Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15696 | 17 Apr 2025
Klinis : hipertensi dan gangguan muskuloskeletal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi hipertensi dan gangguan muskuloskeletal.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Hipertensi:
- Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Keadaan di mana aliran darah ke jaringan perifer tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan.
- Penyebab: Peningkatan tekanan darah, vasokonstriksi pembuluh darah.
- Tanda dan Gejala: Adanya nyeri, kesemutan, kram, perubahan warna kulit, suhu kulit dingin, edema.
b. Gangguan Muskuloskeletal:
- Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Penyebab: Penyakit muskuloskeletal, cedera, kekakuan sendi, gangguan metabolik.
- Tanda dan Gejala: Adanya keluhan nyeri, penurunan rentang gerak, kekakuan, kelemahan otot.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Hipertensi:
- Perfusi Jaringan Perifer Efektif
- Definisi: Aliran darah ke jaringan perifer yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan.
- Kriteria Hasil: Tekanan darah dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi, tidak ada nyeri, kesemutan, atau perubahan warna kulit.
b. Gangguan Muskuloskeletal:
- Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan untuk mengontrol rasa sakit pada tingkat yang dapat diterima.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan penurunan nyeri, peningkatan kemampuan beraktivitas, tidak ada gangguan tidur, dan kualitas hidup yang membaik.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Hipertensi:
- Manajemen Hipertensi
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mengontrol tekanan darah pasien hipertensi.
- Aktivitas: Monitoring tekanan darah, pemberian obat antihipertensi, edukasi gaya hidup sehat, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
- Manajemen Perfusi Jaringan
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mempertahankan aliran darah yang adekuat ke jaringan perifer.
- Aktivitas: Pemantauan tanda-tanda sirkulasi, pengaturan posisi, dan pemberian kompres hangat.
b. Gangguan Muskuloskeletal:
- Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mengontrol dan menurunkan rasa nyeri pada pasien.
- Aktivitas: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi komplementer, edukasi manajemen nyeri, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
- Peningkatan Mobilitas
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam bergerak dan beraktivitas.
- Aktivitas: Latihan fisik, peningkatan rentang gerak, penggunaan alat bantu, dan pemberian edukasi.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, diharapkan dapat membantu mencapai outcome yang optimal bagi pasien dengan hipertensi dan gangguan muskuloskeletal. -
Article No. 15697 | 17 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pening dan lemas sejak seminggu yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait kasus pasien dengan keluhan pening dan lemas sejak seminggu yang lalu.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah "Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital". Hal ini dikarenakan pasien mengalami gejala pening dan lemas, yang mengindikasikan adanya perubahan atau instabilitas pada tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital: Pasien menunjukkan stabilitas tanda-tanda vital dalam rentang normal, seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan pernapasan yang stabil.
2. Peningkatan Energi: Pasien menunjukkan peningkatan energi dan tidak lagi merasa lemas.
3. Penurunan Gejala Pening: Pasien menunjukkan penurunan gejala pening dan keluhan terkait.
4. Pemahaman tentang Kondisi Kesehatan: Pasien memahami penyebab dan manajemen dari kondisi kesehatannya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital pasien secara teratur, seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan pernapasan, untuk mendeteksi adanya perubahan dan menjaga kestabilannya.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit: Memberikan intervensi yang tepat untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit pasien, seperti pemberian cairan intravena atau suplemen elektrolit, jika diperlukan.
3. Manajemen Energi: Memberikan intervensi yang dapat meningkatkan energi pasien, seperti membantu pasien melakukan aktivitas sesuai dengan toleransinya, memberikan nutrisi yang sesuai, dan memfasilitasi istirahat yang cukup.
4. Edukasi dan Konseling: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan manajemen kondisi kesehatan pasien, serta mendorong pasien untuk terlibat aktif dalam perawatannya.
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter atau ahli gizi, untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang komprehensif bagi pasien.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu stabilitas tanda-tanda vital, peningkatan energi, penurunan gejala pening, dan pemahaman yang baik tentang kondisi kesehatannya. -
Article No. 15698 | 17 Apr 2025
Klinis : resiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "resiko jatuh":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "risiko jatuh" adalah "Risiko Jatuh". Diagnosa ini menggambarkan keadaan di mana pasien memiliki kemungkinan peningkatan untuk terjatuh, yang dapat menyebabkan cedera fisik. Faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kondisi ini termasuk usia lanjut, gangguan keseimbangan, penurunan kemampuan fungsional, penggunaan obat-obatan tertentu, dan lingkungan yang tidak aman.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk kondisi "risiko jatuh" adalah:
a. Pasien dapat mempertahankan keseimbangan dan stabilitas tubuh selama aktivitas.
b. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman tanpa risiko jatuh.
c. Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi faktor-faktor risiko jatuh dan strategi pencegahan.
d. Pasien dan keluarga dapat mendemonstrasikan penggunaan alat bantu mobilisasi dengan benar.
e. Lingkungan pasien terbebas dari potensi bahaya yang dapat menyebabkan jatuh.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) pada kondisi "risiko jatuh" meliputi:
a. Pengkajian risiko jatuh secara komprehensif, termasuk riwayat jatuh, kondisi kesehatan, penggunaan obat-obatan, dan lingkungan.
b. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga tentang faktor-faktor risiko jatuh, strategi pencegahan, dan penggunaan alat bantu mobilisasi yang aman.
c. Modifikasi lingkungan untuk menghilangkan potensi bahaya, seperti memperbaiki lantai yang licin, menambahkan pegangan di kamar mandi, dan menjaga pencahayaan yang memadai.
d. Pemberian latihan keseimbangan dan koordinasi gerak untuk meningkatkan stabilitas tubuh pasien.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti fisioterapis, untuk menyusun program rehabilitasi yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
f. Pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas intervensi dan perkembangan kondisi pasien.
Penjelasan yang rinci di atas diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi "risiko jatuh" pada pasien. Sebagai pakar perawat, saya berharap agar informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 15700 | 17 Apr 2025
Klinis : kesiapan peningkatam manajemen kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan untuk kondisi "kesiapan peningkatan manajemen kesehatan".
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "kesiapan peningkatan manajemen kesehatan" adalah "Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan" (SDKI, 2017). Diagnosa ini mencerminkan bahwa pasien atau klien menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kondisi kesehatannya secara efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan: Klien mampu mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dengan tepat.
2. Kontrol Diri: Klien mampu menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengelola dirinya sendiri dalam upaya peningkatan kesehatan.
3. Pengetahuan Kesehatan: Klien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang kondisi kesehatannya dan cara pengelolaannya.
4. Perilaku Kesehatan: Klien mampu menunjukkan perilaku kesehatan yang sesuai dengan rencana perawatan dan dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Asesmen Kesehatan: Lakukan pengkajian komprehensif terhadap kondisi kesehatan klien, termasuk riwayat kesehatan, gaya hidup, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.
2. Pendidikan Kesehatan: Berikan edukasi kepada klien terkait kondisi kesehatannya, manajemen diri, dan strategi-strategi dalam meningkatkan kemampuan pengelolaan kesehatan.
3. Konseling: Lakukan konseling yang berfokus pada motivasi, pengambilan keputusan, dan perencanaan tindakan yang sesuai dengan kondisi klien.
4. Fasilitasi Dukungan: Dorong klien untuk melibatkan keluarga atau significant others dalam upaya peningkatan manajemen kesehatan.
5. Evaluasi dan Monitoring: Lakukan pemantauan secara berkala terhadap perkembangan klien dalam mencapai tujuan peningkatan manajemen kesehatan.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan" menggambarkan bahwa klien telah menunjukkan kesiapan dan motivasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kondisi kesehatannya. Hal ini penting karena peran aktif klien dalam manajemen kesehatan merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai hasil perawatan yang optimal.
Luaran yang diharapkan, seperti manajemen kesehatan, kontrol diri, pengetahuan kesehatan, dan perilaku kesehatan, menunjukkan bahwa upaya asuhan keperawatan harus diarahkan pada pengembangan kemampuan klien dalam mengelola kondisi kesehatannya secara efektif. Klien diharapkan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kesehatannya, menunjukkan kontrol diri yang baik, meningkatkan pengetahuan kesehatan, dan menerapkan perilaku kesehatan yang sesuai.
Intervensi keperawatan yang diberikan mencakup asesmen kesehatan, pendidikan kesehatan, konseling, fasilitasi dukungan, serta evaluasi dan monitoring. Melalui intervensi-intervensi ini, perawat dapat membantu klien dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, memahami kondisinya, dan mengembangkan strategi yang sesuai untuk meningkatkan manajemen kesehatannya.
Saya berharap penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "kesiapan peningkatan manajemen kesehatan". Jika terdapat pertanyaan atau hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 15701 | 17 Apr 2025
Klinis : paska adenotonsilektomi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasca adenotonsilektomi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Pasca Operasi
- Definisi: Keadaan rentan mengalami kehilangan darah melebihi normal pasca operasi.
- Faktor Risiko: Tindakan pembedahan adenotonsilektomi.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Tindakan pembedahan adenotonsilektomi.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Keadaan rentan mengalami kontaminasi oleh patogen.
- Faktor Risiko: Tindakan pembedahan adenotonsilektomi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosa keperawatan di atas mengacu pada SDKI, yang memberikan definisi, penyebab, dan faktor risiko untuk setiap diagnosis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SLKI membantu perawat dalam menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, seperti penurunan risiko perdarahan, penurunan nyeri, dan pencegahan infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SIKI memberikan panduan bagi perawat dalam melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi diagnosa keperawatan, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian analgesik, dan perawatan luka operasi.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk memastikan pemulihan yang optimal bagi pasien pasca adenotonsilektomi. -
Article No. 15702 | 17 Apr 2025
Klinis : Orang tua mengeluhkan anaknya demam sejak 7 hr SMRS (selasa siang). keluhan demam dirasakan terus menerus hanya membaik apabila minum obat. Keluhan disertai mual dan muntah 3x/hr selaam 3 hr kebelakang. tidak ada Batuk pilek, ada pusing dan nyeri2 badan, BAB mencret 1x, BAK tak. nafsu makan menurun, Intake oral juga menurun RPD: DBD + TIPES bulan desember 2024 RPO: paracetamol, obat batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan demam yang tidak kunjung turun.
2. Penurunan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui muntah dan diare.
3. Nyeri berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan keluhan nyeri di seluruh tubuh.
4. Penurunan nafsu makan berhubungan dengan mual dan muntah.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Hipertermia:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Suhu tubuh kembali dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen demam, termasuk pemberian obat penurun demam, kompres hangat, dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Penurunan volume cairan:
- SDKI: Pengurangan jumlah cairan di dalam tubuh.
- SLKI: Keseimbangan cairan terpelihara.
- SIKI: Pemberian cairan intravena, penggantian elektrolit, dan pemantauan intake-output.
3. Nyeri:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Nyeri terkontrol.
- SIKI: Pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, dan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
4. Penurunan nafsu makan:
- SDKI: Berkurangnya keinginan untuk makan.
- SLKI: Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
- SIKI: Pemberian makanan yang mudah dicerna, konseling nutrisi, dan pemantauan asupan makanan.
Dengan menerapkan standar-standar ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi untuk menangani kondisi pasien tersebut. -
Article No. 15703 | 17 Apr 2025
Klinis : Orang tua mengeluhkan anaknya demam sejak 7 hr SMRS (selasa siang). keluhan demam dirasakan terus menerus hanya membaik apabila minum obat. Keluhan disertai mual dan muntah 3x/hr selaam 3 hr kebelakang. tidak ada Batuk pilek, ada pusing dan nyeri2 badan, BAB mencret 1x, BAK tak. nafsu makan menurun, Intake oral juga menurun RPD: DBD + TIPES bulan desember 2024 RPO: paracetamol, obat batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan gejala yang disampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi (SDKI: Risiko Infeksi)
- Penjelasan: Pasien menunjukkan gejala-gejala infeksi seperti demam, mual, muntah, diare, dan penurunan nafsu makan. Hal ini mengindikasikan adanya risiko pasien terinfeksi suatu penyakit.
2. Intoleransi aktivitas (SDKI: Intoleransi Aktivitas)
- Penjelasan: Pasien mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat gejala-gejala yang dialami, seperti demam, mual, muntah, dan pusing.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh)
- Penjelasan: Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan intake oral, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan penurunan berat badan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Dengan menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terukur, dan sesuai dengan kaidah keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 15704 | 17 Apr 2025
Klinis : Orang tua mengeluhkan anaknya demam sejak 7 hr SMRS (selasa siang). keluhan demam dirasakan terus menerus hanya membaik apabila minum obat. Keluhan disertai mual dan muntah 3x/hr selaam 3 hr kebelakang. tidak ada Batuk pilek, ada pusing dan nyeri2 badan, BAB mencret 1x, BAK tak. nafsu makan menurun, Intake oral juga menurun RPD: DBD + TIPES bulan desember 2024 RPO: paracetamol, obat batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (PPNI, 2017) berhubungan dengan proses infeksi.
2. Mual dan muntah (PPNI, 2017) berhubungan dengan proses infeksi.
3. Penurunan intake nutrisi (PPNI, 2017) berhubungan dengan mual dan muntah.
Penjelasan Singkat:
1. Hipertermia (PPNI, 2017):
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- SLKI: Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh.
2. Mual dan muntah (PPNI, 2017):
- SDKI: Sensasi tidak nyaman yang mendorong untuk memuntahkan isi perut.
- SLKI: Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi mual dan muntah.
3. Penurunan intake nutrisi (PPNI, 2017):
- SDKI: Asupan makanan dan/atau cairan yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan status nutrisi dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan asupan nutrisi.
Berdasarkan keluhan yang Anda deskripsikan, kemungkinan besar pasien mengalami infeksi seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Tifus (TIPES). Penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, mengurangi mual dan muntah, serta meningkatkan asupan nutrisi. Pemberian parasetamol dan obat batuk sesuai resep medis juga dapat membantu dalam penanganan kondisi pasien. -
Article No. 15705 | 17 Apr 2025
Klinis : pasien perempuan datang dengan keluhan kejang disertai dengan penurunan kesadaran
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diderita oleh pasien perempuan dengan keluhan kejang disertai penurunan kesadaran, diberikan kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM Procedure (jika ada) sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G40.9
- Deskripsi: Epilepsi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.14
- Deskripsi: Pemantauan elektroensefalografi (EEG), rutin
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 G40.9 (Epilepsi, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk menegakkan diagnosis epilepsi pada pasien yang mengalami kejang disertai penurunan kesadaran, namun tidak dapat diklasifikasikan ke dalam subtipe epilepsi yang lebih spesifik berdasarkan informasi yang tersedia.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 89.14 (Pemantauan elektroensefalografi (EEG), rutin) dapat digunakan untuk mengidentifikasi tindakan diagnostik yang mungkin dilakukan untuk mengevaluasi kondisi kejang dan penurunan kesadaran pada pasien, yaitu pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) untuk mendeteksi aktivitas epileptiform di otak.
Pemeriksaan EEG rutin dapat membantu menegakkan diagnosis epilepsi dan mengidentifikasi pola aktivitas otak yang abnormal, yang dapat membantu dalam penatalaksanaan lebih lanjut pasien. -
Article No. 15706 | 17 Apr 2025
Klinis : pasien perempuan datang dengan keluhan kejang disertai dengan penurunan kesadaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera/Kecelakaan Berhubungan dengan Kejang Disertai Penurunan Kesadaran
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Cedera/Kecelakaan adalah kondisi di mana individu/keluarga/komunitas rentan mengalami cedera fisik, psikologis, sosial, spiritual, atau kombinasinya yang dapat mengganggu fungsi normal.
- Penyebab utama risiko cedera/kecelakaan pada kasus ini adalah kejang disertai penurunan kesadaran, yang dapat menyebabkan pasien terjatuh atau terluka.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien/keluarga dapat mencegah terjadinya cedera/kecelakaan dan dapat mengatasi risiko yang ada.
- Indikator keberhasilan dapat meliputi: pasien/keluarga mampu mengidentifikasi faktor risiko, mengetahui tindakan pencegahan, dan melakukan tindakan yang tepat saat pasien mengalami kejang.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: pemantauan tanda-tanda vital, manajemen kejang, pencegahan cedera, dan edukasi pasien/keluarga terkait manajemen risiko.
- Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya cedera/kecelakaan pada pasien dan memastikan keselamatan pasien saat mengalami kejang.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keamanan perawatan yang diberikan.