasien memiliki asupan nutrisi yang adekuat
3. Suhu Tubuh Normal
- Suhu tubuh pasien kembali normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Pantau pola napas, kedalaman, dan irama napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Berikan terapi inhalasi dan fisioterapi dada untuk membantu mengeluarkan sekret
- Ajarkan teknik batuk efektif dan senam napas
- Pertahankan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Kaji status nutrisi pasien (berat badan, IMT, asupan makan)
- Berikan makanan bergizi dan tambahan suplemen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat
- Pantau berat badan pasien secara berkala
3. Hipertermia:
- Pantau suhu tubuh pasien secara rutin
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu
- Berikan obat antipiretik sesuai indikasi
- Pertahankan asupan cairan yang adekuat
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan (SIKI) yang diperlukan untuk menangani pasien pria usia 45 tahun dengan dugaan tuberkulosis paru. Pendekatan yang saya berikan adalah berdasarkan perspektif pakar keperawatan dengan menggunakan tone akademis. -
Article No. 15535 | 15 Apr 2025
Klinis : pasien anak perempuan dengan usia 5 tahun,datang dengan keluhan tidak bisa berjalan dan hanya bisa mengucapkan 1-2 kata.hasil pemeriksaan menunjukkan adanya gangguan neuromuskular.diagnosa awal adalah gangguan mobilitas fisik dan gangguan komunikasi verbal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan keluhan tidak bisa berjalan dan hanya dapat mengucapkan 1-2 kata, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya gangguan neuromuskular, dapat ditetapkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Gangguan Mobilitas Fisik
b. Gangguan Komunikasi Verbal
2. Penjelasan Singkat:
a. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan dan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik rutin.
- Penyebab: Gangguan neuromuskular yang dialami oleh pasien.
- Gejala: Tidak dapat berjalan dengan normal.
b. Gangguan Komunikasi Verbal:
- Definisi: Keterbatasan dalam menggunakan bahasa lisan untuk bertukar informasi dengan orang lain.
- Penyebab: Gangguan neuromuskular yang mempengaruhi kemampuan pasien untuk berbicara.
- Gejala: Hanya dapat mengucapkan 1-2 kata.
3. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SDKI: Merupakan standar yang digunakan untuk mendiagnosis masalah kesehatan yang dialami oleh pasien.
- SLKI: Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- SIKI: Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merupakan organisasi profesi perawat di Indonesia yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan penerapan standar-standar tersebut dalam praktik keperawatan. -
Article No. 15538 | 15 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Peningkatan kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas dan mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau persepsi.
- SLKI: Peningkatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi dan kapasitas aktivitas.
3. Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- SLKI: Pemenuhan kebutuhan cairan untuk mempertahankan homeostasis.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau dan mempertahankan keseimbangan cairan.
Pada kasus ini, pasien dengan tuberkulosis paru mengalami ketidakefektifan bersihan jalan napas akibat adanya sekret dan obstruksi di saluran napas, intoleransi aktivitas karena keterbatasan fisik, serta kekurangan volume cairan akibat demam dan penurunan nafsu makan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi pembersihan jalan napas, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mempertahankan keseimbangan cairan. -
Article No. 15539 | 15 Apr 2025
Klinis : Kejang tanpa demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Aktivitas Kejang
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Cedera Fisik adalah diagnosis keperawatan yang mengacu pada kemungkinan terjadinya kerusakan fisik pada individu akibat faktor internal atau eksternal yang tidak dapat dikendalikan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien tidak mengalami cedera fisik selama kejang, pasien menunjukkan perilaku yang mengurangi risiko cedera, dan pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Memantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Menjaga lingkungan agar aman
3. Memberikan perawatan selama kejang
4. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen kejang
5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan yang komprehensif
Persona: Sebagai perawat, saya akan memberikan penjelasan singkat tentang diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami kejang tanpa demam. Saya akan menyampaikan informasi ini secara akademis dan bertindak sebagai pakar dalam bidang keperawatan. -
Article No. 15540 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan dipimpin persalinan sejak 30 menit lalu, tidak menunjukkan adanya kemajuan persalinan karena terjadi penurunan his. Pemeriksaan DJJ terakhir 138 x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Pola napas tidak efektif dapat terjadi akibat adanya penurunan his (kontraksi rahim) yang dapat menyebabkan perubahan pola pernapasan ibu. Hal ini dapat berdampak pada penurunan suplai oksigen ke janin, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan yang tepat.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Definisi: Pola napas yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Karakteristik: Perubahan pola napas, pernapasan dangkal, napas cuping hidung, napas mengi, dan peningkatan usaha napas.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan: Pola napas kembali efektif.
Kriteria hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas adekuat, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pantau pola napas ibu secara berkala.
2. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman untuk memfasilitasi ventilasi.
3. Berikan oksigen sesuai indikasi untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab pola napas tidak efektif.
Penerapan standar ini akan membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah, menetapkan luaran yang realistis, serta merencanakan intervensi yang tepat untuk mengatasi kondisi pola napas tidak efektif pada ibu bersalin. -
Article No. 15541 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan hamil 39 minggu memeriksakan kehamilan diketahui posisi sungsang letak bokong. Dua hari kemudian datang ke IGD dengan keluhan keluar lender darah, His 3 kali dalam 10 menit selama 30 detik. Taksiran berat janin 2500 gram.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Persalinan (Delayed Birth) berhubungan dengan posisi sungsang letak bokong.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Proses Persalinan (Delayed Birth) didefinisikan sebagai penyimpangan proses persalinan yang tidak sesuai dengan pola normal, meliputi aspek onset, lama, dan perubahan kemajuan persalinan.
- Karakteristik utama: Persalinan terhambat, Persalinan tidak progresif, Persalinan memanjang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kriteria hasil yang diharapkan: Persalinan berjalan lancar, Kontraksi uterus efektif, Kondisi ibu dan janin stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Pemantauan kemajuan persalinan, Pemberian oksigen, Pemberian oksitosin, Konsultasi dengan dokter untuk tindakan medis (misalnya operasi sesar).
Sebagai pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan yang ketat, kerja sama tim kesehatan, dan tindakan yang sesuai untuk menangani kondisi ini. Komunikasi yang efektif dengan pasien dan keluarga juga sangat penting dalam proses asuhan keperawatan. -
Article No. 15542 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan hamil 39 minggu memeriksakan kehamilan diketahui posisi sungsang letak bokong. Dua hari kemudian datang ke IGD dengan keluhan keluar lender darah, His 3 kali dalam 10 menit selama 30 detik. Taksiran berat janin 2500 gram.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Risiko perdarahan (RPERC)
Definisi: Rentan terhadap kehilangan darah dalam jumlah lebih banyak dari normal yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Posisi sungsang letak bokong dan His 3 kali dalam 10 menit selama 30 detik.
2. Ketidakefektifan pola napas (KPNPS)
Definisi: Tidak dapat mempertahankan pola napas yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
Penyebab: Kondisi ibu yang sedang mengalami kontraksi uterus yang intensif.
3. Risiko gangguan perfusi jaringan (RGPRF)
Definisi: Rentan terhadap penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Posisi sungsang letak bokong dan taksiran berat janin 2500 gram.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko perdarahan (RPERC)
- Tidak terjadi perdarahan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Kontraksi uterus adekuat
2. Ketidakefektifan pola napas (KPNPS)
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
3. Risiko gangguan perfusi jaringan (RGPRF)
- Tidak terjadi gangguan perfusi jaringan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda hipoksia atau iskemia
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko perdarahan (RPERC)
- Monitor tanda-tanda vital secara teratur
- Pantau kontraksi uterus dan perdarahan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen perdarahan
- Berikan dukungan emosional pada ibu
2. Ketidakefektifan pola napas (KPNPS)
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas
- Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
- Pertahankan posisi yang nyaman untuk ibu
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen distress pernapasan
3. Risiko gangguan perfusi jaringan (RGPRF)
- Monitor tanda-tanda vital secara teratur
- Pantau tanda-tanda hipoksia atau iskemia
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen gangguan perfusi
- Berikan dukungan nutrisi yang adekuat
Dalam asuhan keperawatan ini, perawat harus melakukan pemantauan yang ketat, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, dan memberikan dukungan emosional dan fisik yang komprehensif untuk mencapai luaran yang diharapkan dan memastikan keselamatan ibu dan janin. -
Article No. 15543 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan hamil 39 minggu memeriksakan kehamilan diketahui posisi sungsang letak bokong. Dua hari kemudian datang ke IGD dengan keluhan keluar lender darah, His 3 kali dalam 10 menit selama 30 detik. Taksiran berat janin 2500 gram.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko gangguan proses persalinan berhubungan dengan posisi sungsang letak bokong.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan persalinan preterm.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Risiko gangguan proses persalinan berhubungan dengan posisi sungsang letak bokong.
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko gangguan proses persalinan merupakan kondisi di mana individu berisiko mengalami komplikasi atau penyulit selama proses persalinan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menjalani proses persalinan dengan lancar tanpa komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau kemajuan persalinan, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan tindakan yang tepat, dan memberikan dukungan emosional pada pasien.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan persalinan preterm.
- SDKI: Risiko perdarahan merupakan kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan selama atau setelah proses persalinan.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menjalani proses persalinan dan periode pascapersalinan tanpa komplikasi perdarahan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menangani perdarahan, dan memberikan dukungan emosional pada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 15544 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, G1P0A0, hamil 32 minggu datang ke RS dengan keluhan keluar air dari jalan lahir. Air berwarna jernih. Dari hasil pemeriksaaan didapatkan : tes lakmus (+), pembukaan 1 cm, kontraksi 2x/10 menit/10". TTV dalam batas normal. Leukosit 5000.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Infeksi Maternal
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan perempuan hamil.
- Faktor Risiko: Pembukaan serviks yang belum lengkap, cairan ketuban yang keluar sebelum waktunya.
2. Ancaman Keguguran
- Definisi: Rentan terhadap kehilangan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
- Faktor Risiko: Pembukaan serviks yang belum lengkap, kontraksi uterus yang tidak adekuat.
Penjelasan Singkat Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SDKI:
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons individu, keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan.
- Membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan yang akurat dan komprehensif.
SLKI:
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengukur hasil atau outcome dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
- Membantu perawat dalam menetapkan luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
SIKI:
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan atau respons individu, keluarga, dan komunitas.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, sistematis, dan berkualitas tinggi. -
Article No. 15545 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, G1P0A0, hamil 32 minggu datang ke RS dengan keluhan keluar air dari jalan lahir. Air berwarna jernih. Dari hasil pemeriksaaan didapatkan : tes lakmus (+), pembukaan 1 cm, kontraksi 2x/10 menit/10". TTV dalam batas normal. Leukosit 5000.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Infeksi b.d. ketuban pecah dini
- Definisi: Keadaan individu yang memiliki risiko tinggi terjadinya infeksi yang disebabkan oleh pecahnya selaput ketuban sebelum waktu melahirkan.
- Karakteristik Definisi: Ketuban pecah dini, pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar leukosit, adanya tanda-tanda infeksi (demam, nyeri tekan abdomen).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Terkendali
- Kriteria Hasil:
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, nyeri tekan abdomen)
b. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar leukosit dalam batas normal
c. Ketuban pecah dini dapat teratasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Lakukan perawatan kehamilan, termasuk:
a. Pantau tanda-tanda vital secara teratur
b. Pantau tanda-tanda infeksi (demam, nyeri tekan abdomen)
c. Lakukan pemeriksaan laboratorium (termasuk pemeriksaan leukosit) secara berkala
2. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang:
a. Pentingnya menjaga kebersihan diri dan menghindari aktivitas yang dapat meningkatkan risiko infeksi
b. Tanda-tanda infeksi yang harus dilaporkan segera
c. Pentingnya mematuhi terapi yang diberikan
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk:
a. Pemberian terapi antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi
b. Pemantauan kondisi janin secara berkala
c. Perencanaan tindakan lebih lanjut sesuai dengan kondisi pasien
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, pasien memiliki risiko infeksi yang tinggi akibat ketuban pecah dini. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memantau tanda-tanda infeksi, mencegah terjadinya infeksi, serta mengelola kondisi pasien dan janin secara optimal. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan bidan, sangat penting untuk memberikan terapi yang tepat dan pemantauan yang komprehensif. Selain itu, edukasi kepada pasien dan keluarga juga sangat penting untuk memastikan kepatuhan terhadap tindakan yang dilakukan.