Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15799 | 19 Apr 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 20 tahun, datang ke RS dengan keluhan lemas dan demam. Riwayat demam dialami sejak 4 bulan yang lalu dan muncul bercak merah kehitaman pada kedua pipi. Bercak merah kecil, semakin lama semakin lebar dan menghitam, tidak gatal dan nyeri. Pasien mengeluh nyeri sendi-sendi pergelangan tangan dan lutut sejak 4 bulan yang lalu, bersifat hilang timbul, disertaai bengkak dan merah sehingga pasien sulit untuk berjalan. Pasien merasa silau dan pusing jika terkena sinar matahari atau cahaya lampu yang terang. Terdapat sariawan dan nyeri telan dirasakan semakin memberat hingga pasien sulit makan, disertai dengan rambut rontok. Hasil pengkajian: TD: 130/70 mmHg, N: 104 x/menit, S 38C, Nafas 24 x/menit, BB: 35 kg PB: 150 cm Hb : 10.6 g/dL Ht: 32.3% Leu: 8710/mm, Tr: 248 000/mm, Albumin: 2.3 g/dL Na: 140 mEq/L K: 2.8 mEq/L Cl: 105 mEq/L Ureum: 17 mg/dL Creatinin: 0.35 mg/dL GFR: 244.3, ANA test (reaktif +). Dx kerja : SLE Terapi :- IVFD D5% NaCl 0,45% 20 gtt/menit; Ibuprofen 3x 400 mg; Diet MB 1800 kkal dengan 70 g protein, Cefotaxim 2x1 gr, metilprednisolon dan rencana transfuse PRC.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang diberikan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan nyeri sendi.
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri sendi dan demam.
c. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sulit menelan dan anoreksia.
d. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
2. Penjelasan singkat:
a. Intoleransi aktivitas: Pasien mengalami kelemahan fisik dan nyeri sendi yang menyebabkan pasien sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Gangguan pola tidur: Nyeri sendi dan demam yang dialami pasien menyebabkan gangguan tidur.
c. Perubahan nutrisi: Pasien mengalami kesulitan menelan dan anoreksia sehingga asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan tubuh.
d. Risiko infeksi: Penurunan sistem imun akibat penyakit lupus menyebabkan pasien rentan mengalami infeksi.
3. Standar Luaran Keperawatan (SLKI):
a. Dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
b. Dapat tidur dengan kualitas yang baik.
c. Dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
d. Tidak terjadi infeksi selama perawatan.
4. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Manajemen aktivitas: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Manajemen nyeri: Memberikan intervensi untuk mengurangi nyeri sendi.
c. Manajemen nutrisi: Memantau asupan nutrisi dan memberikan edukasi tentang diet yang sesuai.
d. Pencegahan infeksi: Memonitor tanda-tanda infeksi dan melakukan tindakan pencegahan. -
Article No. 15800 | 19 Apr 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 20 tahun, datang ke RS dengan keluhan lemas dan demam. Riwayat demam dialami sejak 4 bulan yang lalu dan muncul bercak merah kehitaman pada kedua pipi. Bercak merah kecil, semakin lama semakin lebar dan menghitam, tidak gatal dan nyeri. Pasien mengeluh nyeri sendi-sendi pergelangan tangan dan lutut sejak 4 bulan yang lalu, bersifat hilang timbul, disertaai bengkak dan merah sehingga pasien sulit untuk berjalan. Pasien merasa silau dan pusing jika terkena sinar matahari atau cahaya lampu yang terang. Terdapat sariawan dan nyeri telan dirasakan semakin memberat hingga pasien sulit makan, disertai dengan rambut rontok. Hasil pengkajian: TD: 130/70 mmHg, N: 104 x/menit, S 38C, Nafas 24 x/menit, BB: 35 kg PB: 150 cm Hb : 10.6 g/dL Ht: 32.3% Leu: 8710/mm, Tr: 248 000/mm, Albumin: 2.3 g/dL Na: 140 mEq/L K: 2.8 mEq/L Cl: 105 mEq/L Ureum: 17 mg/dL Creatinin: 0.35 mg/dL GFR: 244.3, ANA test (reaktif +). Dx kerja : SLE Terapi :- IVFD D5% NaCl 0,45% 20 gtt/menit; Ibuprofen 3x 400 mg; Diet MB 1800 kkal dengan 70 g protein, Cefotaxim 2x1 gr, metilprednisolon dan rencana transfuse PRC.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami kondisi sistemik Lupus Eritematosus Sistemik (SLE). Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal, fatigue, dan demam.
2. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi sendi.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan bercak kulit dan rambut rontok.
4. Risiko malnutrisi berhubungan dengan anoreksia, disfagia, dan lemas.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat berbagai gejala SLE seperti fatigue, nyeri sendi, dan demam.
2. Nyeri akut: Rasa nyeri yang dirasakan pasien pada persendian akibat proses inflamasi.
3. Gangguan citra tubuh: Perubahan yang terjadi pada kulit (bercak merah kehitaman) dan rambut rontok, yang dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap citra tubuhnya.
4. Risiko malnutrisi: Potensi terjadi malnutrisi akibat anoreksia, disfagia, dan lemas yang dialami pasien.
5. Risiko infeksi: Peningkatan risiko infeksi karena penurunan sistem imun pada pasien SLE.
Berdasarkan SIKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen aktivitas: Membantu pasien mengatur aktivitas sesuai toleransi
- Manajemen nyeri: Pemberian analgesik, terapi panas/dingin, dan teknik nonfarmakologis
- Peningkatan citra tubuh: Edukasi dan dukungan psikologis
- Manajemen nutrisi: Pemberian diet sesuai kebutuhan, pemberian suplemen, dan monitor asupan
- Pencegahan infeksi: Pemantauan tanda infeksi, pemberian antibiotik, dan menjaga higiene.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada masalah pasien. -
Article No. 15801 | 19 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan,55 thn, dirawat di ruang penyakit dalam karena kondisi hiperglikemia dan neuropati. Saat ini, pasien mengeluh mudah lelah, sering haus dan banyak BAK. Selain itu, pasien mengeluh kebas dan baal pada telapak kaki kanannya. Pemeriksaan fisik: komposmentis, TD: 120/80 mmHg, Nadi: 90 x/mnt, RR: 20 x/mnt, Suhu: 37,5 oC, Tinggi badan: 160 cm, berat badan saat ini: 65Kg,. Hasil pemeriksaan kaki kanan ditemukan Ankle Brachial Index: 0,7 dan test monofilamen di kedua kaki menunjukan -3/10 (LOPS), kedua kaki tampak kering, tidak ada foot deformity. Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir GDS: 250 mg/dL, HbA1c = 8,5%, Hb: 12 mg/dL, Hct= 36%, Leukosit 13000, Kalium 3,2 mEq/L, clorida 93 mEq/L, kolesterol total 200, trigliserida 175, HDL 31; LDL 100. Pasien mengaku sudah menderita DM sejak 2 tahun yang lalu. Dalam 3 bulan terakhir pasien juga mengaku sering tidak menyuntikkan insulin sebagaimana diajarkan pertugas, mengabaikan aturan diet, dan malas olahraga karena merasa semua upaya itu sia-sia. Meski dilakukan gula darahnya tetap saja tinggi. Sekarang pasien memilih meminum air yang sudah dido’akan oleh ustadz setempat sebagai pengganti obat diabetesnya. Di keluarga, ibu pasien menderita DM dan meninggal pada usia 55 tahun akibat komplikasi dan infeksi kaki DM. Pasien sendiri sejak usia 25 tahun mengalami obesitas (BB= 80 kg, TB=157), dan jarang olah raga. Pasien dirawat oleh anak kandungnya perempuan (25 th), BB = 70 Kg, TB = 155 cm, lingkar pinggang 83 cm, jarang makan sayur dan jarang olahraga, tekanan darah 130/85 mmHg, dan belum pernah cek gula darah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Pengendalian Diabetes: Pola perilaku seseorang yang menunjukkan ketidakmampuan untuk mengendalikan penyakit diabetes mellitus secara efektif.
2. Risiko Intoleransi Aktivitas: Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
3. Neuropati Perifer: Disfungsi saraf perifer yang ditandai dengan rasa kebas, baal, dan gangguan sensorik.
4. Risiko Kerusakan Integritas Kulit: Berisiko mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengendalian Diabetes Efektif:
- Pasien dapat mendemonstrasikan perawatan diri yang tepat untuk mengendalikan diabetes.
- Pasien dapat mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal.
- Pasien dapat mempertahankan kepatuhan dalam mengonsumsi obat-obatan dan insulin sesuai dengan rekomendasi.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat:
- Pasien dapat melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Pasien dapat melakukan aktivitas fisik sesuai dengan rekomendasi tenaga kesehatan.
3. Sensasi Perifer Membaik:
- Pasien dapat merasakan sensasi normal pada ekstremitas bawah.
- Pasien dapat mendemonstrasikan perawatan kaki yang tepat untuk mencegah komplikasi neuropati.
4. Integritas Kulit Terjaga:
- Pasien dapat mempertahankan kelembapan dan integritas kulit ekstremitas bawah.
- Pasien dapat mendeteksi dini tanda-tanda perubahan pada kulit dan melaporkannya kepada tenaga kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengendalian Diabetes Efektif:
- Edukasi tentang diabetes mellitus, seperti pengertian, penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi.
- Edukasi tentang perawatan diri yang tepat, seperti pemantauan gula darah, insulin, diet, dan aktivitas fisik.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pengaturan regimen obat dan insulin.
- Motivasi dan dukungan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menerapkan perawatan diri.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat:
- Identifikasi tingkat aktivitas saat ini dan hambatan yang dihadapi pasien.
- Pengaturan aktivitas dan istirahat sesuai dengan kemampuan pasien.
- Edukasi tentang manajemen energi dan teknik relaksasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk program latihan fisik yang sesuai.
3. Sensasi Perifer Membaik:
- Pemeriksaan sensasi perifer secara berkala menggunakan monofilamen.
- Edukasi tentang perawatan kaki, seperti inspeksi, perawatan kulit, dan penggunaan alas kaki yang tepat.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk tindakan medis yang diperlukan, seperti perawatan luka dan pengobatan neuropati.
4. Integritas Kulit Terjaga:
- Pemeriksaan kulit ekstremitas bawah secara berkala.
- Edukasi tentang perawatan kulit, seperti menjaga kelembapan, menghindari cedera, dan mendeteksi dini tanda-tanda perubahan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk tindakan medis yang diperlukan, seperti perawatan luka dan pengobatan kulit.
Penjelasan di atas mencakup Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang diberikan. Harapannya, informasi ini dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah untuk mengelola kondisi kesehatan pasien. -
Article No. 15721 | 18 Apr 2025
Klinis : 1. Ansietas (D.0080) 2. Nyeri Akut (D.0077) 3. Risiko Infeksi (D.0141)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Ansietas (D.0080)
Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap sumber yang tidak jelas atau tidak diketahui.
b. Nyeri Akut (D.0077)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
c. Risiko Infeksi (D.0141)
Definisi: Peningkatan risiko terkena infeksi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Ansietas (D.0080)
- Klien mampu mengidentifikasi penyebab ansietas
- Klien mampu melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi ansietas
- Klien mampu mengungkapkan perasaan dengan baik
- Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Nyeri Akut (D.0077)
- Klien mampu mengidentifikasi penyebab nyeri
- Klien mampu melakukan teknik penanganan nyeri yang efektif
- Klien mampu melaporkan penurunan intensitas nyeri
- Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
c. Risiko Infeksi (D.0141)
- Klien mampu mengenali tanda-tanda infeksi
- Klien mampu melakukan pencegahan infeksi dengan baik
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi selama perawatan
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Ansietas (D.0080)
- Identifikasi penyebab ansietas
- Fasilitasi peningkatan mekanisme koping
- Berikan teknik relaksasi
- Monitor tanda-tanda vital
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain jika diperlukan
b. Nyeri Akut (D.0077)
- Identifikasi penyebab nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
- Monitor tanda-tanda vital
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain jika diperlukan
c. Risiko Infeksi (D.0141)
- Identifikasi faktor risiko infeksi
- Berikan edukasi tentang pencegahan infeksi
- Pantau tanda-tanda infeksi
- Lakukan tindakan pencegahan infeksi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain jika diperlukan
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan prinsip-prinsip profesionalisme, etika, dan standar praktik keperawatan yang berlaku. Serta melakukan kolaborasi yang baik dengan tim kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal bagi klien. -
Article No. 15722 | 18 Apr 2025
Klinis : 1. Ansietas (D.0080) 2. Nyeri Akut (D.0077) 3. Risiko Infeksi (D.0141)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut saya berikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi yang Anda sebutkan:
1. Ansietas (D.0080)
- Kode ICD-10: F41.9
- Deskripsi: Gangguan ansietas, tidak spesifik
2. Nyeri Akut (D.0077)
- Kode ICD-10: R52.0
- Deskripsi: Nyeri akut
3. Risiko Infeksi (D.0141)
- Kode ICD-10: Z29.9
- Deskripsi: Tindakan pencegahan, tidak spesifik
Penjelasan lebih detail:
1. Ansietas (D.0080):
- Kode ICD-10: F41.9
- Deskripsi: Gangguan ansietas, tidak spesifik
- Ini adalah kode untuk pasien dengan gejala ansietas yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan ansietas spesifik lainnya, seperti gangguan panik atau gangguan ansietas umum.
2. Nyeri Akut (D.0077):
- Kode ICD-10: R52.0
- Deskripsi: Nyeri akut
- Kode ini digunakan untuk pasien yang mengalami nyeri akut, yaitu nyeri yang muncul secara tiba-tiba dan biasanya disebabkan oleh penyakit atau cedera.
3. Risiko Infeksi (D.0141):
- Kode ICD-10: Z29.9
- Deskripsi: Tindakan pencegahan, tidak spesifik
- Kode ini digunakan untuk pasien yang berisiko tinggi terkena infeksi, tetapi tidak memiliki diagnosis infeksi yang spesifik. Ini dapat mencakup pasien yang menjalani prosedur medis atau pasien dengan kondisi yang meningkatkan risiko infeksi.
Saya harap penjelasan ini membantu. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 15723 | 18 Apr 2025
Klinis : 1. Ansietas (D.0080) 2. Nyeri Akut (D.0077) 3. Risiko Infeksi (D.0141)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi-kondisi yang Anda sebutkan, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
1. Ansietas (D.0080)
Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Definisi: Respon emosional dan perilaku terhadap ancaman yang dirasakan, baik ancaman nyata maupun tidak nyata.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Tanda dan gejala: Gelisah, tegang, khawatir, sulit berkonsentrasi, insomnia, dan lain-lain.
- Faktor risiko: Perubahan status kesehatan, lingkungan yang tidak familiar, ancaman integritas diri, dan lain-lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengenali penyebab ansietas, mengatasi ansietas, dan mencapai tingkat ansietas yang terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen ansietas, terapi relaksasi, terapi kognitif, dan lain-lain.
2. Nyeri Akut (D.0077)
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SDKI:
- Tanda dan gejala: Keluhan nyeri, perilaku nonverbal nyeri, dan lain-lain.
- Faktor risiko: Penyakit, cedera, prosedur terapeutik, dan lain-lain.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengenali penyebab nyeri, mengelola nyeri, dan mencapai tingkat nyeri yang terkontrol.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen nyeri, terapi farmakologis, terapi non-farmakologis, dan lain-lain.
3. Risiko Infeksi (D.0141)
Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI:
- Tanda dan gejala: Peningkatan suhu tubuh, peningkatan jumlah leukosit, dan lain-lain.
- Faktor risiko: Prosedur invasif, imunokompromais, malnutrisi, dan lain-lain.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengenali faktor risiko infeksi, mencegah infeksi, dan mencapai kondisi bebas infeksi.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen risiko infeksi, pencegahan infeksi, perawatan tempat invasif, dan lain-lain.
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI yang berlaku di Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 15724 | 18 Apr 2025
Klinis : 1. Kecemasan b.d. ketidakpastian mengenai hasil operasi dan pemulihan. Definisi: Kecemasan pasien terkait dengan kondisi kesehatan dan prosedur bedah yang akan dilakukan. 2. Nyeri Akut b.d. hernia sacrotalis. Definisi: Nyeri yang dirasakan pasien di area hernia, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. 3. Risiko Infeksi Definisi: Risiko terjadinya infeksi pasca-operasi akibat intervensi bedah. Etiologi: Intervensi bedah yang dapat menyebabkan luka terbuka. 4. Malnutrisi b.d. nyeri yang mengganggu asupan makanan. Definisi: Penurunan berat badan dan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat nyeri yang mengganggu nafsu makan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, perkenalkan saya adalah seorang perawat profesional. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
1. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian mengenai hasil operasi dan pemulihan.
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan yang belum pasti.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah pasien dapat mengatasi kecemasan yang dialami.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan informasi yang jelas mengenai prosedur bedah, memfasilitasi diskusi mengenai kekhawatiran pasien, dan mengajarkan teknik relaksasi.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut berhubungan dengan hernia sacrotalis.
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah pasien dapat mengendalikan nyeri yang dirasakan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan analgesik sesuai resep, menerapkan terapi non-farmakologis seperti kompres hangat/dingin, dan memantau efektivitas tindakan penanganan nyeri.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi.
- SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah pasien tidak mengalami infeksi pascaoperasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan luka operasi, memantau tanda-tanda infeksi, dan memastikan pemberian antibiotik sesuai resep.
4. Diagnosa Keperawatan: Malnutrisi berhubungan dengan nyeri yang mengganggu asupan makanan.
- SDKI: Malnutrisi adalah status gizi kurang atau lebih yang dapat berdampak pada kesehatan individu.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan, memantau asupan makanan, dan mengelola nyeri yang mengganggu makan.
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 15725 | 18 Apr 2025
Klinis : 1. Kecemasan b.d. ketidakpastian mengenai hasil operasi dan pemulihan. Definisi: Kecemasan pasien terkait dengan kondisi kesehatan dan prosedur bedah yang akan dilakukan. 2. Nyeri Akut b.d. hernia sacrotalis. Definisi: Nyeri yang dirasakan pasien di area hernia, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. 3. Risiko Infeksi Definisi: Risiko terjadinya infeksi pasca-operasi akibat intervensi bedah. Etiologi: Intervensi bedah yang dapat menyebabkan luka terbuka. 4. Malnutrisi b.d. nyeri yang mengganggu asupan makanan. Definisi: Penurunan berat badan dan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat nyeri yang mengganggu nafsu makan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan. Sebagai perawat berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Kecemasan
Definisi: Kecemasan pasien terkait dengan kondisi kesehatan dan prosedur bedah yang akan dilakukan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
a. Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
c. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat kecemasan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Lakukan pengkajian komprehensif terhadap tingkat kecemasan pasien.
b. Berikan informasi yang jelas dan akurat terkait proses operasi dan pemulihan.
c. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan.
d. Ajarkan teknik relaksasi seperti napas dalam, visualisasi, dan distraksi.
e. Berikan dukungan emosional dan dampingi pasien selama proses perawatan.
f. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola kecemasan pasien.
2. Diagnosa Keperawatan SDKI: Nyeri Akut
Definisi: Nyeri yang dirasakan pasien di area hernia, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
a. Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
c. Pasien dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Lakukan pengkajian komprehensif terhadap nyeri yang dirasakan pasien.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengelola nyeri.
c. Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengelola nyeri, seperti kompres dingin/hangat, posisi yang nyaman, dan distraksi.
d. Motivasi pasien untuk menggunakan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan memodifikasi pengelolaan nyeri.
f. Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi nyeri.
3. Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Infeksi
Definisi: Risiko terjadinya infeksi pasca-operasi akibat intervensi bedah.
Etiologi: Intervensi bedah yang dapat menyebabkan luka terbuka.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
a. Pasien dapat mendemonstrasikan perawatan luka yang benar.
b. Tanda-tanda infeksi tidak muncul selama masa pemulihan.
c. Pasien dapat melaporkan tidak adanya tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Kaji dan pantau tanda-tanda infeksi pada luka operasi secara rutin.
b. Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar.
c. Berikan edukasi tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya segera melaporkan.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengelola risiko infeksi.
e. Terapkan prinsip-prinsip aseptik dalam melakukan tindakan perawatan luka.
f. Dorong pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
4. Diagnosa Keperawatan SDKI: Malnutrisi
Definisi: Penurunan berat badan dan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat nyeri yang mengganggu nafsu makan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
a. Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan berat badan.
b. Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan.
c. Pasien dapat melaporkan peningkatan nafsu makan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Kaji status nutrisi dan berat badan pasien secara berkala.
b. Berikan makanan yang mudah dicerna dan menarik bagi pasien.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan dan mengevaluasi asupan nutrisi.
d. Ajarkan pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat.
e. Tingkatkan motivasi pasien untuk mengonsumsi makanan yang bergizi.
f. Terapkan intervensi non-farmakologis untuk mengelola nyeri yang mengganggu nafsu makan.
g. Monitor tanda-tanda vital dan berat badan pasien secara rutin.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam merencanakan asuhan keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 15726 | 18 Apr 2025
Klinis : 1. Kecemasan b.d. ketidakpastian mengenai hasil operasi dan pemulihan. Definisi: Kecemasan pasien terkait dengan kondisi kesehatan dan prosedur bedah yang akan dilakukan. 2. Nyeri Akut b.d. hernia sacrotalis. Definisi: Nyeri yang dirasakan pasien di area hernia, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. 3. Risiko Infeksi Definisi: Risiko terjadinya infeksi pasca-operasi akibat intervensi bedah. Etiologi: Intervensi bedah yang dapat menyebabkan luka terbuka. 4. Malnutrisi b.d. nyeri yang mengganggu asupan makanan. Definisi: Penurunan berat badan dan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat nyeri yang mengganggu nafsu makan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian mengenai hasil operasi dan pemulihan.
SDKI: Kecemasan adalah respons emosional dan psikologis individu terhadap sumber stres atau ancaman yang tidak jelas dan non-spesifik.
SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah membantu pasien mengurangi tingkat kecemasan sehingga dapat beradaptasi dengan prosedur bedah dan pemulihan.
SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup edukasi, manajemen stres, terapi relaksasi, dan dukungan emosional.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut berhubungan dengan hernia sacrotalis.
SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah mengurangi nyeri sehingga pasien dapat beraktivitas dengan nyaman.
SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, distraksi, dan manajemen nyeri.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi.
SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah mencegah terjadinya infeksi pasca-operasi.
SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup perawatan luka, pemberian antibiotik, edukasi tentang perawatan luka, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
4. Diagnosa Keperawatan: Malnutrisi berhubungan dengan nyeri yang mengganggu asupan makanan.
SDKI: Malnutrisi adalah keadaan kekurangan atau kelebihan nutrisi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.
SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup penilaian status nutrisi, pemberian suplemen nutrisi, dan konseling diet.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat perlu memperhatikan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keamanan dalam praktik keperawatan. -
Article No. 15727 | 18 Apr 2025
Klinis : PPOK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan membantu Anda menemukan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi PPOK.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.9
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronik, tidak dispesifikasi
Penjelasan:
- Kode J44.9 dalam ICD-10 digunakan untuk mengkodekan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang tidak dispesifikasi lebih lanjut.
- PPOK adalah kondisi kronis yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran pernapasan yang progresif dan tidak sepenuhnya reversibel.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh kombinasi emfisema dan bronkitis kronis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Prosedur terapi pernapasan, tidak dispesifikasi
Penjelasan:
- Kode 93.90 dalam ICD-9-CM digunakan untuk mengkodekan prosedur terapi pernapasan yang tidak dispesifikasi lebih lanjut.
- Prosedur ini dapat mencakup berbagai intervensi terapeutik, seperti oksigenasi, nebulisasi, latihan pernapasan, dan teknik manajemen sekresi.
- Pemilihan prosedur yang tepat akan bergantung pada evaluasi klinis dan kebutuhan spesifik pasien dengan PPOK.
Dalam praktik klinis, kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan secara bersama-sama untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur medis yang dilakukan dalam rangka pengelolaan pasien dengan PPOK.