Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17861 | 27 May 2025
Klinis : Hipotensi (Tekanan Darah Rendah) berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause ganti diagnosa menjadi betul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Volume Cairan Tubuh (00027)
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
2. Nutrisi Tidak Seimbang: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan zat gizi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Perubahan Hormonal (00133)
Definisi: Penyimpangan dalam produksi, sekresi, atau metabolisme hormon.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien yang menjadi fokus intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengidentifikasi tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus hipotensi (tekanan darah rendah) yang berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause, perawat dapat menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, yaitu Penurunan Volume Cairan Tubuh, Nutrisi Tidak Seimbang: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dan Perubahan Hormonal. Masing-masing diagnosa memiliki kode dan definisi yang telah ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 17862 | 27 May 2025
Klinis : pasien jantung nyeri dada. TD 70/50 HR 40
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci terkait kondisi pasien jantung dengan nyeri dada, TD 70/50, dan HR 40:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Curah Jantung
Definisi: Berkurangnya volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu, yang tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Penyebab: Disfungsi jantung, seperti infark miokard, aritmia, atau syok kardiogenik.
Karakteristik Mayor: Nyeri dada, dispnea, edema perifer, penurunan tekanan darah, penurunan perfusi perifer.
Luaran/Output yang diharapkan SLKI:
1. Peningkatan Curah Jantung
Kriteria Hasil:
- Tekanan darah dalam batas normal
- Frekuensi nadi dalam batas normal
- Perfusi perifer membaik
- Tidak ada tanda-tanda penurunan perfusi jaringan
- Tidak ada keluhan nyeri dada atau dispnea
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Pemantauan Hemodinamik
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Monitor intake dan output cairan
- Pantau adanya tanda-tanda perubahan status hemodinamik
2. Manajemen Nyeri
- Berikan obat analgesik sesuai instruksi medis
- Terapkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat, relaksasi, atau distraksi
- Evaluasi efektivitas intervensi untuk mengurangi nyeri
3. Manajemen Cairan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mempertahankan volume darah
- Monitor intake dan output cairan secara ketat
- Pertahankan keseimbangan cairan
4. Optimalisasi Fungsi Jantung
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mengoptimalkan fungsi jantung
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pertahankan posisi semi-fowler untuk meningkatkan ventilasi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Penurunan Curah Jantung" sesuai dengan kondisi pasien dengan nyeri dada, TD 70/50, dan HR 40. Kondisi ini menunjukkan adanya disfungsi jantung yang menyebabkan berkurangnya volume darah yang dipompa, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan.
Luaran/output yang diharapkan adalah peningkatan curah jantung, yang ditandai dengan stabilnya tekanan darah, frekuensi nadi dalam batas normal, perfusi perifer yang membaik, dan tidak ada tanda-tanda penurunan perfusi jaringan atau keluhan nyeri dada dan dispnea. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan hemodinamik, manajemen nyeri, manajemen cairan, dan optimalisasi fungsi jantung untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 17863 | 27 May 2025
Klinis : post HIL. drain. TD 121/78. nyeri.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi post HIL. drain. TD 121/78. nyeri:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
a. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penyebab: Prosedur pembedahan (post-HIL. drain)
b. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik atau psikologis.
Penyebab: Prosedur pembedahan (post-HIL. drain) dan nyeri yang menyertainya.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri Akut:
- Pasien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan.
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
b. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kemampuan fungsional.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus).
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang sesuai.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
- Monitoring tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang cukup kepada pasien.
b. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian kemampuan fungsional pasien.
- Rencanakan program latihan aktivitas yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya aktivitas dan latihan.
- Libatkan fisioterapis untuk memberikan latihan yang tepat.
- Monitoring tanda-tanda vital dan respon pasien selama aktivitas.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan partisipasi dalam aktivitas.
Semoga penjelasan di atas dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 17864 | 27 May 2025
Klinis : KAD. asidosis metabolik. gelisah. delirium. hiperglikemia. hiperkalemia.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan Elektrolit
- Berhubungan dengan: Asidosis metabolik, hiperkalemia
- Ditandai dengan: Gelisah, delirium, hiperglikemia
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Keseimbangan Elektrolit
- Indikator:
- Kadar elektrolit dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit
- Tidak ada keluhan terkait ketidakseimbangan elektrolit
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Pemantauan Elektrolit
- Monitor kadar elektrolit (misalnya natrium, kalium, klorida, bikarbonat) secara berkala
- Amati tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit (misalnya kram otot, aritmia, perubahan status mental)
- Lakukan penyesuaian cairan intravena sesuai kebutuhan
2. Manajemen Asidosis Metabolik
- Evaluasi penyebab asidosis metabolik (misalnya diabetes, penyakit ginjal)
- Monitor kadar pH, bikarbonat, dan gas darah secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi sesuai kebutuhan (misalnya pemberian insulin, pemberian cairan, pemberian bikarbonat)
3. Manajemen Delirium
- Identifikasi penyebab delirium (misalnya infeksi, gangguan metabolik)
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan tidak mengganggu
- Berikan orientasi realitas secara berulang
- Pantau tanda-tanda vital dan status mental secara berkala
4. Manajemen Hiperglikemia
- Monitor kadar glukosa darah secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian insulin sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diabetes
5. Manajemen Hiperkalemia
- Monitor kadar kalium darah secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi penurunan kalium sesuai kebutuhan (misalnya pemberian diuretik, penukar resin)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang diet rendah kalium
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Elektrolit, yang berhubungan dengan asidosis metabolik dan hiperkalemia, serta ditandai dengan gelisah, delirium, dan hiperglikemia. Luaran/Output yang diharapkan adalah Keseimbangan Elektrolit, dengan indikator kadar elektrolit dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit, dan tidak ada keluhan terkait ketidakseimbangan elektrolit.
Intervensi Keperawatan SIKI yang diperlukan meliputi pemantauan elektrolit secara berkala, manajemen asidosis metabolik, manajemen delirium, manajemen hiperglikemia, dan manajemen hiperkalemia. Setiap intervensi tersebut memiliki tujuan dan langkah-langkah yang spesifik untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan.
Saya harap penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengelola kondisi yang Anda sampaikan. Jika ada pertanyaan atau klarifikasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 17865 | 27 May 2025
Klinis : KAD, ASIDOSIS METABOLIK, GELISAH, HIPERGLEKEMI, HIPERKALEMI
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit (KAD, Asidosis Metabolik, Hiperglekemi, Hiperkalemi):
- Definisi: Keadaan di mana terjadi perubahan komposisi cairan dan elektrolit tubuh yang menyebabkan gangguan homeostasis.
- Karakteristik Definisi: Penurunan atau peningkatan volume cairan atau perubahan komposisi elektrolit, seperti natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan lain-lain.
- Faktor Terkait: Asupan dan pengeluaran cairan dan elektrolit yang tidak seimbang, gangguan metabolisme, penyakit ginjal, diabetes, dan lain-lain.
2. Kecemasan (Gelisah):
- Definisi: Keadaan emosional dan pengalaman subyektif individu yang ditandai dengan kekhawatiran, ketakutan, dan perasaan tidak berdaya yang bersumber dari antisipasi bahaya.
- Karakteristik Definisi: Perasaan tegang, khawatir, takut, dan perasaan tidak berdaya.
- Faktor Terkait: Perubahan status kesehatan, hospitalisasi, dan ketidakpastian.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit:
- Definisi: Keadaan di mana volume dan komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh berada dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil:
- Menunjukkan status elektrolit (natrium, kalium, klorida, bikarbonat) dalam batas normal.
- Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Mampu mempertahankan asupan dan pengeluaran cairan yang seimbang.
2. Tingkat Kecemasan Terkendali:
- Definisi: Keadaan di mana individu dapat mengendalikan perasaan tegang, khawatir, takut, dan tidak berdaya.
- Kriteria Hasil:
- Menunjukkan ekspresi wajah yang tenang.
- Melaporkan perasaan tenang dan tidak gelisah.
- Mampu menggunakan teknik relaksasi dengan efektif.
- Mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Keseimbangan Cairan dan Elektrolit:
- Monitoring status cairan dan elektrolit: Pemantauan hasil laboratorium, tanda-tanda vital, intake output, edema, dan lain-lain.
- Manajemen cairan: Pemberian cairan intravena, pengaturan asupan oral, dan pemantauan keseimbangan cairan.
- Manajemen elektrolit: Pemberian suplemen elektrolit, monitoring elektrolit, dan modifikasi diet.
- Edukasi pasien dan keluarga: Pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, gejala ketidakseimbangan, dan manajemen diri.
2. Intervensi untuk Tingkat Kecemasan Terkendali:
- Terapi relaksasi: Latihan pernapasan, visualisasi, dan teknik relaksasi otot.
- Dukungan emosional: Mendengarkan dengan aktif, validasi perasaan, dan memberikan harapan.
- Manajemen stres: Identifikasi sumber stres, strategi koping, dan edukasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Konsultasi dengan psikolog atau psikiater jika diperlukan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda tanyakan. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 17866 | 27 May 2025
Klinis : KAD, ASIDOSIS METABOLIK, HIPERGLIKEMI, HIPERKALEMI, GELISAH
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda sebutkan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Elektrolit (SDKI 2017): Berhubungan dengan perubahan intake atau kehilangan elektrolit yang ditandai dengan KAD, ASIDOSIS METABOLIK, HIPERGLIKEMI, HIPERKALEMI.
2. Kecemasan (SDKI 2017): Berhubungan dengan perubahan fisiologis yang ditandai dengan GELISAH.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakseimbangan Elektrolit:
a. Keseimbangan Cairan: Nilai laboratorium menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat.
b. Keseimbangan Elektrolit: Nilai laboratorium elektrolit (natrium, kalium, klorida, bikarbonat) berada dalam batas normal.
c. Homeostasis Asam-Basa: Nilai laboratorium gas darah (pH, pCO2, HCO3) berada dalam batas normal.
d. Kontrol Glikemik: Kadar glukosa darah berada dalam batas normal.
2. Kecemasan:
a. Tingkat Kecemasan Menurun: Pasien melaporkan tingkat kecemasan yang menurun.
b. Perilaku Tenang: Pasien menunjukkan perilaku yang tenang dan rileks.
c. Kemampuan Mengatasi Kecemasan: Pasien dapat menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakseimbangan Elektrolit:
a. Pemantauan Cairan dan Elektrolit:
- Pantau masukan dan pengeluaran cairan, berat badan, dan tanda-tanda dehidrasi atau overload cairan.
- Pantau hasil laboratorium elektrolit (natrium, kalium, klorida, bikarbonat) dan gas darah.
b. Manajemen Cairan:
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
- Atur intake dan output cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
c. Manajemen Elektrolit:
- Berikan suplemen elektrolit sesuai kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit.
- Pantau efek pemberian suplemen elektrolit.
d. Manajemen Asam-Basa:
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan homeostasis asam-basa.
- Berikan terapi bikarbonat sesuai indikasi untuk mengoreksi asidosis metabolik.
e. Manajemen Glukosa Darah:
- Pantau kadar glukosa darah secara teratur.
- Berikan insulin sesuai indikasi untuk mengendalikan hiperglikemia.
2. Kecemasan:
a. Manajemen Kecemasan:
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan pada pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, visualisasi, terapi musik) untuk mengurangi kecemasan.
- Libatkan keluarga dalam mendukung pasien mengatasi kecemasan.
b. Dukungan Emosional:
- Berikan empati dan validasi perasaan cemas yang dialami pasien.
- Bantu pasien mengekspresikan perasaan dan mencari strategi koping yang efektif.
- Berikan informasi yang akurat dan jelas untuk mengurangi kecemasan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda sebutkan adalah Ketidakseimbangan Elektrolit dan Kecemasan. Ketidakseimbangan Elektrolit terkait dengan perubahan intake atau kehilangan elektrolit, yang ditandai dengan adanya KAD, ASIDOSIS METABOLIK, HIPERGLIKEMI, dan HIPERKALEMI. Sementara Kecemasan terkait dengan perubahan fisiologis yang ditandai dengan GELISAH.
Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah untuk Ketidakseimbangan Elektrolit, yaitu mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit, homeostasis asam-basa, dan kontrol glikemik yang adekuat. Untuk Kecemasan, diharapkan pasien dapat mencapai tingkat kecemasan yang menurun, perilaku yang tenang, serta kemampuan dalam menggunakan strategi koping yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran meliputi pemantauan cairan dan elektrolit, manajemen cairan, elektrolit, asam-basa, dan glukosa darah untuk mengatasi Ketidakseimbangan Elektrolit. Sementara untuk Kecemasan, diperlukan intervensi manajemen kecemasan dan dukungan emosional untuk membantu pasien mengatasi kecemasan yang dialami.
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisi kesehatan secara optimal. -
Article No. 17867 | 27 May 2025
Klinis : KAD, ASIDOSIS METABOLIK, HIPERGLIKEMI, HIPERKALEMI, GELISAH
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
1. KAD (Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit): Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Kondisi ini menunjukkan adanya perubahan dalam komposisi normal elektrolit dalam tubuh, yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani.
2. Asidosis Metabolik: Intoleransi Aktivitas
Asidosis metabolik adalah kondisi di mana terjadi peningkatan asam dalam darah, yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik.
3. Hiperglikemia: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Hiperglikemia, atau peningkatan kadar gula darah, dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius jika tidak dikelola dengan baik.
4. Hiperkalemi: Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Hiperkalemi, atau peningkatan kadar kalium dalam darah, dapat menyebabkan komplikasi jantung dan syaraf jika tidak ditangani segera.
5. Gelisah: Kecemasan
Gelisah atau cemas adalah kondisi psikologis yang dapat menyebabkan stres dan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. KAD: Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terpelihara
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memulihkan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang normal dalam tubuh pasien.
2. Asidosis Metabolik: Toleransi Aktivitas Meningkat
Setelah menerima asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat meningkatkan kapasitas dan toleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Hiperglikemia: Kebutuhan Nutrisi Terpenuhi
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk mengontrol kadar gula darah dan memastikan bahwa kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
4. Hiperkalemi: Keseimbangan Elektrolit Terpelihara
Asuhan keperawatan ditujukan untuk menurunkan kadar kalium dalam darah dan mempertahankan keseimbangan elektrolit yang normal.
5. Gelisah: Kecemasan Berkurang
Setelah menerima asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan psikologis.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. KAD:
a. Kaji status cairan dan elektrolit pasien secara komprehensif.
b. Berikan terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
c. Monitor tanda-tanda vital dan intake-output.
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen cairan dan elektrolit.
2. Asidosis Metabolik:
a. Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
b. Berikan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti latihan ringan yang bertahap.
c. Edukasi pasien tentang manajemen aktivitas dan istirahat yang seimbang.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab asidosis.
3. Hiperglikemia:
a. Kaji kadar gula darah pasien secara teratur.
b. Berikan intervensi untuk mengontrol kadar gula darah, seperti pemberian insulin atau modifikasi diet.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diabetes.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab hiperglikemia.
4. Hiperkalemi:
a. Kaji kadar kalium dalam darah pasien secara teratur.
b. Berikan intervensi untuk menurunkan kadar kalium, seperti pemberian diuretik atau modifikasi diet.
c. Monitor tanda-tanda komplikasi hiperkalemi.
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hiperkalemi.
5. Gelisah:
a. Kaji tingkat kecemasan dan faktor penyebabnya.
b. Berikan intervensi untuk mengurangi kecemasan, seperti teknik relaksasi, terapi musik, atau terapi kognitif-perilaku.
c. Sediakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab kecemasan.
Setiap intervensi keperawatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individu pasien, serta dilakukan dalam kerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 17868 | 27 May 2025
Klinis : telinga keluar air dan bernanah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medik, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi telinga keluar air dan bernanah.
1. Kode ICD-10:
- Kode: H66.0
- Deskripsi: Otitis media supuratif akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 69.11
- Deskripsi: Parasentesis membran timpani (pembukaan membran timpani)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H66.0 (Otitis media supuratif akut) sesuai dengan kondisi telinga keluar air dan bernanah. Otitis media supuratif akut adalah infeksi akut pada telinga tengah yang ditandai dengan keluarnya cairan nanah dari telinga.
2. Kode ICD-9-CM 69.11 (Parasentesis membran timpani) merupakan prosedur pembukaan membran timpani untuk mengeluarkan cairan nanah dari telinga tengah. Tindakan ini dapat dilakukan untuk mengatasi otitis media supuratif akut. -
Article No. 17869 | 27 May 2025
Klinis : post op hill sinistra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi post-op hill sinistra, dengan penjelasan yang rinci dan terperinci.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Prosedur operasi hill sinistra yang menyebabkan kerusakan jaringan.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan nyeri pada area post-op, ekspresi wajah menunjukkan rasa sakit, vital sign seperti tekanan darah dan denyut nadi meningkat.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Tindakan pembedahan yang menyebabkan luka terbuka dan risiko kontaminasi.
- Tanda dan Gejala: Peningkatan suhu tubuh, erythema, edema, dan drainase pada luka post-op.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan penurunan nyeri sesuai target yang ditetapkan.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
- Tanda-tanda vital pasien stabil.
2. Risiko Infeksi
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka post-op.
- Luka post-op memperlihatkan penyembuhan yang baik.
- Tidak ada peningkatan suhu tubuh atau tanda-tanda infeksi sistemik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi nyeri).
- Berikan analgetik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres dingin.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan nyeri dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
2. Risiko Infeksi
- Lakukan perawatan luka post-op secara aseptik dan sesuai prosedur.
- Pantau tanda-tanda infeksi pada luka, seperti erythema, edema, peningkatan suhu, dan drainase.
- Berikan antibiotik sesuai resep dokter untuk mencegah infeksi.
- Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan dan melakukan perawatan diri yang baik.
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya menjaga kebersihan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi perkembangan luka dan pengobatan.
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien post-op hill sinistra dapat pulih dengan baik, bebas dari komplikasi nyeri dan infeksi, serta dapat segera kembali ke aktivitas sehari-hari. -
Article No. 17870 | 27 May 2025
Klinis : post op hill sinistra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien post op hill sinistra. Saya akan menjelaskan setiap poin secara rinci dan terperinci dengan nada akademis.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien post op hill sinistra adalah Mobilitas Fisik Terganggu. Kondisi ini ditandai dengan keterbatasan kemampuan pasien untuk melakukan pergerakan yang disengaja di lingkungan. Pasien mengalami penurunan kemampuan untuk bergerak secara mandiri akibat pembedahan yang dilakukan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Mobilitas: Pasien dapat meningkatkan kemampuan bergerak secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.
2. Pemulihan Fungsi Fisik: Pasien dapat memulihkan fungsi fisik secara optimal sesuai dengan kondisi pasca pembedahan.
3. Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-hari: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan bantuan minimal.
4. Pencegahan Komplikasi: Pasien dapat mencegah komplikasi terkait mobilitas yang terbatas, seperti risiko jatuh, dekubitus, dan kontraktur.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mobilitas
a. Evaluasi kemampuan mobilitas pasien saat ini.
b. Rancang rencana peningkatan mobilitas secara bertahap.
c. Motivasi dan edukasi pasien untuk melakukan mobilisasi dini.
d. Bantu pasien dalam melakukan latihan mobilisasi sesuai rencana.
e. Pantau dan evaluasi perkembangan mobilitas pasien.
2. Manajemen Aktivitas dan Istirahat
a. Identifikasi kebutuhan aktivitas dan istirahat pasien.
b. Buat jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang.
c. Ajarkan teknik-teknik untuk melakukan aktivitas secara mandiri.
d. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
3. Pencegahan Komplikasi
a. Identifikasi risiko komplikasi terkait mobilitas terbatas.
b. Lakukan intervensi pencegahan, seperti perawatan kulit, latihan ROM, dan penggunaan alat bantu mobilisasi.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan komplikasi.
d. Pantau dan evaluasi perkembangan untuk mencegah komplikasi.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien post op hill sinistra dapat meningkatkan mobilitas, memulihkan fungsi fisik, mencapai kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, dan mencegah komplikasi terkait kondisinya. Perawat akan terus memantau dan mengevaluasi perkembangan pasien untuk memastikan tercapainya tujuan asuhan keperawatan yang optimal.