Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21684 | 13 Sep 2025
Klinis : pasien umur 5 tahun, diare 10 x, mutah 4x, demam, perut sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 DIAGNOSA KEPERAWATAN\b0\fs24
\b Kode: 00011\b0
\b Nama Diagnosa: Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan\b0
\b Definisi: Berisiko mengalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraselular.\b0
\b\fs28 SDKI (STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA)\b0\fs24
\b Kode: 1401\b0
\b Fokus: Keseimbangan Cairan\b0
\b Subyek: Anak mampu mempertahankan keseimbangan cairan\b0
\b Obyek: Status hidrasi\b0
\b Kondisi: Dalam 2x24 jam\b0
\b\fs28 SLKI (STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA)\b0\fs24
\b Kode: 140101\b0
\b Luaran: Status hidrasi membaik\b0
\b Kriteria Luaran:
- Turgor kulit membaik
- Membran mukosa lembab
- Produksi urin adekuat
- Haus berkurang
- Berat badan stabil\b0
\b\fs28 SIKI (STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA)\b0\fs24
\b Kode: 4160\b0
\b Intervensi: Manajemen Cairan\b0
\b Aktivitas:
- Monitor tanda-tanda dehidrasi
- Berikan cairan oral/IV sesuai protokol
- Monitor intake dan output cairan
- Kolaborasi pemberian elektrolit
- Edukasi orang tua tentang tanda dehidrasi\b0
\b\fs28 PENJELASAN SINGKAT\b0\fs24
Pasien anak usia 5 tahun dengan diare 10x dan muntah 4x berisiko tinggi mengalami \i dehydration\i0 akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara masif. Demam dan nyeri abdomen memperberat kondisi melalui peningkatan \i insensible water loss\i0 dan penurunan intake oral. Intervensi keperawatan difokuskan pada \i fluid resuscitation\i0 , pemantauan ketat status hidrasi, dan edukasi keluarga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 21665 | 12 Sep 2025
Klinis : diagnosa keperawatan pada kontusio serebri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN UNTUK KONTUSIO SEREBRI\b0\fs24
\par
\b Kondisi Medis: Kontusio Serebri
\par
\b0 Kontusio serebri merupakan cedera otak traumatik yang ditandai dengan memar jaringan otak akibat benturan langsung pada kepala, menyebabkan perdarahan intraparenkim dan edema serebral yang dapat mengakibatkan gangguan neurologis.
\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA:\b0
\par
\b DX.0012 Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Otak\b0
\par
\b Penjelasan SDKI:\b0 Berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial sekunder akibat edema serebral dan perdarahan intraparenkim. Ditandai dengan penurunan kesadaran, perubahan tanda neurologis, dan peningkatan tekanan intrakranial.
\par
\b INTERVENSI KEPERAWATAN (SLKI & SIKI):\b0
\par
\b SLKI Code: 4410 - Pemantauan Neurologis\b0
\par
- Memantau tingkat kesadaran (GCS) setiap 1-2 jam
\par
- Mengobservasi tanda vital dan fungsi neurologis
\par
- Mendeteksi perubahan status neurologis secara dini
\par
\par
\b SIKI Code: 4410A - Pemantauan status neurologis\b0
\par
- Memeriksa pupil: ukuran, bentuk, reaksi terhadap cahaya
\par
- Menilai kekuatan motorik dan respon sensorik
\par
- Mendokumentasikan skor GCS secara akurat
\par
\par
\b SLKI Code: 2410 - Manajemen Jalan Napas\b0
\par
- Mempertahankan patensi jalan napas
\par
- Memantau status pernapasan dan saturasi oksigen
\par
- Melakukan suction sesuai indikasi
\par
\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN TAMBAHAN:\b0
\par
\b DX.0006 Nyeri Akut\b0 (berhubungan dengan trauma jaringan otak dan peningkatan TIK)
\par
\b DX.0016 Risiko Infeksi\b0 (berhubungan dengan kerusakan sawar darah otak)
\par
\par
\b0\i Catatan: Intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien dan mengikuti protokol klinis terkini. Pemantauan ketat dan dokumentasi yang akurat merupakan aspek kritis dalam manajemen kontusio serebri.\i0
\par
} -
Article No. 21666 | 12 Sep 2025
Klinis : diagnosa keperawatan pada kontusio serebri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \fs24\b DIAGNOSIS KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI UNTUK KONTUSIO SEREBRI\b0\par
\par
Berdasarkan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah diagnosis keperawatan utama yang relevan untuk kondisi kontusio serebri:\par
\par
\b 1. DIAGNOSIS KEPERAWATAN:\b0\par
\b Kode SDKI:\b0 B.0801 - Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Serebral\par
\b Definisi:\b0 Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan.\par
\par
\b 2. SLKI (STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA):\b0\par
\b Kode SLKI:\b0 L.08031 - Status Sirkulasi Serebral\par
\b Kriteria Luaran:\b0\par
- Tekanan intrakranial dalam rentang normal\par
- Status neurologis stabil\par
- Tidak terdapat tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial\par
- Aliran darah serebral adekuat\par
\par
\b 3. SIKI (STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA):\b0\par
\b Kode SIKI:\b0 I.08031 - Pemantauan Neurologis\par
\b Intervensi Utama:\b0\par
- Monitor status neurologis setiap 1-2 jam (GCS, pupil, motorik)\par
- Observasi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial\par
- Pertahankan kepala pada posisi netral (30 derajat)\par
- Kolaborasi pemberian terapi osmotik sesuai indikasi\par
- Monitor tanda-tanda vital dan oksigenasi\par
\par
\b Penjelasan Singkat:\b0\par
Kontusio serebri merupakan cedera otak fokal yang menyebabkan memar dan perdarahan pada jaringan otak, berpotensi menyebabkan edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial. Diagnosis keperawatan B.0801 dipilih karena kontusio dapat mengganggu perfusi serebral melalui mekanisme edema, perdarahan, dan peningkatan TIK. Pemantauan neurologis ketut (SIKI I.08031) diperlukan untuk mendeteksi dini deteriorasi neurologis, sementara luaran L.08031 menjadi indikator keberhasilan dalam mempertahankan perfusi serebral yang adekuat.\par
\par
\b Catatan Klinis:\b0\par
Asuhan keperawatan harus fokus pada pencegangan hipoksia, hipotensi, dan hiperkapnia yang dapat memperburuk kerusakan neurologis. Intervensi kolaboratif dengan tim medis diperlukan untuk manajemen tekanan intrakranial yang optimal.\par
} -
Article No. 21667 | 12 Sep 2025
Klinis : Susah diajak bicara, lemas, penurunan kesadaran, tensi tinggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan data klinis yang disampaikan (susah diajak bicara, lemas, penurunan kesadaran, dan tekanan darah tinggi), berikut adalah analisis diagnostik keperawatan sesuai standar PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dengan pendekatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Diagnosis Keperawatan (SDKI):\b0 Penurunan Kesadaran (Kode: B.4)\par
\i Definisi:\i0 Keadaan di mana individu mengalami penurunan dalam kemampuan untuk menerima dan merespons rangsangan dari lingkungan, yang dapat bervariasi dari ringan (letargi) hingga berat (koma). Data "susah diajak bicara", "lemas", dan "penurunan kesadaran" secara langsung mendukung diagnosis ini. Tekanan darah tinggi dapat menjadi faktor penyebab atau komplikasi yang memperburuk kondisi.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Luaran Keperawatan (SLKI):\b0 Tingkat Kesadaran (Kode: L.13022)\par
\i Kriteria Luaran:\i0 \par
\- \i Tujuan:\i0 Peningkatan tingkat kesadaran menuju kondisi optimal.\par
\- \i Indikator:\i0 Respon verbal, orientasi, dan respons motorik membaik.\par
\- \i Skala Pengukuran:\i0 Dari 1 (selalu terganggu) hingga 5 (tidak pernah terganggu). Target: Mencapai skala 4-5 sesuai kemampuan pasien.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0 \par
1. \i Pemantauan Neurologis (Kode: I.10270):\i0 Mengobservasi dan mendokumentasi status kesadaran, tanda vital (termasuk tekanan darah), dan respons sensorimotor setiap 1-2 jam atau sesuai protokol.\par
2. \i Manajemen Hipertensi (Kode: I.08150):\i0 Memantau tekanan darah, kolaborasi pemberian obat antihipertensi, dan edukasi terkait kontrol tekanan darah.\par
3. \i Manajemen Jalan Napas (Kode: I.08010):\i0 Memastikan patensi jalan napas akibat risiko depresi kesadaran, termasuk posisi semi-Fowler untuk mengurangi tekanan intrakranial jika terkait hipertensi.\par
4. \i Edukasi Kesehatan (Kode: I.10070):\i0 Memberikan informasi kepada keluarga tentang kondisi pasien, tanda bahaya, dan pentingnya kepatuhan terapi.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Catatan Akademis:\b0 Kondisi ini memerlukan pendekatan kolaboratif dengan tim medis, mengingat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi neurologis seperti ensefalopati hipertensif atau stroke. Pemantauan ketat dan dokumentasi yang akurat sangat penting untuk evaluasi luaran.\par
} -
Article No. 21668 | 12 Sep 2025
Klinis : Seorang perempuan, usia 38 tahun memiliki dengan keluhan sering tremor di seluruh tubuh, lemas, tidak kuat berdiri lama dan jantung terasa berdebar-debar. Hasil pemeriksaan didapatkan frekuensi nadi 140 x/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, TD 130/85 mmHg, suhu 36.4 oC, pembesaran kelenjar tyroid di leher. Kondisi saat ini emosi pasien tidak stabil, mudah marah dengan hal-hal kecil dan sensitive terhadap udara dingin. Pasien mengeluh sering berkeringat, BAB 4 kali sehari, nafsu makan meningkat signifikan namun terjadi penurunan berat badan >2 kg dalam 1 bulan. Hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan nilai FT4 > 8 ng/dL dan FSH <0.02 uIU/mL. Riwayat melahirkan 3 kali dengan ASI yang banyak. Terakhir melahirkan 4 tahun yang lalu. Pasien mendapatkan terapi farmakologi thyrozol dan bisoprolol.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN\b0\fs24\par
\par
\b\fs24 A. DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA\b0\fs24\par
\b Kode: 00046\b0 - \b Hipertermi\b0\par
\b Definisi:\b0 Suhu tubuh di atas rentang normal\par
\b Karakteristik utama:\b0 Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, kulit teraba hangat, takikardia, takipnea\par
\b Faktor terkait:\b0 Peningkatan laju metabolisme akibat hipertiroidisme\par
\par
\b\fs24 B. INTERVENSI KEPERAWATAN (SDKI - SLKI - SIKI)\b0\fs24\par
\par
\b 1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)\b0\par
\b Kode: 1400\b0 - \b Manajemen Hipertermi\b0\par
\b Definisi:\b0 Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal dengan meminimalkan risiko komplikasi\par
\b Aktivitas:\b0\par
- Memantau suhu tubuh secara berkala\par
- Memantau tanda-tanda vital (nadi, pernapasan, tekanan darah)\par
- Memantau status hidrasi (turgor kulit, membran mukosa, intake-output)\par
- Memberikan lingkungan yang nyaman (suhu ruangan optimal)\par
- Menganjurkan pakaian yang tipis dan menyerap keringat\par
- Memberikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi\par
- Kolaborasi pemberian obat antipiretik sesuai program terapi\par
\par
\b 2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)\b0\par
\b Kode: 1402\b0 - \b Status Termoregulasi\b0\par
\b Definisi:\b0 Kemampuan tubuh dalam mempertahankan suhu dalam rentang normal\par
\b Kriteria luaran:\b0\par
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)\par
- Denyut nadi dalam rentang normal (60-100 x/menit)\par
- Pernapasan dalam rentang normal (16-20 x/menit)\par
- Kulit teraba hangat dan kering\par
- Tidak menggigil atau berkeringat berlebihan\par
\par
\b 3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)\b0\par
\b Kode: 6530\b0 - \b Manajemen Medikasi\b0\par
\b Definisi:\b0 Memfasilitasi pemberian obat yang aman dan efektif\par
\b Aktivitas:\b0\par
- Memantau respons terhadap terapi obat (Thyrozol dan Bisoprolol)\par
- Memantau efek samping obat (agranulositosis, hepatotoksisitas, bradikardi)\par
- Memastikan kepatuhan minum obat\par
- Memberikan edukasi tentang tujuan, dosis, dan efek samping obat\par
- Memantau hasil laboratorium terkait fungsi tiroid dan efek terapi\par
\par
\b\fs24 C. DIAGNOSA KEPERAWATAN TAMBAHAN\b0\fs24\par
\b Kode: 00054\b0 - \b Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan\b0\par
\b Kode: 00062\b0 - \b Kelelahan\b0\par
\b Kode: 00146\b0 - \b Ansietas\b0\par
\par
\b\fs24 D. CATATAN KHUSUS\b0\fs24\par
Berdasarkan data klinis (tremor, takikardia, pembesaran tiroid, peningkatan FT4, penurunan TSH, gejala otonom), kondisi pasien mengarah pada \b Hipertiroidisme\b0, kemungkinan \b Penyakit Graves\b0, yang memerlukan penatalaksanaan komprehensif meliputi terapi farmakologis, monitoring ketat, dan edukasi kesehatan.\par
\par
\b\fs24 E. EDUKASI PASIEN\b0\fs24\par
- Pentingnya kepatuhan terapi obat\par
- Pemantauan tanda-tanda hipotiroid (sebagai efek terapi) atau agranulositosis\par
- Pengaturan diet tinggi kalori dan protein\par
- Hindari stimulan (kafein, nikotin)\par
- Teknik relaksasi untuk mengelola ansietas dan iritabilitas\par
\par
\i\fs20 *Catatan: Kode dan standar mengacu pada PPNI (2017-2019). Evaluasi dan modifikasi intervensi harus disesuaikan dengan perkembangan kondisi pasien.\i0\fs24\par
} -
Article No. 21669 | 12 Sep 2025
Klinis : Seorang perempuan, usia 38 tahun memiliki dengan keluhan sering tremor di seluruh tubuh, lemas, tidak kuat berdiri lama dan jantung terasa berdebar-debar. Hasil pemeriksaan didapatkan frekuensi nadi 140 x/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, TD 130/85 mmHg, suhu 36.4 oC, pembesaran kelenjar tyroid di leher. Kondisi saat ini emosi pasien tidak stabil, mudah marah dengan hal-hal kecil dan sensitive terhadap udara dingin. Pasien mengeluh sering berkeringat, BAB 4 kali sehari, nafsu makan meningkat signifikan namun terjadi penurunan berat badan >2 kg dalam 1 bulan. Hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan nilai FT4 > 8 ng/dL dan FSH <0.02 uIU/mL. Riwayat melahirkan 3 kali dengan ASI yang banyak. Terakhir melahirkan 4 tahun yang lalu. Pasien mendapatkan terapi farmakologi thyrozol dan bisoprolol.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs24 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan utama yang relevan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar PPNI:
\b Diagnosa Keperawatan:\b0
\b\i Hipertermi\i0\b0 berhubungan dengan peningkatan metabolisme sekunder terhadap hipertiroidisme (Kode: 00007)
\b Subyektif:\b0 Sensitif terhadap udara dingin, sering berkeringat
\b Obyektif:\b0 Suhu 36.4°C (dalam batas normal namun perlu pemantauan ketat), peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan >2 kg/bulan, peningkatan frekuensi BAB
\b SDKI (Kode: 00007):\b0
\b Tujuan:\b0 Suhu tubuh dalam batas normal (36.5-37.5°C)
\b Kriteria hasil:\b0 Klien tidak mengeluh kepanasan, kulit teraba hangat tanpa keringat berlebih
\b SLKI (Kode: 0800):\b0
\b Intervensi:\b0 Pemantauan suhu tubuh setiap 4 jam
\b Intervensi:\b0 Manajemen lingkungan (atur suhu ruangan nyaman)
\b Intervensi:\b0 Manajemen cairan (anjurkan intake cairan adekuat)
\b SIKI (Kode: 0800):\b0
\b Aktivitas:\b0 Monitor parameter vital termasuk suhu
\b Aktivitas:\b0 Dokumentasi karakteristik keringat dan toleransi suhu lingkungan
\line
\b Diagnosa Keperawatan:\b0
\b\i Intoleransi Aktivitas\i0\b0 berhubungan dengan kelemahan otot sekunder terhadap hipertiroidisme (Kode: 00092)
\b Subyektif:\b0 Lemas, tidak kuat berdiri lama, jantung berdebar
\b Obyektif:\b0 Frekuensi nadi 140x/menit, tremor di seluruh tubuh
\b SDKI (Kode: 00092):\b0
\b Tujuan:\b0 Klien mampu melakukan aktivitas sesuai toleransi
\b Kriteria hasil:\b0 Nadi dalam batas normal (60-100x/menit), tidak mengeluh lemas berlebihan
\b SLKI (Kode: 0201):\b0
\b Intervensi:\b0 Manajemen energi (anjurkan aktivitas bertahap)
\b Intervensi:\b0 Monitor tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas
\b SIKI (Kode: 0201):\b0
\b Aktivitas:\b0 Ajarkan teknik penghematan energi
\b Aktivitas:\b0 Kolaborasi pemberian terapi ?-blocker (bisoprolol)
\line
\b Diagnosa Keperawatan:\b0
\b\i Ansietas\i0\b0 berhubungan dengan ketidakseimbangan hormon tiroid (Kode: 00146)
\b Subyektif:\b0 Emosi tidak stabil, mudah marah
\b Obyektif:\b0 Tremor, jantung berdebar, pembesaran kelenjar tiroid
\b SDKI (Kode: 00146):\b0
\b Tujuan:\b0 Klien menunjukkan perilaku koping adaptif
\b Kriteria hasil:\b0 Ekspresi wajah rileks, melaporkan penurunan perasaan cemas
\b SLKI (Kode: 5820):\b0
\b Intervensi:\b0 Terapi aktivitas (teknik relaksasi)
\b Intervensi:\b0 Dukungan emosional
\b SIKI (Kode: 5820):\b0
\b Aktivitas:\b0 Dengarkan keluhan klien dengan empati
\b Aktivitas:\b0 Ajarkan teknik napas dalam
\line
\b Catatan penting:\b0 Kondisi klien mengindikasikan \i Thyrotoxicosis\i0 dengan temuan khas: peningkatan FT4, penurunan TSH, pembesaran tiroid, dan gejala kardio-metabolik. Terapi thyrozol dan bisoprolol merupakan manajemen farmakologis standar. Perlu pemantauan ketat terhadap respons terapi dan potensi efek samping obat.
\b Rekomendasi:\b0 Pemantauan berkala kadar thyroid function test, edukasi manajemen gejala, dan evaluasi kebutuhan dukungan psikologis jangka panjang. -
Article No. 21670 | 12 Sep 2025
Klinis : Seorang perempuan, usia 38 tahun memiliki dengan keluhan sering tremor di seluruh tubuh, lemas, tidak kuat berdiri lama dan jantung terasa berdebar-debar. Hasil pemeriksaan didapatkan frekuensi nadi 140 x/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, TD 130/85 mmHg, suhu 36.4 oC, pembesaran kelenjar tyroid di leher. Kondisi saat ini emosi pasien tidak stabil, mudah marah dengan hal-hal kecil dan sensitive terhadap udara dingin. Pasien mengeluh sering berkeringat, BAB 4 kali sehari, nafsu makan meningkat signifikan namun terjadi penurunan berat badan >2 kg dalam 1 bulan. Hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan nilai FT4 > 8 ng/dL dan FSH <0.02 uIU/mL. Riwayat melahirkan 3 kali dengan ASI yang banyak. Terakhir melahirkan 4 tahun yang lalu. Pasien mendapatkan terapi farmakologi thyrozol dan bisoprolol.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs24 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan utama yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI:
\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Diagnosa Keperawatan:\b0 \b Intoleransi Aktivitas\b0 (Kode SDKI: B.3.1)
\par
\b Penjelasan SDKI:\b0 Kondisi dimana individu mengalami ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas yang diinginkan atau diperlukan. Data pendukung: keluhan lemas, tidak kuat berdiri lama, tremor, dan takikardia (nadi 140x/menit).
\par
\b SLKI yang Direkomendasikan:\b0
\par 1. \b Kemandirian dalam Aktivitas\b0 (Kode SLKI: L.14016) - Tingkat kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari
\par 2. \b Toleransi Aktivitas\b0 (Kode SLKI: L.14017) - Kemampuan untuk melakukan aktivitas dengan respons fisiologis yang normal
\par
\b SIKI yang Direkomendasikan:\b0
\par 1. \b Manajemen Energi\b0 (Kode SIKI: I.13001) - Pemantauan dan pengaturan energi untuk memperlancar pelaksanaan aktivitas yang diinginkan
\par 2. \b Manajemen Kelelahan\b0 (Kode SIKI: I.13002) - Meminimalkan kelelahan dan mempertahankan fungsi optimal
\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Diagnosa Keperawatan:\b0 \b Ansietas\b0 (Kode SDKI: C.2.1)
\par
\b Penjelasan SDKI:\b0 Perasaan gelisah, ketegangan, atau kekhawatiran yang tidak jelas sumbernya disertai dengan respons otonom (jantung berdebar). Data pendukung: emosi tidak stabil, mudah marah, jantung berdebar-debar.
\par
\b SLKI yang Direkomendasikan:\b0
\par \b Kontrol Ansietas\b0 (Kode SLKI: L.07001) - Kemampuan mengendalikan respons terhadap berbagai situasi yang menimbulkan kecemasan
\par
\b SIKI yang Direkomendasikan:\b0
\par \b Pengurangan Ansietas\b0 (Kode SIKI: I.06001) - Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, dan kegelisahan yang berkaitan dengan stresor yang tidak diketahui
\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Diagnosa Keperawatan:\b0 \b Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh\b0 (Kode SDKI: B.1.3)
\par
\b Penjelasan SDKI:\b0 Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. Data pendukung: nafsu makan meningkat signifikan, penurunan berat badan >2kg dalam 1 bulan meski intake meningkat (efek metabolik hipertiroid).
\par
\b SLKI yang Direkomendasikan:\b0
\par \b Status Nutrisi\b0 (Kode SLKI: L.11001) - Kecukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolik
\par
\b SIKI yang Direkomendasikan:\b0
\par \b Manajemen Nutrisi\b0 (Kode SIKI: I.11004) - Pemberian makanan melalui mulut dan pemantauan asupan nutrisi
\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Catatan Klinis:\b0 Data klinis (pembesaran tiroid, FT4 meningkat, TSH suppressed, gejala hipermetabolisme) mengonfirmasi kondisi \b Hipertiroidisme/Graves' Disease\b0. Terapi thyrozol (antitiroid) dan bisoprolol (kontrol respons adrenergik) telah sesuai. Perlu pemantauan ketat terhadap respons terapi dan efek samping obat.
} -
Article No. 21671 | 12 Sep 2025
Klinis : Seorang perempuan, usia 38 tahun memiliki dengan keluhan sering tremor di seluruh tubuh, lemas, tidak kuat berdiri lama dan jantung terasa berdebar-debar. Hasil pemeriksaan didapatkan frekuensi nadi 140 x/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, TD 130/85 mmHg, suhu 36.4 oC, pembesaran kelenjar tyroid di leher. Kondisi saat ini emosi pasien tidak stabil, mudah marah dengan hal-hal kecil dan sensitive terhadap udara dingin. Pasien mengeluh sering berkeringat, BAB 4 kali sehari, nafsu makan meningkat signifikan namun terjadi penurunan berat badan >2 kg dalam 1 bulan. Hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan nilai FT4 > 8 ng/dL dan FSH <0.02 uIU/mL. Riwayat melahirkan 3 kali dengan ASI yang banyak. Terakhir melahirkan 4 tahun yang lalu. Pasien mendapatkan terapi farmakologi thyrozol dan bisoprolol.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs24 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan utama yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI:
\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0
\par Ketidakefektifan Termoregulasi (SDKI Code: 00007) berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh sekunder terhadap hipertiroid.
\par
\b Definisi (SDKI):\b0 Ketidakmampuan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
\par
\b Kriteria Hasil (SLKI Code: 1403):\b0 \i Termoregulasi\i0
\par - Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5 – 37,5°C)
\par - Kulit hangat dan kering
\par - Tidak menggigil atau berkeringat berlebihan
\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI Code: 2250):\b0 \i Manajemen Hipertermia\i0
\par - Memantau suhu tubuh secara berkala
\par - Memberikan lingkungan yang sejuk dan nyaman
\par - Menganjurkan intake cairan yang adekuat
\par - Kolaborasi pemberian terapi farmakologis (antipiretik jika diperlukan, terapi antitiroid)
\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0
\par Intoleransi Aktivitas (SDKI Code: 00092) berhubungan dengan kelemahan otot dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
\par
\b Definisi (SDKI):\b0 Kurangnya energi fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diperlukan atau yang diinginkan.
\par
\b Kriteria Hasil (SLKI Code: 0005):\b0 \i Toleransi Aktivitas\i0
\par - Mampu melakukan aktivitas sesuai tingkat kemampuan
\par - Tanda-tanda vital dalam rentang normal selama dan setelah aktivitas
\par - Melaporkan peningkatan energi
\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI Code: 0200):\b0 \i Manajemen Energi\i0
\par - Mengajarkan teknik penghematan energi
\par - Menjadwalkan periode istirahat yang cukup
\par - Memantau respons fisiologis terhadap aktivitas (denyut nadi, pernapasan, tekanan darah)
\par - Kolaborasi dalam pemberian terapi untuk mengontrol takikardia (contoh: Bisoprolol)
\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0
\par Kecemasan (SDKI Code: 00146) berhubungan dengan stimulasi berlebihan sistem saraf pusat sekunder terhadap kondisi hipertiroid.
\par
\b Definisi (SDKI):\b0 Perasaan tidak nyaman yang samar-samar atau takut yang disertai respons otonom (sumber sering tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu).
\par
\b Kriteria Hasil (SLKI Code: 1302):\b0 \i Pengendalian Kecemasan\i0
\par - Melaporkan penurunan perasaan cemas
\par - Ekspresi wajah dan tubuh yang rileks
\par - Tanda-tanda vital dalam rentang normal
\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI Code: 5820):\b0 \i Pengurangan Kecemasan\i0
\par - Menciptakan lingkungan yang tenang dan suportif
\par - Menggunakan pendekatan yang menenangkan dan empatik
\par - Mengajarkan teknik relaksasi sederhana
\par - Memberikan informasi yang akurat tentang kondisi dan pengobatannya
\par
\b Catatan Akademis:\b0 Data klinis (tremor, takikardia, intoleransi aktivitas, emosi labil, pembesaran tiroid, peningkatan FT4, penurunan TSH) sangat konsisten dengan gambaran \i Thyrotoxicosis\i0 pada \i Graves' Disease\i0 , yang merupakan penyebab hipertiroid tersering pada kelompok usia ini. Terapi Thyrozol (antitiroid) dan Bisoprolol (penghambat beta untuk kontrol simptom kardiovaskular) merupakan tata laksana farmakologis yang tepat. Pendekatan keperawatan harus berfokus pada manajemen gejala, pencegahan komplikasi, dan edukasi kesehatan untuk mendukung kepatuhan terapi jangka panjang dan pemantauan.
\par
} -
Article No. 21672 | 12 Sep 2025
Klinis : Anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN UNTUK ANEMIA\b0\fs24
\par
\par Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah beberapa diagnosis keperawatan yang relevan untuk kondisi anemia, disertai penjelasan singkat dan kode terkait.
\par
\par \b 1. Intoleransi Aktivitas (Kode: D.0006)\b0
\par \b SDKI:\b0 Ketidakmampuan individu untuk bertahan atau melakukan aktivitas sehari-hari yang diperlukan karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
\par \b SLKI:\b0
\par - Tingkat energi membaik
\par - Klien mampu melakukan aktivitas sesuai toleransi
\par - Tanda vital dalam rentang normal selama aktivitas
\par \b SIKI:\b0
\par - Monitor tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas
\par - Ajarkan teknik penghematan energi
\par - Bantu klien dalam aktivitas sesuai kebutuhan
\par - Kolaborasi pemberian terapi oksigen jika diperlukan
\par
\par \b 2. Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (Kode: D.0010)\b0
\par \b SDKI:\b0 Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
\par \b SLKI:\b0
\par - Asupan nutrisi adekuat
\par - Nilai laboratorium (Hb, hematokrit) dalam rentang normal
\par - Tidak menunjukkan tanda malnutrisi
\par \b SIKI:\b0
\par - Monitor asupan nutrisi dan cairan
\par - Berikan pendidikan kesehatan tentang diet kaya zat besi, vitamin B12, dan folat
\par - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penatalaksanaan diet
\par - Kolaborasi pemberian suplemen nutrisi sesuai indikasi
\par
\par \b 3. Kelelahan (Kode: D.0006)\b0
\par \b SDKI:\b0 Perasaan lelah yang overwhelming dan menetap serta penurunan kapasitas untuk kerja fisik dan mental.
\par \b SLKI:\b0
\par - Klien melaporkan penurunan keluhan kelelahan
\par - Mampu berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan
\par \b SIKI:\b0
\par - Kaji tingkat kelelahan klien
\par - Bantu identifikasi faktor yang memperberat kelelahan
\par - Rencanakan periode istirahat yang adekuat
\par - Anjurkan aktivitas bertahap sesuai toleransi
\par
\par \b 4. Risiko Infeksi (Kode: D.0026)\b0
\par \b SDKI:\b0 Peningkatan risiko invasi patogen, terutama pada anemia dengan gangguan fungsi leukosit.
\par \b SLKI:\b0
\par - Bebas dari tanda dan gejala infeksi
\par - Parameter laboratorium dalam batas normal
\par \b SIKI:\b0
\par - Monitor tanda-tanda infeksi
\par - Ajarkan cara pencegahan infeksi (cuci tangan, hindari kerumunan)
\par - Kolaborasi pemantauan hasil laboratorium
\par - Kolaborasi pemberian terapi jika terjadi infeksi
\par
\par \b 5. Gangguan Pertukaran Gas (Kode: D.0011)\b0
\par \b SDKI:\b0 Kelebihan atau kekurangan oksigenasi/ventilasi pada membran alveolus-kapiler.
\par \b SLKI:\b0
\par - Gasa darah dalam batas normal
\par - Pernapasan efektif
\par - Tidak ada sianosis
\par \b SIKI:\b0
\par - Monitor status pernapasan dan oksigenasi
\par - Berikan posisi yang meningkatkan ekspansi paru
\par - Kolaborasi pemberian oksigen sesuai indikasi
\par - Ajarkan teknik pernapasan dalam
\par
\par \b Catatan:\b0 Pemilihan diagnosis keperawatan harus didasarkan pada pengkajian holistik dan komprehensif pada setiap klien, mengingat anemia dapat memiliki etiologi dan manifestasi klinis yang bervariasi.
\par
\par \b Referensi:\b0 Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2016-2019). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).\i0 Jakarta: Pengurus Pusat PPNI.
} -
Article No. 21673 | 12 Sep 2025
Klinis : pasien mengeluh nyeri kepala, ada kelemahan tubuh sebelah kanan, terasa keram TD 120/ 70, HR 86 x/menit Saturasi oksigen 98%,RR 20 , GCS 15
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Diagnosa Keperawatan Utama:\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Nyeri Akut\b0 (Kode SDKI: 0016)\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Definisi:\b0 Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat yang intensitasnya ringan hingga berat.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - Nyeri terkontrol (Kode: 080101)\par
- Tingkat nyeri menurun (Kode: 080102)\par
- Koping terhadap nyeri efektif (Kode: 080104)\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - Manajemen Nyeri (Kode: 0810)\par
- Pemberian Analgesik (Kode: 0814)\par
- Terapi Nonfarmakologis Nyeri (Kode: 0815)\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Diagnosa Keperawatan Potensial:\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Gangguan Mobilitas Fisik\b0 (Kode SDKI: 0007)\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Definisi:\b0 Keterbatasan dalam pergerakan fisik independen yang disebabkan oleh kelemahan tubuh sebelah kanan dan keluhan kram.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b SLKI:\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - Mobilitas fisik membaik (Kode: 020201)\par
- Kekuatan otot meningkat (Kode: 020203)\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b SIKI:\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - Latihan Rentang Gerak (Kode: 0211)\par
- Bantuan Mobilisasi (Kode: 0215)\par
- Terapi Aktivitas (Kode: 0220)\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Catatan Klinis:\b0\par
Meskipun tanda-tanda vital dalam batas normal (TD: 120/70 mmHg, HR: 86x/menit, SpO2: 98%, RR: 20x/menit) dan GCS 15 menunjukkan kesadaran penuh, kombinasi nyeri kepala, kelemahan hemibody kanan, dan kram memerlukan evaluasi neurologis menyeluruh untuk menyingkirkan kondisi serius seperti cerebrovascular accident atau gangguan neurologis lainnya.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\i\fs18 Catatan: Diagnosa keperawatan harus divalidasi lebih lanjut melalui pengkajian lengkap dan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi.\i0\fs22\par
}