Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21638 | 09 Sep 2025
Klinis : Seorang laki-laki usia 25 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama nausea dan vomiting, dan anoreksia. Pasien merasakan adanya penurunan berat badan. Keadaan umum: pasien tampak sakit sedang, kesadaram compos mentis, akral teraba hangat, pasien terpasang infus Asering 500 cc/ 12 tetes permenit di tangan kiri. Tanda-tanda vital: TD: 90/70 mmHg; S: 36,9 ? C; N : 98 X/ menit; RR : 18 X/ menit. Berat badan sekarang: 56 Kg dan Tinggi badan: 165 cm. Hb 10,5 gr%; diit lunak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 Diagnosa Keperawatan: \b0 Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh\par
\b Kode SDKI:\b0 B.1.1.2\par
\b Penjelasan SDKI:\b0 Status dimana seorang individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, yang ditandai dengan mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, dan nilai hemoglobin di bawah normal.\par
\par
\b Kode SLKI:\b0 L.03020 Memantau asupan nutrisi\par
\b Penjelasan SLKI:\b0 Tindakan memantau jenis dan jumlah makanan serta cairan yang dikonsumsi oleh pasien untuk memastikan kecukupan nutrisi sesuai kebutuhan.\par
\par
\b Kode SIKI:\b0 I.03020.1 Menimbang berat badan\par
\b Kode SIKI:\b0 I.03020.2 Mengukur tinggi badan\par
\b Kode SIKI:\b0 I.03020.3 Memantau asupan makanan dan cairan\par
\b Kode SIKI:\b0 I.03020.4 Memantau output cairan (muntah)\par
\b Kode SIKI:\b0 I.03020.5 Memantau hasil laboratorium terkait nutrisi\par
\b Penjelasan SIKI:\b0 Tindakan spesifik yang dilakukan perawat untuk memantau status nutrisi pasien termasuk pengukuran antropometri, pemantauan asupan dan output, serta evaluasi parameter laboratorium seperti kadar hemoglobin.\par
\par
\b Catatan Klinis:\b0 Berdasarkan data subjektif (mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan) dan data objektif (berat badan 56 kg dengan IMT 20,6 kg/mē, Hb 10,5 gr%, tekanan darah 90/70 mmHg), pasien menunjukkan tanda-tanda defisit nutrisi yang memerlukan intervensi keperawatan segera.\par
} -
Article No. 21639 | 09 Sep 2025
Klinis : Seorang laki-laki usia 25 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama nausea dan vomiting, dan anoreksia. Pasien merasakan adanya penurunan berat badan. Keadaan umum: pasien tampak sakit sedang, kesadaram compos mentis, akral teraba hangat, pasien terpasang infus Asering 500 cc/ 12 tetes permenit di tangan kiri. Tanda-tanda vital: TD: 90/70 mmHg; S: 36,9 ? C; N : 98 X/ menit; RR : 18 X/ menit. Berat badan sekarang: 56 Kg dan Tinggi badan: 165 cm. Hb 10,5 gr%; diit lunak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs24 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai standar PPNI:
\par
\b Diagnosa Keperawatan Utama:\b0
\par \b Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh\b0 (Kode: 00002)
\par \b SDKI (Slki 1.1):\b0 Intake nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik. \line Dukungan: mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, Hb 10.5 gr%, dan berat badan 56 kg dengan IMT 20.6 (batas bawah normal).
\par \b SLKI (Slki 1.1):\b0
\par - (1.1.1) Memonitor asupan nutrisi dan cairan
\par - (1.1.2) Memonitor berat badan
\par - (1.1.4) Kolaborasi pemberian terapi nutrisi sesuai indikasi
\par - (1.1.6) Memonitor tanda-tanda dehidrasi
\par \b SIKI (Siki 1.1):\b0
\par - (1.1.1.1) Menghitung asupan kalori dan protein
\par - (1.1.2.1) Menimbang berat badan sesuai ketentuan
\par - (1.1.4.1) Mengidentifikasi kebutuhan diet khusus
\par - (1.1.6.1) Memantau tanda-tanda vital (TD 90/70 mmHg menunjukkan kemungkinan hipovolemia)
\par
\b Diagnosa Keperawatan Pendukung:\b0
\par \b Risiko Defisit Volume Cairan\b0 (Kode: 00027)
\par \b SDKI:\b0 Risiko mengalami penurunan volume cairan intravaskuler, interstitial, dan/atau intraseluler. \line Dukungan: muntah, TD 90/70 mmHg (hipotensi), dan intake oral yang tidak adekuat.
\par \b SLKI:\b0
\par - (2.1.1) Memonitor status hidrasi
\par - (2.1.3) Memonitor ketat intake dan output cairan
\par \b SIKI:\b0
\par - (2.1.1.1) Memantau tanda-tanda dehidrasi
\par - (2.1.3.1) Mencatat intake dan output cairan
\par
\b Catatan Akademis:\b0 Asesmen lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi etiologi dasar (misalnya infeksi, gangguan gastrointestinal, atau penyebab lain) guna menentukan intervensi yang lebih spesifik dan tepat. Pemantauan ketat status hemodinamik dan respons terhadap terapi cairan intravena sangat penting pada kondisi ini.
\par
} -
Article No. 21644 | 09 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak nafas 3 hari, riwayat tb, tidak ada penurunan BB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red255\green255\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan keluhan dan riwayat pasien yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\par
\textb Diagnosa Keperawatan:\par
\textb Kode: D.0012\par
\textb Judul: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif\par
\par
\textb Penjelasan Singkat:\par
Diagnosa ini dipilih berdasarkan keluhan sesak napas selama 3 hari dan riwayat tuberkulosis (TB). Riwayat TB dapat menyebabkan kerusakan struktural pada saluran napas dan parenkim paru, yang berpotensi mengganggu mekanisme pembersihan jalan napas. Meskipun tidak ada penurunan berat badan, keluhan sesak napas menunjukkan adanya gangguan dalam pertukaran gas atau obstruksi jalan napas. Akumulasi sekret, edema mukosa, atau bronkospasme dapat berkontribusi pada ketidakefektifan bersihan jalan napas.\par
\par
\textb SDKI (D.0012 - Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif):\par
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas. Data utama yang mendukung termasuk dispnea (sesak napas), suara napas abnormal (seperti wheezing atau ronki), batuk tidak efektif, dan peningkatan usaha napas.\par
\par
\textb SLKI (L.1401 - Status Pernapasan: Ventilasi):\par
Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan perbaikan dalam bersihan jalan napas, ditandai dengan:\par
- Pengurangan atau hilangnya sesak napas.\par
- Suara napas jelas di semua lapang paru.\par
- Batuk efektif jika diperlukan.\par
- Frekuensi napas dalam rentang normal.\par
Indikator luaran dapat dimonitor melalui pengkajian klinis berkala.\par
\par
\textb SIKI (I.1200 - Manajemen Jalan Napas):\par
Intervensi keperawatan yang direkomendasikan meliputi:\par
- Memonitor status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha napas).\par
- Auskultasi suara napas secara berkala.\par
- Posisikan pasien untuk optimalisasi ventilasi (misalnya, posisi semi-Fowler).\par
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam.\par
- Kolaborasi pemberian terapi oksigen dan obat bronkodilator atau mukolitik sesuai indikasi.\par
- Lakukan penghisapan lendir (suction) jika diperlukan.\par
- Edukasi pasien mengenai pentingnya hidrasi adekuat untuk mengencerkan sekret.\par
\par
Catatan: Diagnosa ini bersifat tentatif dan harus dikonfirmasi melalui pengkajian keperawatan lengkap, termasuk pemeriksaan fisik (seperti auskultasi paru) dan data penunjang (seperti radiologi atau analisis gas darah) jika tersedia. Kolaborasi dengan tim medis diperlukan untuk penanganan komprehensif, terutama mengingat riwayat TB yang memerlukan evaluasi kekambuhan atau komplikasi.\par
} -
Article No. 21648 | 09 Sep 2025
Klinis : Pasien mengatakan kepala pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SINGKAT SDKI - SLKI - SIKI\b0\fs24
\par
\par
\b Kondisi: Pasien mengatakan kepala pusing berputar\b0
\par
\par
\b Diagnosa Keperawatannya:\b0
\par Nyeri Akut (Kode: 00132)
\par
\par
\b Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):\b0
\par SDKI mendefinisikan Nyeri Akut sebagai "Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat cedera jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut; onset mendadak atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat dan berakhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dengan durasi kurang dari 3 bulan." Keluhan "kepala pusing berputar" merupakan manifestasi dari pengalaman sensorik yang tidak menyenangkan tersebut.
\par
\par
\b Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0
\par Luaran yang diharapkan untuk diagnosa ini tercantum dalam \b SLKI 2103: Kontrol Nyeri\b0 . Kriteria luaran yang dapat diukur antara lain:
\par - Tingkat nyeri (skala 0-10) menurun.
\par - Pasien melaporkan mampu mengontrol nyeri.
\par - Perilaku menunjukkan kenyamanan (misalnya, mampu beristirahat, ekspresi wajah rileks).
\par Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau menghilangkan sensasi pusing berputar yang dialami pasien.
\par
\par
\b Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0
\par Intervensi keperawatan utama untuk menangani kondisi ini adalah \b SIKI 1400: Manajemen Nyeri\b0 . Aktivitas yang termasuk dalam intervensi ini adalah:
\par - \i Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus).\i0
\par - \i Observasi faktor-faktor non-verbal yang dapat mencerminkan nyeri (ekspresi wajah, postur tubuh, gelisah).\i0
\par - \i Kurangi faktor pencetus nyeri (misalnya, cahaya yang silau, suara bising).\i0
\par - \i Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (contohnya: relaksasi napas dalam, distraksi, dan istirahat di ruangan tenang dengan pencahayaan redup).\i0
\par - \i Kolaborasi pemberian farmakoterapi jika diperlukan (misalnya, obat anti-vertigo atau analgesik sesuai resep dokter).\i0
\par - \i Monitor efektivitas dan efek samping dari terapi yang diberikan.\i0
\par
\par Intervensi pendukung lainnya yang mungkin relevan adalah \b SIKI 6540: Manajemen Lingkungan\b0 untuk memastikan lingkungan sekitar pasien aman dan tidak memperburuk keluhan pusing (misalnya, menjaga area sekitar bebas dari barang yang dapat membuat tersandung).
\par
\par
\b Catatan Penting:\b0 Pusing berputar (vertigo) dapat menjadi gejala dari berbagai kondisi medis. Intervensi keperawatan harus selalu disertai dengan kolaborasi dengan tim medis untuk identifikasi dan penanganan penyebab utamanya.
\par
\par
\b Referensi:\b0 PPNI. (2017-2019). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).\i0 Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI).
\par
\fs28\lang1057\f1\cf0\cell
} -
Article No. 21603 | 08 Sep 2025
Klinis : Ansietas (D.0080) takut berhubungan dengan perubahan potensial fungsi renal serta bagian tubuh dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat / prosedur invasif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Ansietas (D.0080). Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Dalam kasus ini, pasien mengalami kecemasan terkait dengan perubahan potensial fungsi renal serta bagian tubuh dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat/prosedur invasif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat kecemasan menurun: Pasien dapat mengungkapkan penurunan tingkat kecemasan yang dirasakan.
2. Pengendalian kecemasan meningkat: Pasien dapat mendemonstrasikan strategi pengendalian kecemasan secara efektif.
3. Kemampuan koping meningkat: Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan.
4. Kepuasan terhadap dukungan sosial meningkat: Pasien dapat mengungkapkan kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterima.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Ansietas
- Kaji tingkat kecemasan pasien menggunakan alat ukur yang sesuai.
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi kecemasan pasien.
- Bantu pasien mengembangkan strategi koping yang efektif, seperti relaksasi, visualisasi, dan teknik distraksi.
- Sediakan lingkungan yang tenang dan aman untuk mengurangi stimulus yang menyebabkan kecemasan.
- Libatkan keluarga/significant others dalam mendukung pasien mengatasi kecemasan.
2. Peningkatan Koping
- Kaji kemampuan koping pasien dalam menghadapi situasi sulit.
- Bantu pasien mengidentifikasi sumber daya internal dan eksternal yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan.
- Ajarkan teknik koping adaptif, seperti manajemen stres, problem-solving, dan strategi relaksasi.
- Dorong pasien untuk menggunakan strategi koping yang efektif dalam menghadapi situasi yang menyebabkan kecemasan.
- Berikan umpan balik positif atas upaya pasien dalam menggunakan strategi koping.
3. Dukungan Emosional
- Kaji persepsi dan perasaan pasien terkait dengan perubahan potensial fungsi renal, bagian tubuh, dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat/prosedur invasif.
- Berikan empati, validasi, dan dukungan emosional kepada pasien.
- Fasilitasi pasien untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya secara terbuka.
- Libatkan keluarga/significant others dalam memberikan dukungan emosional kepada pasien.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya psikolog) jika diperlukan untuk memberikan dukungan emosional yang lebih intensif.
Penjelasan ini mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi ansietas pada pasien dengan perubahan potensial fungsi renal, bagian tubuh, dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat/prosedur invasif. Harapannya, penjelasan ini dapat memberikan panduan yang komprehensif bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai. -
Article No. 21604 | 08 Sep 2025
Klinis : Ansietas (D.0080) takut berhubungan dengan perubahan potensial fungsi renal serta bagian tubuh dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat / prosedur invasif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Ansietas (D.0080). Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Dalam kasus ini, pasien mengalami rasa takut terkait dengan perubahan potensial fungsi renal serta bagian tubuh dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat/prosedur invasif. Pasien mungkin merasakan ketakutan, ketegangan, dan kekhawatiran yang berlebihan dalam menghadapi kondisi kesehatannya.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi kecemasan.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan.
3. Pasien dapat menunjukkan penurunan tingkat kecemasan selama perawatan.
4. Pasien dapat melaporkan perasaan nyaman dan tenang selama perawatan.
5. Pasien dapat berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Kaji tingkat kecemasan pasien menggunakan alat ukur yang sesuai, seperti Skala Kecemasan Beck atau Skala Kecemasan Hamilton.
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung untuk mengurangi kecemasan pasien.
3. Berikan informasi yang jelas dan akurat tentang kondisi kesehatan, rencana perawatan, dan prosedur yang akan dilakukan.
4. Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, atau teknik distraksi, untuk membantu pasien mengatasi kecemasan.
5. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya secara terbuka.
6. Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam mendukung pasien selama perawatan.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, untuk memberikan dukungan psikologis yang lebih komprehensif.
8. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Ansietas (D.0080) dipilih karena pasien mengalami rasa takut dan khawatir yang terkait dengan perubahan potensial fungsi renal, bagian tubuh, rasa malu, kemungkinan diagnosis berat, dan prosedur invasif yang harus dijalani. Luaran yang diharapkan mencakup aspek kognitif, perilaku, dan psikologis, dengan tujuan membantu pasien mengelola kecemasan secara efektif. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan berfokus pada penilaian, penciptaan lingkungan yang mendukung, edukasi, pengajaran teknik koping, pendampingan psikologis, dan evaluasi secara berkelanjutan untuk memastikan tercapainya tujuan asuhan keperawatan.
Sebagai seorang perawat, saya akan memastikan bahwa asuhan keperawatan yang diberikan berpusat pada pasien dan bertujuan untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal dalam mengatasi kecemasan yang dialaminya. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga penting untuk memberikan dukungan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 21605 | 08 Sep 2025
Klinis : Ansietas (D.0080) takut berhubungan dengan perubahan potensial fungsi renal serta bagian tubuh dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat / prosedur invasif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan adalah "Ansietas (D.0080)". Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Dalam kasus ini, pasien mengalami ansietas yang terkait dengan perubahan potensial fungsi renal serta bagian tubuh dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat/prosedur invasif.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
a. Kecemasan pasien berkurang, yang ditandai dengan pasien dapat mengenali tanda dan gejala kecemasan, pasien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan, dan pasien dapat menyatakan perasaan cemas dengan tenang.
b. Pasien menunjukkan perilaku kooperatif selama menjalani prosedur atau pengobatan, yang ditandai dengan pasien mengikuti instruksi petugas kesehatan, pasien menyatakan kesiapan untuk menjalani prosedur atau pengobatan, dan pasien menunjukkan ekspresi wajah yang tenang.
c. Pasien dapat menerima perubahan pada tubuhnya, yang ditandai dengan pasien dapat mengidentifikasi perubahan yang terjadi, pasien dapat menyatakan penerimaan terhadap perubahan tersebut, dan pasien dapat menunjukkan upaya untuk beradaptasi dengan perubahan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Manajemen Ansietas (I.0120)
- Kaji tingkat kecemasan pasien
- Identifikasi faktor-faktor pencetus kecemasan
- Ajarkan teknik relaksasi (seperti napas dalam, visualisasi, atau distraksi)
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dapat mengurangi kecemasan
- Libatkan keluarga dalam upaya mengurangi kecemasan pasien
b. Manajemen Prosedur (I.0130)
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan secara rinci
- Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran
- Bantu pasien mengidentifikasi strategi koping yang dapat digunakan selama prosedur
- Dampingi dan berikan dukungan selama prosedur berlangsung
c. Promosi Penerimaan Tubuh (I.0140)
- Kaji pemahaman pasien tentang perubahan yang terjadi pada tubuhnya
- Diskusikan secara terbuka mengenai perubahan yang dirasakan pasien
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan tubuhnya
- Ajarkan teknik untuk meningkatkan penerimaan terhadap perubahan tubuh
- Libatkan keluarga dalam upaya menerima perubahan tubuh pasien
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan yang sesuai, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan ansietas terkait perubahan fungsi renal, bagian tubuh, dan prosedur invasif. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 21606 | 08 Sep 2025
Klinis : Ansietas (D.0080) takut berhubungan dengan perubahan potensial fungsi renal serta bagian tubuh dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat / prosedur invasif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah Ansietas (D.0080). Ansietas didefinisikan sebagai respon emosional dan fisiologis terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui. Dalam kasus ini, pasien mengalami kecemasan yang berkaitan dengan perubahan potensial fungsi renal, bagian tubuh, rasa malu, dan kemungkinan prosedur invasif. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti perasaan tegang, gelisah, takut, sulit berkonsentrasi, serta respon fisiologis seperti peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan respirasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab, tanda, dan gejala ansietas.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan strategi koping yang efektif untuk mengelola ansietas.
3. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat ansietas.
4. Pasien dapat menunjukkan perilaku yang mengarah pada penerimaan terhadap perubahan potensial fungsi renal, bagian tubuh, dan prosedur invasif.
5. Pasien dapat melaporkan peningkatan rasa percaya diri dan harga diri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Kaji tingkat ansietas pasien menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, seperti Skala Ansietas Zung atau Skala Beck Anxiety Inventory.
2. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk membantu pasien merasa lebih aman dan terkendali.
3. Berikan informasi yang jelas dan akurat mengenai perubahan potensial fungsi renal, bagian tubuh, dan prosedur invasif yang akan dilakukan. Jelaskan manfaat dan risiko secara transparan.
4. Latih teknik relaksasi, seperti teknik pernapasan dalam, visualisasi, atau distraksi, untuk membantu pasien mengelola ansietas.
5. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya secara terbuka. Dengarkan dengan empati dan validasi emosi yang dirasakan.
6. Libatkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan dukungan emosional dan praktis bagi pasien.
7. Kolaborasi dengan profesional kesehatan lain, seperti psikolog atau psikiater, jika diperlukan untuk penanganan ansietas yang lebih komprehensif.
8. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, penting bagi perawat untuk menerapkan pendekatan yang berpusat pada pasien, memperhatikan aspek bio-psiko-sosio-spiritual, dan bekerja sama dengan tim multidisiplin untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 21607 | 08 Sep 2025
Klinis : Ansietas (D.0080) takut berhubungan dengan perubahan potensial fungsi renal serta bagian tubuh dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat / prosedur invasif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait dengan kondisi yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai
Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, yaitu adanya kecemasan (ansietas) yang terkait dengan perubahan potensial pada fungsi ginjal serta bagian tubuh, serta rasa malu dan kemungkinan prosedur invasif, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Ansietas (D.0080)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang berkaitan dengan antisipasi terhadap bahaya.
Faktor yang Berhubungan:
- Perubahan potensial pada fungsi ginjal
- Perubahan pada bagian tubuh
- Rasa malu
- Kemungkinan prosedur invasif
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
Luaran: Kontrol Ansietas (L.0082)
Definisi: Kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mencegah peningkatan kecemasan.
Indikator Luaran:
1. Mampu mengidentifikasi penyebab ansietas
2. Mampu melakukan teknik relaksasi
3. Mampu mengungkapkan perasaan cemas dengan tepat
4. Menunjukkan ekspresi wajah yang tenang
5. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Ansietas (I.0082)
- Kaji tingkat ansietas pasien
- Identifikasi penyebab ansietas
- Ajarkan teknik relaksasi (contoh: pernafasan dalam, visualisasi, dsb.)
- Berikan dukungan emosional
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
- Berikan informasi yang akurat terkait kondisi dan rencana perawatan
2. Manajemen Ketakutan (I.0084)
- Kaji tingkat ketakutan pasien
- Identifikasi penyebab ketakutan
- Berikan informasi yang jelas dan jujur terkait prosedur atau tindakan yang akan dilakukan
- Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya
3. Manajemen Rasa Malu (I.0086)
- Kaji tingkat rasa malu pasien
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung
- Berikan pujian dan penguatan positif
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
- Ajarkan teknik untuk meningkatkan harga diri
Penjelasan rinci di atas diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasien. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. -
Article No. 21608 | 08 Sep 2025
Klinis : Ansietas (D.0080) takut berhubungan dengan perubahan potensial fungsi renal serta bagian tubuh dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat / prosedur invasif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang tepat untuk kondisi tersebut adalah Ansietas (D.0080). Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Dalam kasus ini, pasien mengalami kecemasan terkait dengan perubahan potensial fungsi renal serta bagian tubuh dan rasa malu/kemungkinan diagnosis berat/prosedur invasif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan.
3. Pasien dapat menunjukkan perilaku adaptif dalam menghadapi situasi yang mencemaskan.
4. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat kecemasan.
5. Pasien dapat menunjukkan ekspresi wajah dan sikap tubuh yang rileks.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kaji tingkat kecemasan pasien menggunakan skala kecemasan yang valid dan reliabel.
2. Identifikasi penyebab dan faktor yang berkontribusi terhadap kecemasan pasien.
3. Berikan informasi yang akurat dan jelas kepada pasien terkait kondisi dan prosedur yang akan dilakukan.
4. Ajarkan teknik relaksasi, seperti teknik pernapasan dalam, visualisasi, atau terapi musik untuk mengurangi kecemasan.
5. Libatkan keluarga dalam mendukung pasien untuk mengurangi kecemasan.
6. Berikan dukungan emosional dan beri kesempatan pasien untuk mengekspresikan perasaannya.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti psikolog atau psikiater, jika diperlukan.
8. Monitor tanda-tanda vital pasien dan perubahan perilaku yang dapat mengindikasikan penurunan atau peningkatan kecemasan.
9. Evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Ansietas (D.0080) dipilih karena pasien mengalami kecemasan terkait dengan perubahan potensial fungsi renal, bagian tubuh, rasa malu, kemungkinan diagnosis berat, dan prosedur invasif. Kecemasan ini dapat berdampak pada kondisi pasien secara fisik, psikologis, dan sosial, sehingga perlu diatasi dengan intervensi keperawatan yang tepat.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup kemampuan pasien untuk mengidentifikasi penyebab kecemasan, mendemonstrasikan teknik relaksasi, menunjukkan perilaku adaptif, melaporkan penurunan tingkat kecemasan, dan menunjukkan ekspresi wajah serta sikap tubuh yang rileks. Tujuan ini dirancang untuk membantu pasien mengatasi kecemasan dan meningkatkan kemampuannya dalam beradaptasi dengan situasi yang mencemaskan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengkajian kecemasan, identifikasi penyebab, pemberian informasi, pengajaran teknik relaksasi, pelibatan keluarga, dukungan emosional, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, pemantauan tanda-tanda vital, dan evaluasi efektivitas intervensi. Intervensi-intervensi ini dirancang untuk membantu pasien mengatasi kecemasan, meningkatkan kemampuan beradaptasi, dan mencapai luaran/output yang diharapkan.
Secara keseluruh, pendekatan ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien, sehingga dapat membantu pasien mengatasi kecemasan dan mencapai outcome yang optimal.