Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15970 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien dengan kanker serviks stadium lanjut mengungkapkan perasaan sedih dan menarik diri dari interaksi sosial. Apakah diagnosis keperawatan psikososial yang paling tepat pada kasus ini? Select one: a. Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan sedih dan menarik diri. b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker. c. Risiko bunuh diri berhubungan dengan prognosis penyakit. d. Ketidakberdayaan berhubungan dengan perkembangan penyakit. e. Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian masa depan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan standar diagnosa keperawatan SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosis keperawatan yang paling tepat untuk kasus seorang pasien dengan kanker serviks stadium lanjut yang mengungkapkan perasaan sedih dan menarik diri dari interaksi sosial adalah:
a. Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan sedih dan menarik diri.
Penjelasan:
Isolasi sosial adalah diagnosis keperawatan yang mencerminkan situasi di mana individu mengalami keterbatasan dalam berinteraksi dengan orang lain secara sukarela atau dipaksakan. Dalam kasus ini, pasien dengan kanker serviks stadium lanjut menunjukkan gejala menarik diri dari interaksi sosial, yang mengarah pada diagnosis isolasi sosial.
Diagnosis ini lebih tepat dibandingkan dengan:
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker.
c. Risiko bunuh diri berhubungan dengan prognosis penyakit.
d. Ketidakberdayaan berhubungan dengan perkembangan penyakit.
e. Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian masa depan.
Meskipun perubahan fisik, prognosis penyakit, dan ketidakpastian masa depan dapat menjadi faktor yang berkontribusi, gejala utama yang ditunjukkan oleh pasien adalah perasaan sedih dan menarik diri dari interaksi sosial, sehingga diagnosis isolasi sosial menjadi yang paling tepat. -
Article No. 15971 | 22 Apr 2025
Klinis : Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada : Select one: a. Seminggu sebelum menstruasi b. Sewaktu waktu c. Seminggu setelah mentruasi d. Tiga hari sebelum menstruasi e. Tiga hari sesudah menstruasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pemeriksaan payudara sendiri.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Keterlambatan Deteksi Dini Kanker Payudara
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Keterlambatan Deteksi Dini Kanker Payudara adalah keadaan di mana individu mengalami kemungkinan tertunda atau tidak dilakukannya pemeriksaan payudara sendiri secara rutin, sehingga dapat menyebabkan terlambatnya deteksi dini kanker payudara.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah individu dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin sesuai prosedur dan waktu yang tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang pentingnya pemeriksaan payudara sendiri, waktu yang tepat untuk melakukannya, serta demonstrasi cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri yang benar.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri adalah seminggu setelah menstruasi (opsi C). Hal ini karena pada saat tersebut, payudara tidak terlalu nyeri atau bengkak akibat siklus menstruasi, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan lebih efektif. -
Article No. 15972 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang ibu hamil G3P2A0 usia 39 minggu direncanakan menjalani seksio sesarea elektif karena riwayat dua kali seksio sesarea sebelumnya. Intervensi keperawatan utama sebelum operasi adalah: Select one: a. Memastikan ibu sudah berpuasa minimal 6-8 jam b. Memberikan informed consent kepada suami ibu mengenai prosedur operasi c. Mencukur rambut pubis ibu hingga bersih d. Memasang infus cairan elektrolit dengan tetesan cepat e. Melakukan pemeriksaan dalam (vaginal touche) untuk menilai pembukaan serviks.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
a. Memastikan ibu sudah berpuasa minimal 6-8 jam
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Risiko aspirasi terkait tindakan anestesi pada seksio sesarea.
Intervensi keperawatan utama sebelum operasi adalah memastikan ibu sudah berpuasa minimal 6-8 jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko aspirasi cairan lambung selama proses anestesi dan operasi.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), intervensi ini merupakan tindakan yang penting dilakukan sebelum tindakan operasi seksio sesarea untuk meminimalkan risiko aspirasi. -
Article No. 15973 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang bayi baru lahir berusia 6 jam menunjukkan refleks menghisap yang kuat saat didekati puting susu ibu. Bayi lahir aterm dengan berat badan 3000 gram dan kondisi umum baik. Tindakan bidan yang paling tepat untuk mendukung pemberian ASI dini adalah... Select one: a. Memberikan air gula untuk membersihkan mulut bayi sebelum menyusu. b. Memberikan susu formula sebagai makanan pertama untuk memastikan bayi tidak hipoglikemia. c. Memisahkan bayi dari ibu untuk observasi lebih lanjut di ruang bayi. d. Menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya dalam waktu 1 jam setelah lahir e. Menunda pemberian ASI hingga bayi menunjukkan tanda-tanda lapar yang lebih jelas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, tindakan yang paling tepat untuk mendukung pemberian ASI dini pada bayi baru lahir usia 6 jam dengan refleks menghisap yang kuat adalah:
d. Menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya dalam waktu 1 jam setelah lahir.
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi bayi baru lahir usia 6 jam dengan refleks menghisap yang kuat menunjukkan kesiapan untuk menyusu segera setelah lahir.
Tindakan yang paling tepat adalah menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya dalam waktu 1 jam setelah lahir. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan standar dalam pemberian ASI eksklusif. Tindakan ini akan mendukung proses laktasi, memfasilitasi kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi, serta meningkatkan keberhasilan pemberian ASI.
Sementara itu, memberikan air gula, susu formula, atau menunda pemberian ASI dapat menghambat inisiasi menyusu dini dan mempengaruhi proses laktasi. Memisahkan bayi dari ibu juga tidak direkomendasikan, karena akan mengganggu kontak ibu-bayi dan proses pembentukan ikatan batin (bonding). -
Article No. 15974 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang ibu mengeluh sangat kesakitan saat kontraksi. Upaya non-farmakologis yang dapat dianjurkan untuk mengurangi nyeri pada fase aktif kala I adalah... Select one: a. Tidur terlentang b. Memberikan obat analgetik sesuai hasil kolaborasi c. Melakukan masase pada pinggang dan punggung d. Membatasi asupan cairan e. Menahan napas saat kontraksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi yang dialami oleh ibu tersebut adalah Nyeri Persalinan. Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat dari standar SDKI-SLKI-SIKI, dan upaya non-farmakologis yang dapat dianjurkan:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Persalinan
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Persalinan didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan penurunan janin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan dari penanganan Nyeri Persalinan adalah Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang dan dapat beradaptasi dengan nyeri persalinan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Nyeri Persalinan meliputi Manajemen Nyeri, Dukungan Emosional, dan Kolaborasi.
Upaya Non-Farmakologis yang Dapat Dianjurkan:
c. Melakukan masase pada pinggang dan punggung
Masase pada pinggang dan punggung dapat membantu mengurangi nyeri persalinan dengan meningkatkan sirkulasi darah, melepaskan endorfin, dan memberikan stimulasi kulit yang dapat menghambat transmisi impuls nyeri.
Dengan pendekatan ini, diharapkan ibu dapat merasakan pengurangan nyeri dan mampu beradaptasi dengan proses persalinan yang sedang terjadi. -
Article No. 15975 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, 30 tahun, G1P0A0, hamil 32 minggu, datang memeriksakan diri ke klinik KIA. Hasil pemeriksaan tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 82 x/menit, frekunsi napas 20 x/menit. Leopold ditemukan masa lunak, kurang bundar dan kurang melenting di bagian fundus. Terdapat bagian-bagian kecil janin di sisi kiri perut ibu. Kepala sdudah masuk pintu atas panggul, Selanjutnya Perawat melakukan pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ). Dimanakah lokasi yang benar mendengarkan DJJ pada kasus tersebut ? Select one: a. Kuadran kiri atas b. Sekitar umbilical c. Kuadran kanan atas d. Kuadran kiri bawah e. Kuadran kanan bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data kondisi pasien yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Gangguan Kesejahteraan Janin berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Gangguan Kesejahteraan Janin
Definisi: Keadaan di mana janin berisiko mengalami gangguan kesejahteraan akibat faktor yang dapat memengaruhi pasokan oksigen dan nutrisi.
Faktor Risiko: Penurunan perfusi jaringan.
Untuk pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ), lokasi yang benar adalah:
d. Kuadran kiri bawah
Alasannya, pada kasus ini ditemukan bagian-bagian kecil janin di sisi kiri perut ibu, sehingga lokasi yang paling tepat untuk mendengarkan DJJ adalah di kuadran kiri bawah perut ibu. -
Article No. 15976 | 22 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan tidak haid sudah dua bulan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan tubuh
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan pasien yang tidak mengalami haid selama dua bulan, dapat diindikasikan adanya ketidakseimbangan cairan tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan hormonal, stres, atau kondisi medis lainnya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan di mana jumlah dan komposisi cairan tubuh tidak seimbang.
Karakteristik Definisi:
- Perubahan kadar cairan tubuh
- Perubahan status cairan
- Perubahan tanda-tanda vital
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
- Cairan tubuh dalam keadaan seimbang
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
- Pemantauan cairan dan elektrolit
- Manajemen cairan
- Terapi penggantian cairan
- Edukasi tentang manajemen cairan
Dengan tone akademis, persona pakar, dan sudut pandang perawat, diharapkan dapat memberikan informasi yang komprehensif dan ilmiah mengenai diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan yang sesuai dengan kasus yang dipaparkan. -
Article No. 15977 | 22 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan tidak haid sudah dua bulan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
Terkait dengan keluhan pasien yang tidak haid selama dua bulan, hal ini dapat mengindikasikan adanya permasalahan nutrisi atau metabolisme pada pasien. Ketidakseimbangan nutrisi dapat mengganggu siklus menstruasi.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik Definisi: Berat badan di bawah rentang normal, tidak ada nafsu makan, mual, dan perubahan siklus menstruasi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan Nutrisi.
- Kriteria Hasil: Berat badan dalam rentang normal, tidak ada keluhan terkait nutrisi, dan siklus menstruasi normal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nutrisi, Edukasi Gizi, Monitoring Nutrisi.
- Tindakan Keperawatan: Mengevaluasi asupan dan kebutuhan nutrisi, memberikan edukasi tentang diet sehat, dan memantau parameter-parameter terkait nutrisi. -
Article No. 15978 | 22 Apr 2025
Klinis : Tn. S (52 tahun) pasien HD rutin 2 kali seminggu sudah 6 tahun, datang dengan keluhan lemah, sesak nafas, tidak selera makan, sakit kepala, mata sayup, nilai Hb 7,0 gr/dL. Nilai Natrium 133,0 mmol/L. Kalium 2,91 mmol/L. Ureum 56 mg/dL. BUN 26,09 mg/dL. Kreatinin 5,25 mg/dL. TD 189/107 mmHg. Suhu 36,7°C. Nadi 80 x/menit. RR 28 x/menit. BB pre HD 75,7 Kg. BB Kering 74 Kg. TB 163 cm.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.6
- Deskripsi: Gagal ginjal kronis stadium terminal
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Hemodialisis (HD)
Penjelasan:
Pasien Tn. S (52 tahun) merupakan pasien yang menjalani hemodialisis rutin 2 kali seminggu selama 6 tahun. Berdasarkan gejala yang dilaporkan, yaitu lemah, sesak napas, tidak selera makan, sakit kepala, dan mata sayup, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan nilai Hb 7,0 g/dL, Natrium 133,0 mmol/L, Kalium 2,91 mmol/L, Ureum 56 mg/dL, BUN 26,09 mg/dL, dan Kreatinin 5,25 mg/dL, pasien ini didiagnosis dengan Gagal Ginjal Kronis Stadium Terminal (N18.6).
Pasien juga menjalani prosedur Hemodialisis (39.95) untuk mengatasi kondisi gagal ginjal kronis yang dideritanya. -
Article No. 15979 | 22 Apr 2025
Klinis : Tn. S (52 tahun) pasien HD rutin 2 kali seminggu sudah 6 tahun, datang dengan keluhan lemah, sesak nafas, tidak selera makan, sakit kepala, mata sayup, nilai Hb 7,0 gr/dL. Nilai Natrium 133,0 mmol/L. Kalium 2,91 mmol/L. Ureum 56 mg/dL. BUN 26,09 mg/dL. Kreatinin 5,25 mg/dL. TD 189/107 mmHg. Suhu 36,7°C. Nadi 80 x/menit. RR 28 x/menit. BB pre HD 75,7 Kg. BB Kering 74 Kg. TB 163 cm.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Pasien menunjukkan tanda-tanda kekurangan nutrisi seperti lemah, tidak selera makan, dan penurunan berat badan. Selain itu, nilai laboratorium juga menunjukkan anemia (Hb 7,0 gr/dL) yang dapat disebabkan oleh defisiensi nutrisi.
2. Kelebihan Volume Cairan
Pasien menunjukkan tanda-tanda kelebihan volume cairan seperti sesak napas, edema, dan peningkatan berat badan (pre HD 75,7 Kg, BB Kering 74 Kg). Selain itu, nilai laboratorium juga menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit yang dapat disebabkan oleh kelebihan volume cairan, seperti hiponatremia (Na 133,0 mmol/L) dan hipokalemia (K 2,91 mmol/L).
3. Gangguan Pola Napas
Pasien menunjukkan tanda-tanda gangguan pola napas seperti sesak napas (RR 28 x/menit). Hal ini dapat disebabkan oleh kelebihan volume cairan atau akumulasi produk sisa metabolisme yang belum dapat dikeluarkan secara optimal melalui hemodialisis.
4. Intoleransi Aktivitas
Pasien menunjukkan tanda-tanda intoleransi aktivitas seperti lemah dan mudah lelah. Hal ini dapat disebabkan oleh anemia, ketidakseimbangan elektrolit, dan kelebihan volume cairan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi: Adekuat
- Pasien dapat mempertahankan berat badan sesuai target.
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari.
- Pasien menunjukkan peningkatan nilai laboratorium seperti Hb.
2. Keseimbangan Cairan
- Pasien dapat mempertahankan status cairan dalam batas normal.
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda kelebihan volume cairan seperti sesak napas dan edema.
- Nilai laboratorium elektrolit (Na, K) berada dalam batas normal.
3. Pola Napas Efektif
- Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal.
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas.
4. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lemah atau mudah lelah.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan diri dan aktivitas lainnya.
- Pasien menunjukkan peningkatan status fungsional.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Keseimbangan Nutrisi: Adekuat
- Lakukan pengkajian nutrisi komprehensif.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan nutrisi dan intervensi diet yang sesuai.
- Berikan makanan dan suplementasi nutrisi sesuai kebutuhan.
- Pantau asupan dan output nutrisi, serta parameter laboratorium terkait.
2. Keseimbangan Cairan
- Lakukan pengkajian status cairan secara komprehensif.
- Atur pembatasan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
- Lakukan hemodialisis sesuai jadwal dan durasi yang optimal.
- Pantau tanda-tanda kelebihan volume cairan, input-output cairan, dan parameter laboratorium terkait.
3. Manajemen Jalan Napas
- Pantau status pernapasan pasien secara teratur.
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan pernapasan yang tepat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola gangguan pola napas.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
4. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien.
- Berikan edukasi dan latihan aktivitas sesuai kemampuan pasien.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan yang tepat.
- Pantau tanda-tanda intoleransi aktivitas dan tingkat kelelahan pasien.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, seperti keseimbangan nutrisi, cairan, pola napas yang efektif, serta peningkatan toleransi aktivitas. Hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan mendukung proses pengobatan dan perawatan.