Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17801 | 25 May 2025
Klinis : B. KELUHAN UTAMA - BAB encer (2hari terkhir), 6-8 kali per hari setelah mengonsumsi makanan dari warung pinggir jalan C. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI - Perut mules - Mual - Lemas - Sedikit pusing - Kram perut D. RIWAYAT KESEHATAN LALU - Penyakit saluran cerna (Radang usus)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut (SDKI 10048)
Definisi: Pengeluaran feses cair atau encer yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Mual (SDKI 10084)
Definisi: Perasaan tidak nyaman di epigastrium yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Intoleransi aktivitas (SDKI 10067)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena adanya keterbatasan kapasitas fisik.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Diare akut (SDKI 10048)
- Kode: 10048
- Definisi: Pengeluaran feses cair atau encer yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Mual (SDKI 10084)
- Kode: 10084
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di epigastrium yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Intoleransi aktivitas (SDKI 10067)
- Kode: 10067
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena adanya keterbatasan kapasitas fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol diare (SLKI 30010)
2. Kontrol mual (SLKI 30050)
3. Toleransi aktivitas (SLKI 30110)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen diare (SIKI 70020)
2. Manajemen mual (SIKI 70050)
3. Manajemen intoleransi aktivitas (SIKI 70110)
Penjelasan singkat masing-masing:
1. Diare akut (SDKI 10048): Pengeluaran feses cair atau encer yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Mual (SDKI 10084): Perasaan tidak nyaman di epigastrium yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Intoleransi aktivitas (SDKI 10067): Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena adanya keterbatasan kapasitas fisik. -
Article No. 17802 | 25 May 2025
Klinis : B. KELUHAN UTAMA - BAB encer (2hari terkhir), 6-8 kali per hari setelah mengonsumsi makanan dari warung pinggir jalan C. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI - Perut mules - Mual - Lemas - Sedikit pusing - Kram perut D. RIWAYAT KESEHATAN LALU - Penyakit saluran cerna (Radang usus)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Eliminasi Feses: Diare** (SDKI Code: **B.3.1**)
**Penjelasan Singkat:**
Berdasarkan data klinis, pasien mengalami diare akut dengan frekuensi BAB encer 68 kali/hari dalam 2 hari terakhir, disertai keluhan mules, mual, lemas, pusing, dan kram perut. Riwayat radang usus meningkatkan risiko gangguan absorpsi dan motilitas usus. Kondisi ini memenuhi kriteria diagnosa keperawatan **Gangguan Eliminasi Feses: Diare** (SDKI B.3.1), yang didefinisikan sebagai keadaan tidak normal dalam proses pengeluaran feses berupa peningkatan frekuensi, konsistensi cair, atau volume.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Luaran:**
- **Frekuensi BAB dalam batas normal** (SLKI Code: **B.3.1.1**)
- **Konsistensi feses normal** (SLKI Code: **B.3.1.2**)
- **Nyeri perut teratasi** (SLKI Code: **B.3.1.3**)
**Penjelasan:**
Luaran yang diharapkan mencakup:
1. Penurunan frekuensi BAB hingga 13 kali/hari dengan konsistensi semi-padat (skala Bristol 45).
2. Pengurangan nyeri/kram perut (skala nyeri ?2).
3. Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit (turgor kulit normal, tidak lemas).
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Intervensi Utama:**
1. **Manajemen Diare** (SIKI Code: **B.3.1.1**)
- Monitor frekuensi, volume, dan karakteristik feses.
- Anjurkan asupan cairan oral (oralit/air elektrolit) untuk mencegah dehidrasi.
- Kolaborasi pemberian antidiare atau antibiotik jika diperlukan.
2. **Manajemen Nyeri** (SIKI Code: **A.5.1.1**)
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi kram perut.
- Kompres hangat pada abdomen (jika tidak kontraindikasi).
3. **Edukasi Kesehatan** (SIKI Code: **A.8.1.1**)
- Rekomendasikan diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast) sementara.
- Hindari makanan pedas, berlemak, atau tidak higienis.
---
**Catatan Akademis:**
Diagnosa dan intervensi ini mengacu pada **PPNI (20172020)** dengan pendekatan holistik, mempertimbangkan faktor risiko (riwayat radang usus) dan etiologi (konsumsi makanan tidak higienis). Evaluasi perlu mencakup tanda dehidrasi (turgor kulit, produksi urine) dan respons terhadap terapi.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)*.
- PPNI. (2018). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis. -
Article No. 17803 | 25 May 2025
Klinis : Identitas pasien: Nama: Tn. A Umur: 35 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki Pekerjaan: Sopir truk Alamat: Kampung Sukamaju Keluhan Utama: Buang air besar encer sejak dua hari terakhir, frekuensi sekitar 6-8 kali per hari Riwayat kesehatan saat ini: Perut mules Mual Merasa lemas Tidak demam Merasa sedikit pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat diidentifikasi beberapa diagnosis keperawatan yang mungkin sesuai dengan kondisi pasien Tn. A, serta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosis Keperawatan:
1. Diare
SDKI Kode: 00013
Definisi: Pengeluaran feses yang lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Risiko Dehidrasi
SDKI Kode: 00028
Definisi: Peningkatan risiko kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Untuk diagnosis keperawatan di atas, beberapa luaran keperawatan yang dapat digunakan antara lain:
- Pemulihan diare
- Toleransi aktivitas
- Cairan tubuh yang adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen diare
- Manajemen intoleransi aktivitas
- Manajemen cairan
Dengan menerapkan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terfokus pada masalah kesehatan pasien Tn. A, sehingga dapat membantu memulihkan kondisinya secara komprehensif. -
Article No. 17804 | 25 May 2025
Klinis : Identitas Klien: Nama: Tn. A Umur: 35 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki Pekerjaan: Sopir truk Alamat: Kampung Sukamaju Riwayat Masuk: Tn. A datang ke Puskesmas dengan keluhan buang air besar encer sejak dua hari terakhir, frekuensi sekitar 6-8 kali per hari. Ia juga mengeluhkan perut mules, mual, dan merasa lemas. Tidak ada darah dalam feses. Tidak demam, tetapi merasa sedikit pusing. Ia mengatakan sebelumnya sempat mengonsumsi makanan dari warung di pinggir jalan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI SLKI SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kasus Diare Akut pada Tn. A)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: 00011**
**Judul:** *Gangguan Eliminasi Feses: Diare*
**Definisi:** Peningkatan frekuensi defekasi dengan konsistensi feses cair atau lembek, disertai ketidaknyamanan abdomen.
**Data Pendukung:**
- Frekuensi BAB 68Ũ/hari, konsistensi encer.
- Keluhan perut mules dan mual.
- Riwayat konsumsi makanan tidak higienis.
---
### **2. Kriteria Hasil (SLKI)**
**Kode SLKI: 1401**
**Judul:** *Pemulihan Eliminasi Feses*
**Indikator:**
- Frekuensi BAB normal (12Ũ/hari).
- Konsistensi feses padat.
- Tidak ada keluhan mual/mules.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: 3520**
**Judul:** *Manajemen Diare*
**Tindakan:**
- **Pemberian Cairan Oral/IV** (*Kode 2100*): Rehidrasi sesuai kebutuhan (misal: oralit).
- **Edukasi Diet** (*Kode 5602*): Anjurkan diet BRAT (Banana, Rice, Apple, Toast) dan hindari makanan pedas/berminyak.
- **Pemantauan Tanda Vital** (*Kode 1910*): Observasi tanda dehidrasi (turgor kulit, nadi, tekanan darah).
- **Kolaborasi Pemberian Obat** (*Kode 4500*): Antidiare (contoh: loperamide) dan elektrolit jika diperlukan.
**Kode SIKI: 1400**
**Judul:** *Edukasi Kesehatan*
**Tindakan:**
- Ajarkan cuci tangan dengan sabun sebelum makan.
- Anjurkan menghindari makanan tidak terjamin kebersihannya.
---
### **Penjelasan Singkat**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**: Mendokumentasikan respons klien terhadap masalah kesehatan (diare akut).
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**: Menetapkan tujuan pemulihan eliminasi feses.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**: Tindakan spesifik untuk mengatasi diare dan mencegah komplikasi (dehidrasi).
---
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI, SLKI, SIKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format RTF tersedia sesuai permintaan.)* -
Article No. 17805 | 25 May 2025
Klinis : Identitas Klien: Nama: Tn. A Umur: 35 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki Pekerjaan: Sopir truk Alamat: Kampung Sukamaju Riwayat Masuk: Tn. A datang ke Puskesmas dengan keluhan buang air besar encer sejak dua hari terakhir, frekuensi sekitar 6-8 kali per hari. Ia juga mengeluhkan perut mules, mual, dan merasa lemas. Tidak ada darah dalam feses. Tidak demam, tetapi merasa sedikit pusing. Ia mengatakan sebelumnya sempat mengonsumsi makanan dari warung di pinggir jalan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Diare Akut
Definisi: Perubahan frekuensi, konsistensi, dan volume feses menjadi lebih cair dari normal, berlangsung dalam waktu singkat (kurang dari 14 hari).
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau melakukan aktivitas fisik yang dibutuhkan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Diare Akut:
a. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terpelihara
b. Gejala Diare Teratasi
c. Komplikasi Dicegah
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Toleransi Aktivitas Meningkat
b. Kelelahan Berkurang
c. Pemulihan Kondisi Fisik Membaik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Diare Akut:
a. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
b. Pemantauan Intake dan Output Cairan
c. Pemberian Cairan dan Elektrolit
d. Perawatan Terkait Diare
e. Edukasi Pencegahan Diare
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Pengkajian Toleransi Aktivitas
b. Perencanaan Aktivitas Bertahap
c. Fasilitasi Aktivitas Sesuai Toleransi
d. Manajemen Energi
e. Edukasi Manajemen Aktivitas
Penjelasan:
1. Diare Akut:
Tn. A mengalami diare akut dengan gejala buang air besar encer, frekuensi tinggi, mual, dan lemas. Intervensi keperawatan diperlukan untuk memantau kondisi, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengatasi gejala diare, serta mencegah komplikasi.
2. Intoleransi Aktivitas:
Tn. A merasa lemas akibat diare, sehingga mengalami intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan diperlukan untuk menilai toleransi aktivitas, merencanakan aktivitas bertahap, memfasilitasi aktivitas sesuai toleransi, mengelola energi, serta memberikan edukasi terkait manajemen aktivitas.
Asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpadu diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan Tn. A secara efektif dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 17806 | 25 May 2025
Klinis : diare terpasang infus 20 gtt kalium 2,3
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K52.9
- Deskripsi: Gastroenteritis dan kolitis, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K52.9 (Gastroenteritis dan kolitis, tidak spesifik) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi diare yang dialami oleh pasien. Kode ini mencakup gastroenteritis akut dan kronik, serta kolitis non-infeksi yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM 99.15 (Pemberian cairan intravena) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan tindakan pemberian infus 20 gtt kalium 2,3 yang dilakukan pada pasien. Kode ini mencakup pemberian cairan, elektrolit, dan obat-obatan melalui jalur intravena.
Catatan: Dalam praktik klinis, penggunaan kode ICD yang tepat sangat penting untuk dokumentasi, tagihan, dan pelaporan yang akurat. Selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan yang berwenang atau referensi medis yang terpercaya untuk memastikan penggunaan kode yang sesuai. -
Article No. 17807 | 25 May 2025
Klinis : diare terpasang infus 20 gtt kalium 2,3
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan untuk kondisi pasien dengan diare yang terpasang infus 20 gtt kalium 2,3.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Ketidakseimbangan Elektrolit (SDKI 2018). Pasien dengan diare mengalami kehilangan cairan dan elektrolit, terutama kalium, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Terpasangnya infus 20 gtt kalium 2,3 mengindikasikan adanya upaya untuk mengatasi kekurangan kalium akibat diare.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Elektrolit: Pasien menunjukkan kadar elektrolit (seperti kalium) dalam rentang normal sesuai dengan nilai rujukan laboratorium.
2. Hidrasi: Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti turgor kulit yang baik, mukosa lembab, dan output urin yang memadai.
3. Kontrol Gejala Diare: Pasien menunjukkan penurunan frekuensi dan volume diare serta tidak mengalami komplikasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan:
- Pantau intake dan output cairan pasien secara ketat.
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare.
- Lakukan pengaturan infus, termasuk laju tetesan dan komposisi elektrolit, sesuai dengan kondisi pasien.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
2. Manajemen Elektrolit:
- Pantau kadar elektrolit pasien, terutama kalium, secara berkala.
- Berikan suplemen elektrolit sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti pemberian infus kalium.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk menjaga keseimbangan elektrolit pasien.
3. Manajemen Diare:
- Identifikasi penyebab diare dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Berikan obat antidiare sesuai dengan resep medis untuk mengurangi frekuensi dan volume diare.
- Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang tepat untuk membantu mengatasi diare.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diare dan perawatan diri yang tepat.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu keseimbangan elektrolit, hidrasi yang adekuat, dan kontrol gejala diare yang optimal. -
Article No. 17808 | 25 May 2025
Klinis : Pasien dan keluarga menyatakan: Nafsu makan menurun. Mengalami mual dan muntah. Mudah lemas dan merasa lemah. Kesulitan mengatur pola makan di rumah. Keluarga tidak memiliki pengetahuan mengenai diet diabetes. Usia: 61 tahun. Pekerjaan: Petani. Diagnosis medis: Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak ą10 tahun lalu. Berat badan: 45 kg. Tinggi badan: 157 cm. BMI: 18.2 kg/mē (kategori kurus). Skor MST (Malnutrition Screening Tool): 3 (berisiko malnutrisi). Gula darah sewaktu: 683 mg/dL. HbA1c: >15%. Kesadaran menurun (somnolen), penurunan orientasi, polidipsia, poliuria, lemas. Didiagnosis mengalami Hyperglycemic Hyperosmolar Nonketotic Syndrome (HHNK).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, beserta kodenya yang sesuai dengan kondisi pasien:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Defisit Perawatan Diri (SDKI: 13016)
- Definisi: Kemampuan seseorang yang terbatas untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
b. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (SDKI: 13028)
- Definisi: Ketidakmampuan dalam mengidentifikasi, mengelola, dan/atau memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan.
c. Risiko Kekurangan Volume Cairan (SDKI: 13049)
- Definisi: Risiko mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
d. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 13032)
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Perawatan Diri (SLKI: 14001)
- Definisi: Kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
b. Manajemen Kesehatan (SLKI: 14004)
- Definisi: Kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan.
c. Keseimbangan Cairan (SLKI: 14008)
- Definisi: Keadaan dimana cairan tubuh dalam keadaan seimbang.
d. Status Nutrisi (SLKI: 14009)
- Definisi: Keadaan yang menggambarkan intake, absorpsi, dan penggunaan nutrisi oleh tubuh.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Pelatihan Perawatan Diri (SIKI: 31016)
- Definisi: Upaya meningkatkan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
b. Edukasi Manajemen Kesehatan (SIKI: 31028)
- Definisi: Upaya memberikan informasi dan bimbingan untuk membantu seseorang dalam mengidentifikasi, mengelola, dan/atau memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan.
c. Manajemen Cairan (SIKI: 31049)
- Definisi: Upaya untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
d. Terapi Nutrisi (SIKI: 31032)
- Definisi: Upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seseorang.
Catatan: Diagnosa keperawatan, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan berdasarkan informasi yang diberikan pada kasus ini, dengan tujuan untuk membantu mengatasi masalah yang dialami oleh pasien. -
Article No. 17809 | 25 May 2025
Klinis : Pasien dan keluarga menyatakan: Nafsu makan menurun. Mengalami mual dan muntah. Mudah lemas dan merasa lemah. Kesulitan mengatur pola makan di rumah. Keluarga tidak memiliki pengetahuan mengenai diet diabetes. Usia: 61 tahun. Pekerjaan: Petani. Diagnosis medis: Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak ą10 tahun lalu. Berat badan: 45 kg. Tinggi badan: 157 cm. BMI: 18.2 kg/mē (kategori kurus). Skor MST (Malnutrition Screening Tool): 3 (berisiko malnutrisi). Gula darah sewaktu: 683 mg/dL. HbA1c: >15%. Kesadaran menurun (somnolen), penurunan orientasi, polidipsia, poliuria, lemas. Didiagnosis mengalami Hyperglycemic Hyperosmolar Nonketotic Syndrome (HHNK).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan muntah.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang diet diabetes.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan nutrisi: asupan nutrisi adekuat
- Pasien dan keluarga dapat menyebutkan makanan yang sesuai dengan diet diabetes
- Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi (mual, muntah, lemas)
2. Toleransi aktivitas meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan tanpa dibantu
3. Pengetahuan tentang manajemen diabetes meningkat
- Pasien dan keluarga dapat menjelaskan prinsip-prinsip diet diabetes
- Pasien dan keluarga dapat menjelaskan pentingnya kontrol gula darah
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen nutrisi
- Lakukan pengkajian nutrisi komprehensif
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet diabetes yang sesuai
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet diabetes
- Pantau asupan dan berat badan pasien secara berkala
2. Manajemen aktivitas dan istirahat
- Bantu pasien untuk merencanakan aktivitas sehari-hari yang sesuai dengan kemampuan
- Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup
- Ajarkan teknik manajemen kelelahan
3. Edukasi kesehatan
- Identifikasi kebutuhan edukasi pasien dan keluarga
- Berikan edukasi tentang patofisiologi, penatalaksanaan, dan komplikasi diabetes
- Ajarkan keluarga cara merawat pasien dengan diabetes di rumah
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memberikan edukasi yang komprehensif
Penjelasan secara rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 17810 | 25 May 2025
Klinis : ? Data Subjektif: Pasien dan keluarga menyatakan: Nafsu makan menurun. Mengalami mual dan muntah. Mudah lemas dan merasa lemah. Kesulitan mengatur pola makan di rumah. Keluarga tidak memiliki pengetahuan mengenai diet diabetes. ? Data Objektif: Usia: 61 tahun. Pekerjaan: Petani. Diagnosis medis: Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak ą10 tahun lalu. Berat badan: 45 kg. Tinggi badan: 157 cm. BMI: 18.2 kg/mē (kategori kurus). Skor MST (Malnutrition Screening Tool): 3 (berisiko malnutrisi). Gula darah sewaktu: 683 mg/dL. HbA1c: >15%. Kesadaran menurun (somnolen), penurunan orientasi, polidipsia, poliuria, lemas. Didiagnosis mengalami Hyperglycemic Hyperosmolar Nonketotic Syndrome (HHNK).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nutrisi Tidak Adekuat Berhubungan dengan Intake Makanan yang Tidak Adekuat yang Ditandai dengan Penurunan Nafsu Makan, Mual, dan Muntah.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang Diet Diabetes yang Ditandai dengan Kesulitan Mengatur Pola Makan di Rumah.
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan yang Ditandai dengan Mudah Lemas dan Merasa Lemah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nutrisi Tidak Adekuat Berhubungan dengan Intake Makanan yang Tidak Adekuat:
- Pasien akan mempertahankan berat badan dalam rentang normal.
- Pasien akan melaporkan peningkatan nafsu makan.
- Pasien akan melaporkan penurunan frekuensi mual dan muntah.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang Diet Diabetes:
- Keluarga akan menunjukkan pemahaman yang baik tentang diet diabetes.
- Keluarga akan mampu mengatur pola makan pasien sesuai diet diabetes.
- Pasien akan melaporkan peningkatan kemampuan dalam mengatur pola makan di rumah.
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan:
- Pasien akan melaporkan peningkatan energi dan kemampuan untuk beraktivitas.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam berpartisipasi dalam perawatan diri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nutrisi Tidak Adekuat Berhubungan dengan Intake Makanan yang Tidak Adekuat:
- Kaji pola makan, nafsu makan, dan gejala mual/muntah pasien.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Berikan edukasi tentang pentingnya makan makanan bergizi dan mengatasi mual/muntah.
- Pantau berat badan pasien secara teratur.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi mual/muntah.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang Diet Diabetes:
- Kaji pengetahuan keluarga tentang diet diabetes.
- Berikan edukasi tentang diet diabetes yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat.
- Ajarkan keluarga cara mengatur pola makan pasien di rumah.
- Evaluasi kemampuan keluarga dalam menerapkan diet diabetes.
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan:
- Kaji tingkat energi, kemampuan aktivitas, dan partisipasi pasien dalam perawatan diri.
- Berikan latihan aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien secara bertahap.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan yang tepat.
- Ajarkan teknik manajemen energi untuk mengatasi kelemahan.
- Evaluasi peningkatan kemampuan aktivitas pasien.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisinya secara optimal.