Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15884 | 21 Apr 2025
Klinis : OLIGURI, GAGAL GINJAL, EDEMA PARU, SESAK NAFAS, RONKHI, BATUK BERDAHAK,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar perawat, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sebutkan:
1. Diagnosis Keperawatan: Oliguri
- Definisi: Penurunan produksi urin yang tidak adekuat, kurang dari 400 ml/hari.
- SLKI: Pemantauan fungsi ginjal, Keseimbangan cairan
- SIKI: Manajemen cairan, Manajemen oliguri
2. Diagnosis Keperawatan: Gagal Ginjal
- Definisi: Penurunan fungsi ginjal yang mengakibatkan retensi produk metabolik dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
- SLKI: Pemantauan fungsi ginjal, Keseimbangan cairan
- SIKI: Manajemen gagal ginjal, Manajemen cairan
3. Diagnosis Keperawatan: Edema Paru
- Definisi: Akumulasi cairan di dalam alveoli dan jaringan interstisial paru, yang mengganggu pertukaran gas.
- SLKI: Permeabilitas vaskuler paru, Oksigenasi
- SIKI: Manajemen edema paru, Manajemen cairan
4. Diagnosis Keperawatan: Sesak Nafas
- Definisi: Ketidaknyamanan atau kesulitan bernapas yang dirasakan oleh individu.
- SLKI: Oksigenasi, Pernapasan
- SIKI: Manajemen pernapasan, Manajemen oksigen
5. Diagnosis Keperawatan: Ronkhi
- Definisi: Suara napas abnormal yang terdengar saat inspirasi atau ekspirasi.
- SLKI: Pernapasan, Oksigenasi
- SIKI: Manajemen jalan napas, Manajemen pernapasan
6. Diagnosis Keperawatan: Batuk Berdahak
- Definisi: Batuk yang dihasilkan dari produksi sekret atau dahak yang berlebihan.
- SLKI: Pernapasan, Bersihan jalan napas
- SIKI: Manajemen jalan napas, Manajemen pernapasan
Dengan memahami diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan perawatan yang komprehensif dan terarah untuk mengelola kondisi-kondisi yang Anda sebutkan. -
Article No. 15885 | 21 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri sendi di tangan dan lutut selama 6 bulan terakhir. Ia juga mengalami demam ringan, kelelahan, rambut rontok, dan bercak kemerahan di wajah. berikan 3 diagnosis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan tiga diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut, beserta penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan 1: Nyeri Sendi Kronik
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial pada sendi yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Definisi: Keluhan nyeri pada sendi, penurunan rentang gerak sendi, pembengkakan sendi, dan gejala lain terkait nyeri sendi.
- Faktor yang Berhubungan: Proses penyakit, cedera, atau faktor lain yang dapat menyebabkan nyeri sendi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan penurunan nyeri sendi, peningkatan rentang gerak sendi, dan penurunan pembengkakan sendi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, terapi modalitas, peningkatan mobilitas sendi, dan edukasi tentang manajemen nyeri sendi.
Diagnosa Keperawatan 2: Kelelahan
Definisi: Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan dan tidak terpulihkan terkait dengan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas.
SDKI:
- Karakteristik Definisi: Pasien melaporkan kelelahan, penurunan energi, dan aktivitas terbatas.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit kronis, malnutrisi, gangguan tidur, dan stres.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan peningkatan energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen energi, pengaturan aktivitas, terapi modalitas, dan edukasi tentang manajemen kelelahan.
Diagnosa Keperawatan 3: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
SDKI:
- Karakteristik Definisi: Pasien melaporkan kelelahan, kelemahan, dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit kronis, gejala penyakit, dan penurunan kapasitas fisik.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen energi, pengaturan aktivitas, terapi modalitas, dan edukasi tentang manajemen aktivitas.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 15886 | 21 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri sendi di tangan dan lutut selama 6 bulan terakhir. Ia juga mengalami demam ringan, kelelahan, rambut rontok, dan bercak kemerahan di wajah. Apa diagnosis keperawatan yang paling tepat? Select one: a. Nyeri kronis b. Risiko infeksi c. Intoleransi aktivitas d. Gangguan integritas kulit e. Gangguan perfusi jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang paling tepat untuk pasien ini adalah:
e. Gangguan perfusi jaringan
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada adanya gangguan perfusi jaringan, seperti:
- Nyeri sendi di tangan dan lutut
- Demam ringan
- Kelelahan
- Rambut rontok
- Bercak kemerahan di wajah
Gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan, yang dapat terjadi pada penyakit autoimun seperti lupus atau artritis reumatoid. Diagnosis keperawatan "Gangguan perfusi jaringan" menggambarkan kondisi ini dengan tepat.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan resmi yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam melakukan proses asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar. -
Article No. 15887 | 21 Apr 2025
Klinis : Tindakan kolaboratif pada pasien mastoiditis akut meliputi: Select one: a. Kompres dingin b. Edukasi telinga c. Pemeriksaan EEG d. Pemberian oksigen e. Pemberian antibiotik IV
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mastoiditis akut.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Akut
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi Akut adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan pada saluran tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko infeksi akut mastoiditis adalah:
1. Tidak terjadi tanda dan gejala infeksi lebih lanjut
2. Tidak terdapat komplikasi infeksi sistemik
3. Proses penyembuhan luka berjalan dengan baik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan mastoiditis akut meliputi:
a. Pemberian antibiotik intravena (IV) sesuai indikasi, untuk mengatasi infeksi
b. Kompres dingin pada area mastoid, untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri
c. Edukasi tentang perawatan telinga, untuk mencegah terjadinya infeksi berulang
d. Pemantauan tanda-tanda vital dan pemeriksaan telinga, untuk mendeteksi adanya tanda infeksi
e. Pemberian oksigen, jika diperlukan, untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
Jadi, tindakan kolaboratif yang tepat pada pasien mastoiditis akut adalah pemberian antibiotik IV, kompres dingin, dan edukasi telinga. Pemeriksaan EEG dan pemberian oksigen tidak termasuk tindakan utama dalam penanganan mastoiditis akut. -
Article No. 15888 | 21 Apr 2025
Klinis : Gangguan persepsi sensori dalam kasus OMK ditandai dengan: Select one: a. Ketidakmampuan mengenali warna b. Kehilangan penciuman c. Diplopia d. Delirium e. Penurunan ketajaman pendengaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gangguan persepsi sensori dalam kasus OMK yang ditandai dengan penurunan ketajaman pendengaran.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensori : Pendengaran
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Persepsi Sensori : Pendengaran adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan atau perubahan dalam kemampuan mendengar yang dapat mengganggu fungsi dan keamanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan Pendengaran
2. Adaptasi terhadap Gangguan Pendengaran
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Gangguan Pendengaran
2. Peningkatan Kemampuan Mendengar
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Membantu identifikasi penyebab dan faktor risiko gangguan pendengaran
- Mengajarkan teknik kompensasi untuk mengatasi gangguan pendengaran
- Memfasilitasi penggunaan alat bantu dengar jika diperlukan
- Memberikan edukasi terkait pemeliharaan dan perawatan pendengaran
- Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lanjut.
Harapannya, intervensi keperawatan tersebut dapat membantu pasien dalam memulihkan dan mengadaptasi diri terhadap gangguan pendengaran yang dialami. -
Article No. 15889 | 21 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien 30 tahun mengeluhkan cairan dari telinga kiri selama 3 bulan dan gangguan pendengaran. Otoskopi menunjukkan perforasi sentral dan granulasi jaringan. Apa diagnosis medis yang sesuai? Select one: a. Mastoiditis akut b. Cholesteatoma c. Otitis eksterna d. Otitis media kronis e. Barotrauma
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis medis yang sesuai adalah:
d. Otitis media kronis
Penjelasan:
- Pasien mengeluhkan cairan dari telinga kiri selama 3 bulan dan gangguan pendengaran, yang merupakan gejala umum otitis media kronis.
- Temuan otoskopi menunjukkan perforasi sentral dan granulasi jaringan, yang juga mengarah pada otitis media kronis.
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Risiko Infeksi terkait proses penyakit yang sedang berlangsung.
2. Gangguan Pendengaran terkait kerusakan struktur telinga.
3. Gangguan Integritas Kulit terkait drainase dari telinga.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang dikumpulkan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan penerapan standar-standar tersebut. -
Article No. 15890 | 21 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 58 tahun dirawat di ruang Stroke mengalami penurunan kesadaran, keluar air liur. Hasil pengkajian didapatkan kesadaran somnolen, respirasi 28 x / menit, suhu tubuh 38 oC, tidak mampu mengangkat kaki kanan dan dan tangan kanan. Apa data prioritas yang harus dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut? Select one: a. Capillary refilling b. Kekuatan otot c. GCS d. Reflek menelan e. Suara nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Suara nafas , dengan tone = akademis , persona=pakar,nurse
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, data prioritas yang harus dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut adalah suara nafas.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan pola napas
2. Penurunan mobilitas fisik
3. Risiko aspirasi
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Gangguan pola napas: Adanya perubahan dalam frekuensi, irama, kedalaman, atau usaha pernapasan yang mengakibatkan ketidakefektifan ventilasi.
- Penurunan mobilitas fisik: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh kelemahan, ketidaknyamanan, atau gangguan muskuloskeletal.
- Risiko aspirasi: Kerentanan terhadap masuknya cairan, makanan, sekret, atau benda asing ke dalam saluran pernapasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola napas efektif
- Mobilitas fisik kembali normal
- Bebas dari aspirasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan pernapasan
- Manajemen mobilitas
- Pencegahan aspirasi
Pada kasus ini, data prioritas yang harus dikaji lebih lanjut adalah suara nafas karena adanya penurunan kesadaran dan keluar air liur yang mengindikasikan risiko aspirasi. Pemeriksaan suara nafas dapat memberikan informasi penting terkait pola pernapasan dan kemungkinan adanya suara nafas abnormal yang dapat menjadi indikasi aspirasi. -
Article No. 15891 | 21 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 49 tahun, dirawat di ruang saraf dengan stroke. Hasil pengkajian : kesadaran somnolen, napas 24 x/menit, nadi 88 x/menit, TD 150/90 mmHg, hasil scan terdapat perdarahan intra serebral. Apa tindakan yang pertama dilakukan sesuai kasus tersebut? Select one: a. Memasang airway b. Memontor adanya gambaran EKG c. Memonitor adanya tanda aspirasi d. Mengatur kepala ditinggikan 30 derajad. e. Memonitor tanda-tanda vital
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
d. Mengatur kepala ditinggikan 30 derajad.
Penjelasan:
Berdasarkan kasus yang diberikan, pasien mengalami stroke dengan perdarahan intraserebral. Tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah:
1. Mengatur kepala pasien ditinggikan 30 derajat. Hal ini bertujuan untuk menurunkan tekanan intrakranial dan meningkatkan aliran darah ke otak.
Diagnosis Keperawatan yang sesuai dengan kasus ini adalah:
1. Risiko peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan perdarahan intraserebral.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem standar intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 15892 | 21 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 40 tahun mengeluh nyeri dibagian kepala. Nyeri timbul akibat pasien terjatuh dengan kepala terbentur. Pasien merasa mual dan muntah setelah terjatuh, pusing berkunang-kunang. Pasien tampak pucat, hasil CT-scan menunjukan adanya hematom subdural sinistra. Kesadaran somnolen, TD : 130/60 mmHg, N : 60x/menit, RR : 26x/menit, S : 37,7oC. Hasil GCS : 4. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? Select one: a. Resiko tinggi peningkatan TIK b. Nutrisi kurang dari kebutuhan c. Bersihan jalan napas tidak efektif d. Nyeri akut yang berhubungan e. Resiko Perubahan perfusi jaringan serebral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
e. Resiko Perubahan perfusi jaringan serebral
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, masalah keperawatan utama yang teridentifikasi adalah Resiko Perubahan perfusi jaringan serebral. Hal ini didasarkan pada:
1. Nyeri di kepala akibat terjatuh dan benturan, disertai mual, muntah, pusing, dan pasien tampak pucat.
2. Hasil CT-scan menunjukkan adanya hematom subdural sinistra, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial (TIK).
3. Kondisi kesadaran somnolen dengan GCS 4, serta tanda-tanda vital yang tidak stabil (TD, nadi, RR) menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan serebral.
Resiko Perubahan perfusi jaringan serebral adalah diagnosa keperawatan yang tepat untuk menggambarkan kondisi pasien dan menjadi prioritas utama dalam asuhan keperawatan. Diagnosa ini sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yaitu SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia). -
Article No. 15893 | 21 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 40 tahun mengeluh nyeri dibagian kepala. Nyeri timbul akibat pasien terjatuh dengan kepala terbentur. Pasien merasa mual dan muntah setelah terjatuh, pusing berkunang-kunang. Pasien tampak pucat, hasil CT-scan menunjukan adanya hematom subdural sinistra. Kesadaran somnolen, TD : 130/60 mmHg, N : 60x/menit, RR : 26x/menit, S : 37,7oC. Hasil GCS : 4. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, masalah keperawatan utama pada kasus tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan: Penurunan Kesadaran berhubungan dengan Cedera Kepala Traumatis (Hematom Subdural)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Ketidakmampuan untuk merespons secara memadai terhadap stimulus internal atau eksternal, yang ditandai dengan penurunan tingkat kesadaran.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat Kesadaran: Kemampuan untuk merespons secara tepat terhadap stimulus internal atau eksternal.
- Manajemen Cedera Kepala: Kemampuan untuk melakukan tindakan keperawatan dalam mengelola kondisi cedera kepala.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Neurologi: Pengumpulan dan analisis data terkait fungsi dan integritas sistem saraf pusat.
- Manajemen Cedera Kepala: Tindakan keperawatan untuk mengelola kondisi cedera kepala dan komplikasinya.
- Dukungan Ventilasi: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami cedera kepala traumatis berupa hematom subdural sinistra, yang menyebabkan penurunan kesadaran (somnolen) dan gejala lainnya seperti mual, muntah, pusing, dan pucat. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan tekanan intrakranial yang perlu ditangani segera. Masalah keperawatan utama adalah Penurunan Kesadaran berhubungan dengan Cedera Kepala Traumatis, yang memerlukan pemantauan neurologi yang ketat, manajemen cedera kepala, dan dukungan ventilasi yang adekuat.