Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16070 | 23 Apr 2025
Klinis : Thyrotoxicosis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berkenaan dengan kondisi thyrotoxicosis, berikut kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E05
- Deskripsi: Thyrotoxicosis (hipertiroidisme)
Thyrotoxicosis, atau hipertiroidisme, adalah kondisi dimana terdapat peningkatan hormon tiroid dalam tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit Graves, nodulus toksik, atau kelenjar tiroid yang mengalami hiperplasia. Gejala yang sering muncul antara lain peningkatan denyut jantung, tremor, intoleransi panas, dan perubahan berat badan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 06.2
- Deskripsi: Tiroidektomi subtotal atau hemitiroidektomi
Pada kasus thyrotoxicosis yang sulit dikontrol dengan pengobatan medis, tindakan bedah seperti tiroidektomi subtotal atau hemitiroidektomi dapat menjadi pilihan pengobatan. Prosedur ini dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan jaringan tiroid yang hiperaktif, dengan tujuan memperbaiki kondisi hipertiroidisme. -
Article No. 16071 | 23 Apr 2025
Klinis : Thyrotoxicosis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi Thyrotoxicosis, dengan tone akademis dan persona pakar atau perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Thyrotoxicosis:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Thyrotoxicosis adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan" (SDKI, 2017). Pasien dengan Thyrotoxicosis mengalami peningkatan metabolisme basal, yang dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi dan kehilangan berat badan yang tidak disengaja. Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh akibat peningkatan laju metabolisme.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi: Tidak Ada Kekurangan (SLKI, 2019)
- Indikator: Berat badan berada dalam rentang normal, Asupan nutrisi adekuat, Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
- Tujuan: Memastikan pasien memiliki asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh akibat peningkatan laju metabolisme.
2. Pengendalian Gejala (SLKI, 2019)
- Indikator: Gejala thyrotoxicosis terkontrol, Toleransi aktivitas meningkat, Tidak ada tanda-tanda komplikasi.
- Tujuan: Mengurangi atau mengendalikan gejala-gejala yang muncul akibat thyrotoxicosis, sehingga pasien dapat beraktivitas secara optimal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi (SIKI, 2018)
- Kaji kebutuhan nutrisi pasien berdasarkan peningkatan laju metabolisme.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Pantau asupan dan status nutrisi pasien secara berkala.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya pemenuhan nutrisi.
2. Manajemen Aktivitas (SIKI, 2018)
- Kaji toleransi aktivitas pasien dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya.
- Bantu pasien merencanakan aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransi.
- Ajarkan teknik-teknik untuk menghemat energi saat beraktivitas.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya pengendalian aktivitas.
3. Manajemen Gejala (SIKI, 2018)
- Kaji tanda dan gejala yang muncul akibat thyrotoxicosis.
- Berikan intervensi farmakologis sesuai dengan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi gejala, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi komplementer.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pengelolaan gejala.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan thyrotoxicosis dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya, mengendalikan gejala, dan meningkatkan toleransi aktivitas, sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 16072 | 23 Apr 2025
Klinis : thyrotoxicosis,
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan kondisi thyrotoxicosis.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E05
- Deskripsi: Thyrotoxicosis [hipertiroidisme]
Thyrotoxicosis, atau hipertiroidisme, adalah kondisi medis di mana kelenjar tiroid memproduksi berlebihan hormon tiroid, seperti tiroksina (T4) dan triiodotironina (T3). Ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk kecemasan, berat badan yang menurun, kegelisahan, jantung berdebar, dan keringat berlebihan.
Kategori E05 dalam ICD-10 mencakup berbagai subtipe thyrotoxicosis, seperti:
- E05.0: Tirotoksikosis dengan struma difus
- E05.1: Tirotoksikosis dengan nodus tiroid solitarius
- E05.2: Tirotoksikosis dengan nodus tiroid multipel
- E05.3: Tirotoksikosis otonom
- E05.4: Tirotoksikosis induksi obat
- E05.5: Tirotoksikosis krisis tiroid atau storm tiroid
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 06.2X
- Deskripsi: Prosedur pada kelenjar tiroid, termasuk tiroidektomi (total atau subtotal), lobektomi tiroid, dan eksplorasi kelenjar tiroid.
Beberapa contoh kode spesifik dalam kategori 06.2X untuk prosedur terkait thyrotoxicosis:
- 06.20: Tiroidektomi, tidak spesifik
- 06.21: Tiroidektomi total
- 06.22: Tiroidektomi subtotal
- 06.31: Lobektomi tiroid
Prosedur pada kelenjar tiroid dapat dilakukan sebagai bagian dari manajemen thyrotoxicosis, misalnya untuk mengurangi produksi hormon tiroid yang berlebihan atau menghilangkan nodula tiroid yang menyebabkan kondisi ini. -
Article No. 16073 | 23 Apr 2025
Klinis : TSH FT3 dan FT 4
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan kondisi TSH, FT3, dan FT4.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E03.9
- Deskripsi: Hipotiroidisme, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.43
- Deskripsi: Pengukuran kadar hormon tiroid, termasuk TSH, FT3, dan FT4
Penjelasan:
- Kode ICD-10 E03.9 menunjukkan diagnosa hipotiroidisme yang tidak terspesifikasi. Hal ini dapat mencakup berbagai kondisi yang menyebabkan penurunan produksi hormon tiroid, seperti disfungsi kelenjar tiroid, defisiensi iodium, atau gangguan lainnya.
- Kode ICD-9-CM 89.43 merujuk pada prosedur pengukuran kadar hormon tiroid, yang mencakup pemeriksaan TSH, FT3, dan FT4. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi fungsi tiroid dan membantu dalam menegakkan diagnosis serta menentukan rencana perawatan yang sesuai.
Saya harap informasi ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 15924 | 22 Apr 2025
Klinis : pasien mengatakan ada keluhan nyeri pinggang menjalar hingga kedua kaki sejak 1 tahun SMRS, memburuk sejak hari ini. Pasien ada riwayat jatuh 1 tahun yang lalu. Pasien sudah berobat ke RS Pamulang hari ini, sudah diberikan obat nyeri supp dan inj omeprazole dan dirujuk lepas. Hari ini di sekolah tiba2 kaki lemas tanpa sebab dan terjatuh di sekolah td pagi, tidak dapat menapak dan berdiri, BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien sulit berjalan dan nyeri hebat. RPD: HNP (+) 2024, GERD (+) RPO: Obat dari RS Pamulang : Patral dan omeprazole Alergi obat: (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
- Penyebab: Hernia Nukleus Pulposus, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Penurunan nyeri
- Peningkatan kemampuan mobilisasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri
- Terapi mobilisasi
- Edukasi terkait penyakit dan penanganannya
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami nyeri pinggang yang menjalar hingga ke kaki, dengan riwayat jatuh 1 tahun lalu dan diagnosis HNP. Kondisi ini menyebabkan nyeri akut dan keterbatasan mobilisasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi mobilisasi, dan edukasi terkait penyakit serta penanganannya untuk membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan mobilisasi pasien. -
Article No. 15925 | 22 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit perut gembung, berangin, nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan sakit perut gembung, berangin, dan nyeri ulu hati, maka Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
Gangguan Eliminasi Flatus
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan gas dari usus secara normal.
Penyebab:
- Penurunan motilitas usus
- Diet yang tidak sesuai
- Stres
Gejala dan Tanda:
- Perut terasa gembung
- Rasa tidak nyaman atau nyeri perut
- Keluarnya gas berlebihan
2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI):
Luaran: Eliminasi Flatus Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mengeluarkan gas dari usus secara normal.
Kriteria Hasil:
- Frekuensi pengeluaran gas sesuai normal
- Perut tidak terasa gembung
- Tidak ada rasa tidak nyaman atau nyeri perut
3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):
Intervensi: Manajemen Konstipasi
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatur pola eliminasi feses dan gas secara normal.
Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi penyebab gangguan eliminasi flatus
- Anjurkan diet tinggi serat dan cairan
- Ajarkan teknik relaksasi perut
- Berikan laksatif atau obat antiflatus sesuai indikasi
- Monitoring tanda-tanda vital dan eliminasi
Dalam konteks akademis dengan persona sebagai pakar perawat, penjelasan singkat di atas mencakup Diagnosa Keperawatan, Standar Luaran Keperawatan, dan Standar Intervensi Keperawatan berdasarkan keluhan pasien yang disampaikan. -
Article No. 15926 | 22 Apr 2025
Klinis : Sakit kepala
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi "Sakit kepala", dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G44.9
- Deskripsi: Sakit kepala, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Kode ICD-10 G44.9 digunakan untuk mengkodekan sakit kepala yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik, seperti migrain, klaster, atau sakit kepala tipe-tipe lainnya. Diagnosis ini akan digunakan jika gejala dan karakteristik sakit kepala pasien tidak memenuhi kriteria untuk kategori yang lebih spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang secara khusus terkait dengan kondisi sakit kepala.
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang secara rutin dilakukan untuk menangani sakit kepala. Manajemen sakit kepala biasanya melibatkan pengobatan simtomatik, terapi fisik, atau pengobatan profilaksis, tergantung pada penyebab dan karakteristik sakit kepala yang dialami pasien.
Dalam praktik klinis, pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan evaluasi gejala-gejala yang dialami pasien akan menjadi dasar bagi dokter untuk menentukan diagnosis yang sesuai dan rencana penanganan yang tepat untuk mengatasi kondisi sakit kepala pasien. -
Article No. 15927 | 22 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan kebas kebas diseluruh badan , sering buang air kecil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan kebas-kebas di seluruh badan dan sering buang air kecil, berikut adalah diagnostik keperawatan yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) beserta penjelasan singkatnya:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Sensasi Perifer
Penjelasan:
- Gangguan Sensasi Perifer adalah ketidakmampuan individu dalam merasakan rangsangan normal pada bagian tubuh tertentu.
- Gejala yang sering muncul adalah kebas, kesemutan, mati rasa, dan penurunan sensasi di seluruh atau sebagian tubuh.
- Penyebab dapat berupa neuropati, gangguan sirkulasi, atau cedera pada sistem saraf perifer.
2. Diagnosa Keperawatan: Poliuria
Penjelasan:
- Poliuria adalah peningkatan volume urin yang melebihi batas normal.
- Gejala yang sering muncul adalah sering buang air kecil, baik siang maupun malam.
- Penyebab dapat berupa diabetes melitus, diabetes insipidus, atau gangguan ginjal.
Berdasarkan tone dan persona yang diberikan (akademis dan pakar), penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari PPNI adalah sebagai berikut:
SDKI: Merupakan standar yang mengatur dan menjelaskan tentang diagnosis keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat dalam praktik keperawatan.
SLKI: Merupakan standar yang mengatur dan menjelaskan tentang luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI: Merupakan standar yang mengatur dan menjelaskan tentang intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang teridentifikasi.
Perawat dapat menggunakan ketiga standar tersebut (SDKI, SLKI, dan SIKI) sebagai panduan dalam melakukan pengkajian, menegakkan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 15928 | 22 Apr 2025
Klinis : gangguan rasa nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan rasa nyaman, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman (Distress Nyeri)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Rasa Nyaman (Distress Nyeri) didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut. Diagnosa ini meliputi karakteristik seperti ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, dan verbal yang mengindikasikan nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, dan dapat beraktivitas sesuai kemampuan tanpa peningkatan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, relaksasi, terapi hangat/dingin, terapi musik, dan kolaborasi pemberian analgesik. Perawat juga dapat memberikan edukasi tentang nyeri dan strategi penanganannya kepada pasien dan keluarga.
Secara akademis, diagnosa keperawatan ini penting untuk mengidentifikasi dan menangani gangguan rasa nyaman yang dialami pasien. Perawat perlu memiliki pemahaman yang komprehensif tentang SDKI, SLKI, dan SIKI agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien. -
Article No. 15929 | 22 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan post operasi kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, rentang gerak, atau kontrol otot.
Penjelasan:
Pasien yang menjalani operasi kepala kemungkinan mengalami keterbatasan pergerakan fisik akibat adanya intervensi medis pada area kepala. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kekuatan, rentang gerak, atau kontrol otot yang dapat menghambat mobilitas pasien.
2. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Penjelasan:
Pasca operasi kepala, pasien berisiko mengalami infeksi di area bekas operasi, terutama jika terdapat luka terbuka. Infeksi dapat terjadi akibat invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan pasien.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Penjelasan:
Pasien pasca operasi kepala kemungkinan mengalami nyeri akut di area bekas operasi. Nyeri dapat disebabkan oleh kerusakan jaringan akibat prosedur pembedahan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menentukan diagnosa keperawatan yang tepat berdasarkan penilaian klinis perawat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan.