Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19752 | 17 Jul 2025
Klinis : Gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Gangguan Mobilitas Fisik:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan mobilitas fisik berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Gangguan Mobilitas Fisik". Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan bebas dan terkoordinasi dari satu tempat ke tempat lain di lingkungan sekitar.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan mobilitas fisik, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diukur berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), yaitu:
1. Mobilitas Fisik: Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kemampuan dalam melakukan pergerakan yang terkoordinasi dan bebas di lingkungan sekitar.
2. Kemampuan Beraktivitas: Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
3. Integritas Kulit: Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan integritas kulit dan mencegah terjadinya luka tekan.
4. Kenyamanan: Pasien dapat merasakan kenyamanan fisik dan psikologis selama proses pemulihan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan gangguan mobilitas fisik, antara lain:
1. Manajemen Mobilitas: Intervensi yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan yang terkoordinasi dan bebas di lingkungan sekitar. Intervensi ini dapat mencakup latihan rentang gerak, latihan pergerakan, dan pelatihan penggunaan alat bantu mobilitas.
2. Perawatan Luka: Intervensi yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan integritas kulit dan mencegah terjadinya luka tekan. Intervensi ini dapat mencakup perawatan kulit, penggunaan alat bantu anti decubitus, dan teknik posisi tubuh.
3. Manajemen Nyeri: Intervensi yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis pasien. Intervensi ini dapat mencakup pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan distraksi.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai kondisi, perawatan, dan strategi untuk mencapai tujuan luaran. Intervensi ini dapat mencakup penyediaan informasi, pelatihan, dan konseling.
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya sangat penting untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan pada pasien dengan gangguan mobilitas fisik. -
Article No. 19753 | 17 Jul 2025
Klinis : Pasien dhf, panas hari ke 5.mual tidak nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi pasien dengan demam berdarah dengue (DHF), panas hari ke-5, mual, dan tidak nafsu makan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
2. Mual (00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di bagian atas perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (10018)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
2. Mual (10044)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di bagian atas perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Intake Nutrisi Kurang (10035)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Suhu Tubuh (20007)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
2. Kontrol Mual (20042)
Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan sensasi tidak nyaman di bagian atas perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Status Gizi (20037)
Definisi: Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia (30018)
Definisi: Serangkaian tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
2. Manajemen Mual (30044)
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mengendalikan sensasi tidak nyaman di bagian atas perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Manajemen Nutrisi (30035)
Definisi: Serangkaian tindakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan.
Kode yang digunakan pada masing-masing standar mengacu pada kode yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 19754 | 17 Jul 2025
Klinis : Ibu E. menyatakan keinginan dan niat yang kuat untuk dapat memiliki tubuh yang sehat dan ideal serta bisa kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal tanpa ada kendala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ibu E. adalah "Keinginan Perubahan Gaya Hidup". Kondisi ini ditandai dengan adanya pernyataan keinginan dan niat yang kuat dari Ibu E. untuk memiliki tubuh yang sehat dan ideal, serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal tanpa kendala.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Sehat: Diharapkan Ibu E. dapat menunjukkan perilaku untuk mencapai dan mempertahankan tubuh yang sehat dan ideal, seperti mengatur pola makan yang seimbang, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan menghindari perilaku yang tidak sehat.
2. Manajemen Diri: Diharapkan Ibu E. dapat menunjukkan kemampuan dalam mengelola dan mengontrol perilaku-perilaku yang diperlukan untuk mencapai tujuan kesehatannya, seperti menetapkan tujuan, membuat rencana, dan melakukan evaluasi.
3. Integritas Tubuh: Diharapkan Ibu E. dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi dan struktur tubuhnya sesuai dengan kondisi ideal yang diinginkan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Gaya Hidup:
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup Ibu E.
- Membantu Ibu E. dalam menetapkan tujuan gaya hidup yang sehat dan realistis.
- Memberikan edukasi dan konseling tentang pola makan sehat, aktivitas fisik, dan perilaku-perilaku sehat lainnya.
- Memantau dan mengevaluasi kemajuan Ibu E. dalam mencapai tujuan gaya hidup yang sehat.
2. Manajemen Diri:
- Membantu Ibu E. dalam mengidentifikasi hambatan dan sumber daya yang dapat mendukung perubahan gaya hidup.
- Mengajarkan teknik-teknik manajemen diri, seperti penetapan tujuan, perencanaan, dan pemecahan masalah.
- Memberikan dukungan dan motivasi kepada Ibu E. dalam proses perubahan gaya hidup.
- Melibatkan keluarga atau significant others dalam mendukung perubahan gaya hidup Ibu E.
3. Terapi Aktivitas:
- Melakukan penilaian terhadap kemampuan fisik dan fungsional Ibu E.
- Menyusun rencana aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi Ibu E., seperti latihan fisik, latihan fleksibilitas, dan latihan kekuatan.
- Memantau dan mengevaluasi kemajuan Ibu E. dalam melakukan aktivitas fisik.
- Memberikan edukasi dan dukungan kepada Ibu E. dalam melakukan aktivitas fisik secara aman dan berkelanjutan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ibu E., perawat perlu menerapkan pendekatan yang berpusat pada pasien, mempertimbangkan faktor-faktor biopsikososial, dan melibatkan Ibu E. secara aktif dalam proses perawatan. Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan Ibu E. dapat mencapai tujuan kesehatannya dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 19755 | 17 Jul 2025
Klinis : kurangnya pengetahuan dan edukasi tentang pentingnya ASI eksklusif dan paparan sinar matahari pagi bagi bayi baru lahir. Banyak ibu muda di desa tersebut yang belum memahami bahwa menyusui bayi secara sering dan menjemur bayi setiap pagi sangat bermanfaat untuk mencegah penumpukan bilirubin penyebab penyakit kuning.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Kurang Pengetahuan Tentang Kesehatan Bayi Baru Lahir (00126)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kurang Pengetahuan Tentang Kesehatan Bayi Baru Lahir (00126)
Definisi: Ketidakadekuatan informasi yang diterima atau dikomunikasikan berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan bayi baru lahir.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pengetahuan Tentang Kesehatan Bayi Baru Lahir (1810)
Definisi: Kemampuan individu dalam memahami informasi yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan bayi baru lahir.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Edukasi Kesehatan Bayi Baru Lahir (6460)
Definisi: Pemberian informasi dan bimbingan tentang pemeliharaan kesehatan bayi baru lahir, termasuk manfaat ASI eksklusif dan paparan sinar matahari pagi.
Dalam konteks ini, perawat berperan untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu muda di desa tersebut mengenai pentingnya menyusui bayi secara eksklusif dan manfaat paparan sinar matahari pagi bagi bayi baru lahir. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka, sehingga dapat mencegah masalah kesehatan bayi seperti penyakit kuning akibat penumpukan bilirubin. -
Article No. 19756 | 17 Jul 2025
Klinis : adanya peningkatan kasus bayi yang menunjukkan gejala penyakit kuning pada minggu pertama kelahirannya. Dari total 50 bayi baru lahir dalam 2 bulan terakhir, sekitar 10 bayi mulai tampak mengalami kulit dan mata menguning, dengan beberapa bayi yang kelihatan lesu, jarang menyusu, dan berat badannya sulit naik. Dan terdapat 2 bayi yang dinyatakan positif terkena penyakit kuning. Bayi pertama berusia 10 hari, tampak kulit dan matanya menguning, sering menangis, terlihat lesu, serta mengalami penurunan nafsu menyusu. Bayi kedua berusia 12 hari, juga mulai menunjukkan tanda kuning pada kulit wajah dan sekitar mata, serta frekuensi menyusu yang berkurang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya dapat menetapkan beberapa diagnosa keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ikterus Neonatorum (SDKI Kode: 00194)
Definisi: Peningkatan bilirubin yang menyebabkan kulit dan sklera bayi baru lahir menjadi kuning.
Penjelasan: Kondisi ini umum terjadi pada bayi baru lahir dan disebabkan oleh imaturitas sistem hati dalam menguraikan bilirubin. Gejala yang muncul antara lain kulit dan mata yang menguning, penurunan nafsu makan, letargi, dan gagal tumbuh.
2. Penurunan Intake Nutrisi (SDKI Kode: 00174)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan: Bayi dengan ikterus neonatorum sering mengalami penurunan nafsu makan dan kesulitan menyusu, sehingga dapat menyebabkan penurunan intake nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (SDKI Kode: 00028)
Definisi: Risiko mengalami peningkatan atau penurunan cairan intravaskular, interstisial, atau intraseluler yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan: Kondisi ikterus neonatorum dapat menyebabkan dehidrasi akibat penurunan asupan cairan dan nutrisi, sehingga perlu pemantauan yang ketat terhadap keseimbangan cairan bayi.
Setiap diagnosa keperawatan tersebut memiliki kode dan definisi yang telah ditetapkan dalam SDKI. Selanjutnya, perawat dapat menggunakan SLKI untuk menetapkan luaran keperawatan yang diharapkan dan SIKI untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi bayi dengan ikterus neonatorum. -
Article No. 19757 | 17 Jul 2025
Klinis : Di sebuah pabrik gula di Kecamatan X, terdapat 50 pekerja bagian produksi yang setiap harinya terpapar zat kimia aktif seperti kapur tohor (CaO), belerang (SO₂), dan bahan pembersih berbasis asam. Banyak dari pekerja ini tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai seperti sarung tangan, Akibatnya, beberapa pekerja mengalami iritasi kulit berulang, muncul bintik hitam abnormal yang tidak hilang setelah bertahun-tahun terpapar zat kimia tanpa alat pelindung diri. Sebagian menunjukkan gejala yang mengarah pada kanker kulit. Hasil penyelidikan menunjukkan kurangnya pengetahuan pekerja tentang bahaya paparan kimia terhadap kulit, serta belum adanya program edukasi kesehatan kerja yang konsisten dari pihak manajemen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Kulit (Kode: 00047)
Definisi: Rentan mengalami kerusakan pada integumen.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Cedera Kulit (Kode: 10001)
Definisi: Kerentanan untuk mengalami kerusakan pada lapisan permukaan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas Kulit (Kode: 0301)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Paparan Zat Kimia (Kode: 6230)
Definisi: Tindakan untuk mengurangi atau mencegah efek berbahaya akibat paparan bahan kimia.
2. Edukasi Kesehatan Kerja (Kode: 6810)
Definisi: Pemberian informasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran terkait kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.
Penjelasan Singkat:
Dalam kasus ini, pekerja pabrik gula terpapar oleh zat kimia aktif seperti kapur tohor (CaO), belerang (SO₂), dan bahan pembersih berbasis asam. Hal ini menyebabkan risiko cedera kulit, yang ditandai dengan iritasi kulit berulang, munculnya bintik hitam abnormal, serta gejala yang mengarah pada kanker kulit. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Cedera Kulit" (Kode: 00047).
Untuk menangani masalah ini, terdapat beberapa intervensi yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI, yaitu "Manajemen Paparan Zat Kimia" (Kode: 6230) untuk mengurangi atau mencegah efek berbahaya akibat paparan bahan kimia, dan "Edukasi Kesehatan Kerja" (Kode: 6810) untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran pekerja terkait kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Selain itu, peningkatan penggunaan alat pelindung diri yang memadai juga perlu diperhatikan. -
Article No. 19758 | 17 Jul 2025
Klinis : keluhan nyeri dan lemas di kaki tidak bisa jalan dan demam dari tadi pagi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang Anda sampaikan, yaitu nyeri dan lemas di kaki, tidak bisa berjalan, serta demam sejak pagi, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Mobilitas (00085)
SDKI:
Ketidakmampuan untuk bergerak dengan mudah dan bebas di lingkungan.
SLKI:
Tujuan: Pasien dapat bergerak dengan efektif.
Luaran:
- Mobilitas fisik: meningkat
- Kemampuan ambulasi: meningkat
- Kemandirian dalam aktivitas sehari-hari: meningkat
SIKI:
- Manajemen aktivitas: membantu pasien dalam aktivitas sehari-hari
- Perawatan mobilitas: mempertahankan atau meningkatkan kemampuan mobilitas pasien
- Terapi latihan: meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas otot
2. Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00007)
SDKI:
Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI:
Tujuan: Suhu tubuh pasien kembali normal.
Luaran:
- Suhu tubuh: menurun
- Respons fisiologis terhadap peningkatan suhu: membaik
- Kenyamanan: meningkat
SIKI:
- Manajemen demam: mengontrol peningkatan suhu tubuh
- Terapi cairan: mempertahankan keseimbangan cairan
- Pengendalian lingkungan: menciptakan lingkungan yang nyaman
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor yang berkontribusi pada kondisi pasien, seperti riwayat medis, gejala yang muncul, dan hasil pemeriksaan. Perawat juga harus melakukan pengkajian yang komprehensif dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 19759 | 17 Jul 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi nyeri akut, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
Definisi:
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut (10019)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Nyeri (10007)
Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri (30007)
Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri pada individu.
Kode-kode tersebut merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memudahkan dokumentasi dan komunikasi dalam praktik keperawatan di Indonesia. Diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang terstandarisasi ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terukur. -
Article No. 19760 | 17 Jul 2025
Klinis : Resiko perfusi serebral tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Kode: 00201 (NANDA-I)
Definisi:
Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi serebral.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 30013
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 30006
Judul: Perfusi Serebral Efektif
Definisi: Tercapainya aliran darah yang adekuat ke otak untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 30024
Judul: Manajemen Perfusi Serebral
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan aliran darah yang adekuat ke otak.
Dalam memberikan asuhan keperawatan untuk kondisi Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif, perawat perlu melakukan penilaian dan pemantauan tanda-tanda vital, memantau status neurologis, menjaga posisi kepala dalam posisi netral, serta mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor risiko yang dapat memengaruhi perfusi serebral, seperti hipotensi, hipoksia, atau gangguan sirkulasi. -
Article No. 19712 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien Sdr. Alfi usia 16 tahun, seorang siswi SMA, mengeluh mengalami keputihan yang berulang selama 3 minggu terakhir. Keputihan berwarna agak putih kekuningan, kadang disertai rasa gatal dan bau tidak sedap. Sdr. Alfi merasa kurang nyaman di sekolah dan menjadi kurang percaya diri karena takut keputihan muncul saat beraktivitas. Saat dilakukan wawancara, diketahui bahwa Sdr. Alfi belum memahami cara menjaga kebersihan organ intim secara benar. Ia jarang mengganti celana dalam saat berkeringat dan sering membasuh organ genital dari belakang ke depan setelah buang air besar. Ibu dari Sdr. Alfi pun khawatir akan kondisi anaknya dan takut terjadi infeksi serius.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat kode SDKI, SLKI, serta SIKI yang sesuai dengan kondisi Sdr. Alfi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (kode: 00004)
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
2. Gangguan Citra Tubuh (kode: 00118)
Definisi: Perubahan persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, atau penampilan tubuh yang mengganggu konsep diri.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Infeksi (kode: 00004)
- SDKI: Ketidakmampuan dalam mencegah invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- SLKI: Bebas dari infeksi, yang ditandai dengan tidak ditemukannya tanda dan gejala infeksi.
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi, yang meliputi intervensi untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor risiko infeksi serta memantau tanda dan gejala infeksi.
2. Gangguan Citra Tubuh (kode: 00118)
- SDKI: Persepsi negatif tentang penampilan fisik yang mengganggu konsep diri.
- SLKI: Penerimaan diri, yang ditandai dengan ekspresi perasaan positif terhadap penampilan fisik.
- SIKI: Peningkatan Citra Tubuh, yang meliputi intervensi untuk membantu klien mengembangkan persepsi positif tentang penampilan fisik.
Berdasarkan kondisi Sdr. Alfi, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi dan Gangguan Citra Tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen risiko infeksi dan peningkatan citra tubuh untuk membantu Sdr. Alfi mengatasi masalah keputihan yang berulang dan meningkatkan rasa percaya dirinya.