Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16477 | 30 Apr 2025
Klinis : Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, keluhan saat ini diare, Bab ada bercak berdarah, nyeri di dubur, ada ambeyen sebesar gundu. P (Provoke) : nyeri dirasakan saat bab dan setelah bab Q (Quality) : Nyeri yang dirasakan perih R (Regio) : pada dubur S (Scale) : Skala nyeri 4 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) T (Time) : Nyeri dirasakan terus menerus dengan intensitas kadang berkurang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan keadaan ambeien yang ditandai dengan keluhan nyeri pada daerah dubur saat buang air besar dan adanya darah pada feses.
P (Provoke): Nyeri dirasakan saat buang air besar dan setelahnya.
Q (Quality): Nyeri yang dirasakan bersifat perih.
R (Regio): Nyeri dirasakan pada daerah dubur.
S (Scale): Skala nyeri 4 berdasarkan Numeric Rating Scale (NRS).
T (Time): Nyeri dirasakan secara terus-menerus dengan intensitas yang kadang berkurang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan penurunan nyeri.
2. Pasien melaporkan peningkatan kemampuan beradaptasi terhadap nyeri.
3. Pasien mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
- Ajarkan teknik non-farmakologis manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Evaluasi efektivitas intervensi manajemen nyeri dan modifikasi intervensi jika perlu.
2. Peningkatan Kenyamanan:
- Kaji tanda-tanda vital dan status nutrisi pasien.
- Lakukan perawatan lokal pada area dubur untuk mengurangi iritasi.
- Anjurkan posisi yang nyaman saat buang air besar.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan yang sesuai.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait kondisi yang dialami pasien.
3. Manajemen Eliminasi:
- Kaji pola eliminasi pasien, termasuk frekuensi, konsistensi, dan adanya darah pada feses.
- Ajarkan teknik defekasi yang benar dan berikan edukasi terkait manajemen diare.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai.
- Evaluasi efektivitas intervensi manajemen eliminasi dan modifikasi intervensi jika perlu.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif dalam mengatasi kondisi nyeri kronis yang dialami pasien akibat ambeien. -
Article No. 16478 | 30 Apr 2025
Klinis : Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, keluhan saat ini diare, Bab ada bercak berdarah, nyeri di dubur, ada ambeyen sebesar gundu. P (Provoke) : nyeri dirasakan saat bab dan setelah bab Q (Quality) : Nyeri yang dirasakan perih R (Regio) : pada dubur S (Scale) : Skala nyeri 4 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) T (Time) : Nyeri dirasakan terus menerus dengan intensitas kadang berkurang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K64.9
- Deskripsi: Hemoroid, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode K64.9 dalam ICD-10 merujuk pada diagnosis "Hemoroid, tidak spesifik". Hal ini sesuai dengan keluhan pasien yang mengalami ambeien/hemoroid sebesar bola tenis pada daerah dubur.
- Gejala lain yang mendukung diagnosis ini adalah nyeri saat buang air besar (BAB) dan setelahnya, serta adanya bercak-bercak darah saat BAB.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.33
- Deskripsi: Eksisi atau destruksi internal hemoroid, tanpa anastomosis
Penjelasan:
- Kode ICD-9-CM 45.33 merujuk pada prosedur "Eksisi atau destruksi internal hemoroid, tanpa anastomosis". Hal ini dapat menjadi tindakan medis yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi kondisi hemoroid pasien.
- Prosedur ini melibatkan pengangkatan atau perusakan hemoroid internal tanpa dilakukan penjahitan (anastomosis) pada anus.
Secara keseluruhan, diagnosis yang sesuai adalah hemoroid tidak spesifik (K64.9) berdasarkan gejala yang dialami pasien, dan prosedur medis yang dapat dipertimbangkan adalah eksisi atau destruksi internal hemoroid tanpa anastomosis (45.33). -
Article No. 16479 | 30 Apr 2025
Klinis : Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, keluhan saat ini diare, Bab ada bercak berdarah, nyeri di dubur, ada ambeyen sebesar gundu. P (Provoke) : nyeri dirasakan saat bab dan setelah bab Q (Quality) : Nyeri yang dirasakan perih R (Regio) : pada dubur S (Scale) : Skala nyeri 4 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) T (Time) : Nyeri dirasakan terus menerus dengan intensitas kadang berkurang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam suatu periode waktu tertentu.
SLKI: Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
2. Perubahan eliminasi bowel (00013)
SDKI: Perubahan pola defekasi yang tidak sesuai dengan kebiasaan normal.
SLKI: Tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan pola eliminasi bowel yang sesuai dengan kebiasaan normal.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan atau memulihkan pola eliminasi bowel yang sesuai dengan kebiasaan normal.
3. Gangguan integritas kulit (00046)
SDKI: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
SLKI: Tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan integritas kulit.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan atau memulihkan integritas kulit.
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut (00132):
- Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam suatu periode waktu tertentu.
2. Perubahan eliminasi bowel (00013):
- Kode: 00013
- Definisi: Perubahan pola defekasi yang tidak sesuai dengan kebiasaan normal.
3. Gangguan integritas kulit (00046):
- Kode: 00046
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 16480 | 30 Apr 2025
Klinis : Hipertensi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, berikut adalah informasi mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi hipertensi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.2
- Deskripsi: Pemberian obat antihipertensi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I10 merupakan kode untuk hipertensi esensial (primer), yang mencakup kondisi hipertensi tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi secara spesifik. Ini adalah bentuk hipertensi yang paling umum dan sering ditemukan.
2. Kode ICD-9-CM 99.2 mengacu pada prosedur pemberian obat antihipertensi, yang merupakan salah satu tindakan medis utama dalam penanganan hipertensi. Pemberian obat antihipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi terkait hipertensi.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sangat penting dalam dokumentasi medis dan pengkodean yang akurat, sehingga memudahkan proses pelaporan, pembayaran, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 16481 | 30 Apr 2025
Klinis : Hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipertensi, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00228)
Definisi: Berisiko mengalami gangguan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
2. Ketidakstabilan Kadar Tekanan Darah (00904)
Definisi: Variasi tidak normal dalam tekanan darah sistolik dan/atau diastolik.
3. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (00162)
Definisi: Pola hidup yang dapat ditingkatkan untuk mencapai tujuan kesehatan spesifik.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00228)
Kode: 10018
Definisi: Berisiko mengalami gangguan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
2. Ketidakstabilan Kadar Tekanan Darah (00904)
Kode: 10122
Definisi: Variasi tidak normal dalam tekanan darah sistolik dan/atau diastolik.
3. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (00162)
Kode: 10050
Definisi: Pola hidup yang dapat ditingkatkan untuk mencapai tujuan kesehatan spesifik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan: Perifer (1620)
Kode: 01620
Definisi: Efektivitas sirkulasi darah ke jaringan perifer.
2. Tekanan Darah: Kontrol (2013)
Kode: 02013
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan tekanan darah yang normal.
3. Perilaku Kesehatan Promosi (1602)
Kode: 01602
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perfusi Jaringan: Perifer (4062)
Kode: 04062
Definisi: Memfasilitasi sirkulasi darah ke jaringan perifer.
2. Manajemen Hipertensi (5270)
Kode: 05270
Definisi: Pencegahan dan pengelolaan tekanan darah tinggi.
3. Edukasi Manajemen Kesehatan (5510)
Kode: 05510
Definisi: Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang tindakan perawatan kesehatan.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI digunakan sebagai kerangka kerja yang terstandarisasi untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang efektif dalam menangani kondisi hipertensi. -
Article No. 16482 | 30 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda jelaskan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan atau mempertahankan jalan napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
- SLKI: Bersihan Jalan Napas (10002)
- SIKI: Manajemen Jalan Napas (I0102)
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Keterbatasan pada toleransi melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
- SLKI: Toleransi Aktivitas (10012)
- SIKI: Manajemen Aktivitas (I0301)
3. Defisit Nutrisi
- SDKI: Defisit Nutrisi (00002)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- SLKI: Status Nutrisi (10025)
- SIKI: Manajemen Nutrisi (I0701)
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
Pasien mengalami gejala batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang menunjukkan adanya gangguan dalam membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka. Hal ini dapat menyebabkan pertukaran gas yang tidak adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas:
Pasien mengalami gejala sesak napas dan kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik sehari-hari.
3. Defisit Nutrisi:
Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme akibat penyakit yang dialami.
Diagnosa awal tuberkulosis paru dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, aktivitas, dan nutrisi pasien, sehingga memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan tersebut. -
Article No. 16483 | 30 Apr 2025
Klinis : Anak SR, jenis kelamin perempuan usia 6 bulan dengan berat badan 6,5 kg dan PB 65 cm dibawa ke RS oleh ibunya karena sejak usia 2 bulan, ibu merasa ada perbedaan panjang kaki dan melihat lipatan paha tidak simetris. Ketika bayi digendong atau kakinya digerakkan, tampak ketidaknyamanan. Diagnosa DDH ditegakkan melalui pemeriksaan fisik (tes Ortolani dan Barlow positif) dan konfirmasi USG panggul. Bayi telah menggunakan Pavlik harness selama 2 minggu terakhir dan dijadwalkan kontrol evaluasi. Pemeriksaan Fisik: Kesadaran: Compos mentis, Tanda vital: Suhu: 36,7°C, Nadi: 124 x/menit, RR: 30 x/menit. Pemeriksaan khusus: Lipatan paha tidak simetris, Kaki kiri tampak lebih pendek, Tes Ortolani dan Barlow menunjukkan ketidakstabilan panggul dan Menggunakan Pavlik harness untuk stabilisasi sendi Riwayat Kesehatan: Anak pertama, lahir dengan tindakan SC (posisi sungsang). Tidak ada riwayat trauma pasca lahir, Ibu memberikan ASI eksklusif, Imunisasi sesuai jadwal. Psikososial dan Lingkungan: Ibu tampak cemas terhadap alat yang digunakan, Ayah bekerja sebagai wiraswasta, ibu sebagai ibu rumah tangga dan Keluarga tinggal di lingkungan yang mendukung, namun akses ke fasilitas kesehatan agak jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan ketidakstabilan panggul (SDKI: 00085)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan muskuloskeletal, penurunan kekuatan, keterbatasan lingkup gerak sendi, atau gangguan integritas struktural.
2. Intervensi Keperawatan (SLKI):
a. Perawatan Ortopedi (SLKI: 2302)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk memulihkan atau memperbaiki fungsi muskuloskeletal.
b. Manajemen Alat Bantu Mobilitas (SLKI: 2318)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk membantu klien menggunakan alat bantu mobilitas yang sesuai.
3. Hasil Keperawatan (SIKI):
a. Mobilitas Fisik (SIKI: 00085)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
b. Nyaman (SIKI: 00214)
Definisi: Perasaan sejahtera, bebas dari rasa sakit atau distres fisik.
Penjelasan singkat:
Anak SR, usia 6 bulan, dengan dugaan diagnosis penyakit Developmental Dysplasia of the Hip (DDH) berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Saat ini, bayi telah menggunakan Pavlik harness untuk stabilisasi sendi panggul. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan ketidakstabilan panggul. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah Perawatan Ortopedi dan Manajemen Alat Bantu Mobilitas. Hasil keperawatan yang diharapkan adalah Mobilitas Fisik dan Nyaman. -
Article No. 16484 | 30 Apr 2025
Klinis : sakit telinga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi sakit telinga dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pendengaran (00077)
Definisi: Pengalaman terbatas atau terganggu dalam menerima suara melalui telinga.
2. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00077
Definisi: Pengalaman terbatas atau terganggu dalam menerima suara melalui telinga.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0510 Pendengaran Efektif
Definisi: Kemampuan individu untuk mendengar secara efektif.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6520 Manajemen Gangguan Pendengaran
Definisi: Tindakan untuk membantu individu mengontrol atau mengurangi gangguan pendengaran.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Pendengaran" mengacu pada pengalaman terbatas atau terganggu dalam menerima suara melalui telinga. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) memberikan definisi yang sama dengan kode 00077. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menetapkan "Pendengaran Efektif" sebagai luaran yang diharapkan, dengan definisi kemampuan individu untuk mendengar secara efektif. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menetapkan "Manajemen Gangguan Pendengaran" sebagai intervensi keperawatan untuk membantu individu mengontrol atau mengurangi gangguan pendengaran. -
Article No. 16485 | 30 Apr 2025
Klinis : Anak SR, jenis kelamin perempuan usia 6 bulan dengan berat badan 6,5 kg dan PB 65 cm dibawa ke RS oleh ibunya karena sejak usia 2 bulan, ibu merasa ada perbedaan panjang kaki dan melihat lipatan paha tidak simetris. Ketika bayi digendong atau kakinya digerakkan, tampak ketidaknyamanan. Diagnosa DDH ditegakkan melalui pemeriksaan fisik (tes Ortolani dan Barlow positif) dan konfirmasi USG panggul. Bayi telah menggunakan Pavlik harness selama 2 minggu terakhir dan dijadwalkan kontrol evaluasi. Pemeriksaan Fisik: Kesadaran: Compos mentis, Tanda vital: Suhu: 36,7°C, Nadi: 124 x/menit, RR: 30 x/menit. Pemeriksaan khusus: Lipatan paha tidak simetris, Kaki kiri tampak lebih pendek, Tes Ortolani dan Barlow menunjukkan ketidakstabilan panggul dan Menggunakan Pavlik harness untuk stabilisasi sendi Riwayat Kesehatan: Anak pertama, lahir dengan tindakan SC (posisi sungsang). Tidak ada riwayat trauma pasca lahir, Ibu memberikan ASI eksklusif, Imunisasi sesuai jadwal. Psikososial dan Lingkungan: Ibu tampak cemas terhadap alat yang digunakan, Ayah bekerja sebagai wiraswasta, ibu sebagai ibu rumah tangga dan Keluarga tinggal di lingkungan yang mendukung, namun akses ke fasilitas kesehatan agak jauh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang diberikan. Perlu diperhatikan bahwa ini adalah contoh dan dapat bervariasi berdasarkan kondisi pasien yang spesifik.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakstabilan Sendi berhubungan dengan dislokasi sendi panggul, ditandai dengan lipatan paha tidak simetris, kaki kiri tampak lebih pendek, dan tes Ortolani dan Barlow positif.
2. Kecemasan orang tua berhubungan dengan penggunaan alat Pavlik harness, ditandai dengan ibu tampak cemas terhadap alat yang digunakan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas sendi panggul meningkat, ditandai dengan lipatan paha simetris, panjang kaki seimbang, dan tes Ortolani dan Barlow negatif.
2. Tingkat kecemasan orang tua menurun, ditandai dengan ekspresi wajah tenang, pertanyaan yang lebih sedikit, dan dapat menerima penggunaan Pavlik harness.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Ketidakstabilan Sendi:
a. Observasi tanda-tanda perbaikan sendi panggul, seperti simetrisnya lipatan paha dan panjang kaki.
b. Kolaborasi dengan dokter untuk penggunaan Pavlik harness yang tepat dan evaluasi efektivitasnya.
c. Edukasi kepada orang tua tentang perawatan dan pemantauan penggunaan Pavlik harness di rumah.
d. Fasilitasi latihan gerak sendi panggul sesuai instruksi dokter.
e. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi sendi panggul.
2. Intervensi untuk Kecemasan Orang Tua:
a. Identifikasi tingkat kecemasan orang tua dan faktor penyebabnya.
b. Berikan dukungan emosional dan informasi yang jelas tentang kondisi anak dan rencana perawatan.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk melibatkan orang tua dalam pengambilan keputusan perawatan.
d. Fasilitasi diskusi dan tanya jawab dengan orang tua untuk mengurangi kecemasan.
e. Berikan edukasi tentang manfaat dan cara penggunaan Pavlik harness yang benar.
f. Libatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan.
Penjelasan yang rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berorientasi pada pencapaian luaran yang diharapkan bagi anak dengan dislokasi sendi panggul. -
Article No. 16486 | 30 Apr 2025
Klinis : Anak SR, jenis kelamin perempuan usia 6 bulan dengan berat badan 6,5 kg dan PB 65 cm dibawa ke RS oleh ibunya karena sejak usia 2 bulan, ibu merasa ada perbedaan panjang kaki dan melihat lipatan paha tidak simetris. Ketika bayi digendong atau kakinya digerakkan, tampak ketidaknyamanan. Diagnosa DDH ditegakkan melalui pemeriksaan fisik (tes Ortolani dan Barlow positif) dan konfirmasi USG panggul. Bayi telah menggunakan Pavlik harness selama 2 minggu terakhir dan dijadwalkan kontrol evaluasi. Pemeriksaan Fisik: Kesadaran: Compos mentis, Tanda vital: Suhu: 36,7°C, Nadi: 124 x/menit, RR: 30 x/menit. Pemeriksaan khusus: Lipatan paha tidak simetris, Kaki kiri tampak lebih pendek, Tes Ortolani dan Barlow menunjukkan ketidakstabilan panggul dan Menggunakan Pavlik harness untuk stabilisasi sendi Riwayat Kesehatan: Anak pertama, lahir dengan tindakan SC (posisi sungsang). Tidak ada riwayat trauma pasca lahir, Ibu memberikan ASI eksklusif, Imunisasi sesuai jadwal. Psikososial dan Lingkungan: Ibu tampak cemas terhadap alat yang digunakan, Ayah bekerja sebagai wiraswasta, ibu sebagai ibu rumah tangga dan Keluarga tinggal di lingkungan yang mendukung, namun akses ke fasilitas kesehatan agak jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus tersebut:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode: 00132**
**Nyeri Akut** berhubungan dengan ketidaknyamanan akibat penggunaan Pavlik harness dan ketidakstabilan sendi panggul.
#### **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Definisi**: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- **Karakteristik Mayor**: Ekspresi nyeri (menangis, gelisah), perubahan tonus otot (kaku), perubahan tanda vital (peningkatan nadi).
- **Karakteristik Minor**: Perilaku melindungi area yang sakit, gangguan mobilitas.
#### **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode: L.14001**
**Nyeri Terkontrol**
- Kriteria Evaluasi:
- Skala nyeri menurun (FLACC scale ≤ 2).
- Bayi tampak tenang saat digerakkan.
- Tidak ada perubahan tanda vital yang signifikan akibat nyeri.
#### **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode: I.11030**
**Manajemen Nyeri**
- Intervensi:
- Monitor skala nyeri menggunakan FLACC scale.
- Atur posisi Pavlik harness untuk mengurangi tekanan berlebihan.
- Berikan distraksi (sentuhan lembut, suara menenangkan).
- Kolaborasi pemberian analgesik jika diperlukan.
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode: 00178**
**Ansietas Orang Tua** berhubungan dengan ketidaktahuan tentang kondisi Developmental Dysplasia of the Hip (DDH) dan perawatan Pavlik harness.
#### **SDKI**
- **Definisi**: Perasaan tidak nyaman atau ketakutan akibat ancaman yang tidak spesifik.
- **Karakteristik Mayor**: Ekspresi kekhawatiran, ketegangan fisik.
- **Karakteristik Minor**: Pertanyaan berulang tentang kondisi anak.
#### **SLKI**
**Kode: L.15001**
**Ansietas Terkontrol**
- Kriteria Evaluasi:
- Ibu mampu menjelaskan tujuan penggunaan Pavlik harness.
- Ibu menunjukkan perilaku tenang saat mendampingi anak.
#### **SIKI**
**Kode: I.14020**
**Edukasi Kesehatan**
- Intervensi:
- Jelaskan patofisiologi DDH dan manfaat Pavlik harness.
- Ajarkan teknik perawatan harness (kebersihan, penyesuaian posisi).
- Berikan panduan tertulis/langkah kontrol follow-up.
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode: 00085**
**Risiko Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan** berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik akibat DDH.
#### **SDKI**
- **Definisi**: Risiko terjadinya penyimpangan dari standar pertumbuhan/perkembangan sesuai usia.
- **Faktor Risiko**: Restriksi gerak, gangguan muskuloskeletal.
#### **SLKI**
**Kode: L.09003**
**Pertumbuhan dan Perkembangan Optimal**
- Kriteria Evaluasi:
- Berat badan dan panjang badan dalam batas normal (WHO growth chart).
- Pencapaian milestone motorik kasar (misal: rolling) dengan modifikasi alat.
#### **SIKI**
**Kode: I.09010**
**Promosi Perkembangan**
- Intervensi:
- Stimulasi aktivitas sesuai usia (mainan visual, interaksi verbal).
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan ROM pasif.
---
### **Catatan Tambahan**
- **Tone Akademis**: Diagnosa dirujuk berdasarkan **PPNI (2017-2020)** dan disesuaikan dengan bukti klinis (Ortolani/Barlow positif, USG).
- **Pertimbangan Holistik**: Aspek psikososial (kecemasan ibu) dan lingkungan (akses kesehatan) memengaruhi intervensi.
Format ini memenuhi standar dokumentasi keperawatan di Indonesia dan dapat dikembangkan lebih detail sesuai perkembangan kasus.