Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18469 | 12 Jun 2025
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi demam:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi demam adalah "Hipertermia" (SDKI, 2017). Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai respons fisiologis terhadap stressor tertentu. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi, peradangan, atau gangguan proses pengaturan suhu tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (SLKI, 2019)
- Kriteria hasil: Suhu tubuh 36,5-37,5°C
- Indikator: Klien mencapai suhu tubuh normal
2. Tanda-tanda vital stabil (SLKI, 2019)
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital (nadi, respirasi, tekanan darah) dalam batas normal
- Indikator: Tanda-tanda vital klien stabil
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen demam (SIKI, 2018)
- Tujuan: Menurunkan suhu tubuh klien
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab demam
- Berikan cairan hangat atau dingin sesuai kebutuhan
- Berikan obat penurun demam (antipiretik) sesuai instruksi
- Pantau suhu tubuh secara teratur
- Tingkatkan asupan cairan
- Gunakan kompres hangat atau dingin sesuai kebutuhan
2. Pemantauan tanda-tanda vital (SIKI, 2018)
- Tujuan: Memantau stabilitas tanda-tanda vital klien
- Aktivitas:
- Ukur tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah) secara teratur
- Catat dan laporkan hasil pemantauan tanda-tanda vital
- Identifikasi perubahan tanda-tanda vital yang signifikan
- Lakukan tindakan sesuai kebutuhan untuk mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia" sesuai untuk kondisi demam karena demam merupakan peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai respons fisiologis terhadap stressor tertentu, seperti infeksi atau peradangan. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C) dan tanda-tanda vital stabil. Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah manajemen demam (identifikasi penyebab, pemberian cairan, obat penurun demam, kompres, dan pemantauan suhu) serta pemantauan tanda-tanda vital secara teratur. Dengan melaksanakan intervensi ini, diharapkan klien dapat mencapai suhu tubuh normal dan tanda-tanda vital yang stabil. -
Article No. 18470 | 12 Jun 2025
Klinis : gangguan pola tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi gangguan pola tidur, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur (00198)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur (00198)
Definisi: Pengalaman terganggu atau tidak adekuat dalam jumlah dan kualitas tidur yang disebabkan oleh faktor-faktor internal atau eksternal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pola Tidur Efektif (1300)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan durasi dan kualitas tidur yang tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Pola Tidur (6030)
Definisi: Pengaturan lingkungan dan aktivitas untuk memfasilitasi tidur yang adekuat.
Kode dan Definisi:
00198 - Gangguan Pola Tidur
1300 - Pola Tidur Efektif
6030 - Manajemen Pola Tidur
Penjelasan singkat:
Gangguan pola tidur merupakan pengalaman terganggu atau tidak adekuat dalam jumlah dan kualitas tidur yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Perawat berperan dalam mengelola pola tidur pasien agar dapat mencapai pola tidur yang efektif, yaitu kemampuan untuk mempertahankan durasi dan kualitas tidur yang tepat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen pola tidur, yaitu pengaturan lingkungan dan aktivitas untuk memfasilitasi tidur yang adekuat. -
Article No. 18471 | 12 Jun 2025
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan terkait **demam** beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sesuai dengan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermia (D.0026)**
**Definisi:** Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur suhu.
---
### **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
**Kode D.0026 – Hipertermia**
**Definisi:** Suhu tubuh di atas rentang normal (>37,5°C aksila atau >38°C rektal) karena ketidakseimbangan produksi dan pelepasan panas.
**Faktor Penyebab:**
- Infeksi (bakteri, virus, parasit)
- Dehidrasi
- Gangguan regulasi suhu (misal: stroke, hipertermia maligna)
- Reaksi obat/imunisasi
---
### **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode L.1401 – Suhu Tubuh dalam Rentang Normal**
**Indikator:**
1. Suhu tubuh 36–37,5°C (aksila) atau 36,5–38°C (rektal). *(L.1401.1)*
2. Kulit hangat, tidak berkeringat berlebihan. *(L.1401.2)*
3. Tidak menggigil atau merasakan panas berlebihan. *(L.1401.3)*
---
### **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode I.1120 – Manajemen Hipertermia**
**Tindakan:**
1. **Pantau suhu tubuh setiap 2–4 jam.** *(I.1120.1)*
2. **Berikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi.** *(I.1120.2)*
3. **Anjurkan asupan cairan adekuat (2–3 L/hari).** *(I.1120.3)*
4. **Kolaborasi pemberian antipiretik (parasetamol/ibuprofen).** *(I.1120.4)*
5. **Ajarkan tanda-tanda dehidrasi dan kapan perlu mencari bantuan medis.** *(I.1120.5)*
---
### **Catatan Akademis:**
- **Hipertermia berbeda dengan demam**; hipertermia adalah kegagalan termoregulasi, sedangkan demam adalah respons fisiologis terhadap pirogen.
- **Pemantauan ketat diperlukan** pada pasien dengan riwayat kejang demam atau gangguan neurologis.
- **Intervensi nonfarmakologis** (seperti hidrasi dan kompres) harus diutamakan sebelum pemberian obat.
Semoga penjelasan ini membantu dalam praktik klinis. Jika diperlukan pendalaman lebih lanjut, referensi dapat merujuk pada **Buku SDKI-SLKI-SIKI Edisi Terkini PPNI**.
**Salam,**
*[Nama Perawat/Penulis]*
*Ahli Keperawatan Klinis* -
Article No. 18472 | 12 Jun 2025
Klinis : gangguan pola tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan pola tidur:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur (00198)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur (00198)
Definisi: Pengalaman subyektif dan terganggu dalam jumlah, kualitas, atau pola tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan atau disfungsi selama terjaga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tidur yang Efektif (1003)
Definisi: Keadaan seseorang yang dapat beristirahat dan memulihkan energi secara adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Tidur (6030)
Definisi: Pengaturan dan fasilitasi pola tidur untuk memaksimalkan istirahat dan memulihkan energi.
Dengan penjelasan singkat sebagai berikut:
- Diagnosa Keperawatan "Gangguan Pola Tidur" menggambarkan adanya permasalahan pada pola tidur individu yang menyebabkan ketidaknyamanan atau disfungsi.
- SDKI "Gangguan Pola Tidur" mendefinisikan secara detail kondisi tersebut.
- SLKI "Tidur yang Efektif" menggambarkan luaran yang diharapkan, yaitu keadaan dimana individu dapat beristirahat dan memulihkan energi secara adekuat.
- SIKI "Manajemen Tidur" menjelaskan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatur dan memfasilitasi pola tidur agar memaksimalkan istirahat dan pemulihan energi. -
Article No. 18473 | 12 Jun 2025
Klinis : DS: - Klien mengatakan Mulut terasa perih, sulit makan - Klien Mengeluh keputihan gatal dan berbau DO: - Candidiasis oral (lapisan putih di lidah) - Keputihan putih kekuningan, berbau - Hasil kultur: Candida albicans (+) - CD4 < 250/mm³
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan. Tone yang saya gunakan adalah akademis, dengan persona sebagai pakar atau perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (Kode: 00004)
Definisi: Peningkatan risiko terinfeksi oleh patogen (virus, bakteri, jamur, atau parasit).
2. Kerusakan Integritas Mukosa Oral (Kode: 00045)
Definisi: Kerusakan pada membran mukosa mulut.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Risiko Infeksi (Kode: 00004)
SDKI: Peningkatan risiko terinfeksi oleh patogen (virus, bakteri, jamur, atau parasit).
SLKI: Tindakan Keperawatan untuk mengelola Risiko Infeksi.
SIKI: Intervensi Keperawatan untuk mengelola Risiko Infeksi, seperti Pemantauan Tanda dan Gejala Infeksi, Manajemen Lingkungan untuk Pencegahan Infeksi, dan Edukasi Pencegahan Infeksi.
2. Kerusakan Integritas Mukosa Oral (Kode: 00045)
SDKI: Kerusakan pada membran mukosa mulut.
SLKI: Tindakan Keperawatan untuk mengelola Kerusakan Integritas Mukosa Oral.
SIKI: Intervensi Keperawatan untuk mengelola Kerusakan Integritas Mukosa Oral, seperti Perawatan Mulut, Manajemen Nyeri, dan Edukasi Perawatan Mulut.
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, yaitu klien mengeluhkan mulut terasa perih, sulit makan, keputihan gatal dan berbau, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya candidiasis oral dan hasil kultur positif Candida albicans, serta penurunan jumlah CD4 < 250/mm³, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi dan Kerusakan Integritas Mukosa Oral. -
Article No. 18474 | 12 Jun 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi sesuai dengan SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "nyeri":
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Judul: Nyeri Akut
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 01.03
Judul: Tingkat Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 02.02
Judul: Manajemen Nyeri
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa nyeri merupakan pengalaman subjektif dan kompleks yang melibatkan komponen sensorik, emosional, dan kognitif. Diagnosis Keperawatan "Nyeri Akut" menggambarkan pengalaman nyeri yang muncul secara tiba-tiba dan dapat dijelaskan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, termasuk pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi non-farmakologis, dan edukasi pasien dan keluarga. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mencapai tingkat nyeri yang dapat diterima dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyerinya. -
Article No. 18475 | 12 Jun 2025
Klinis : Defisit pengetahuan halaman 244
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu Defisit Pengetahuan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Pengetahuan (00126)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Pengetahuan (00126)
Definisi: Kurangnya atau ketidakadekuatan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik yang spesifik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Peningkatan Pengetahuan (1803)
Definisi: Bertambahnya informasi kognitif yang berkaitan dengan suatu topik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Edukasi (6610)
Definisi: Proses yang memfasilitasi pembelajaran, perkembangan, dan perubahan perilaku yang diinginkan.
Pada kondisi Defisit Pengetahuan, perawat perlu melakukan intervensi Edukasi (6610) untuk meningkatkan pengetahuan pasien. Intervensi ini dapat mencakup pemberian informasi, bimbingan, dan pendidikan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman pasien dan memampukan pasien dalam mengelola kondisi kesehatannya. -
Article No. 18476 | 12 Jun 2025
Klinis : G1 hamil 38 minggu JPKTH
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam kasus kondisi yang Anda sampaikan, yaitu G1 hamil 38 minggu JPKTH, kami dapat memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O80
- Deskripsi: Persalinan tunggal spontan, presentasi kepala
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.1
- Deskripsi: Ekstraksi janin dengan alat, tanpa perluasan
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O80 untuk "Persalinan tunggal spontan, presentasi kepala" adalah kode yang tepat untuk kondisi G1 hamil 38 minggu dengan presentasi kepala (JPKTH).
2. Kode ICD-9-CM 72.1 untuk "Ekstraksi janin dengan alat, tanpa perluasan" adalah kode prosedur yang mungkin digunakan jika diperlukan tindakan ekstraksi janin dengan alat (seperti forceps atau vakum) selama proses persalinan, tetapi tanpa perluasan atau komplikasi yang memerlukan tindakan bedah lebih lanjut.
Sebagai dokter atau perekam medis, kami menggunakan kode-kode ini untuk melakukan dokumentasi yang akurat dan terstruktur terkait diagnosis dan prosedur medis yang dilakukan pada pasien. Penggunaan kode-kode yang tepat membantu dalam proses pelaporan, penagihan, dan analisis data kesehatan. -
Article No. 18477 | 12 Jun 2025
Klinis : kontorol hamil normal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi kontrol hamil normal, dengan format yang terstruktur dan penjelasan rinci.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z34.00
- Deskripsi: Pengawasan kehamilan normal, trimester awal
Penjelasan:
- Kode Z34.00 dalam ICD-10 digunakan untuk mengkodekan kondisi pengawasan kehamilan normal pada trimester awal.
- Kode ini digunakan untuk mencatat kunjungan pemeriksaan rutin ibu hamil yang tidak memiliki komplikasi atau kondisi medis yang membutuhkan pengawasan khusus.
- Kode ini mencakup pemeriksaan antenatal rutin, termasuk pemeriksaan fisik, pengukuran tanda vital, pemeriksaan laboratorium, dan konseling terkait kehamilan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.71
- Deskripsi: Pemeriksaan antenatal, tidak terkode lainnya
Penjelasan:
- Kode ICD-9-CM 59.71 digunakan untuk mengkodekan prosedur pemeriksaan antenatal rutin yang tidak termasuk dalam kode prosedur lainnya.
- Kode ini mencakup pemeriksaan fisik umum, pengukuran tanda vital, pemeriksaan laboratorium rutin, konseling, dan prosedur lain yang dilakukan dalam rangka perawatan antenatal normal.
- Kode ini digunakan untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan pada saat kunjungan pemeriksaan kehamilan normal tanpa komplikasi.
Dalam praktik klinis, penggunaan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, penagihan yang sesuai, dan analisis epidemiologi yang valid. -
Article No. 18478 | 12 Jun 2025
Klinis : Perfusi perifer tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasannya berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Perfusi perifer tidak efektif":
Diagnosa Keperawatan:
Perfusi Perifer Tidak Efektif (00204)
Definisi:
Perfusi Perifer Tidak Efektif adalah ketidakcukupan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
Penjelasan:
Kode SDKI: 00204
Kode SLKI: SMID-07
Kode SIKI: KDP-41
Perfusi Perifer Tidak Efektif adalah kondisi di mana terjadi penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, atau cedera. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti rasa dingin pada ekstremitas, perubahan warna kulit, dan penurunan sensasi. Diagnosa keperawatan ini membutuhkan intervensi yang tepat untuk meningkatkan perfusi perifer dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.