Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16103 | 24 Apr 2025
Klinis : Perawat dibangsal jiwa baru saja selesai melatih pasien cara mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik. Pada pertemuan sebelumnya, perawat melatih cara mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam. Pada fase terminasi, ketika melakukan evaluasi subyektif yang ditanyakan perawat kepada pasien yaitu ? Select one: a. "Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik?" b. "Bagaimana jika besok kita bertemu kembali, mau jam berapa dan tempatnya dimana?" c. "Coba ulangi kembali bagaimana cara cara mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik!" d. "Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam?" e. "Coba ulangi kembali bagaimana cara mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam!"
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Pada kondisi ini, pertanyaan yang sesuai untuk ditanyakan perawat kepada pasien pada fase terminasi adalah:
e. "Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam?"
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakmampuan Mengontrol Emosi
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), ketidakmampuan mengontrol emosi didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan individu untuk mengendalikan respons emosional yang berlebihan terhadap stimulus tertentu".
Sedangkan berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), salah satu luaran keperawatan yang sesuai adalah "Kemampuan Mengontrol Emosi", yang didefinisikan sebagai "Kemampuan individu untuk mengendalikan respons emosional yang berlebihan terhadap stimulus tertentu".
Dalam skenario ini, perawat telah melatih pasien cara mengontrol emosi, salah satunya dengan teknik tarik nafas dalam. Pada fase terminasi, pertanyaan yang tepat adalah menanyakan bagaimana perasaan pasien setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam, untuk mengevaluasi efektivitas intervensi yang telah diberikan. -
Article No. 16104 | 24 Apr 2025
Klinis : Prinsip tindakan pada klien dengan ansietas berat sampai dengan panik yaitu ? Select one: a. Melibatkan keluarga sebagai suport sistem terdekat bagi klien b. Membimbing klien melakukan teknik relaksasi untuk mereduksi ansietas c. Melakukan pembatasan fisik (restrain) d. Melindungi klien dari bahaya fisik dan memberikan rasa nyaman e. Melibatkan klien dalam penyelesaian masalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
b. Membimbing klien melakukan teknik relaksasi untuk mereduksi ansietas
Penjelasan:
Dalam standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), prinsip tindakan pada klien dengan ansietas berat sampai dengan panik adalah membimbing klien melakukan teknik relaksasi untuk mereduksi ansietas.
Teknik relaksasi dapat membantu menurunkan tingkat ansietas pada klien, seperti teknik pernapasan dalam, visualisasi, dan distraksi. Tindakan ini bertujuan untuk membantu klien mengelola dan mengurangi gejala ansietas yang dialaminya.
Sementara itu, pilihan jawaban lain tidak sesuai dengan prinsip tindakan pada klien dengan ansietas berat sampai dengan panik, yaitu:
a. Melibatkan keluarga sebagai suport sistem terdekat bagi klien
c. Melakukan pembatasan fisik (restrain)
d. Melindungi klien dari bahaya fisik dan memberikan rasa nyaman
e. Melibatkan klien dalam penyelesaian masalah -
Article No. 16105 | 24 Apr 2025
Klinis : Salah satu batasan karakteristik diagnosa keperawatan koping individu tidak efektif pada anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) yaitu ? Select one: a. Tidak mampu berkonsentrasi/menyelesaikan tugas b. Tidak peka terhadap rasa nyeri c. Reaksi berlebihan terhadap perubahan lingkungan d. Menjauhi rangsang yang baru diikuti dengan perilaku impulsif e. Terkesima dan sangat ingin menyentuh bagian mesin yang bergerak dan berbahaya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
a. Tidak mampu berkonsentrasi/menyelesaikan tugas
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Koping Individu Tidak Efektif
Batasan Karakteristik:
- Tidak mampu berkonsentrasi/menyelesaikan tugas
- Reaksi berlebihan terhadap perubahan lingkungan
- Menjauhi rangsang yang baru diikuti dengan perilaku impulsif
Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) seringkali mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas. Ini merupakan salah satu batasan karakteristik dari diagnosa keperawatan Koping Individu Tidak Efektif.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), pilihan jawaban a. "Tidak mampu berkonsentrasi/menyelesaikan tugas" adalah yang paling sesuai dengan kondisi anak dengan ADHD. -
Article No. 16106 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 28 tahun, diantar oleh keluarganya ke Puskesmas karena di rumah marah-marah, memukul, melempar rumah tetangga. Hasil pengkajian perawat diperoleh data bahwa klien marah-marah karena mendengar bisikan yang menghinanya. Klien tampak berbicara sendiri, mengepal-ngepalkan tangannya, pakaian tidak rapi, ekspresi wajah tegang. Apakah data obyektif yang sesuai untuk diagnosis prioritas berdasarkan kasus diatas ? Select one: a. Mendengar bisikan yang menghinanya b. Berbicara sendiri c. Pakaian tidak rapi d. Afek datar e. Ekspresi wajah tegang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus di atas, diagnosis keperawatan prioritas yang sesuai adalah:
a. Mendengar bisikan yang menghinanya
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan prioritas berdasarkan kasus ini adalah "Halusinasi Pendengaran" karena klien melaporkan mendengar bisikan yang menghinanya. Halusinasi adalah persepsi sensorik yang terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang sesuai.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Pengalaman mempersepsikan rangsangan atau sensasi yang tampak nyata, tanpa ada stimulus eksternal yang sesuai.
- Karakteristik Definisi: Klien melaporkan mendengar suara-suara atau bisikan yang menghinanya.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengendalikan halusinasi.
- Kriteria Hasil: Klien dapat mengenali halusinasi, mengatasi halusinasi dengan teknik non-farmakologis, dan tidak lagi berbicara sendiri.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi: Managemen halusinasi, Terapi aktivitas, Terapi kognitif.
- Tujuan Intervensi: Membantu klien mengenali dan mengendalikan halusinasi, meningkatkan kemampuan koping, dan mencegah perilaku kekerasan.
Jadi, data objektif yang sesuai untuk diagnosis prioritas adalah "Klien melaporkan mendengar bisikan yang menghinanya". -
Article No. 16107 | 24 Apr 2025
Klinis : Tujuan keperawatan utama pada anak tunagrahita adalah ? Select one: a. Memberikan kesempatan kepada anak dan keluarga untuk meningkatkan kesehatan mereka b. Memenuhi kebutuhan kesehatan anak tunagrahita c. Pencegahan penyakit dan pengembalian fungsi serta kesehatan anak d. Mengetahui tanda dan gejala pada anak yang berpotensi mengalami gangguan perkembangan e. Mengidentifikasi gangguan perkembangan yang mungkin telah terjadi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan pertanyaan yang diberikan, tujuan keperawatan utama pada anak tunagrahita adalah:
b. Memenuhi kebutuhan kesehatan anak tunagrahita
Penjelasan:
Anak tunagrahita atau disabilitas intelektual adalah anak yang memiliki keterbatasan fungsi intelektual dan kemampuan adaptif dalam bidang konseptual, sosial, dan praktis. Tujuan utama keperawatan pada anak tunagrahita adalah memenuhi kebutuhan kesehatan mereka secara komprehensif, mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
Hal ini sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Fokus utamanya adalah membantu anak tunagrahita dan keluarganya untuk mencapai tingkat kesehatan dan kemandirian yang optimal sesuai dengan kemampuan mereka. -
Article No. 16108 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang wanita, 32 tahun, sejak 1 minggu dirawat di RSJ. Kondisi klien saat ini sering marah-marah dan membanting barang. Saat perawat melakukan pengkajian lebih lanjut, klien kadang terlihat berbicara sendiri dengan nada suara tinggi dan mata melotot. Hasil evaluasi validasi pada pertemuan keempat terlihat marah berkurang, sudah mampu tarik nafas dalam, pukul bantal, mengungkapkan marah dengan baik, meminta dengan baik, menolak dengan baik dan minum obat teratur. Apakah tindakan keperawatan yang perlu dilakukan pada pertemuan selanjutnya dengan klien ? Select one: a. Mengungkapkan perasaan marahnya b. Melakukan kunjungan rumah c. Memberikan aktivitas fisik d. Melatih cara spiritual e. Mengurangi stimulus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Koping tidak efektif (NANDA-I: Ineffective Coping)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan penilaian akurat tentang stressor, memilih dan melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi stressor, atau untuk mengenali batas kemampuan diri sendiri.
- Karakteristik: Mudah marah, sering membanting barang, bicara sendiri dengan nada suara tinggi, dan mata melotot.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Koping tidak efektif
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kemampuan koping, Kontrol emosi, Perilaku menyesuaikan diri
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Terapi aktivitas, Terapi spiritual, Manajemen marah
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada pertemuan selanjutnya:
e. Mengurangi stimulus yang memicu marah, seperti dengan menyediakan lingkungan yang tenang dan meminimalkan hal-hal yang dapat memicu marah. Selain itu, dapat melatih klien untuk melakukan relaksasi dengan teknik napas dalam dan pengalihan perhatian. -
Article No. 16109 | 24 Apr 2025
Klinis : Tujuan umum intervensi keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan yaitu ? Select one: a. Menggunakan obat dengan benar b. Mendapatkan perlindungan dari lingkungan untuk mengontrol perilaku kekerasan c. Menyalurkan marah dengan benar d. Mampu mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan e. Dapat mendemonstrasikan perilaku terkontrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut.
Diagnosis Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kondisi di mana individu menunjukkan perilaku yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri atau orang lain.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien dapat mendemonstrasikan perilaku terkontrol dan mampu mengidentifikasi cara konstruktif dalam merespons kemarahan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi klien dan lingkungan, serta membantu klien dalam menyalurkan marah secara benar.
Tujuan umum intervensi keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan adalah:
d. Mampu mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan
e. Dapat mendemonstrasikan perilaku terkontrol
Penjelasan:
Tujuan utama intervensi keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan adalah membantu klien untuk mampu mengidentifikasi cara konstruktif dalam merespons kemarahan dan dapat mendemonstrasikan perilaku yang terkontrol. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya cedera baik pada klien maupun orang lain, serta membantu klien dalam mengelola emosi dan perilakunya secara tepat. -
Article No. 16110 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 28 tahun, diantar oleh keluarganya ke Puskesmas karena di rumah marah-marah, memukul, melempar rumah tetangga. Hasil pengkajian perawat diperoleh data bahwa klien marah-marah karena mendengar bisikan yang menghinanya. Klien tampak berbicara sendiri, mengepal-ngepalkan tangannya, pakaian tidak rapi, ekspresi wajah tegang. Apakah data obyektif yang sesuai untuk diagnosis prioritas berdasarkan kasus diatas ? Select one: a. Berbicara sendiri b. Afek datar c. Mendengar bisikan yang menghinanya d. Pakaian tidak rapi e. Ekspresi wajah tegang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus di atas, diagnosis keperawatan prioritas yang sesuai adalah:
c. Mendengar bisikan yang menghinanya
Penjelasan:
Berdasarkan data objektif yang diperoleh, klien mengalami gejala halusinasi auditori dimana ia mendengar bisikan yang menghinanya. Halusinasi auditori merupakan gejala yang paling menonjol dan menjadi penyebab utama klien mengalami perilaku agresif seperti marah-marah, memukul, dan melempar rumah tetangga.
Diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan prioritas: Halusinasi auditori
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Merupakan panduan standardisasi diagnosis keperawatan yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan panduan standardisasi luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan panduan standardisasi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat. -
Article No. 16111 | 24 Apr 2025
Klinis : Data yang menunjukkan klien dengan defisit perawatan diri ? Select one: a. Rambut panjang b. Mengatakan alat mandi tidak ada c. Mata merah d. Kuku panjang-kotor e. Muka menunduk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang anda berikan.
Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
Berdasarkan data yang anda berikan, yaitu "Mengatakan alat mandi tidak ada", hal ini menunjukkan adanya defisit perawatan diri pada klien. Defisit Perawatan Diri adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan keterbatasan fisik, kognitif, psikologis atau lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri sesuai dengan kemampuannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: membantu klien dalam aktivitas perawatan diri, menyediakan alat bantu perawatan diri, memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya perawatan diri, serta memodifikasi lingkungan untuk mendukung kemandirian klien dalam perawatan diri.
Sebagai perawat, saya akan fokus pada intervensi untuk membantu klien mengatasi defisit perawatan diri yang dialaminya, sehingga klien dapat kembali mandiri dalam melakukan aktivitas perawatan diri sehari-hari. -
Article No. 16112 | 24 Apr 2025
Klinis : Perilaku hiperaktif/impulsif pada anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) yaitu ? Select one: a. Mengganggu saudara kandung/teman bermain b. Sulit diatur c. Tidak menyelesaikan tugas atau pekerjaan rumah d. Tidak terlihat mendengarkan e. Sulit mempertahankan perhatian
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
e. Sulit mempertahankan perhatian
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Regulasi Perilaku berhubungan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengatur dan mengendalikan perilaku secara efektif.
- Karakteristik Mayor: Sulit mempertahankan perhatian, Impulsif, Hiperaktif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengatur dan mengendalikan perilaku secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Terapi perilaku, Terapi bermain, Psikoedukasi pada anak dan keluarga.
Jadi, berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan yang paling tepat adalah "Gangguan Regulasi Perilaku" dengan karakteristik utama "Sulit mempertahankan perhatian" yang merupakan salah satu gejala inti dari ADHD pada anak.