Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16347 | 28 Apr 2025
Klinis : pasien datang keluhan nyeri pada kelingking tangan sebelah kiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, dimana pasien datang dengan keluhan nyeri pada kelingking tangan sebelah kiri, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk menggunakan teknik-teknik yang dapat mengurangi rasa nyeri.
Kriteria Hasil:
a. Melaporkan bahwa nyeri dapat dikendalikan.
b. Menggunakan teknik-teknik pengurangan nyeri secara efektif.
c. Mengenali faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
d. Mendemonstrasikan perilaku yang menunjukkan kemampuan mengendalikan nyeri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu Kontrol Nyeri, maka intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri
Definisi: Mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri serta meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
Aktivitas Keperawatan:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus.
b. Memberikan analgesik sesuai dengan resep tenaga kesehatan.
c. Mengajarkan teknik pengurangan nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, dan terapi musik.
d. Memantau efektivitas intervensi manajemen nyeri.
e. Melibatkan keluarga dalam manajemen nyeri pasien.
2. Manajemen Lingkungan: Kenyamanan
Definisi: Mengatur lingkungan untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
Aktivitas Keperawatan:
a. Mengatur posisi pasien untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan.
b. Meminimalkan stimulasi yang dapat meningkatkan nyeri, seperti suara bising, cahaya terang, dan suhu ruangan yang tidak nyaman.
c. Memastikan kebersihan dan kerapian lingkungan pasien.
d. Menyediakan alat bantu yang diperlukan untuk meningkatkan kenyamanan, seperti bantal, selimut, dan fasilitas lainnya.
3. Edukasi Kesehatan
Definisi: Memberikan informasi dan meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang kondisi kesehatan, pengobatan, dan tindakan yang perlu dilakukan.
Aktivitas Keperawatan:
a. Menjelaskan penyebab, tanda, dan gejala nyeri pada kelingking tangan kiri.
b. Mengajarkan teknik-teknik pengurangan nyeri non-farmakologis yang dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga.
c. Memberikan informasi tentang penggunaan analgesik yang tepat.
d. Mendorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam manajemen nyeri.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu Kontrol Nyeri, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 16348 | 28 Apr 2025
Klinis : pasien datang keluhan nyeri pada kelingking tangan sebelah kiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah analisis komprehensif terkait kondisi pasien yang Anda sampaikan:
Diagnosis Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri pada kelingking tangan sebelah kiri adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Ekspresi nyeri menurun
2. Melaporkan rasa nyaman
3. Melakukan aktivitas tanpa hambatan nyeri
4. Mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif
Penjelasan:
- Ekspresi nyeri menurun menunjukkan penurunan intensitas dan durasi nyeri yang dirasakan oleh pasien.
- Melaporkan rasa nyaman mengindikasikan bahwa pasien dapat beristirahat dan bergerak dengan lebih nyaman.
- Melakukan aktivitas tanpa hambatan nyeri menunjukkan bahwa pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lancar.
- Mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif menandakan bahwa pasien telah mampu mengelola nyerinya dengan baik.
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan:
1. Pengkajian Nyeri
- Mengkaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, intensitas)
- Mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi nyeri (psikologis, fisiologis, lingkungan)
2. Manajemen Nyeri
- Memberikan analgesik sesuai dengan resep dokter
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis (kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi)
- Memantau efektivitas intervensi nyeri
3. Peningkatan Kenyamanan
- Memberikan posisi yang nyaman bagi pasien
- Menjaga lingkungan yang tenang dan kondusif
- Memfasilitasi istirahat yang cukup
4. Edukasi Manajemen Nyeri
- Menjelaskan penyebab, karakteristik, dan manajemen nyeri
- Mengajarkan pasien dan keluarga teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan di rumah
Penjelasan:
Intervensi-intervensi di atas bertujuan untuk mengatasi nyeri akut yang dialami pasien, meningkatkan kenyamanan, dan memastikan pasien dapat mengelola nyerinya secara efektif. Pengkajian nyeri yang komprehensif akan membantu mengidentifikasi penyebab dan karakteristik nyeri. Pemberian analgesik dan teknik nonfarmakologis dapat membantu mengurangi rasa nyeri. Peningkatan kenyamanan dan edukasi manajemen nyeri akan mendukung pemulihan pasien. -
Article No. 16349 | 28 Apr 2025
Klinis : Pasien mengungkapkan kebingungan tentang cara melatih tangan kanan secara efektif dan merasa tidak yakin dengan latihan yang dilakukan di rumah. Pasien merasa khawatir bahwa latihan yang dilakukan tidak memberikan hasil yang optimal. Keluarga juga merasa tidak yakin mengenai latihan yang harus dilakukan di rumah untuk membantu pemulihan pasien. Pasien dan keluarga tidak memiliki pengetahuan tentang teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, terima kasih atas permintaan Anda. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Defisit Pengetahuan terkait Pemulihan Fungsi Tangan Pasca Stroke
Definisi: Kurangnya informasi atau pengetahuan tentang cara yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke.
Penyebab: Kurangnya pemahaman tentang teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan.
Gejala/Tanda: Pasien dan keluarga mengungkapkan kebingungan tentang cara melatih tangan kanan secara efektif, merasa tidak yakin dengan latihan yang dilakukan di rumah, dan khawatir bahwa latihan tidak memberikan hasil yang optimal.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pengetahuan: Pemulihan Fungsi Fisik
Kriteria Hasil:
a. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke.
b. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan dampak positif dari latihan yang dilakukan secara rutin.
c. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tujuan dan manfaat dari setiap latihan yang dilakukan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Pemulihan Fungsi Tangan Pasca Stroke
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke.
Aktivitas:
a. Identifikasi tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang pemulihan fungsi tangan pasca stroke.
b. Berikan penjelasan tentang pentingnya latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke.
c. Ajarkan teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan, seperti gerakan ekstensi dan fleksi jari, latihan koordinasi, dan latihan peregangan.
d. Berikan contoh latihan yang dapat dilakukan di rumah dan jelaskan manfaat serta tujuan dari setiap latihan.
e. Minta pasien dan keluarga mempraktikkan latihan yang diajarkan dan berikan umpan balik.
f. Evaluasi tingkat pemahaman pasien dan keluarga setelah diberikan edukasi.
g. Libatkan keluarga dalam proses rehabilitasi untuk memastikan latihan dilakukan dengan benar di rumah.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dan keluarga dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang pemulihan fungsi tangan pasca stroke, sehingga dapat memaksimalkan hasil latihan dan proses rehabilitasi. -
Article No. 16350 | 28 Apr 2025
Klinis : Pasien mengungkapkan kebingungan tentang cara melatih tangan kanan secara efektif dan merasa tidak yakin dengan latihan yang dilakukan di rumah. Pasien merasa khawatir bahwa latihan yang dilakukan tidak memberikan hasil yang optimal. Keluarga juga merasa tidak yakin mengenai latihan yang harus dilakukan di rumah untuk membantu pemulihan pasien. Pasien dan keluarga tidak memiliki pengetahuan tentang teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Defisit Pengetahuan: Kurangnya Pemahaman tentang Latihan Rehabilitasi Tangan Kanan Pasca Stroke**
*(Kode SDKI: 00181)*
---
### **Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:**
#### **1. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) – Kode 00181**
**Definisi:**
Kondisi di mana pasien dan/atau keluarga tidak memiliki pemahaman yang memadai terkait prosedur, teknik, atau langkah-langkah rehabilitasi tangan kanan pasca stroke, sehingga memengaruhi kemampuan mereka dalam melaksanakan latihan secara mandiri di rumah.
**Karakteristik Utama:**
- Pasien mengungkapkan kebingungan tentang cara melatih tangan kanan secara efektif.
- Pasien dan keluarga tidak yakin dengan latihan yang dilakukan.
- Keluarga tidak memiliki pengetahuan tentang teknik latihan yang benar.
- Kekhawatiran bahwa latihan yang dilakukan tidak optimal.
---
#### **2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) – Kode terkait:**
**Luaran yang Diharapkan:**
- **Pengetahuan: Proses Penyakit (Kode: L.0801)** → *Pasien dan keluarga memahami prinsip dasar rehabilitasi pasca stroke.*
- **Pengetahuan: Tindakan Terapeutik (Kode: L.0803)** → *Pasien dan keluarga mampu mendemonstrasikan latihan tangan kanan dengan benar.*
- **Kemandirian dalam Aktivitas (Kode: L.1501)** → *Pasien dapat melakukan latihan secara mandiri dengan teknik yang tepat.*
**Indikator:**
- Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tujuan latihan rehabilitasi.
- Pasien dan keluarga mampu mendemonstrasikan teknik latihan yang benar.
- Pasien melaporkan peningkatan keyakinan dalam melakukan latihan di rumah.
---
#### **3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – Kode terkait:**
**Intervensi Keperawatan:**
- **Penyuluhan Kesehatan (Kode: I.11090)** → *Memberikan edukasi tentang teknik latihan tangan kanan pasca stroke.*
- **Dukungan Keluarga (Kode: I.11030)** → *Melibatkan keluarga dalam proses rehabilitasi.*
- **Pelatihan Keterampilan (Kode: I.11080)** → *Melatih pasien dan keluarga cara melakukan gerakan yang benar.*
**Aktivitas Spesifik:**
- Menjelaskan tahapan latihan dengan media visual (video/brosur).
- Mendemonstrasikan gerakan latihan secara bertahap.
- Memberikan umpan balik saat pasien dan keluarga mempraktikkan latihan.
- Memastikan keluarga memahami peran mereka dalam mendukung pasien.
---
### **Kesimpulan:**
Berdasarkan data yang diberikan, pasien dan keluarga membutuhkan edukasi dan pelatihan yang terstruktur untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam melakukan latihan rehabilitasi tangan kanan pasca stroke. Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai kemandirian dalam latihan dan keluarga mampu memberikan dukungan yang efektif.
*(Sumber: Buku SDKI, SLKI, SIKI Edisi Terkini – PPNI)*
---
**Catatan:** Pastikan untuk selalu memvalidasi respons keperawatan dengan kondisi spesifik pasien dan kebijakan institusi tempat Anda bekerja. -
Article No. 16351 | 28 Apr 2025
Klinis : Pasien mengungkapkan kebingungan tentang cara melatih tangan kanan secara efektif dan merasa tidak yakin dengan latihan yang dilakukan di rumah. Pasien merasa khawatir bahwa latihan yang dilakukan tidak memberikan hasil yang optimal. Keluarga juga merasa tidak yakin mengenai latihan yang harus dilakukan di rumah untuk membantu pemulihan pasien. Pasien dan keluarga tidak memiliki pengetahuan tentang teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien dan keluarga yang Anda deskripsikan, maka Diagnosa Keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Diagnosis Keperawatan: Kurang Pengetahuan (00126)
- Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
- SDKI: Kurang Pengetahuan
- SLKI: Peningkatan Pengetahuan
- SIKI: Edukasi
Penjelasan:
Pasien dan keluarga mengungkapkan kebingungan dan ketidakpastian terkait cara melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke. Mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang tepat adalah Kurang Pengetahuan, yang memerlukan intervensi edukasi untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga.
2. Diagnosis Keperawatan: Kecemasan (00146)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Kontrol Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Penjelasan:
Pasien juga merasa khawatir bahwa latihan yang dilakukan tidak memberikan hasil yang optimal. Keluarga juga merasa tidak yakin mengenai latihan yang harus dilakukan di rumah untuk membantu pemulihan pasien. Hal ini menunjukkan adanya kecemasan, sehingga diperlukan intervensi manajemen kecemasan untuk membantu pasien dan keluarga mengatasi perasaan cemas tersebut.
Dengan pendekatan akademis dan persona sebagai perawat profesional, diagnosis keperawatan yang tepat untuk kondisi yang Anda deskripsikan adalah Kurang Pengetahuan dan Kecemasan, dengan intervensi edukasi dan manajemen kecemasan. -
Article No. 16352 | 28 Apr 2025
Klinis : Pasien mengungkapkan kebingungan tentang cara melatih tangan kanan secara efektif dan merasa tidak yakin dengan latihan yang dilakukan di rumah. Pasien merasa khawatir bahwa latihan yang dilakukan tidak memberikan hasil yang optimal. Keluarga juga merasa tidak yakin mengenai latihan yang harus dilakukan di rumah untuk membantu pemulihan pasien. Pasien dan keluarga tidak memiliki pengetahuan tentang teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi yang diuraikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis yang sesuai, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis jika ada:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z71.1
- Deskripsi: Konseling dan pemantauan medis terkait dengan penggunaan alat bantu dan peralatan rehabilitasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.83
- Deskripsi: Terapi okupasi, evaluasi dan skrining.
Penjelasan:
Dalam kasus ini, pasien mengalami kebingungan dan ketidakpastian terkait dengan latihan yang dilakukan di rumah untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke. Keluarga juga merasa tidak yakin mengenai latihan yang harus dilakukan di rumah untuk membantu pemulihan pasien. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan akan konseling dan pemantauan medis terkait dengan penggunaan alat bantu dan peralatan rehabilitasi.
Kode ICD-10 Z71.1 "Konseling dan pemantauan medis terkait dengan penggunaan alat bantu dan peralatan rehabilitasi" sesuai dengan kondisi pasien yang membutuhkan bimbingan dan edukasi tentang teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan.
Selain itu, kode ICD-9-CM 93.83 "Terapi okupasi, evaluasi dan skrining" dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan medis yang mungkin diperlukan, seperti evaluasi dan skrining oleh terapis okupasi untuk menilai fungsi tangan pasien dan memberikan rekomendasi atau instruksi yang tepat untuk latihan di rumah.
Dengan adanya konseling medis yang tepat dan tindakan terapi okupasi yang sesuai, diharapkan pasien dan keluarga dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik tentang teknik dan langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke, sehingga dapat mempercepat proses pemulihan. -
Article No. 16353 | 28 Apr 2025
Klinis : Pasien mengungkapkan kebingungan tentang cara melatih tangan kanan secara efektif dan merasa tidak yakin dengan latihan yang dilakukan di rumah. Pasien merasa khawatir bahwa latihan yang dilakukan tidak memberikan hasil yang optimal. Keluarga juga merasa tidak yakin mengenai latihan yang harus dilakukan di rumah untuk membantu pemulihan pasien. Pasien dan keluarga tidak memiliki pengetahuan tentang teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Pengetahuan (00046)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Pengetahuan (00046)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tingkat Pengetahuan (1814)
Definisi: Tingkat pemahaman individu tentang informasi yang relevan dengan kesehatannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Peningkatan Pengetahuan (6610)
Definisi: Memfasilitasi pemahaman dan pembelajaran tentang topik yang spesifik.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, pasien dan keluarga mengalami defisit pengetahuan terkait teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke. Pasien merasa bingung dan tidak yakin dengan latihan yang dilakukan di rumah, serta khawatir bahwa latihan tersebut tidak memberikan hasil yang optimal. Keluarga juga merasa tidak yakin mengenai latihan yang harus dilakukan di rumah untuk membantu pemulihan pasien.
Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Defisit Pengetahuan (00046). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Peningkatan Pengetahuan (6610) untuk memfasilitasi pemahaman dan pembelajaran pasien dan keluarga tentang teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke.
Tujuannya adalah agar pasien dan keluarga dapat memiliki pengetahuan yang cukup sehingga mampu melakukan latihan secara efektif dan membantu pemulihan pasien secara optimal. -
Article No. 16354 | 28 Apr 2025
Klinis : Pasien mengungkapkan kebingungan tentang cara melatih tangan kanan secara efektif dan merasa tidak yakin dengan latihan yang dilakukan di rumah. Pasien merasa khawatir bahwa latihan yang dilakukan tidak memberikan hasil yang optimal. Keluarga juga merasa tidak yakin mengenai latihan yang harus dilakukan di rumah untuk membantu pemulihan pasien. Pasien dan keluarga tidak memiliki pengetahuan tentang teknik atau langkah-langkah yang benar dalam melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi tangan kanan pasca stroke.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Defisit Pengetahuan (Kode: 00126)** terkait teknik latihan pemulihan fungsi tangan kanan pasca stroke, ditandai dengan kebingungan pasien dan keluarga mengenai prosedur latihan yang efektif serta ketidakpastian terhadap hasil yang dicapai.
**Penjelasan Singkat:**
1. **Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)**
- **Kode 00126: Defisit Pengetahuan**
- **Definisi:** Ketidakcukupan atau tidak adanya informasi kognitif terkait suatu topik tertentu.
- **Faktor yang Berhubungan:** Kurangnya pemaparan informasi, keterbatasan pemahaman, atau kurangnya minat dalam belajar.
- **Karakteristik Utama:** Ekspresi verbal kebingungan, permintaan informasi, atau pelaksanaan tindakan yang tidak tepat.
2. **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
- **Kode 1806: Pengetahuan tentang Prosedur Kesehatan**
- **Indikator:**
- Menyatakan pemahaman tentang langkah-langkah latihan.
- Mendemonstrasikan teknik latihan dengan benar.
- Mengidentifikasi tanda-tanda kemajuan atau komplikasi.
- **Skala Pengukuran:**
- **1 (Tidak pernah menunjukkan)** hingga **5 (Selalu menunjukkan)**.
3. **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
- **Kode 5604: Edukasi Kesehatan**
- **Aktivitas:**
- Memberikan penjelasan verbal dan demonstrasi teknik latihan.
- Menggunakan media visual (poster/video) untuk mempermudah pemahaman.
- Melibatkan keluarga dalam sesi edukasi.
- Memberikan reinforcement positif saat pasien melakukan latihan dengan benar.
- **Frekuensi:** Dilakukan secara bertahap dan dievaluasi secara berkala.
**Rekomendasi:**
- Lakukan asesmen lebih mendalam untuk menilai tingkat pemahaman pasien dan keluarga.
- Gunakan pendekatan *teach-back* untuk memastikan informasi dipahami dengan benar.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan yang terstruktur.
**Sumber:**
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
*(Ditulis dalam format akademis dengan persona sebagai perawat pakar)* -
Article No. 16355 | 28 Apr 2025
Klinis : Seorang bayi laki-laki, usia 3 hari, dirawat di ruang perawatan bayi dengan keluhan bayi tidak kuat menyusu dan suhu tubuhnya naik turun. Pada pemeriksaan fisik, bayi secara umum tampak lemah. Bayi cukup bulan dengan usia gestasi 38 bulan, BB bayi 3,1 kg, Tanda vital: Suhu 36,70C, frekuensi pernapasan: 41x/menit, frekuensi denyut nadi: 154X/menit, CRT < 2 detik. Menurut ibu, bayi mendapat ASI, namun akhir-akhir ini bayi lemas dan sukar menghisap. Saat disusui tertidur, kadang menolak untuk menghisap. Ibu juga mengatakan asinya belum banyak keluar. Saat ini bayi diobservasi dengan OGT. Wajah dan leher bayi juga tampak bengkak, sklera dan kulit pasien tampak kuning. Hasil pemeriksaan laboratorium, direk: 0,33, bilirubin indirk: 7,29, bilirubin total 7,62 (normal < 5 mg/dl).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Menyusu Berhubungan dengan Kelemahan Bayi
Ketidakefektifan Menyusu adalah ketidakmampuan bayi untuk menghisap susu secara efektif.
2. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Penyakit
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
3. Ikterus Berhubungan dengan Peningkatan Bilirubin
Ikterus adalah kondisi patologis yang ditandai dengan pewarnaan kuning pada kulit dan sklera mata akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakefektifan Menyusu Berhubungan dengan Kelemahan Bayi
- Bayi dapat menyusu secara efektif
- Bayi dapat mempertahankan berat badan yang adekuat
- Bayi dapat menjaga kadar glukosa dalam rentang normal
2. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Penyakit
- Suhu tubuh bayi dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Ikterus Berhubungan dengan Peningkatan Bilirubin
- Kadar bilirubin dalam darah menurun
- Warna kulit dan sklera membaik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakefektifan Menyusu Berhubungan dengan Kelemahan Bayi
- Observasi tanda-tanda vital, berat badan, dan asupan cairan bayi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian cairan dan elektrolit yang adekuat
- Berikan stimulasi oral dan perawatan mulut untuk meningkatkan refleks menyusu
- Fasilitasi pemberian ASI dengan teknik menyusu yang benar
- Pantau kemajuan menyusu, berat badan, dan kadar glukosa darah bayi
2. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Penyakit
- Observasi suhu tubuh bayi secara teratur
- Berikan tindakan penurunan suhu jika diperlukan (kompres hangat, kipas angin)
- Identifikasi penyebab hipertermia dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk perawatan yang tepat
- Monitoring tanda-tanda infeksi
3. Ikterus Berhubungan dengan Peningkatan Bilirubin
- Observasi warna kulit dan sklera bayi secara teratur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemantauan kadar bilirubin dan tindakan penurunan bilirubin jika diperlukan
- Berikan perawatan kulit yang sesuai untuk mencegah kerusakan kulit
- Edukasi kepada orang tua mengenai tanda-tanda ikterus dan pentingnya pemantauan yang ketat
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas dalam nada akademis, persona pakar, dan perspektif perawat:
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya melihat bahwa kondisi bayi yang Anda sampaikan menunjukkan adanya beberapa masalah keperawatan yang membutuhkan penanganan segera. Berdasarkan data yang diberikan, saya mengidentifikasi tiga diagnosa keperawatan utama yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), yaitu Ketidakefektifan Menyusu Berhubungan dengan Kelemahan Bayi, Hipertermia Berhubungan dengan Proses Penyakit, dan Ikterus Berhubungan dengan Peningkatan Bilirubin.
Setiap diagnosa keperawatan tersebut memiliki luaran atau hasil yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan, yang tercantum dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Untuk Ketidakefektifan Menyusu Berhubungan dengan Kelemahan Bayi, luaran yang diharapkan adalah bayi dapat menyusu secara efektif, mempertahankan berat badan yang adekuat, dan menjaga kadar glukosa dalam rentang normal. Untuk Hipertermia Berhubungan dengan Proses Penyakit, luaran yang diharapkan adalah suhu tubuh bayi dalam rentang normal dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Sementara untuk Ikterus Berhubungan dengan Peningkatan Bilirubin, luaran yang diharapkan adalah kadar bilirubin dalam darah menurun dan warna kulit serta sklera membaik.
Dalam rangka mencapai luaran tersebut, perawat perlu mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Untuk Ketidakefektifan Menyusu, intervensi yang dapat dilakukan adalah observasi tanda-tanda vital, berat badan, dan asupan cairan bayi; kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian cairan dan elektrolit yang adekuat; stimulasi oral dan perawatan mulut untuk meningkatkan refleks menyusu; fasilitasi pemberian ASI dengan teknik menyusu yang benar; serta pemantauan kemajuan menyusu, berat badan, dan kadar glukosa darah bayi.
Selanjutnya, untuk Hipertermia, intervensi yang dapat dilakukan adalah observasi suhu tubuh bayi secara teratur; pemberian tindakan penurunan suhu jika diperlukan (kompres hangat, kipas angin); identifikasi penyebab hipertermia dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk perawatan yang tepat; serta pemantauan tanda-tanda infeksi.
Untuk Ikterus, intervensi yang dapat dilakukan adalah observasi warna kulit dan sklera bayi secara teratur; kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemantauan kadar bilirubin dan tindakan penurunan bilirubin jika diperlukan; pemberian perawatan kulit yang sesuai untuk mencegah kerusakan kulit; serta edukasi kepada orang tua mengenai tanda-tanda ikterus dan pentingnya pemantauan yang ketat.
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa kondisi bayi ini membutuhkan penanganan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain. Oleh karena itu, peran perawat sangat vital dalam melakukan pengkajian yang cermat, menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan demi pemulihan dan kesejahteraan bayi. -
Article No. 16356 | 28 Apr 2025
Klinis : Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi penyakit typoid
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi penyakit typhoid adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan disipasi panas.
Dalam kasus ini, hipertermia terjadi akibat proses inflamasi yang mendasari penyakit typhoid. Pada penyakit typhoid, bakteri Salmonella typhi menginfeksi dan menyebabkan peradangan di saluran pencernaan, yang kemudian memicu peningkatan suhu tubuh. Diagnosa keperawatan ini memfokuskan pada masalah utama yaitu hipertermia yang perlu ditangani.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
Indikator:
- Suhu tubur berada dalam rentang normal
- Tidak lagi terasa panas atau menggigil
2. Tanda-tanda vital stabil
Indikator:
- Nadi, respirasi, dan tekanan darah dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi atau dehidrasi
3. Pengetahuan pasien tentang manajemen hipertermia meningkat
Indikator:
- Pasien dapat menjelaskan penyebab, gejala, dan cara penanganan hipertermia
- Pasien mampu mengikuti instruksi perawat dalam manajemen hipertermia
Pencapaian luaran ini akan menunjukkan bahwa masalah hipertermia telah teratasi dan kondisi pasien stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Manajemen Suhu Tubuh
- Monitoring suhu tubuh secara rutin
- Menurunkan suhu tubuh dengan kompres hangat/dingin, kipas angin, atau obat penurun demam
- Mempertahankan suhu ruangan yang nyaman
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit
- Memantau intake dan output cairan
- Memberikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Mengganti cairan yang hilang akibat demam
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Menjelaskan penyebab, gejala, dan penanganan hipertermia
- Mengajarkan teknik pengukuran suhu dan penanganan demam di rumah
- Memberikan informasi terkait penyakit typhoid dan penanganannya
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pengelolaan nutrisi pasien
Implementasi intervensi-intervensi ini secara komprehensif akan membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilnya suhu tubuh, tanda-tanda vital, serta meningkatnya pengetahuan pasien dan keluarga dalam manajemen hipertermia.