Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15930 | 22 Apr 2025
Klinis : gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan bebas dan terkoordinasi pada satu atau lebih ekstremitas tubuh.
- Karakteristik Utama: Penurunan rentang gerak, kekuatan otot, koordinasi, dan kontrol gerak.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik, mempertahankan fungsi tubuh, dan mencapai kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan peningkatan rentang gerak, kekuatan otot, koordinasi, dan kontrol gerak.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Mobilisasi: Membantu pasien dalam pergerakan dan aktivitas fisik sesuai kemampuan.
b. Terapi Latihan: Memberikan latihan untuk meningkatkan rentang gerak, kekuatan otot, dan koordinasi.
c. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri yang mungkin timbul selama aktivitas.
d. Edukasi: Memberikan informasi tentang pentingnya mobilisasi dan latihan untuk meningkatkan mobilitas fisik.
Sebagai pakar keperawatan, saya dapat membantu Anda memahami lebih dalam tentang Gangguan Mobilitas Fisik dan bagaimana SDKI, SLKI, dan SIKI dapat diterapkan dalam proses asuhan keperawatan. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 15931 | 22 Apr 2025
Klinis : telinga berair
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi telinga berair.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pembersihan Jalan Napas Berhubungan dengan Gangguan Drainase Telinga
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Pembersihan Jalan Napas: Ketidakmampuan untuk memelihara pembersihan jalan napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- Gangguan Drainase Telinga: Keluarnya cairan dari telinga yang disebabkan oleh infeksi atau kelainan pada telinga.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemeliharaan Jalan Napas: Kemampuan untuk memelihara pembersihan jalan napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- Integritas Telinga: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi telinga yang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk mempertahankan dan memelihara pembersihan jalan napas.
- Perawatan Telinga: Intervensi untuk mempertahankan struktur dan fungsi telinga yang normal.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan Pembersihan Jalan Napas Berhubungan dengan Gangguan Drainase Telinga" menunjukkan adanya masalah pada pembersihan jalan napas yang dapat disebabkan oleh gangguan pada telinga. Intervensi keperawatan yang sesuai akan ditujukan untuk mempertahankan pembersihan jalan napas dan integritas telinga. -
Article No. 15932 | 22 Apr 2025
Klinis : telinga keluar air bernanah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi telinga keluar air bernanah.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI:
Risiko Infeksi adalah kondisi dimana individu memiliki rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti penurunan sistem kekebalan tubuh, prosedur invasif, dan paparan terhadap sumber infeksi.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari penanganan Risiko Infeksi adalah tidak terjadi infeksi, tanda-tanda infeksi berkurang, dan tidak ada komplikasi yang timbul akibat infeksi.
SIKI:
Intervensi keperawatan untuk mengatasi Risiko Infeksi meliputi:
1. Manajemen Infeksi: memantau tanda-tanda infeksi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, dan melakukan tindakan pencegahan infeksi.
2. Edukasi Kesehatan: memberikan informasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan pencegahan infeksi.
3. Perawatan Luka: melakukan perawatan luka pada telinga yang keluar air bernanah.
Dalam penanganan kondisi ini, perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut, memantau perkembangan kondisi, dan memberikan edukasi kepada pasien serta keluarga. -
Article No. 15933 | 22 Apr 2025
Klinis : pusing ketika berdiri ama
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi pusing ketika berdiri.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penyebab: Gangguan fungsi kardiovaskular, neurologis, muskuloskeletal, dan/atau psikologis.
Gejala: Kelelahan, merasa lemas, napas pendek, pusing, dan/atau mudah lelah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan.
2. Klien dapat beradaptasi dengan keterbatasan aktivitas.
3. Klien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan:
1. Manajemen aktivitas: Mengatur dan memodifikasi aktivitas sesuai toleransi klien.
2. Manajemen energi: Mengajarkan teknik-teknik konservasi energi.
3. Terapi latihan: Melakukan latihan fisik sesuai toleransi klien.
4. Edukasi kesehatan: Memberikan informasi tentang penyebab dan cara mengatasi intoleransi aktivitas.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pusing ketika berdiri dan pengelolaan keperawatannya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 15934 | 22 Apr 2025
Klinis : gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal-gatal)
Definisi:
Pruritus adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang memicu keinginan untuk menggaruk.
Penyebab:
Pruritus dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti reaksi alergi, infeksi kulit, kondisi medis, atau iritasi pada kulit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gejala utama: Sensasi gatal pada kulit
Gejala lain: Kemerahan, inflamasi, dan ekskorasi kulit akibat menggaruk
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan Keperawatan:
1. Pasien melaporkan penurunan sensasi gatal
2. Pasien menunjukkan kulit yang bersih dan tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Pasien mampu mengontrol rasa gatal dan mencegah trauma akibat menggaruk
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab gatal-gatal
2. Berikan pengobatan sesuai indikasi (misalnya: antihistamin, kortikosteroid topikal)
3. Ajarkan pasien teknik meredakan rasa gatal (misalnya: kompres dingin, menggunakan losion pelembab)
4. Dorong pasien untuk menghindari faktor pemicu gatal-gatal
5. Pantau tanda-tanda infeksi pada kulit
6. Edukasi pasien tentang perawatan kulit yang tepat
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk mengidentifikasi penyebab gatal-gatal, memberikan pengobatan yang sesuai, dan mengajarkan teknik meredakan rasa gatal. Tujuannya adalah untuk mengurangi sensasi gatal, mencegah trauma kulit, dan membantu pasien mencapai kesembuhan. -
Article No. 15935 | 22 Apr 2025
Klinis : kepala pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "kepala pusing".
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Elektrolit (SDKI)
Penjelasan:
Ketidakseimbangan Elektrolit adalah keadaan di mana terjadi gangguan pada komposisi atau konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh, seperti natrium, kalium, klorida, dan lain-lain. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk pusing.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Cairan dan Elektrolit
2. Manajemen Cairan
3. Terapi Cairan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital, intake-output, dan status cairan pasien
2. Pemberian cairan sesuai kebutuhan pasien
3. Pemberian suplemen elektrolit jika diperlukan
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment secara komprehensif, memantau kondisi pasien, dan memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi ketidakseimbangan elektrolit yang menyebabkan pusing pada pasien. Tujuannya adalah untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit dan mengurangi gejala pusing yang dialami.
Apakah penjelasan saya sudah cukup jelas? Saya terbuka untuk menerima pertanyaan lebih lanjut. -
Article No. 15936 | 22 Apr 2025
Klinis : In. D usia 30 tabu dibawa reuelang dan keluargaya be rumal sakit panda taugsal 01 Januari 2025 barena mengalami becelakaan bermobil. Dari rengkajian Rasien mengalami renurnan Kesadaran Renelong mengatakan dada korban menghantam keras stir makil setelah keelakaan rasien muntah darah lalu kemudian pasien tidak sadar Keaadaan pasien saat di IGD klien mengalami remunan besadaran, napas cepat dan dangkal auskultasi suara napas Euchi, dan. pasien ugerok. Terdarat beugkak dan jeias di dada sebelah kiti. Hasil remeriksaan GCS 8 (E2V2M4) kesadaran sopor, basil Remerisaan TTV, TD: 90/60 mmHg, nadi: 110x/menit, RR: 35x/menit suhu 37,7 °C, Saturasi Oksigen 85%, akral teraba dingin, tamRak sianosis. Reuggunaan etet-atet Remarasan, dan napas suring bidung. Hasil CT Scan menuniukan adanya Reaumpukan darah pada Egugga pneumotheraks dan sumbatan pada asteri pulmonalis. Pasien akan dilakukan tindakan Thoracentesis untuk mengatasi renumpukan darala pada cougga pleura.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan cedera kepala dan trauma akibat kecelakaan mobil, ditandai dengan pasien dalam kondisi sopor (GCS 8).
2. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan trauma pada dada, ditandai dengan napas cepat dan dangkal, serta adanya suara napas yang tidak normal (auskultasi suara napas wheezing) dan pasien menggunakan oksigen.
3. Perubahan Perfusi Jaringan Paru berhubungan dengan pneumotoraks dan sumbatan arteri pulmonalis, ditandai dengan penurunan saturasi oksigen (85%), takikardi (110x/menit), dan adanya sianosis.
4. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera pada dada, ditandai dengan adanya bengkak dan jejas pada dada kiri.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan mempertahankan tingkat kesadaran yang optimal (GCS ≥ 13).
2. Pasien akan mempertahankan pola napas yang efektif, dengan frekuensi napas 12-20x/menit, tidak ada suara napas abnormal, dan saturasi oksigen ≥ 95%.
3. Pasien akan mempertahankan perfusi jaringan paru yang adekuat, dengan tanda-tanda vital stabil (TD 100-140/60-90 mmHg, nadi 60-100x/menit, suhu 36,5-37,5°C) dan tidak ada tanda-tanda sianosis.
4. Pasien akan melaporkan nyeri dalam skala 1-3 (nyeri ringan) dan menunjukkan tanda-tanda penurunan nyeri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Penurunan Kesadaran:
a. Pertahankan jalan napas yang terbuka.
b. Lakukan pemantauan neurologi secara berkala.
c. Berikan oksigen sesuai indikasi.
d. Lakukan tindakan pencegahan cedera.
2. Intervensi untuk Gangguan Pola Napas:
a. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
b. Berikan oksigen sesuai indikasi.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan napas dalam dan latihan batuk efektif.
d. Lakukan suction jika diperlukan.
3. Intervensi untuk Perubahan Perfusi Jaringan Paru:
a. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
b. Berikan oksigen sesuai indikasi.
c. Tingkatkan posisi semi-fowler atau tingkatkan kepala tempat tidur.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan thoracentesis.
4. Intervensi untuk Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Berikan terapi analgesik sesuai indikasi.
c. Gunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat/dingin.
d. Beri dukungan emosional dan anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi yang Anda paparkan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamu'alaikum. -
Article No. 15937 | 22 Apr 2025
Klinis : Hasil pemeriksaan sebagai berikut : ibu kelelahan, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, Asi tidak menetes, bayi menangis saat disusui, intake bayi tidak adekuat. Diagnosis keperawatan pada kasus tersebut adalah ... Select one: a. Menyusui tidak efektif b. Defisit pengetahuan c. Ketidaknyamanan pasca partum d. Menyusui efektif e. Gangguan pola tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
a. Menyusui tidak efektif
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan "Menyusui tidak efektif" merupakan diagnosis yang paling tepat untuk kondisi yang digambarkan. Beberapa indikasi yang mendukung diagnosis ini adalah:
- Ibu kelelahan
- Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu
- ASI tidak menetes
- Bayi menangis saat disusui
- Intake bayi tidak adekuat
Diagnosis ini sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). Diagnosis ini menggambarkan ketidakmampuan atau kesulitan ibu dan bayi dalam melakukan proses menyusui secara efektif.
Selain itu, diagnosis ini juga sesuai dengan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh PPNI. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memfasilitasi proses menyusui, memberikan edukasi dan dukungan kepada ibu, serta memantau progress menyusui. -
Article No. 15938 | 22 Apr 2025
Klinis : Hasil pemeriksaan sebagai berikut : ibu kelelahan, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, Asi tidak menetes, bayi menangis saat disusui, intake bayi tidak adekuat. Diagnosis keperawatan pada kasus tersebut adalah ... Select one: a. Gangguan pola tidur b. Ketidaknyamanan pasca partum c. Defisit pengetahuan d. Menyusui tidak efektif e. Menyusui efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, diagnosis keperawatan yang paling tepat adalah:
d. Menyusui tidak efektif
Penjelasan:
Menyusui tidak efektif merupakan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan, yaitu ibu kelelahan, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, ASI tidak menetes, dan bayi menangis saat disusui. Hal ini menunjukkan adanya masalah terkait proses menyusui yang tidak berjalan dengan efektif.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) mendefinisikan "Menyusui tidak efektif" sebagai "Ketidakmampuan ibu dan bayi untuk mempertahankan proses menyusui yang memuaskan".
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, yang berisi daftar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional.
SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia, yang berisi daftar luaran (outcome) keperawatan yang diharapkan.
SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, yang berisi daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan. -
Article No. 15939 | 22 Apr 2025
Klinis : Tindakan awal yang paling tepat dilakukan oleh bidan pada kasus atonia uteri yang menyebabkan perdarahan pasca partum adalah... Select one: a. Memberikan transfusi darah. b. Melakukan masase fundus uteri. c. Memberikan antibiotik profilaksis. d. Segera melakukan manual plasenta. e. Memasang kateter urin.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi atonia uteri yang menyebabkan perdarahan pasca partum.
Diagnosa Keperawatan:
Perdarahan Pasca Partum berhubungan dengan atonia uteri yang ditandai dengan perdarahan berlebih setelah kelahiran bayi.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Perdarahan Pasca Partum adalah kondisi di mana terjadi perdarahan yang berlebihan setelah kelahiran bayi, biasanya disebabkan oleh atonia uteri (kegagalan kontraksi uterus).
- Tanda dan gejala: Perdarahan vagina yang banyak, nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, kulit pucat, dan kesadaran menurun.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perdarahan terkendali, tanda-tanda vital stabil, dan kondisi ibu membaik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang paling tepat adalah Melakukan Masase Fundus Uteri.
- Tindakan ini bertujuan untuk merangsang kontraksi uterus sehingga dapat menghentikan perdarahan.
Jadi, berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, tindakan awal yang paling tepat dilakukan oleh bidan pada kasus atonia uteri yang menyebabkan perdarahan pasca partum adalah Melakukan Masase Fundus Uteri.