Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16431 | 29 Apr 2025
Klinis : Klien menyatakan ingin kembali dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian. 2.Klien menyadari bahwa kondisinya membutuhkan latihan rutin, tetapi mengaku belum memahami cara melakukan latihan pasca stroke. 3.Klien merasa termotivasi untuk belajar, namun kadang merasa frustrasi. 4.Klien mengeluh mudah lelah dan masih merasa pusing. 5. Keluarga Klien menyatakan belum mengetahui cara melakukan latihan pasca stroke dan ingin mendapat pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat ditetapkan:
1. Diagnosa Keperawatan: Deficit Perawatan Diri
- SDKI: Deficit Perawatan Diri (kode: 00108)
- SLKI: Perawatan Diri (kode: 0303)
- SIKI: Perawatan Diri (kode: D.0303)
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
2. Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan
- SDKI: Kurang Pengetahuan (kode: 00126)
- SLKI: Pengetahuan (kode: 1803)
- SIKI: Peningkatan Pengetahuan (kode: D.1803)
Definisi: Kurang atau tidak adanya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan Emosi
- SDKI: Ketidakstabilan Emosi (kode: 00251)
- SLKI: Regulasi Emosi (kode: 1205)
- SIKI: Peningkatan Regulasi Emosi (kode: D.1205)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan kontrol emosional.
4. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan
- SDKI: Kelelahan (kode: 00093)
- SLKI: Tingkat Energi (kode: 0007)
- SIKI: Peningkatan Tingkat Energi (kode: D.0007)
Definisi: Sensasi fisik yang berulang dan berkelanjutan yang mengurangi kemampuan individu untuk berfungsi pada tingkat biasanya.
5. Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan Keluarga
- SDKI: Kurang Pengetahuan (kode: 00126)
- SLKI: Pengetahuan (kode: 1803)
- SIKI: Peningkatan Pengetahuan (kode: D.1803)
Definisi: Kurang atau tidak adanya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Penjelasan singkat:
1. Deficit Perawatan Diri: Klien memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri sehari-hari, seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian.
2. Kurang Pengetahuan: Klien belum memahami cara melakukan latihan pasca stroke, sehingga membutuhkan peningkatan pengetahuan.
3. Ketidakstabilan Emosi: Klien merasa termotivasi untuk belajar, namun kadang merasa frustrasi, menunjukkan adanya ketidakstabilan emosi yang perlu ditangani.
4. Kelelahan: Klien mengeluh mudah lelah dan masih merasa pusing, menunjukkan adanya kondisi kelelahan yang perlu ditangani.
5. Kurang Pengetahuan Keluarga: Keluarga Klien belum mengetahui cara melakukan latihan pasca stroke, sehingga membutuhkan peningkatan pengetahuan. -
Article No. 16432 | 29 Apr 2025
Klinis : - Berat badan menurun 3 kg dalam 3 bulan terakhir - Indeks massa tubuh di bawah normal - Konsumsi makanan tidak teratur, sering makan mie instan/gorengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intake nutrisi tidak adekuat
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01301
Definisi: Keadaan dimana pasien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan kebutuhan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 06118
Definisi: Memfasilitasi pasien untuk mengkonsumsi makanan dan cairan yang sesuai dengan kebutuhan.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa Keperawatan "Intake nutrisi tidak adekuat" didasarkan pada kondisi pasien yang mengalami penurunan berat badan 3 kg dalam 3 bulan terakhir, indeks massa tubuh di bawah normal, dan konsumsi makanan yang tidak teratur dengan lebih sering mengonsumsi makanan instan/gorengan. Hal ini menunjukkan bahwa asupan nutrisi pasien tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya.
Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan kebutuhan (SLKI 01301). Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan intervensi keperawatan yang berfokus pada memfasilitasi pasien untuk mengkonsumsi makanan dan cairan yang sesuai dengan kebutuhan (SIKI 06118). -
Article No. 16433 | 29 Apr 2025
Klinis : Kelompok lansia umur 65-80 tahun dengan gangguan keseimbangan dan berisiko jattug
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu kelompok lansia usia 65-80 tahun dengan gangguan keseimbangan dan risiko jatuh, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Jatuh
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00155
Definisi: Kerentanan untuk mengalami penurunan kemampuan dalam menjaga stabilitas tubuh dan/atau kemampuan untuk melakukan perpindahan, yang dapat menyebabkan terjadinya kontak yang tidak disengaja dengan permukaan yang ada di dekat individu.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00155
Definisi: Kondisi yang menunjukkan kemampuan individu untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan stabilitas dan/atau kemampuan dalam melakukan perpindahan, sehingga terhindar dari kontak yang tidak disengaja dengan permukaan yang ada di dekat individu.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 03003
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu meningkatkan dan/atau mempertahankan stabilitas dan/atau kemampuan dalam melakukan perpindahan, sehingga terhindar dari kontak yang tidak disengaja dengan permukaan yang ada di dekat individu.
Dalam konteks tone akademis, persona pakar, dan nurse, perawat dapat menjelaskan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan terkait risiko jatuh pada kelompok lansia usia 65-80 tahun dengan gangguan keseimbangan secara komprehensif dan ilmiah, serta memberikan rekomendasi tindakan keperawatan yang sesuai untuk mencegah dan mengatasi risiko jatuh pada pasien. -
Article No. 16434 | 29 Apr 2025
Klinis : Indeks massa tubuh (IMT) < normal Hasil pengkajian status gizi menunjukkan kekurangan berat badan Wajah tampak lesu, kulit kering Riwayat penyakit kronis yang mengganggu nafsu makan (misal: DM,Hipertensi,Gastritis)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Judul: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 00002
Judul: Keseimbangan Nutrisi
Definisi: Tercapainya status gizi yang optimal sesuai dengan kebutuhan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 00002
Judul: Manajemen Nutrisi
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki status nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Secara akademis, kondisi Indeks Massa Tubuh (IMT) yang kurang dari normal, hasil pengkajian status gizi menunjukkan kekurangan berat badan, serta adanya riwayat penyakit kronis yang mengganggu nafsu makan (seperti DM, Hipertensi, Gastritis) dapat diidentifikasi sebagai Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh. Diagnosa ini berfokus pada asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik pasien. Perawat perlu melakukan intervensi manajemen nutrisi untuk mempertahankan atau memperbaiki status gizi pasien sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. -
Article No. 16435 | 29 Apr 2025
Klinis : Klien menyatakan ingin kembali dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian. 2.Klien menyadari bahwa kondisinya membutuhkan latihan rutin, tetapi mengaku belum memahami cara melakukan latihan pasca stroke. 3.Klien merasa termotivasi untuk belajar, namun kadang merasa frustrasi. 4.Klien mengeluh mudah lelah dan masih merasa pusing. 5. Keluarga Klien menyatakan belum mengetahui cara melakukan latihan pasca stroke dan ingin mendapat pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI**
Berikut adalah analisis diagnosa keperawatan berdasarkan **Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)**, **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**, dan **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** sesuai dengan kondisi klien:
---
### **1. Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI: 00085)**
**Definisi:**
Berkurangnya kemampuan untuk bergerak secara mandiri atau terbatasnya rentang gerak yang memengaruhi aktivitas sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian.
**Luaran (SLKI: 0401 – Kemampuan Mobilisasi Fisik Meningkat)**
- Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
- Kekuatan otot meningkat.
- Koordinasi gerak membaik.
**Intervensi (SIKI: 4201 – Latihan Rentang Gerak)**
- Ajarkan latihan ROM (Range of Motion) aktif/pasif.
- Bantu klien dalam aktivitas ADL (Activities of Daily Living).
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
---
### **2. Kurang Pengetahuan tentang Latihan Pasca Stroke (SDKI: 00126)**
**Definisi:**
Ketidakpahaman klien dan keluarga mengenai prosedur latihan yang diperlukan untuk pemulihan pasca stroke.
**Luaran (SLKI: 1803 – Pengetahuan tentang Prosedur Kesehatan Meningkat)**
- Klien dan keluarga memahami teknik latihan yang aman.
- Klien dapat mendemonstrasikan latihan dengan benar.
**Intervensi (SIKI: 5604 – Pendidikan Kesehatan)**
- Berikan edukasi tentang latihan pasca stroke (contoh: latihan keseimbangan, kekuatan otot).
- Gunakan media visual (video/brosur) untuk mempermudah pemahaman.
- Libatkan keluarga dalam sesi edukasi.
---
### **3. Kelelahan (SDKI: 00093) dan Risiko Ketidakseimbangan Cairan (SDKI: 00025)**
**Definisi:**
Kelelahan fisik dan mental yang memengaruhi motivasi klien, serta risiko dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit akibat pusing dan kelemahan.
**Luaran (SLKI: 1301 – Tingkat Energi Meningkat)**
- Klien melaporkan penurunan keluhan lelah.
- Klien mampu beraktivitas tanpa kelelahan berlebihan.
**Intervensi (SIKI: 2400 – Manajemen Energi)**
- Atur jadwal istirahat dan aktivitas.
- Anjurkan hidrasi cukup dan nutrisi seimbang.
- Pantau tanda vital (tekanan darah, nadi).
---
### **4. Ansietas (SDKI: 00146) terkait Proses Pemulihan**
**Definisi:**
Perasaan frustrasi dan ketidakpastian klien terhadap kemampuannya dalam menjalani rehabilitasi.
**Luaran (SLKI: 2102 – Koping terhadap Stres Meningkat)**
- Klien mengungkapkan perasaan lebih tenang.
- Klien menggunakan strategi koping adaptif.
**Intervensi (SIKI: 5230 – Dukungan Emosional)**
- Berikan motivasi dan reinforcement positif.
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, guided imagery).
- Fasilitasi konseling jika diperlukan.
---
### **5. Ketidakefektifan Peran Keluarga (SDKI: 00064) dalam Perawatan Klien**
**Definisi:**
Keluarga belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung latihan pasca stroke.
**Luaran (SLKI: 1503 – Dukungan Keluarga Meningkat)**
- Keluarga mampu membantu klien dalam latihan.
- Keluarga memahami tanda bahaya yang perlu dilaporkan.
**Intervensi (SIKI: 7100 – Pemberdayaan Keluarga)**
- Latih keluarga dalam teknik mobilisasi dan bantuan ADL.
- Berikan panduan tertulis tentang perawatan pasca stroke.
- Jadwalkan kunjungan follow-up untuk evaluasi.
---
### **Kesimpulan**
Diagnosa keperawatan di atas mencakup aspek **fisik, edukasi, psikologis, dan dukungan keluarga**, dengan intervensi yang berfokus pada **peningkatan kemandirian, pemahaman, dan motivasi klien**. Pendekatan holistik diperlukan untuk memastikan keberhasilan rehabilitasi pasca stroke.
**Referensi:**
- PPNI. (2016). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)*.
- PPNI. (2018). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis/resmi.)* -
Article No. 16436 | 29 Apr 2025
Klinis : Senam trimester 1 dan tips menjaga postur tubuh pada ibu hamil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi dari SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Senam trimester 1 dan tips menjaga postur tubuh pada ibu hamil":
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Postur Tubuh
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Ketidakstabilan Postur Tubuh
Kode: 00267
Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami perubahan postur tubuh yang dapat mempengaruhi stabilitas dan keseimbangan.
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode: 00002
Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Stabilitas Postur Tubuh
Kode: 1822
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan keseimbangan dan koordinasi gerakan tubuh.
2. Keseimbangan Nutrisi
Kode: 1004
Definisi: Keadaan di mana individu memperoleh nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Stabilitas Postur Tubuh
Kode: 6480
Definisi: Upaya untuk meningkatkan kemampuan individu dalam mempertahankan keseimbangan dan koordinasi gerakan tubuh.
2. Manajemen Nutrisi
Kode: 1100
Definisi: Upaya untuk mengatur asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh individu.
Dalam konteks "Senam trimester 1 dan tips menjaga postur tubuh pada ibu hamil", diagnosa keperawatan yang relevan adalah Risiko Ketidakstabilan Postur Tubuh dan Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Perawat dapat memberikan intervensi keperawatan seperti Peningkatan Stabilitas Postur Tubuh dan Manajemen Nutrisi untuk membantu ibu hamil menjaga postur tubuh yang baik dan memenuhi kebutuhan nutrisinya selama kehamilan. -
Article No. 16437 | 29 Apr 2025
Klinis : DS : 1.Klien menyatakan ingin kembali dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian. 2.Klien menyadari bahwa kondisinya membutuhkan latihan rutin, tetapi mengaku belum memahami cara melakukan latihan pasca stroke. 3.Klien merasa termotivasi untuk belajar, namun kadang merasa frustrasi. 4.Klien mengeluh mudah lelah dan masih merasa pusing. 5. Keluarga Klien menyatakan belum mengetahui cara melakukan latihan pasca stroke dan ingin mendapat pengetahuan. DO : Tekanan Darah: 170/90 mmHg Nadi : 80x/menit, teratur Frekuensi Napas : 18 kali/menit, normal Saturasi Oksigen : 98%, normal Suhu : 36,7°C, normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Keterbatasan Mobilitas Fisik (10013) - SDKI
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, kontrol, atau kapasitas fungsi tubuh.
SLKI: Peningkatan Kemandirian (10008)
SIKI: Latihan Gerak Aktif (I0047)
2. Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan (00126) - SDKI
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
SLKI: Peningkatan Pengetahuan (10001)
SIKI: Edukasi Kesehatan (I0126)
3. Diagnosa Keperawatan: Resiko Kelelahan (00093) - SDKI
Definisi: Peningkatan risiko keadaan subjektif yang ditandai dengan keletihan fisik, emosional, dan kognitif yang tidak proporsional dengan aktivitas yang dilakukan.
SLKI: Pemulihan Energi (10010)
SIKI: Manajemen Energi (I0085)
4. Diagnosa Keperawatan: Kekhawatiran (00146) - SDKI
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau rasa takut yang disebabkan oleh persepsi ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI: Penurunan Kecemasan (10011)
SIKI: Dukungan Emosional (I0132)
5. Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan Keluarga (00126) - SDKI
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
SLKI: Peningkatan Pengetahuan (10001)
SIKI: Edukasi Kesehatan (I0126)
Kode dan definisi di atas sesuai dengan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). -
Article No. 16438 | 29 Apr 2025
Klinis : Keadaan pasien: pasien datang dengan penurunan kesadaran, mengalami cedera kepala akibat bernda tajam, vulnus aperatum pada pagian kepala, leher dan siku, perdarahan aktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kondisi pasien dengan penurunan kesadaran, cedera kepala, dan perdarahan aktif:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (SDKI Code: 00092)**
**Definisi:** Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak akibat perdarahan aktif dan cedera kepala.
#### **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode SLKI 1401:** Perfusi jaringan serebral membaik (ditandai dengan kesadaran stabil, tanda vital dalam batas normal).
- **Kode SLKI 1403:** Tidak ada tanda peningkatan tekanan intrakranial.
#### **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode SIKI 3520:** **Manajemen Perfusi Serebral** (pemantauan GCS, tanda vital, posisi kepala elevasi 30°).
- **Kode SIKI 3540:** **Pengendalian Perdarahan** (kompresi langsung pada luka, balut tekan).
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Syok Hipovolemik (SDKI Code: 00218)**
**Definisi:** Ancaman penurunan volume darah yang mengancam nyawa akibat perdarahan aktif.
#### **SLKI:**
- **Kode SLKI 1301:** Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai (nadi kuat, tekanan darah stabil).
#### **SIKI:**
- **Kode SIKI 4120:** **Resusitasi Cairan** (pemberian cairan intravena sesuai protokol).
- **Kode SIKI 4160:** **Pemantauan Tanda Vital** (setiap 15-30 menit).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: 00132)**
**Definisi:** Ketidaknyamanan akibat luka terbuka (vulnus aperatum) di kepala, leher, dan siku.
#### **SLKI:**
- **Kode SLKI 0801:** Nyeri terkontrol (skala nyeri ≤3 dari 10).
#### **SIKI:**
- **Kode SIKI 1440:** **Manajemen Nyeri** (pemberian analgesik, teknik distraksi).
- **Kode SIKI 1400:** **Perawatan Luka** (sterilisasi, penutupan luka).
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00004)**
**Definisi:** Peningkatan kerentanan terhadap infeksi akibat luka terbuka.
#### **SLKI:**
- **Kode SLKI 1101:** Tidak ada tanda infeksi (eritema, pus, demam).
#### **SIKI:**
- **Kode SIKI 6540:** **Pencegahan Infeksi** (cuci tangan, perawatan luka aseptik).
- **Kode SIKI 6520:** **Pemberian Antibiotik** (jika diresepkan).
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Prioritas:** Gangguan perfusi serebral dan perdarahan aktif adalah kondisi **gawat darurat** yang memerlukan intervensi segera.
- **Kolaborasi:** Perlu kerja sama dengan dokter untuk tindakan bedah atau transfusi darah jika diperlukan.
Semoga informasi ini membantu. Jika memerlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan data tambahan.
**Salam profesional,**
*[Nama Perawat/Asisten Klinis]* -
Article No. 16439 | 29 Apr 2025
Klinis : pasien mengeluh perut membesar sejak 14 hari yang lalu awalnys pasien sulit untuk RAB dan BAR kecil-kecil setelah itu perut dikatangan semakin membesar. mual + muntah 3x hari ini borisi cairan kekuningen BAB calk (-) pasien sejak baru lahir dikatakan memiliki gangguan pericemsan, sempat dirawat di RSUP selama 1 bulan setelah itu tidak wta kontrol keseharion pasien sering menggunakan mikrolak saat kesulitan untuk BAB, hari ini bisa BAD sedil-sedaat flatus, riwayat BAB menyemprot (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Eliminasi Feses (Constipation) (SDKI Code: 00011)**
**Penjelasan Singkat:**
Berdasarkan keluhan pasien (perut membesar, kesulitan BAB, penggunaan laksatif/mikrolaks, feses kecil-kecil, dan flatus minimal), kondisi ini mengindikasikan **gangguan eliminasi feses berupa konstipasi kronis**. Riwayat gangguan pencernaan sejak lahir dan ketergantungan pada laksatif memperburuk motilitas usus.
---
**Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):**
- **Kode 00011: Gangguan Eliminasi Feses (Constipation)**
*Definisi:* Penurunan frekuensi defekasi atau kesulitan mengeluarkan feses yang keras/kering.
*Faktor terkait:*
- Gangguan motilitas usus (riwayat gangguan pencernaan sejak lahir).
- Asupan cairan/fiber tidak adekuat.
- Imobilitas/usus hipoaktif.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
- **Kode L.04012: Eliminasi Feses Membaik**
*Kriteria:*
1. Frekuensi BAB dalam rentang normal (≥3x/minggu).
2. Konsistensi feses lunak (skala Bristol 3–4).
3. Tidak mengedan berlebihan saat defekasi.
4. Tidak menggunakan bantuan laksatif.
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
- **Kode I.11001: Manajemen Konstipasi**
*Intervensi:*
1. **Peningkatan asupan cairan** (2–3 L/hari) dan **serat** (sayur/buah).
2. **Latihan fisik ringan** (jalan kaki 10–15 menit/hari) untuk stimulasi peristaltik.
3. **Edukasi teknik defekasi** (posisi squat, jangan menahan BAB).
4. **Monitor tanda komplikasi** (obstruksi usus jika distensi abdomen memberat).
5. **Kolaborasi pemberian laksatif osmotik** (jika diperlukan, hindari stimulan jangka panjang).
---
**Catatan Klinis:**
Konstipasi kronis pada pasien ini memerlukan pendekatan holistik, termasuk evaluasi **gangguan motilitas bawaan** (misalnya Hirschsprung’s disease) mengingat riwayat neonatal. Jika gejala progresif (muntah kuning, distensi berat), perlu rujukan untuk pemeriksaan radiologis (foto abdomen/USG) guna menyingkirkan ileus/obstruksi.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).* Edisi 2. -
Article No. 16440 | 29 Apr 2025
Klinis : Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sensasi melilit sejak 2 Minggu lalu disertai dengan suli bab sejak satu Minggu lalu dan sulit buang angin teraba massa di kuadran kanan bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Konstipasi (00011)
Definisi: Hambatan yang berkepanjangan dalam defekasi, yang ditandai dengan sulit buang air besar dan/atau tidak adanya buang air besar.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Konstipasi (00011)
Definisi: Kondisi yang ditandai dengan kegagalan untuk mengeluarkan feses secara teratur.
Kode: 00011
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengendalian Konstipasi (1820)
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pengeluaran feses yang teratur.
Kode: 1820
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Konstipasi (3540)
Definisi: Tindakan untuk mempromosikan pengeluaran feses yang teratur dan memudahkan proses defekasi.
Kode: 3540
Penjelasan Singkat:
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, sensasi melilit, sulit bab, dan sulit buang angin, serta terdapat massa di kuadran kanan bawah. Berdasarkan gejala yang disampaikan, pasien mengalami konstipasi, yaitu hambatan yang berkepanjangan dalam defekasi. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Konstipasi (00011).
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memiliki definisi yang sesuai dengan kondisi pasien, yaitu Konstipasi (00011) yang merupakan kondisi yang ditandai dengan kegagalan untuk mengeluarkan feses secara teratur.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan luaran yang sesuai, yaitu Pengendalian Konstipasi (1820) yang merupakan tindakan untuk memfasilitasi pengeluaran feses yang teratur.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan intervensi yang sesuai, yaitu Manajemen Konstipasi (3540) yang merupakan tindakan untuk mempromosikan pengeluaran feses yang teratur dan memudahkan proses defekasi.