Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15648 | 16 Apr 2025
Klinis : resiko gangguan pertumbuhan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi "risiko gangguan pertumbuhan":
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "risiko gangguan pertumbuhan" adalah "Risiko Pertumbuhan Terhambat". Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Risiko mengalami perkembangan fisik, mental, sosial, dan/atau emosional yang tidak sesuai dengan potensi individual dan usia akibat faktor-faktor yang dapat dimodifikasi".
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Pertumbuhan fisik sesuai potensi dan usia
2. Perkembangan mental, sosial, dan emosional sesuai potensi dan usia
3. Tidak terjadi gangguan atau penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Pantau dan dokumentasi perkembangan fisik, mental, sosial, dan emosional secara berkala
2. Identifikasi faktor risiko yang dapat menghambat pertumbuhan, seperti nutrisi, penyakit kronis, lingkungan, dan psikososial
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, terapis) untuk mengatasi faktor risiko
4. Berikan konseling dan edukasi kepada pasien/keluarga tentang pentingnya pola hidup sehat untuk mendukung pertumbuhan optimal
5. Fasilitasi aktivitas stimulasi perkembangan sesuai usia dan kemampuan pasien
6. Dukung keluarga untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan pasien
7. Pantau respon pasien terhadap intervensi dan modifikasi rencana asuhan jika diperlukan
Penjelasan di atas menggambarkan pendekatan holistik dalam mengatasi risiko gangguan pertumbuhan, dengan melibatkan aspek fisik, mental, sosial, dan emosional. Peran perawat adalah mengkoordinasikan dan mengkolaborasikan berbagai intervensi untuk mencapai luaran yang diharapkan bagi pasien. -
Article No. 15649 | 16 Apr 2025
Klinis : Pasien bayi berusia 3 jam, dengan apgar score 5 dan di diagnosis sindrom aspirasi mekonium dan mengalami hiperinflasi paru dengan diagnosa keperawatan pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait asuhan keperawatan untuk pasien bayi usia 3 jam dengan sindrom aspirasi mekonium dan hiperinflasi paru.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (00032). Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Hal ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami hiperinflasi paru akibat sindrom aspirasi mekonium.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif (0415)
- Kriteria hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, usaha napas minimal, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
- Waktu pencapaian: 3-5 hari.
2. Pertukaran Gas Adekuat (0402)
- Kriteria hasil: Kadar oksigen darah dalam rentang normal, tidak ada sianosis, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
- Waktu pencapaian: 3-5 hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Respirasi (6680)
- Pantau tanda-tanda vital, frekuensi napas, irama napas, dan usaha napas.
- Pantau adanya tanda-tanda distres pernapasan, seperti retraksi, sianosis, dan suara napas abnormal.
- Pantau kadar oksigen darah dan nilai pH darah.
2. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Pertahankan jalan napas yang bersih dan bebas obstruksi.
- Lakukan suction sesuai indikasi untuk membantu mengeluarkan sekret dan/atau mekonium.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
3. Manajemen Ventilasi Mekanis (3302)
- Pertahankan ventilasi mekanis yang adekuat sesuai kebutuhan.
- Pantau parameter ventilator, seperti volume tidal, PEEP, dan FiO2.
- Sesuaikan pengaturan ventilator berdasarkan respons pasien.
4. Manajemen Hipoksemia (3120)
- Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal.
- Pantau kadar oksigen darah secara berkala.
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membersihkan jalan napas.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Pola Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengalami hiperinflasi paru akibat sindrom aspirasi mekonium, yang dapat menyebabkan gangguan ventilasi dan oksigenasi. Luaran yang diharapkan adalah perbaikan pola napas dan pertukaran gas yang adekuat, dengan kriteria hasil yang jelas dan waktu pencapaian yang realistis.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan respirasi, manajemen jalan napas, manajemen ventilasi mekanis, dan manajemen hipoksemia. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jalan napas yang bersih, menjaga ventilasi yang adekuat, dan memastikan oksigenasi yang optimal sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan.
Setiap intervensi keperawatan harus dilakukan secara komprehensif, berdasarkan evidence-based practice, dan disesuaikan dengan kondisi pasien. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan terapis pernapasan, juga sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan efektif. -
Article No. 15650 | 16 Apr 2025
Klinis : Pasien bayi berusia 3 jam, dengan apgar score 5 dan di diagnosis sindrom aspirasi mekonium dan mhipertensi pulmonal dengan diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien bayi berusia 3 jam dengan sindrom aspirasi mekonium dan hipertensi pulmonal, serta gangguan pertukaran gas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan Pertukaran Gas" (00030). Hal ini didasarkan pada kondisi pasien yang mengalami sindrom aspirasi mekonium dan hipertensi pulmonal, yang menyebabkan gangguan dalam pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru. Pasien mengalami penurunan saturasi oksigen, serta peningkatan tekanan darah di dalam paru-paru (hipertensi pulmonal), yang menandakan adanya gangguan dalam fungsi paru-paru.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Pertukaran Gas Membaik (0402): Menunjukkan peningkatan dalam pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru, dengan indikator:
a. Saturasi oksigen meningkat
b. Pola napas normal
c. Tekanan darah di paru-paru menurun
2. Ventilasi Membaik (0403): Menunjukkan peningkatan dalam fungsi ventilasi paru-paru, dengan indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Irama napas teratur
c. Kedalaman napas normal
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Pemantauan Respirasi (6680):
a. Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas
b. Pantau saturasi oksigen menggunakan pulse oximetry
c. Pantau tekanan darah di paru-paru (hipertensi pulmonal)
2. Manajemen Jalan Napas (3140):
a. Bersihkan secret dan lendir pada jalan napas
b. Lakukan suction jika diperlukan
c. Pertahankan posisi terbaik untuk memfasilitasi ventilasi
3. Terapi Oksigen (3320):
a. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
b. Pantau saturasi oksigen dan respons pasien terhadap terapi oksigen
4. Manajemen Hipertensi Pulmonal (4050):
a. Berikan obat-obatan sesuai indikasi untuk menurunkan tekanan darah di paru-paru
b. Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap terapi
5. Manajemen Sindrom Aspirasi Mekonium (4020):
a. Lakukan suction pada jalan napas untuk mengeluarkan mekonium
b. Berikan surfaktan eksogen jika diperlukan
c. Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap terapi
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada perbaikan pertukaran gas dan fungsi ventilasi paru-paru, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu perbaikan dalam pertukaran gas dan ventilasi. -
Article No. 15651 | 16 Apr 2025
Klinis : Pasien bayi berusia 3 jam, dengan apgar score 5 dan di diagnosis sindrom aspirasi mekonium dan hipertensi pulmonal dengan diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien bayi berusia 3 jam, dengan apgar score 5 dan di diagnosis sindrom aspirasi mekonium dan hipertensi pulmonal dengan diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Gangguan pertukaran gas: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida di tingkat seluler.
Kondisi pasien yang mengalami sindrom aspirasi mekonium dan hipertensi pulmonal menunjukkan adanya gangguan pada pertukaran gas di tingkat paru-paru dan seluler, sehingga diagnosa keperawatan ini sesuai.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Status pernapasan: Mempertahankan pernapasan yang efektif.
- Indikator: Frekuensi pernapasan dalam batas normal, irama pernapasan teratur, tidak ada retraksi dinding dada.
b. Status oksigenasi: Mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
- Indikator: Saturasi oksigen dalam batas normal, nilai pH darah normal, nilai PCO2 dan PO2 dalam batas normal.
c. Pertukaran gas: Mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
- Indikator: Tidak ada sianosis, tidak ada dispnea, hasil analisis gas darah dalam batas normal.
Luaran/output ini diharapkan dapat tercapai setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
a. Manajemen jalan napas
- Mengatur posisi tidur pasien yang optimal untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Melakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret atau mekonium.
- Memonitor frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
b. Manajemen oksigenasi
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
- Memonitor nilai-nilai analisis gas darah.
- Mengatur ventilasi mekanik jika diperlukan.
c. Manajemen pertukaran gas
- Memonitor tanda-tanda vital, termasuk frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, dan hasil analisis gas darah.
- Memberikan intervensi untuk menurunkan tekanan paru, seperti pemberian surfaktan atau obat-obatan.
- Mengatur posisi pasien dan melakukan suction jika diperlukan untuk memfasilitasi pertukaran gas.
Intervensi-intervensi ini harus dilakukan secara komprehensif dan kolaboratif dengan tim medis lainnya untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan. -
Article No. 15652 | 16 Apr 2025
Klinis : Pasien bayi berusia 3 jam, dengan apgar score 5 dan di diagnosis sindrom aspirasi mekonium dan hipertensi pulmonal dengan diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien bayi berusia 3 jam, dengan apgar score 5 dan di diagnosis sindrom aspirasi mekonium dan hipertensi pulmonal dengan diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah:
a. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang adekuat.
Penyebab: Sindrom aspirasi mekonium dan hipertensi pulmonal yang mengakibatkan gangguan pertukaran gas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pertukaran Gas Membaik
Kriteria hasil:
1) Saturasi oksigen (SpO2) dalam batas normal (>95%)
2) Frekuensi pernapasan dalam batas normal (40-60 kali/menit)
3) Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan (retraksi, cuping hidung, dan nafas cepat)
4) Analisis gas darah dalam batas normal (PaO2 > 80 mmHg, PaCO2 35-45 mmHg)
b. Ventilasi Membaik
Kriteria hasil:
1) Pola napas teratur dan tidak menunjukkan tanda-tanda distress pernapasan
2) Nilai PEEP (Positive End-Expiratory Pressure) dalam batas normal
3) Tekanan jalan napas dalam batas normal
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Jalan Napas
1) Memposisikan bayi dalam posisi yang memfasilitasi ventilasi (misal: sedikit trendelenburg)
2) Melakukan suction lembut dan hati-hati untuk membersihkan jalan napas
3) Mempertahankan permeabilitas jalan napas dengan pemberian oksigen sesuai indikasi
b. Manajemen Ventilasi
1) Memantau frekuensi, kedalaman, dan pola pernapasan
2) Memantau nilai PEEP dan tekanan jalan napas
3) Memberikan ventilasi mekanik sesuai indikasi (CPAP, SIMV, dll)
c. Manajemen Oksigenasi
1) Memantau saturasi oksigen dan analisis gas darah
2) Memberikan oksigen sesuai indikasi untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal
3) Melakukan kolaborasi dengan tenaga medis untuk pengaturan parameter ventilator
d. Manajemen Cairan
1) Memantau intake dan output cairan
2) Mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat
3) Memberikan cairan intravena sesuai kebutuhan
Penjelasan rinci:
Dalam kondisi pasien bayi berusia 3 jam dengan apgar score 5, sindrom aspirasi mekonium, dan hipertensi pulmonal, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah gangguan pertukaran gas. Hal ini disebabkan oleh kondisi tersebut yang dapat mengganggu kemampuan bayi untuk mempertahankan oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida yang adekuat.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah perbaikan pertukaran gas dan ventilasi. Kriteria hasil yang diharapkan adalah peningkatan saturasi oksigen, frekuensi pernapasan normal, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan, serta analisis gas darah dalam batas normal. Selain itu, pola napas yang teratur dan nilai PEEP serta tekanan jalan napas yang normal juga merupakan indikator perbaikan ventilasi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, manajemen oksigenasi, dan manajemen cairan. Tindakan-tindakan keperawatan seperti memposisikan bayi, melakukan suction, memberikan oksigen, memantau parameter ventilator, serta mempertahankan keseimbangan cairan diharapkan dapat membantu memperbaiki pertukaran gas dan ventilasi pada pasien.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan kondisi pasien bayi ini dapat stabil dan membaik seiring dengan penanganan yang komprehensif. -
Article No. 15653 | 16 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan diare sudah 4 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu pasien datang dengan keluhan diare selama 4 hari, maka kami dapat memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Diare
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Defekasi feses yang encer dan lebih sering dari normal, dengan atau tanpa darah dan/atau lendir.
- Penyebab: Infeksi, malabsorpsi, peningkatan motilitas usus, dll.
- Gejala: Feses cair, peningkatan frekuensi defekasi, kram abdominal, dehidrasi, dll.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari diare, seperti frekuensi defekasi menurun, konsistensi feses normal, dan tanda-tanda vital stabil.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi keperawatan: Monitoring tanda-tanda vital, intake dan output cairan, pemberian cairan, edukasi tentang penyebab dan pencegahan diare, serta pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Dalam konteks akademis dengan persona pakar dan perawat, kami menyarankan agar Anda dapat memahami dan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan Anda. Hal ini akan membantu Anda memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 15654 | 16 Apr 2025
Klinis : Pasien sesak, SpO2 67%, sianosis, pernapasan cuping hidung, Ada retraksi dada, pasien merintih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Gangguan Pola Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar, yang mengakibatkan ketidakadekuatan ventilasi dan oksigenasi. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti sesak napas, SpO2 rendah, sianosis, pernapasan cuping hidung, retraksi dada, dan pasien merintih.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Proses inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Karakteristik Utama: Sesak napas, perubahan frekuensi napas, penggunaan otot bantu napas, sianosis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pola napas efektif, ventilasi adekuat, oksigenasi jaringan meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Oksigenasi
3. Manajemen Pernapasan
Tujuan intervensi adalah untuk mempertahankan patensi jalan napas, meningkatkan ventilasi, dan mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
Secara akademis, sebagai seorang pakar perawat, saya menyarankan agar dilakukan penanganan segera terhadap kondisi pasien tersebut untuk mencegah komplikasi yang lebih lanjut. -
Article No. 15655 | 16 Apr 2025
Klinis : Post partum prematurus + rupture perineum
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O72.1
- Deskripsi: Perdarahan post partum, akibat atonia uteri
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 75.3
- Deskripsi: Penjahitan ruptur perineum
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O72.1 untuk "Perdarahan post partum, akibat atonia uteri" merupakan kode yang sesuai untuk kondisi post partum prematurus (perdarahan setelah melahirkan yang terjadi lebih awal dari yang diharapkan). Atonia uteri adalah kondisi dimana rahim tidak berkontraksi dengan baik setelah melahirkan, sehingga dapat menyebabkan perdarahan berlebih.
2. Kode ICD-9-CM 75.3 untuk "Penjahitan ruptur perineum" adalah kode prosedur yang sesuai untuk menangani ruptur perineum (robekan pada area antara vagina dan anus) yang terjadi pada kondisi ini. Penjahitan diperlukan untuk menutup dan memperbaiki robekan tersebut.
Pencatatan kode-kode ini penting untuk dokumentasi medis yang akurat, serta untuk keperluan penagihan dan klaim asuransi kesehatan. -
Article No. 15656 | 16 Apr 2025
Klinis : Pasien 45 tahun dengan diagnosa medis CKD dan MODS, pasien nampak somnolen, tampak edema pada tangan dan ekstremitas, edama grade 3. TD 180/110mmHg., Nadi 130x/menit., RR 28x/menit, Kesadaran Soporokoma, GCS E2, M3 V 2, SpO2 90% dengan sungkup NRM 10 I/ menit. Anuria, Hasil lab menunjukkan Nilai Ureum 48 Cr 1.5 eGFR 48, GDS 250. • Buat pathway kasus tersebut. • Tentukan masalah keperawatan • Tentukan intervensi keperawatan yang tepat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membantu Anda dengan menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal (SDKI)
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI)
3. Kelebihan Volume Cairan (SDKI)
Penjelasan singkat:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal
- Definisi: Penurunan aliran darah ke ginjal yang menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi di ginjal.
- Penyebab: Penyakit ginjal kronis, gagal ginjal, dan komplikasi dari penyakit lain seperti hipertensi dan diabetes.
- Tanda dan gejala: Edema, oliguria atau anuria, kadar ureum dan kreatinin yang meningkat, hipertensi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- Penyebab: Penurunan kesadaran, kekuatan otot pernapasan yang menurun, dan akumulasi sekresi.
- Tanda dan gejala: Napas cuping hidung, dispnea, takipnea, hipoksemia.
3. Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Kelebihan cairan yang ditandai dengan volume cairan yang melebihi volume cairan normal tubuh.
- Penyebab: Gagal ginjal, retensi cairan, ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan cairan.
- Tanda dan gejala: Edema, hipertensi, oliguria, distensi vena leher.
Pathway Kasus:
1. Diagnosa Medis: CKD dan MODS
2. Tanda dan Gejala: Somnolen, edema, hipertensi, takikardia, takipnea, hipoksemia, anuria
3. Pemeriksaan Penunjang: Ureum 48, Kreatinin 1.5, eGFR 48, GDS 250
4. Diagnosa Keperawatan:
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Kelebihan Volume Cairan
5. Intervensi Keperawatan:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Atur posisi semi fowler untuk memfasilitasi pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pantau intake dan output cairan
- Batasi asupan cairan sesuai rekomendasi
- Berikan diuretik sesuai resep
- Lakukan tindakan dialisis sesuai indikasi
Intervensi Keperawatan:
Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya merekomendasikan intervensi keperawatan berikut untuk mengatasi masalah kesehatan pasien:
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala untuk mendeteksi perubahan kondisi pasien.
2. Atur posisi semi fowler untuk memfasilitasi pernapasan dan mencegah aspirasi.
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
4. Pantau intake dan output cairan secara cermat untuk mengetahui keseimbangan cairan.
5. Batasi asupan cairan sesuai rekomendasi untuk mencegah overload cairan.
6. Berikan diuretik sesuai resep dokter untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi edema.
7. Lakukan tindakan dialisis sesuai indikasi untuk membantu mengeluarkan sisa metabolisme.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan kondisi pasien dapat berangsur membaik dan komplikasi dapat dicegah. Saya siap memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pemulihan pasien. -
Article No. 15657 | 16 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 58 tahun, dirawat di RS karena gagal jantung kongestif dan sepsis. Keluhan yang dialami: Sesak napas terasa sejak 10 hari yang lalu dan bertambah berat ketika jalan kekamar mandi. Kesadaran Sopor GCS: E,M3Vet Kedua kaki pasien terlihat bengkak dengan derajat edema 2. Hasil pengkajian didapatkan TD: 85/55 mmHg, frekuensi nafas 27 x/mnt, HR: 115x/ mnt, Sp02= 90%. Hasil foto thorax didapatkan cardiomegali dan edema Pulmo bilateral. Riwayat HT dan tb Paru • Buat pathway kasus tersebut. • Tentukan masalah keperawatan • Tentukan intervensi keperawatan yang tepat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan analisis diagnostik dan rencana keperawatan untuk pasien perempuan berusia 58 tahun dengan kondisi gagal jantung kongestif dan sepsis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan tekanan intrathorak dan penurunan kemampuan ventilasi.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi miokardium dan peningkatan afterload.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan kelemahan otot.
4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme kompensasi ginjal yang tidak efektif.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
Penjelasan Singkat Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan luaran yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Pathway Kasus:
Gagal Jantung Kongestif + Sepsis
↓
Ketidakefektifan Pola Napas
↓
Penurunan Curah Jantung
↓
Intoleransi Aktivitas
↓
Kelebihan Volume Cairan
↓
Risiko Infeksi
Intervensi Keperawatan:
1. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
2. Pemberian oksigen sesuai indikasi
3. Pengaturan posisi semi fowler untuk meningkatkan ventilasi
4. Kolaborasi pemberian diuretik dan vasodilator
5. Pembatasan asupan cairan dan monitoring intake-output
6. Pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi
7. Edukasi dan konseling terkait penyakit dan penatalaksanaannya
8. Monitoring dan manajemen gejala seperti sesak napas dan edema
Dengan penerapan standar SDKI-SLKI-SIKI, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat berjalan secara sistematis dan terukur, sehingga dapat membantu pasien untuk mencapai hasil yang optimal.