Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15866 | 21 Apr 2025
Klinis : Evaluasi keperawatan terhadap intervensi defisit nutrisi pada pasien mastoiditis dilakukan dengan cara: Select one: a. Menimbang berat badan dan mengevaluasi nafsu makan b. Mengukur refleks pupil c. Memeriksa kadar insulin d. Pemeriksaan funduskopi e. Melakukan EKG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda tanyakan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi adalah keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan defisit nutrisi adalah peningkatan berat badan dan perbaikan nafsu makan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi defisit nutrisi pada pasien mastoiditis adalah:
a. Menimbang berat badan secara teratur dan mengevaluasi nafsu makan (jawaban a).
b. Mengatur dan memantau asupan nutrisi sesuai kebutuhan.
c. Memberikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat untuk proses penyembuhan.
d. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan intervensi nutrisi yang tepat.
Jadi, jawaban yang tepat adalah a. Menimbang berat badan dan mengevaluasi nafsu makan. -
Article No. 15867 | 21 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, usia 45 tahun dirawat di ruang bedah saraf dengan trauma kepala. Hasil pengkajian suara nafas snoring, telah terpasang oksigen dengan NRM 8 lt/menit, frekuensi nafas 28 x/menit, frekuensi nadi 98 x/menit TD 110/80 mmHg. Apakah masalah keperawatan sesuai kasus tersebut ? Select one: a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b. Gangguan pertukaran gas c. Pola nafas tidak efektif d. Hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosis keperawatan yang paling sesuai dengan kasus tersebut adalah:
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Penjelasan:
- Diagnosis keperawatan "Bersihan jalan nafas tidak efektif" sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami suara nafas snoring dan peningkatan frekuensi nafas (28x/menit), yang menunjukkan adanya obstruksi atau gangguan pada jalan nafas.
- Standar diagnosis keperawatan (SDKI) adalah "Ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas".
- Standar luaran keperawatan (SLKI) adalah "Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka".
- Standar intervensi keperawatan (SIKI) yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen jalan napas, Manajemen oksigen, Posisioning.
Jadi, diagnosis keperawatan yang paling sesuai dengan kasus tersebut adalah "Bersihan jalan nafas tidak efektif". -
Article No. 15868 | 21 Apr 2025
Klinis : pendarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pendarahan.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko Perdarahan
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Resiko Perdarahan didefinisikan sebagai keadaan di mana individu rentan mengalami kehilangan cairan darah yang melebihi volume normal, yang dapat mengancam status kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Resiko Perdarahan adalah Tidak Terjadi Perdarahan, yang ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada perdarahan aktif, dan kadar hemoglobin dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Resiko Perdarahan meliputi:
1. Pengkajian tanda-tanda vital dan tanda perdarahan
2. Pemantauan perdarahan aktif
3. Pemberian obat-obatan untuk menghentikan perdarahan
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis
5. Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan dan penanganan perdarahan
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain diharapkan dapat mencegah dan mengendalikan pendarahan sehingga mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 15869 | 21 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 40 tahun mengeluh nyeri dibagian kepala. Nyeri timbul akibat pasien terjatuh dengan kepala terbentur. Pasien merasa mual dan muntah setelah terjatuh, pusing berkunang-kunang. Pasien tampak pucat, hasil CT-scan menunjukan adanya hematom subdural sinistra. Kesadaran somnolen, TD : 130/60 mmHg, N : 60x/menit, RR : 26x/menit, S : 37,7oC. Hasil GCS : 4. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? Select one: a. Nutrisi kurang dari kebutuhan b. Nyeri akut yang berhubungan c. Resiko Perubahan perfusi jaringan serebral d. Resiko tinggi peningkatan TIK e. Bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
d. Resiko tinggi peningkatan TIK
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang disajikan, masalah keperawatan utama yang paling sesuai adalah risiko tinggi peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Berikut penjelasannya:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko tinggi peningkatan TIK yang berhubungan dengan hematom subdural sinistra, penurunan kesadaran, dan gejala peningkatan TIK (mual, muntah, pusing, dan nyeri kepala).
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko tinggi peningkatan TIK didefinisikan sebagai kerentanan terhadap peningkatan tekanan dalam rongga kepala yang dapat mengancam kehidupan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan tekanan intrakranial dalam batas normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda peningkatan TIK, mengatur posisi kepala, memberikan oksigen, menjaga keseimbangan cairan, dan kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan yang tepat.
Jadi, masalah keperawatan utama pada kasus ini adalah risiko tinggi peningkatan TIK yang berhubungan dengan cedera kepala dan gejala-gejala yang muncul. -
Article No. 15870 | 21 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, 56 tahun, dirawat di unit stroke dengan dengan serangan stroke awal. Hasil pengkajian TD : 160/100 mm Hg, frekuensi napas 26 x/menit, pemeriksaan CT Scan didapatkan data edema serebral. Mendapat terapi manitol. Apa jenis obat sesuai pada kasus tersebut ? Select one: a. Mucolitik b. Diuretik c. Antipiratek d. vasodilator e. Analgetik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan edema serebral, ditandai dengan TD 160/100 mmHg, frekuensi napas 26x/menit.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Gangguan Perfusi Jaringan Serebral didefinisikan sebagai ketidakadekuatan suplai oksigen dan nutrisi ke otak.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah perfusi jaringan serebral yang adekuat, ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengobservasi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, dan memberikan terapi farmakologis yang sesuai.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami edema serebral dan menerima terapi manitol, jenis obat yang sesuai adalah:
Jawaban: b. Diuretik
Manitol merupakan salah satu diuretik osmotik yang digunakan untuk menurunkan tekanan intrakranial pada kondisi edema serebral akibat stroke. Diuretik berfungsi untuk mengurangi volume cairan dan menurunkan tekanan intrakranial sehingga dapat memperbaiki perfusi jaringan serebral. -
Article No. 15871 | 21 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, usia 45 tahun dirawat di ruang bedah saraf dengan trauma kepala. Hasil pengkajian suara nafas snoring, telah terpasang oksigen dengan NRM 8 lt/menit, frekuensi nafas 28 x/menit, frekuensi nadi 98 x/menit TD 110/80 mmHg. Pasien dilakukan suction. Perawat sudah mengambil kateter penghisap dengan tangan kanan tanpa menyentuh permukaan bak steril dan tangan kiri mengencangkan kateter pada selang. Apa langkah berikutnya yang harus dilakukan perawat sesuai kasus tersebut ? Select one: a. Melepas selang oksigen bila terpasang, dengan tangan kiri. b. Mengoleskan bagian distal 6 sampai 8 cm kateter dengan pelumas larut dalam air. c. Memasang perlak di bawah dagu. d. Memasukkan kateter menggunakan tangan kanan dengan cepat sambil menghisap. e. Mencek fungsi selang dengan cara menghisap sedikit cairan normal salin dari basin.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Gangguan Pola Napas (NANDA-I: 00032)
Definisi: Tidak dapat mempertahankan pola napas yang adekuat untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Definisi: Suara napas snoring, frekuensi napas 28x/menit, penggunaan oksigen dengan NRM 8 lt/menit.
- Faktor Terkait: Trauma kepala.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pola napas menjadi teratur, frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada suara napas abnormal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh perawat sesuai kasus tersebut adalah:
b. Mengoleskan bagian distal 6 sampai 8 cm kateter dengan pelumas larut dalam air.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemasukan kateter dan meminimalkan trauma pada mukosa saluran napas. -
Article No. 15803 | 20 Apr 2025
Klinis : keluhan nyeri pinggang sejak 2 hari lalu yang dirasa memberat VAS 5. Pasien saat ini masih bisa berjalan. Nyeri saat aktivitas (+) hilang timbul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tingkat kenyamanan pasien saat bebas dari rasa sakit atau ketidaknyamanan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit yang dialami pasien.
Keluhan nyeri pinggang dengan VAS 5 yang dirasakan memberat dan hilang timbul saat aktivitas mengarah pada diagnosa keperawatan Nyeri Akut. Pasien masih dapat berjalan, namun nyeri saat beraktivitas merupakan indikasi adanya gangguan mobilitas fisik yang perlu diatasi.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Memberikan edukasi mengenai nyeri dan manajemen nyeri
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
- Menganjurkan pasien untuk beristirahat dan menghindari aktivitas yang memicu nyeri
- Memberikan terapi analgesik sesuai instruksi dokter
- Mengajarkan teknik-teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, masase, dan sebagainya.
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, peningkatan kemampuan aktivitas fisik, dan peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 15804 | 20 Apr 2025
Klinis : keluhan nyeri pinggang sejak 2 hari lalu yang dirasa memberat VAS 5. Pasien saat ini masih bisa berjalan. Nyeri saat aktivitas (+) hilang timbul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP, 1979).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Ekspresi nyeri yang dapat diamati berkurang
2. Melaporkan pengurangan nyeri
3. Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengkajian nyeri
2. Manajemen nyeri
3. Terapi modalitas nyeri
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat
Penjelasan singkat:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami nyeri pinggang dengan VAS 5 yang dirasakan sejak 2 hari lalu. Pasien masih dapat berjalan, namun nyeri timbul saat aktivitas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian nyeri, manajemen nyeri, dan terapi modalitas nyeri untuk membantu mengurangi nyeri dan memfasilitasi aktivitas pasien. -
Article No. 15805 | 20 Apr 2025
Klinis : Pasien sering mengamuk tanpa alasan, mengalami halusinasi dan delusi, mengaku memiliki kekuatan supranatural, identitas tidak sesuai kenyataan (mengaku artis, saudara tokoh publik, dll), serta mengalami gangguan tidur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi adalah pengalaman sensorik yang tampak nyata, tetapi sebenarnya tidak ada stimulus eksternal yang menyebabkannya. Pasien mengalami persepsi yang terdistorsi terhadap stimuli sensorik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien mampu mengenali halusinasi yang dialami.
2. Pasien dapat mengontrol halusinasi yang dialami.
3. Pasien dapat beradaptasi dengan halusinasi yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Eksplorasi pengalaman halusinasi pasien.
2. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan terkait halusinasi.
3. Ajarkan teknik mengontrol halusinasi (misalnya: relaksasi, distraksi, realitas orientasi).
4. Berikan obat anti-psikotik sesuai resep dokter.
5. Libatkan keluarga dalam memantau dan mendukung pasien.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien menunjukkan gejala-gejala psikotik yang meliputi halusinasi, delusi, dan gangguan identitas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi eksplorasi pengalaman halusinasi, terapi obat, dan dukungan keluarga untuk membantu pasien mengenali dan mengontrol halusinasi yang dialami. -
Article No. 15806 | 20 Apr 2025
Klinis : Pasien datang dengan nyeri dada sejak jam 9 pagi, terus-menerus, sempat mereda sedikit tetapi tidak pernah hilang total. Nyeri dada seperti ditiban benda berat menjalar ke pundak bagian belakang leher. Mual (+) munath (-) keringet dingin (-) demam (-) batuk (-) pilek (-) BAB dan BAK tak RPD: Ht (+) dm (+) batu empedu (+) batu saluran kemih (+) jantung (-) RPO: amlodipin 10 mg (terakhir kemarin pagi)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda sampaikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Nyeri Dada Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial pada daerah dada.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri dada yang muncul tiba-tiba, terus-menerus, dan menjalar ke pundak serta leher belakang, menunjukkan adanya nyeri dada akut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan keperawatan yang dapat ditetapkan adalah mengurangi nyeri dada, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, dan mencegah komplikasi akibat nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan analgesik, teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan edukasi kepada pasien.
Berdasarkan informasi RPD (Riwayat Penyakit Dahulu) dan RPO (Riwayat Pengobatan Sekarang) yang Anda berikan, kemungkinan diagnosis lain yang dapat dipertimbangkan adalah:
- Angina Pektoris: Nyeri dada yang muncul akibat gangguan aliran darah ke jantung.
- Infark Miokard: Nekrosis jaringan jantung akibat oklusi pembuluh darah koroner.
Namun, untuk menegakkan diagnosis yang tepat, diperlukan pemeriksaan fisik dan penunjang lebih lanjut oleh tenaga kesehatan yang kompeten.