Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16218 | 25 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk dan amandel
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk dan amandel.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Adanya sekret yang berlebihan, adanya edema pada saluran napas, dan adanya infeksi pada saluran napas.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Penyebab: Inflamasi dan spasme otot pada amandel.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Menggambarkan ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Nyeri Akut: Menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Efektif: Menggambarkan kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Manajemen Nyeri: Menggambarkan kemampuan untuk mengontrol rasa nyeri dan mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk memfasilitasi bersihan jalan napas dan mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan penyebab, durasi, dan intensitas nyeri serta meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
Dalam kasus ini, pasien dengan keluhan batuk dan amandel memerlukan intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen jalan napas dan manajemen nyeri untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif dan manajemen nyeri yang optimal. -
Article No. 16219 | 25 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk dan amandel
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu pasien dengan keluhan batuk dan amandel, berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Infeksi saluran napas atas, peradangan amandel, produksi sekret yang berlebihan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Indikator: Frekuensi batuk produktif, kemampuan mengeluarkan sekret, suara napas bersih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Intervensi: Monitor pola napas, auskultasi suara napas, ajarkan teknik batuk efektif, berikan humidifikasi oksigen, lakukan suction jika diperlukan.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan batuk dan amandel dapat mengalami Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, yang disebabkan oleh infeksi saluran napas atas dan peradangan amandel. Hal ini dapat menyebabkan produksi sekret yang berlebihan, sehingga pasien kesulitan untuk mengeluarkan sekret tersebut. Tujuan keperawatan adalah mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, yang dapat dicapai melalui intervensi seperti pemantauan pola napas, auskultasi suara napas, pengajaran teknik batuk efektif, pemberian humidifikasi oksigen, dan suction jika diperlukan. -
Article No. 16220 | 25 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk dan amandel
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk dan amandel, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SLKI:
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Monitor status pernafasan
- Berikan posisi semi-fowler atau fowler
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction jika diperlukan
- Kolaborasi dengan pemberian terapi nebulizer atau bronkodilator
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI:
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan nyeri.
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri
- Kolaborasi dengan pemberian terapi antiinflamasi atau obat lain untuk amandel
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi masalah keperawatan, menetapkan tujuan keperawatan, dan memberikan intervensi yang komprehensif untuk mengatasi kondisi pasien dengan batuk dan amandel. -
Article No. 16221 | 25 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai perawat, saya akan mendiagnosis kondisi pasien tersebut dan memberikan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berhubungan dengan infeksi paru (tuberkulosis)
- Ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan
- Ditandai dengan penurunan berat badan.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- SDKI merupakan panduan untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan berdasarkan data pasien.
- Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI merupakan panduan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Untuk diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif.
- Untuk diagnosa Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Nutrisi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI merupakan panduan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi untuk diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dapat meliputi Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, dan Fisioterapi Dada.
- Intervensi untuk diagnosa Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh dapat meliputi Manajemen Nutrisi dan Konseling Gizi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI yang digunakan dalam praktik keperawatan di Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 16222 | 25 Apr 2025
Klinis : Bab darah seminggu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi "Bab darah seminggu" adalah Perdarahan (Hemorrhage). Perdarahan didefinisikan sebagai kehilangan darah dari sistem vaskuler, baik internal maupun eksternal, dalam jumlah yang melebihi normal. Dalam kasus ini, pasien mengalami perdarahan dari saluran pencernaan yang terjadi selama seminggu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, termasuk tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan yang berada dalam rentang normal.
2. Kontrol Perdarahan: Pasien tidak lagi mengalami perdarahan dari saluran pencernaan dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda perdarahan aktif.
3. Peningkatan Kadar Hemoglobin: Kadar hemoglobin pasien meningkat ke dalam batas normal, menunjukkan adanya perbaikan sistem hematologis.
4. Pemulihan Fungsi Organ: Fungsi organ-organ vital, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal, kembali normal atau menunjukkan perbaikan yang signifikan.
5. Peningkatan Pengetahuan: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penyebab, tanda-tanda, dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan di masa depan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Hemodinamik: Melakukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital pasien, termasuk tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan saturasi oksigen, untuk memastikan stabilitas hemodinamik.
2. Pengendalian Perdarahan: Melakukan tindakan-tindakan untuk menghentikan perdarahan, seperti pemberian obat-obatan hemostatik, tindakan endoskopi, atau bahkan tindakan pembedahan jika diperlukan.
3. Resusitasi Cairan dan Produk Darah: Memberikan cairan intravena dan produk darah (seperti transfusi darah atau komponen darah) untuk mempertahankan volume darah, memperbaiki status hemodinamik, dan meningkatkan kadar hemoglobin.
4. Pemantauan Fungsi Organ: Melakukan pemantauan terhadap fungsi organ-organ vital, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal, untuk memastikan pemulihan yang optimal.
5. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda-tanda, dan tindakan pencegahan perdarahan di masa depan, serta pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan tindak lanjut.
6. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan profesi kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh pemulihan yang optimal dari kondisi perdarahan yang dialaminya. -
Article No. 16223 | 25 Apr 2025
Klinis : Bab darah seminggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Bab darah seminggu":
Diagnosa Keperawatan:
1. Perdarahan Menstruasi Berlebihan (SDKI)
Definisi: Keluarnya darah melewati vagina yang lebih banyak dari normal selama menstruasi.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mendapatkan bantuan untuk memelihara kesehatan.
3. Defisit Perawatan Diri (SDKI)
Definisi: Keterbatasan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Perdarahan Menstruasi
Tujuan: Pasien dapat mengelola perdarahan menstruasi secara efektif.
Intervensi: Identifikasi penyebab perdarahan, pantau tanda-tanda vital, edukasi tentang manajemen perdarahan, dll.
2. Manajemen Kesehatan
Tujuan: Pasien dapat mengelola kesehatannya secara efektif.
Intervensi: Identifikasi faktor yang memengaruhi kesehatan, dorong partisipasi dalam perawatan kesehatan, edukasi tentang kesehatan, dll.
3. Perawatan Diri
Tujuan: Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Intervensi: Identifikasi kemampuan dan keterbatasan pasien, latih keterampilan perawatan diri, sediakan alat bantu, dll.
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Kontrol Perdarahan
2. Perilaku Sehat
3. Kemandirian Perawatan Diri
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami perdarahan menstruasi yang lebih banyak dari normal (Perdarahan Menstruasi Berlebihan). Hal ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan dan kemampuan pasien dalam merawat diri. Intervensi keperawatan diarahkan pada manajemen perdarahan, pengelolaan kesehatan, dan peningkatan kemandirian perawatan diri. Tujuannya adalah agar pasien dapat mengelola perdarahan menstruasi, meningkatkan perilaku sehat, dan melakukan perawatan diri secara mandiri. -
Article No. 16224 | 25 Apr 2025
Klinis : Bab darah seminggu feses hitam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan Gastrointestinal
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu bab darah selama seminggu dan feses berwarna hitam, dapat mengindikasikan adanya risiko perdarahan gastrointestinal. Perdarahan gastrointestinal dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti ulkus peptikum, varises esofagus, atau tumor saluran cerna.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Risiko Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perdarahan dari saluran cerna
Standar Label Keperawatan Indonesia (SLKI):
Tujuan:
1. Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan aktif
2. Pasien dapat mempertahankan status hemodinamik yang stabil
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi:
1. Observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan pemeriksaan diagnostik (misalnya endoskopi, kolonoskopi)
3. Berikan dukungan nutrisi dan cairan sesuai kebutuhan
4. Edukasi pasien dan keluarga mengenai risiko perdarahan dan tindakan pencegahan
Sebagai perawat, saya akan memastikan pasien mendapatkan pemeriksaan diagnostik yang tepat, memonitor tanda-tanda vital dan perdarahan, serta memberikan perawatan dan edukasi yang sesuai untuk mengelola risiko perdarahan gastrointestinal. -
Article No. 16225 | 25 Apr 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dengan berat badan 39 kg dirujuk dari RS swasta ke RSUD dr. Harjono dengan keluhan sesak nafas dan bengkak pada kedua kaki 3 hari terakhir. Sesak nafas dirasakan hilang timbul dan menimbulkan rasa nyeri tiap kambuh. Pasien juga mengalami demam naik turun sejak 2 hari sebelumnya yang membaik dengan pemberian paracetamol. Keluhan lain berupa mual disertai muntah, batuk berdahak, dan nyeri di bagian ulu hati. Tidak ada riwayat kejang sejak lahir hingga sekarang. Buang air kecil 3 hari terakhir diakui hanya 2 sampai 3 kali sehari dengan urin berwarna pekat seperti teh. Buang air besar masih dalam batas normal. Riwayat penyakit dahulu didapatkan bahwa pasien terdiagnosa scabies 6 minggu sebelumnya. Pasien merupakan santri suatu pondok pesantren yang identik dengan kehidupan komunal dan angka kejadian scabies yang tinggi. Didapatkan makula hiperpigmentasi disertai skuama kasar disertai krusta akibat sering digaruk. Lesi bekas scabies tersebar di perut, punggung bagian bawah, serta kedua ekstremitas. Keluhan gatal saat masuk rumah sakit sudah tidak dirasakan. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum pasien lemah namun masih dengan kesadaran baik. Tekanan darah 90/60 mmHg dan laju pernafasan 26 kali per menit. Saturasi oksigen 98%. Auskultasi paru menunjukkan penurunan suara dasar vesikuler dan rhonki basah halus pada paru-paru kanan. Hal ini dibuktikan dengan gambaran efusi pleura kanan dari foto X-Ray thoraks. Terdapat pitting edema pada kedua tungkai dan penurunan output urin mencapai 0.26 ml/kgBB/jam. Penghitungan Glomerular Filtration Rate dengan Rumus Schwartz menghasilkan angka GFR 16.9 ml/min/1.73 m2. Dari pemeriksaan laboratorium, didapatkan leukositosis mencapai 34,700/μl, peningkatan neutrofil 31,300/μl, peningkatan ureum sebanyak 75.8 mg/dl, peningkatan BUN 35.4 mg/dl, dan peningkatan serum kreatinin sebanyak 1.52 mg/dl. Urinalisis menunjukkan proteinuria ++ dan hematuria. Pasien juga mengalami imbalans elektrolit berupa hiponatremia dan hiperkalemia dengan kadar natrium 136 mEq/l dan kalium 5.9 mEq/l. Penurunan GFR yang sangat signifikan, peningkatan serum kreatinin dan adanya gangguan elektrolit menjadi alasan penegakan diagnosis gagal ginjal akut et causa GNAPS. Regimen pengobatan pada pasien ini meliputi pemberian obat injeksi ceftriaxone 2×1 g dan dexamethasone 3×5 mg untuk mengobati peradangan yang ditandai dengan leukositosis, furosemide 3×20 mg sebagai diuretik untuk mengurangi edema dan mengatasi sesak nafas, ondansetron 3×4 mg sebagai anti muntah, natrium bikarbonat 3×1 tablet dan kalitake 4×1 sachet diberikan untuk memperbaiki kondisi imbalans elektrolit, asam amino 3×1 tablet juga diberikan untuk kondisi insufisiensi ginjal dengan GFR dibawah 50. Terapi simtomatik untuk nyeri ulu hati, batuk, dan obat topikal scabies juga diberikan. Pasien menunjukkan respon baik terhadap terapi, edema tungkai dan sesak nafas berkurang, proteinuria dan hematuria teratasi dan output urin semakin mendekati normal. Pada hari rawat ketujuh, pasien mengalami perubahan status mental disertai kejang tanpa provokasi. Proteinuria kembali menjadi ++ dan terdapat hematuria. Terapi tambahan untuk kejang dan neuroproteksi diberikan menggunakan fenobarbital 3×50 mg, piracetam 2 gram terbagi dalam 3 dosis, dan maintenance menggunakan midazolam 1 mg. Antibiotik ditingkatkan dengan menggunakan meropenem, pemberian kalitake dan natrium bikarbonat dihentikan. Setelah evaluasi dan monitoring ketat, pada hari ke-14 pasien menunjukkan perbaikan klinis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
2. Ketidakefektifan Perfusi Ginjal
3. Gangguan Keseimbangan Elektrolit
4. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
5. Gangguan Mobilitas Fisik
6. Gangguan Tidur
7. Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Keadaan dimana individu mengalami ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi yang dapat mengakibatkan perubahan kadar gas darah.
- SLKI: Menurunnya kemampuan individu untuk melakukan pertukaran gas yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu mempertahankan pertukaran gas yang optimal.
2. Ketidakefektifan Perfusi Ginjal
- SDKI: Keadaan dimana individu mengalami penurunan aliran darah ke ginjal yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal.
- SLKI: Menurunnya kapasitas ginjal untuk mempertahankan fungsi filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu mempertahankan fungsi ginjal yang optimal.
3. Gangguan Keseimbangan Elektrolit
- SDKI: Keadaan dimana individu mengalami ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam cairan tubuh.
- SLKI: Ketidakmampuan individu untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam cairan tubuh.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu mempertahankan keseimbangan elektrolit yang optimal.
4. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- SDKI: Keadaan dimana individu berisiko mengalami kerusakan pada struktur dan fungsi kulit.
- SLKI: Gangguan pada kemampuan individu untuk mempertahankan integritas kulit.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu mempertahankan integritas kulit yang optimal.
5. Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keadaan dimana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja.
- SLKI: Penurunan kemampuan individu untuk melakukan pergerakan yang disengaja.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu mempertahankan mobilitas fisik yang optimal.
6. Gangguan Tidur
- SDKI: Keadaan dimana individu mengalami perubahan kualitas dan/atau kuantitas tidur.
- SLKI: Ketidakmampuan individu untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu mempertahankan pola tidur yang optimal.
7. Risiko Infeksi
- SDKI: Keadaan dimana individu berisiko mengalami invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen.
- SLKI: Ketidakmampuan individu untuk mencegah atau mengatasi infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu mencegah atau mengatasi infeksi. -
Article No. 16226 | 25 Apr 2025
Klinis : demam sejak hari minggu HP 5, batuk grok grok demam naik turun muntah 1 kali hari rabu dini hari sejak hari minggu os lemas, minum berkurang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda uraikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI)
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal (>37,5°C).
- Faktor yang Berhubungan: Infeksi (seperti virus atau bakteri).
- Gejala dan Tanda: Demam, menggigil, peningkatan laju pernapasan dan denyut nadi.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI)
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Anoreksia, penurunan nafsu makan, mual/muntah.
- Gejala dan Tanda: Berat badan menurun, asupan makanan dan cairan berkurang.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan energi.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit, kelemahan fisik.
- Gejala dan Tanda: Kelelahan, kelemahan, aktivitas terbatas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Dengan memahami SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berpedoman pada praktik keperawatan berbasis bukti. -
Article No. 16227 | 25 Apr 2025
Klinis : Atresia ani
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai kondisi Atresia ani, sesuai dengan struktur yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Atresia ani berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Gangguan Eliminasi Fekal". Kondisi ini ditandai dengan adanya obstruksi pada saluran pencernaan sehingga menyebabkan ketidakmampuan untuk buang air besar secara normal.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Pola Eliminasi: Pasien dapat mempertahankan pola eliminasi fekal yang normal.
2. Kenyamanan: Pasien dapat merasakan kenyamanan selama proses penyembuhan.
3. Pengetahuan: Pasien dan keluarga memahami kondisi Atresia ani dan dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan:
1. Manajemen Eliminasi
- Monitor pola eliminasi fekal pasien
- Fasilitasi prosedur pembedahan untuk koreksi atresia ani
- Kolaborasi dengan tim medis dalam penanganan atresia ani
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan pasca operasi
2. Manajemen Kenyamanan
- Berikan analgesik sesuai dengan rekomendasi tim medis
- Lakukan tindakan keperawatan untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan
- Motivasi pasien untuk beristirahat dan berkontribusi dalam perawatan diri
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan informasi tentang kondisi atresia ani, prognosis, dan rencana perawatan
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik perawatan luka operasi dan perawatan ostomi (jika ada)
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan
Penjelasan Rinci:
Atresia ani adalah suatu kondisi kongenital di mana terdapat obstruksi atau tidak adanya lubang anus pada bayi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan eliminasi fekal yang serius dan memerlukan penanganan medis segera. Diagnosa keperawatan "Gangguan Eliminasi Fekal" menggambarkan kondisi ini dengan jelas, di mana pasien mengalami ketidakmampuan untuk buang air besar secara normal.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup perbaikan pola eliminasi fekal, peningkatan kenyamanan pasien, serta peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai kondisi atresia ani. Hal ini penting untuk mendukung proses penyembuhan, mengurangi komplikasi, dan memastikan pasien dapat mengelola kondisinya secara mandiri setelah pemulihan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen eliminasi, manajemen kenyamanan, dan edukasi kesehatan. Manajemen eliminasi bertujuan untuk memantau dan mendukung proses eliminasi fekal, baik sebelum maupun setelah operasi koreksi. Manajemen kenyamanan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dialami pasien. Sementara itu, edukasi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai kondisi atresia ani, serta mempersiapkan mereka untuk perawatan berkelanjutan.
Melalui pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim medis, diharapkan pasien dengan atresia ani dapat mencapai luaran yang optimal dan memiliki kualitas hidup yang baik.