Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16050 | 23 Apr 2025
Klinis : Apa kriteria hasil yang diharapkan setelah intervensi untuk manajemen hipervolemia? Select one: a. Penurunan berat badan b. Tekanan darah menurun c. Haluran urin meningkat d. Kulit menjadi lebih pucat e. Edema meningkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipervolemia.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan manajemen cairan berhubungan dengan retensi cairan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kriteria diagnostik untuk diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan manajemen cairan" mencakup adanya peningkatan berat badan, edema, peningkatan volume cairan tubuh, peningkatan tekanan darah, dan penurunan output urin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kriteria hasil yang diharapkan setelah intervensi untuk manajemen hipervolemia adalah:
a. Penurunan berat badan
b. Tekanan darah menurun
c. Peningkatan jumlah urin
d. Kulit tampak segar dan tidak pucat
e. Edema berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipervolemia meliputi pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemantauan intake-output cairan.
Dengan demikian, kriteria hasil yang diharapkan setelah intervensi untuk manajemen hipervolemia adalah penurunan berat badan, penurunan tekanan darah, peningkatan jumlah urin, kulit tampak segar, dan pengurangan edema. -
Article No. 16051 | 23 Apr 2025
Klinis : Bayi Perempuan lahir spontan ,BBL 2300 grm , Panjang badan 45 cm ,RR 40x/ mnt , suhu 36,5 o C ,Seteleh 30 menit terjadi penuruan Suhu tubuh 35oC,reflek isap lemah , Asuhan keperawatan yang di berikan adalah …. Select one: a. Lakukan Metode Kanguru b. Beri perawatan dalam incubator c. Berikan selimut yang tebal d. Berikan antibiotic sesuai program ( kolaborasi ) e. Lakukan Rujukan Segera
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipotermi (SDKI) / Suhu Tubuh Tidak Efektif (SIKI)
Penjelasan:
- Bayi mengalami penurunan suhu tubuh yang signifikan dari 36,5°C menjadi 35°C setelah 30 menit.
- Hal ini menunjukkan adanya ketidakstabilan dalam pengaturan suhu tubuh bayi.
2. Ketidakefektifan Refleks Isap (SDKI) / Ketidakefektifan Menelan (SIKI)
Penjelasan:
- Bayi menunjukkan refleks isap yang lemah, yang dapat mempengaruhi kemampuan menelan dan asupan nutrisi.
Rencana Asuhan Keperawatan:
a. Lakukan Metode Kanguru (Skin-to-Skin Care)
- Meningkatkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu untuk mempertahankan suhu tubuh bayi.
- Meningkatkan ikatan kasih sayang dan stimulasi sensori.
b. Beri perawatan dalam inkubator
- Mempertahankan suhu lingkungan yang sesuai untuk mencegah hipotermi.
- Memantau suhu tubuh bayi secara berkala.
c. Berikan selimut yang tebal
- Membantu mempertahankan suhu tubuh bayi.
- Mencegah kehilangan panas secara konveksi.
d. Berikan antibiotik sesuai program (kolaborasi)
- Mencegah atau mengatasi infeksi yang mungkin terjadi akibat kondisi bayi.
- Dilakukan berdasarkan kolaborasi dengan tenaga medis.
e. Lakukan Rujukan Segera
- Jika kondisi bayi tidak membaik atau semakin memburuk, perlu dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keamanan perawatan yang diberikan. -
Article No. 16052 | 23 Apr 2025
Klinis : Seorang anak perempuan usia 10 tahun dirawat dengan DHF. Anak tampak lemas, mual dan panas dan terdapat ptekie. Anak sempat mimisan sebelum dibawa ke rumah sakit. Anak telah mendapat rehidrasi untuk mencegah syok. Apa yang harus dievaluasi /observasi pada anak tersebut? Select one: a. Tekanan darah b. Suhu tubuh c. Turgor kulit d. Frekuensi nafas e. Bising usus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi anak perempuan usia 10 tahun yang dirawat dengan Demam Berdarah Dengue (DHF), berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang perlu dievaluasi/observasi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Syok Hemoragik berhubungan dengan penurunan volume cairan dan permeabilitas vaskuler.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Keadaan ketika terdapat potensi terjadi penurunan volume cairan dan permeabilitas vaskuler yang dapat menyebabkan syok hemoragik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tidak terjadi syok hemoragik, tanda-tanda vital stabil, dan terjadi peningkatan volume cairan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan, dan pencegahan komplikasi.
Evaluasi/Observasi yang Harus Dilakukan:
a. Tekanan darah
b. Suhu tubuh
c. Turgor kulit
d. Frekuensi nafas
e. Bising usus
Pemantauan tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, suhu tubuh, frekuensi nafas, dan bising usus, serta evaluasi turgor kulit sangat penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal syok hemoragik dan memantau respon terhadap terapi rehidrasi. Hal ini sesuai dengan SIKI yang menekankan pada pemantauan tanda-tanda vital dan pencegahan komplikasi. -
Article No. 16053 | 23 Apr 2025
Klinis : gds tinggi mendapatkan terapi insulin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan GDS tinggi yang mendapatkan terapi insulin. Sebagai seorang perawat, saya akan menjawab dengan nada akademis dan persona pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan
Definisi: Kondisi di mana asupan nutrisi melebihi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan Berat Badan
- Glukosa Darah Puasa Meningkat
- Trigliserida Meningkat
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Berat Badan dalam Rentang Normal
- Kadar Glukosa Darah Terkendali
- Kadar Trigliserida Terkendali
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Nutrisi
- Manajemen Diabetes Melitus
- Edukasi Gizi
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami perubahan kadar glukosa darah dari rentang normal.
SDKI:
- Riwayat Diabetes Melitus
- Penurunan Toleransi Glukosa
- Peningkatan Kadar Glukosa Darah
SLKI:
- Kadar Glukosa Darah Terkendali
- Tidak Terjadi Komplikasi Akut Diabetes Melitus
- Pemahaman Pengelolaan Diabetes Melitus Meningkat
SIKI:
- Manajemen Diabetes Melitus
- Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Edukasi Pengelolaan Diabetes Melitus
Sebagai perawat, saya akan fokus pada pemantauan nutrisi, manajemen diabetes melitus, dan edukasi gizi serta pengelolaan diabetes melitus untuk membantu pasien mencapai keseimbangan nutrisi dan stabilitas kadar glukosa darah. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan perawatan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 16054 | 23 Apr 2025
Klinis : dijadwal kan senam kaku diabetes dan mendapatkan terapi uji neuropati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit (SDKI)
Penjelasan:
Pasien yang dijadwalkan untuk senam kaku diabetes dan mendapatkan terapi uji neuropati memiliki risiko kerusakan integritas kulit. Hal ini disebabkan oleh faktor risiko seperti gangguan sirkulasi darah, penurunan sensasi, dan penurunan mobilitas yang dapat menyebabkan kerusakan pada integritas kulit.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Terpelihara
2. Risiko Komplikasi: Terkendali
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- Identifikasi faktor risiko kerusakan integritas kulit
- Lakukan perawatan kulit secara rutin
- Anjurkan pasien untuk melakukan senam kaku dan terapi uji neuropati sesuai jadwal
- Monitoring tanda-tanda kerusakan integritas kulit
2. Manajemen Sirkulasi
- Evaluasi sirkulasi perifer
- Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan gangguan sirkulasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor risiko yang ada, menetapkan luaran yang diharapkan, dan melakukan intervensi yang sesuai untuk mencegah dan mengelola risiko kerusakan integritas kulit pada pasien dengan diabetes yang menjalani senam kaku dan terapi uji neuropati. -
Article No. 16055 | 23 Apr 2025
Klinis : dijadwal kan mendapatkan pemeriksaan ankle brachcial index
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan perfusi jaringan perifer yang adekuat, yang ditandai dengan tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi seperti perubahan warna, suhu, dan sensasi kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
2. Pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI) untuk mengevaluasi aliran darah ke ekstremitas bawah
3. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan ABI dan perawatan kaki
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk penanganan lebih lanjut.
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Nurse: Memberikan informasi medis dan keperawatan secara komprehensif dan ilmiah. -
Article No. 16056 | 23 Apr 2025
Klinis : dijadwal kan mendapatkan pemeriksaan ankle brachcial index
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu penjadwalan pemeriksaan ankle brachial index, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Perfusi Perifer
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan sistem kardiovaskular untuk mempertahankan perfusi adekuat ke jaringan perifer.
- Penyebab: Penyakit pembuluh darah perifer, diabetes melitus, hipertensi, gangguan sirkulasi.
- Tanda dan Gejala: Nyeri tungkai, kram, hilangnya denyut nadi perifer, perubahan warna kulit, suhu kulit dingin, kulit kering dan gatal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perfusi perifer membaik, tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi, kemampuan aktivitas fisik meningkat.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, denyut nadi perifer teraba, warna kulit normal, suhu kulit hangat, tidak ada nyeri atau kram.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Monitor tanda-tanda vital, monitor perfusi perifer, atur posisi ekstremitas, lakukan latihan fisik, edukasi tentang gaya hidup sehat.
- Rasional: Untuk memantau, mempertahankan, dan meningkatkan perfusi perifer serta mencegah komplikasi.
Dalam konteks akademis dan persona pakar/perawat, diagnosa keperawatan ini menunjukkan adanya risiko gangguan perfusi perifer yang perlu diidentifikasi dan dikelola secara komprehensif untuk mencapai luaran yang diharapkan dan memaksimalkan intervensi keperawatan yang diberikan. -
Article No. 16057 | 23 Apr 2025
Klinis : dijadwal kan mendapatkan pemasangan ngt dan bilas lambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Aspirasi Tersedak berhubungan dengan kelemahan otot-otot faringeal dan laringeal.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Rentan terhadap masuknya zat asing (cairan, makanan, benda) ke dalam saluran pernafasan.
- Faktor Risiko: Kelemahan otot-otot faringeal dan laringeal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi aspirasi tersedak.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat menelan tanpa tersedak, tidak ada suara napas cuping hidung, dan tidak ada bunyi cairan di jalan napas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Pemantauan Respirasi: Mengobservasi frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
b. Pemberian Nutrisi: Memastikan pasien mendapatkan nutrisi sesuai kebutuhan.
c. Perawatan Saluran Cerna: Melakukan pemasangan dan perawatan NGT serta pembersihan lambung.
d. Manajemen Jalan Napas: Mempertahankan jalan napas yang paten.
Dalam kondisi ini, pasien dijadwalkan untuk pemasangan NGT (Nasogastric Tube) dan bilas lambung. Perawat perlu memperhatikan risiko aspirasi tersedak yang dapat terjadi selama proses tersebut dan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencegah terjadinya komplikasi. -
Article No. 16058 | 23 Apr 2025
Klinis : dijadwal kan mendapatkan pemasangan ngt
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Aspirasi Tersedak berhubungan dengan penurunan refleks menelan saat pemasangan NGT (Nasogastric Tube)
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Aspirasi Tersedak adalah kondisi di mana individu memiliki kemungkinan untuk mengalami masuk atau masuknya cairan, makanan, atau benda asing ke dalam jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan tidak adanya tanda-tanda aspirasi, seperti tidak ada suara napas tambahan, tidak ada batuk atau tersedak saat menelan, dan tidak ada perubahan saturasi oksigen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Memposisikan pasien dengan kepala lebih tinggi saat pemasangan NGT
2. Memberikan edukasi kepada pasien mengenai cara menelan dengan benar saat pemasangan NGT
3. Memonitor tanda-tanda vital dan saturasi oksigen selama dan setelah pemasangan NGT
4. Memastikan bahwa NGT telah terpasang dengan benar di saluran pencernaan
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mencegah terjadinya risiko aspirasi tersedak pada pasien yang dijadwalkan untuk pemasangan NGT. -
Article No. 16059 | 23 Apr 2025
Klinis : dijadwal kan mendapatkan terapi bilas lambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko aspirasi berhubungan dengan prosedur terapi bilas lambung
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko aspirasi adalah keadaan di mana individu rentan mengalami masuknya cairan, makanan, benda asing atau sekresi ke dalam saluran napas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah individu bebas dari komplikasi akibat aspirasi, seperti pneumonia, hipoksemia, dan kematian.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda vital, memantau status respirasi, memposisikan dengan benar, memberikan informasi dan edukasi tentang prosedur, serta memfasilitasi pelaksanaan terapi bilas lambung dengan aman.
Dalam konteks akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan singkat di atas dapat disampaikan dengan bahasa yang lebih formal dan rinci sesuai dengan kebutuhan audiens.