Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16246 | 25 Apr 2025
Klinis : doc 121 severe hyponatremia ec status epilepticus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah penjelasan akademis sesuai permintaan:
1. **Diagnosa Keperawatan**: Risiko ketidakseimbangan elektrolit (natrium) b/d gangguan neurologis (status epilepticus)
- **Kode SDKI**: 00025
- **Definisi SDKI**: Kondisi di mana terdapat ancaman gangguan keseimbangan natrium serum akibat aktivitas kejang berulang yang memengaruhi regulasi elektrolit. Status epilepticus dapat menyebabkan disregulasi hormon antidiuretik (SIADH) atau kehilangan natrium melalui diaforesis dan hiperventilasi.
2. **SLKI yang Relevan**:
- **Kode SLKI 0302**: Keseimbangan elektrolit natrium membaik.
- **Kriteria Luaran**:
- Kadar natrium serum dalam rentang normal (135–145 mEq/L).
- Tidak ada gejala neurologis (misalnya: disorientasi, kelemahan otot, atau kejang).
- Asupan dan output cairan seimbang.
3. **SIKI yang Relevan**:
- **Kode SIKI 2410**: Pemantauan kadar elektrolit.
- **Tindakan**:
- Pemeriksaan laboratorium natrium serum serial.
- Observasi tanda klinis hiponatremia (mual, sakit kepala, penurunan kesadaran).
- **Kode SIKI 2120**: Manajemen cairan.
- **Tindakan**:
- Restriksi cairan jika diperlukan (pada SIADH).
- Pemberian NaCl hipertonik 3% dengan pemantauan ketat (untuk kasus berat).
- **Kode SIKI 3540**: Edukasi kesehatan.
- **Tindakan**:
- Memberikan informasi tentang tanda hiponatremia dan pentingnya follow-up.
**Catatan Akademis**:
- **SDKI** mendefinisikan diagnosa berdasarkan etiologi (status epilepticus) dan manifestasi (hiponatremia).
- **SLKI** fokus pada stabilisasi kadar natrium dan pencegahan komplikasi neurologis.
- **SIKI** mencakup intervensi spesifik berbasis bukti, termasuk terapi cairan dan pemantauan laboratorium.
**Referensi**:
PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format disesuaikan dengan tone akademis dan persona perawat pakar)* -
Article No. 16247 | 25 Apr 2025
Klinis : doc 121 severe hyponatremia ec status epilepticus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan persona pakar keperawatan terkait diagnosa keperawatan untuk kasus **"Doc 121 Severe Hyponatremia ec Status Epilepticus"** berdasarkan standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)**.
---
### **1. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)**
**Kode SDKI: D.0016**
**Gangguan Keseimbangan Elektrolit: Hiponatremia**
*Definisi:* Penurunan kadar natrium serum di bawah nilai normal (<135 mEq/L) yang mengakibatkan gangguan fungsi seluler dan neurologis.
*Faktor Penyebab (Etiologi):*
- Kehilangan natrium berlebihan (misal: diuresis, muntah).
- Overhidrasi (intake cairan berlebihan).
- Gangguan regulasi hormon (SIADH, insufisiensi adrenal).
- Efek samping obat (diuretik, antiepilepsi).
**Kode SDKI: D.0029**
**Risiko Cedera**
*Definisi:* Peningkatan kerentanan terhadap cedera fisik akibat kejang atau penurunan kesadaran.
*Faktor Risiko:*
- Kejang berulang (status epileptikus).
- Disorientasi/penurunan kesadaran.
- Hiponatremia berat (risiko edema serebral).
---
### **2. LUARAN KEPERAWATAN (SLKI)**
**Kode SLKI: L.14016**
**Keseimbangan Elektrolit Terkendali**
*Kriteria Evaluasi:*
- Kadar natrium serum dalam rentang normal (135–145 mEq/L).
- Tidak ada gejala neurologis (kejang, letargi, disorientasi).
- Tanda vital stabil.
**Kode SLKI: L.03003**
**Keselamatan Fisik Terjaga**
*Kriteria Evaluasi:*
- Pasien bebas dari cedera selama perawatan.
- Tidak ada episode kejang berulang.
- Penggunaan restrain/proteksi sesuai indikasi.
---
### **3. INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI)**
**Kode SIKI: I.14016**
**Manajemen Keseimbangan Elektrolit**
*Tindakan:*
- Pantau kadar natrium serum setiap 4–6 jam.
- Batasi intake cairan sesuai protokol (misal: restriksi cairan 800–1000 mL/hari).
- Berikan NaCl hipertonik 3% (jika indikasi) dengan pemantauan ketat.
- Kolaborasi pemberian diuretik osmotik (misal: manitol) jika ada edema serebral.
**Kode SIKI: I.09003**
**Pencegahan Cedera**
*Tindakan:*
- Pasang *side rail* tempat tidur dan gunakan *soft restraint* jika diperlukan.
- Posisikan pasien *lateral* selama kejang.
- Hindari stimulasi berlebihan (cahaya, suara).
- Kolaborasi pemberian antiepilepsi (misal: lorazepam, levetiracetam).
---
### **Catatan Akademis**
- **Prioritas:** Koreksi hiponatremia harus dilakukan bertahap (≤10 mEq/L dalam 24 jam) untuk mencegah *osmotic demyelination syndrome*.
- **Pemantauan Neurologis:** Observasi GCS, refleks pupil, dan tanda peningkatan TIK.
- **Pendidikan Kesehatan:** Edukasi keluarga tentang tanda hiponatremia (mual, sakit kepala, kelemahan otot).
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4*.
- PPNI. (2018). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
Semoga penjelasan ini memenuhi kebutuhan akademis dan klinis. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan ajukan pertanyaan tambahan. -
Article No. 16248 | 25 Apr 2025
Klinis : hemoroide; sulit Bab dan kentut karena makan makanan pedas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Kondisi Hemoroid, Sulit Bab, dan Kentut akibat Makan Makanan Pedas:
1. Diagnosa Keperawatan: Konstipasi
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami kesulitan, ketidaknyamanan atau ketidakmampuan untuk buang air besar secara teratur.
2. Diagnosa Keperawatan: Diare
Definisi: Perubahan frekuensi, konsistensi, dan volume defekasi yang tidak normal.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah panduan resmi yang digunakan perawat di Indonesia untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah panduan yang berisi daftar luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai oleh pasien sebagai hasil intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah panduan yang berisi daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI oleh perawat di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan secara terstandar dan berbasis bukti. -
Article No. 16249 | 25 Apr 2025
Klinis : hemoroide; sulit Bab dan kentut karena makan makanan pedas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hemoroid dengan keluhan sulit BAB dan kentut akibat konsumsi makanan pedas, disajikan dalam format akademis dengan persona sebagai pakar keperawatan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Eliminasi Feses: Konstipasi** *(Kode: D.0016)*
**Definisi:** Penurunan frekuensi defekasi disertai kesulitan atau nyeri saat BAB akibat feses keras/kering, yang dalam kasus ini diperberat oleh konsumsi makanan pedas dan kondisi hemoroid.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Luaran:**
1. **Eliminasi feses membaik** *(Kode: L.04001)*
- Kriteria:
- Frekuensi BAB kembali normal (≥3x/minggu).
- Konsistensi feses lunak (skala Bristol 4–5).
- Nyeri saat BAB berkurang (skala nyeri ≤3).
2. **Kenyamanan nyeri teratasi** *(Kode: L.08001)*
- Kriteria:
- Klien melaporkan penurunan nyeri anus (skala 0–1).
- Tidak ada perdarahan saat BAB.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Intervensi Utama:**
1. **Manajemen Konstipasi** *(Kode: I.04001)*
- Aktivitas:
- Anjurkan asupan serat (25–30 g/hari) dan cairan (≥2 L/hari).
- Edukasi untuk menghindari makanan pedas dan irritan.
- Ajarkan teknik relaksasi saat BAB (misal: posisi squatting).
2. **Manajemen Nyeri** *(Kode: I.08001)*
- Aktivitas:
- Kompres hangat pada area anus untuk mengurangi edema hemoroid.
- Berikan analgesik topikal (sesuai resep).
- Anjurkan duduk rendam air hangat (sitz bath) 2x/hari.
3. **Edukasi Kesehatan** *(Kode: I.09001)*
- Aktivitas:
- Ajarkan modifikasi diet (contoh: pisang, pepaya, oat).
- Jelaskan dampak konsumsi makanan pedas terhadap motilitas usus.
---
### **Penjelasan Singkat**
- **SDKI (D.0016):** Diagnosa ini dipilih karena gejala utama klien adalah konstipasi sekunder akibat diet tidak seimbang dan inflamasi hemoroid.
- **SLKI:** Fokus pada pemulihan eliminasi dan kenyamanan, dengan indikator terukur (skala Bristol, skala nyeri).
- **SIKI:** Intervensi berbasis bukti (evidence-based) untuk mengatasi konstipasi dan nyeri, serta pencegahan kekambuhan melalui edukasi.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
---
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan penggunaan kode standar PPNI dan pendekatan holistik (biopsikososial). Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan ajukan pertanyaan tambahan. -
Article No. 16250 | 25 Apr 2025
Klinis : hemoroide; sulit Bab dan kentut karena makan makanan pedas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hemoroid, sulit buang air besar, dan kentut karena makan makanan pedas.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan hemoroid
2. Konstipasi berhubungan dengan perubahan pola diet
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Hemoroid
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama adalah klien dapat melaporkan penurunan nyeri dan meningkatnya kemampuan dalam mengatasi nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi hangat/dingin, dan kompres hangat pada area yang sakit.
2. Konstipasi berhubungan dengan Perubahan Pola Diet
- SDKI: Konstipasi adalah keadaan di mana terjadi kesulitan, ketidaknyamanan, atau rasa tidak puas dalam buang air besar.
- SLKI: Tujuan utama adalah klien dapat melaporkan peningkatan frekuensi dan konsistensi BAB yang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi tentang pola makan sehat, peningkatan asupan cairan dan serat, serta pemberian laksatif atau supositoria bila perlu.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keamanan praktik keperawatan. -
Article No. 16251 | 25 Apr 2025
Klinis : Sirosis hati, memiliki riwayat hepapatitis B dan mempunyai riwayat merokok DS : pasien mengatakan sesak saat bernafas pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri. DO : pasien terlihat kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas tidak teratur dan frekuensi cepat pasien terlihat cemas terdapat edema pada kakinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kasus **Sirosis Hati dengan riwayat Hepatitis B dan merokok**, berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan Utama**
**Kode DX: 00032**
**Gangguan Pertukaran Gas** berhubungan dengan penurunan kapasitas difusi paru sekunder akibat asites dan edema paru (komplikasi sirosis).
#### **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Definisi**: Ketidakmampuan tubuh mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara adekuat.
- **Karakteristik**:
- Sesak napas (dispnea)
- Frekuensi napas tidak teratur dan cepat (takipnea)
- Penggunaan otot bantu pernapasan
#### **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode LO: 0401 – Fungsi Pernapasan**
- **Kriteria Evaluasi**:
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (12–20x/menit)
- Tidak ada sesak napas
- Saturasi O₂ ≥ 95%
#### **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode IN: 3310 – Manajemen Jalan Napas**
- **Intervensi**:
- Posisikan semi-Fowler untuk optimalisasi pertukaran gas.
- Pantau saturasi O₂ dan tanda vital.
- Berikan oksigen tambahan jika diperlukan.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan Sekunder**
**Kode DX: 00146**
**Nyeri Akut** berhubungan dengan edema perifer dan komplikasi sirosis.
#### **SDKI**
- **Definisi**: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan.
- **Karakteristik**:
- Pasien mengeluh nyeri pada kaki
- Edema ekstremitas bawah
#### **SLKI**
**Kode LO: 1302 – Tingkat Nyeri**
- **Kriteria Evaluasi**:
- Skala nyeri ≤ 3 (skala 0–10)
- Pasien melaporkan penurunan nyeri
#### **SIKI**
**Kode IN: 5610 – Manajemen Nyeri**
- **Intervensi**:
- Berikan posisi elevasi kaki untuk mengurangi edema.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai protokol.
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan Tambahan**
**Kode DX: 00126**
**Ansietas** berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan prognosis penyakit.
#### **SDKI**
- **Definisi**: Perasaan tidak nyaman atau ketakutan akibat ancaman yang tidak spesifik.
- **Karakteristik**:
- Pasien terlihat cemas
- Ekspresi wajah tegang
#### **SLKI**
**Kode LO: 1201 – Tingkat Ansietas**
- **Kriteria Evaluasi**:
- Pasien mampu mengidentifikasi penyebab ansietas.
- Menggunakan strategi koping adaptif.
#### **SIKI**
**Kode IN: 5820 – Dukungan Emosional**
- **Intervensi**:
- Berikan edukasi tentang kondisi penyakit.
- Latih teknik relaksasi.
---
### **Catatan Penting**
- **Prioritas Intervensi**: Gangguan pertukaran gas adalah ancaman langsung terhadap kehidupan, sehingga menjadi fokus utama.
- **Pendekatan Holistik**: Perhatikan juga faktor risiko seperti riwayat merokok dan Hepatitis B dalam rencana edukasi kesehatan.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan **dokumentasi keperawatan** yang komprehensif. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, konsultasikan dengan tim medis terkait.
**Salam profesional,**
*[Nama Perawat/Penulis]*
*Perawat Klinis* -
Article No. 16252 | 25 Apr 2025
Klinis : Sirosis hati, memiliki riwayat hepapatitis B dan mempunyai riwayat merokok DS : pasien mengatakan sesak saat bernafas pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri. DO : pasien terlihat kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas tidak teratur dan frekuensi cepat pasien terlihat cemas terdapat edema pada kakinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dan kodenya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Pola Napas
Kode SDKI: 00032
Kode SLKI: L-0001
Kode SIKI: N-0001
Penjelasan singkat:
Gangguan Pola Napas ditandai dengan pasien mengatakan sesak saat bernafas, pasien terlihat kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas tidak teratur dan cepat. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi sirosis hati dan riwayat hepatitis B yang dimiliki pasien.
b. Nyeri Kronis
Kode SDKI: 00133
Kode SLKI: L-0010
Kode SIKI: N-0010
Penjelasan singkat:
Nyeri Kronis ditandai dengan pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri. Hal ini dapat disebabkan oleh edema pada kaki yang mungkin terkait dengan kondisi sirosis hati.
c. Kecemasan
Kode SDKI: 00146
Kode SLKI: L-0004
Kode SIKI: N-0004
Penjelasan singkat:
Kecemasan ditandai dengan pasien terlihat cemas. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan yang dialami pasien, seperti sirosis hati dan riwayat hepatitis B.
Keterangan:
SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia
SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia -
Article No. 16253 | 25 Apr 2025
Klinis : Sirosis hati, memiliki riwayat hepapatitis B dan mempunyai riwayat merokok DS : pasien mengatakan sesak saat bernafas pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri. DO : pasien terlihat kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas tidak teratur dan frekuensi cepat pasien terlihat cemas terdapat edema pada kakinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan beserta penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI serta kodenya:
1. Diagnosis Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SDKI: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas tetap bersih dan bebas dari sekret atau obstruksi
Kode: 00031
SLKI: Memperlihatkan jalan napas yang bersih dan bebas dari sekret atau obstruksi
Kode: 10010
SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas dan mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal
Kode: 12001
2. Diagnosis Keperawatan: Nyeri Kronis
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut dan berlangsung lebih dari 3 bulan
Kode: 00133
SLKI: Terkendalinya gejala nyeri kronis
Kode: 10080
SIKI: Tindakan untuk mengendalikan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan
Kode: 13005
3. Diagnosis Keperawatan: Ansietas
SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya yang tidak diketahui sumbernya
Kode: 00146
SLKI: Kendali kecemasan
Kode: 10020
SIKI: Tindakan untuk mengurangi perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya yang tidak diketahui sumbernya
Kode: 13003
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Kondisi pasien dengan sirosis hati, riwayat hepatitis B, dan merokok yang menyebabkan sesak napas dan pernapasan tidak teratur.
2. Nyeri Kronis: Kondisi pasien dengan nyeri di kaki yang menetap dan menyebabkan ketidaknyamanan.
3. Ansietas: Kondisi pasien yang cemas dan khawatir terkait kondisi kesehatannya. -
Article No. 16128 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 40 tahun, dirawat di RSJ, diagnose medis Skizofrenia Takterinci. Saat dikaji klien tidak mau berbicara dengan orang lain, lebih suka mengurung diri di kamar dan tidak mampu mengurus diri. Ketika perawat mendekati, tercium bau yang tidak sedap dari baju dan badan pasien. Ketika ditanyakan tentang kebersihan diri, klien mengatakan malas mandi. Apakah yang menyebabkan perubahan kondisi klien pada kasus tersebut ? Select one: a. Defisit pengetahuan b. Kurangnya dukungan keluarga dan lingkungan c. Gangguan mental emosional d. Gangguan konsep diri e. Perubahan proses pikir
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kasus tersebut adalah:
Diagnosis Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri, seperti mandi, berpakaian, makan, dan kebersihan diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri, memberikan edukasi tentang pentingnya kebersihan diri, dan melibatkan keluarga dalam mendukung klien.
Penyebab perubahan kondisi klien pada kasus tersebut adalah gangguan mental emosional, yaitu skizofrenia. Kondisi skizofrenia dapat menyebabkan klien mengalami gejala-gejala seperti tidak mau berbicara, mengurung diri, dan tidak mampu mengurus diri secara mandiri, termasuk dalam hal kebersihan diri. -
Article No. 16129 | 24 Apr 2025
Klinis : Laki laki 45 tahun keluhan penurunan kesadaran akibat jatuh kamar mandi ,sesaj slem kental banyak Tdk 180/90 suhu 36, 8 HR 92 RR 30 x/mnt
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Kesadaran berhubungan dengan cedera kepala.
SDKI:
Penurunan Kesadaran: Kondisi di mana individu mengalami penurunan tingkat kewaspadaan, respon terhadap lingkungan, dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas motorik.
SLKI:
Tingkat Kesadaran Membaik: Individu menunjukkan peningkatan tingkat kewaspadaan, respon terhadap lingkungan, dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas motorik.
SIKI:
Pemantauan Neurologis: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengkaji perubahan fungsi saraf pada individu.
Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas agar tetap terbuka.
Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial: Tindakan untuk mencegah dan mengelola peningkatan tekanan di dalam kepala.
Penjelasan Singkat:
Penurunan kesadaran yang terjadi pada pasien laki-laki berusia 45 tahun ini kemungkinan disebabkan oleh cedera kepala akibat jatuh di kamar mandi. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang dapat mengancam fungsi neurologis. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan neurologis, manajemen jalan napas, dan manajemen peningkatan tekanan intrakranial untuk memantau dan mengelola kondisi pasien.