Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16519 | 01 May 2025
Klinis : pasien wanita berumur 24 tahun kunjungan ke poli kandungan dengan G1 P2 A0 dokter mendiagnosa kehamilan gemelli + anemia dengan usia kehamilan 32 minggu. hasil pengkajian ners di dapatkan konjugtiva anemis, pasien sering merasakan pusing. pasien direncakan akan di rujuk ke ruang rawat inap buatkan 2 diagnosa keperawatan 1 X 30 menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah dua diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus tersebut:
### **Diagnosa Keperawatan 1:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: B.3)**
**Penjelasan:**
Pasien mengalami anemia dengan konjungtiva anemis dan keluhan pusing, menunjukkan defisiensi nutrisi (terutama zat besi, asam folat, atau vitamin B12) yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan metabolik ibu dan janin dalam kehamilan gemelli.
**Luaran (SLKI):**
- **Status Nutrisi Memadai (SLKI Code: L.0303)**
Kriteria:
- Asupan nutrisi adekuat (skala 4-5)
- Kadar hemoglobin meningkat (skala 4-5)
- Tidak ada keluhan pusing (skala 4-5)
**Intervensi (SIKI):**
- **Manajemen Nutrisi (SIKI Code: I.11020)**
Tindakan:
- Edukasi diet tinggi zat besi (daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan)
- Pemberian suplemen Fe sesuai resep
- Pemantauan kadar Hb dan tanda klinis anemia
### **Diagnosa Keperawatan 2:**
**Risiko Ketidakstabilan Volume Cairan (SDKI Code: B.5)**
**Penjelasan:**
Kehamilan gemelli meningkatkan kebutuhan cairan dan risiko dehidrasi, sementara anemia dapat memperburuk perfusi jaringan. Pasien perlu dipantau untuk mencegah hipovolemia atau komplikasi hemodinamik.
**Luaran (SLKI):**
- **Keseimbangan Cairan Terjaga (SLKI Code: L.0401)**
Kriteria:
- Tanda vital stabil (skala 4-5)
- Turgor kulit normal (skala 4-5)
- Produksi urine adekuat (skala 4-5)
**Intervensi (SIKI):**
- **Manajemen Cairan (SIKI Code: I.06020)**
Tindakan:
- Pemantauan tanda vital (TD, nadi, frekuensi pernapasan)
- Observasi intake-output cairan
- Edukasi pentingnya hidrasi adekuat
### **Catatan:**
- **Waktu Intervensi:** 30 menit (sesuai permintaan) difokuskan pada edukasi nutrisi dan pemantauan awal sebelum rujuk.
- **Tone Akademis:** Diagnosa dirumuskan berdasarkan bukti klinis dan standar PPNI dengan pendekatan holistik (bio-psiko-sosio-spiritual).
- **Persona Pakar Keperawatan:** Rekomendasi intervensi bersifat evidence-based dan terstruktur sesuai SDKI-SLKI-SIKI.
Semoga membantu. Jika memerlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan informasi tambahan. -
Article No. 16520 | 01 May 2025
Klinis : Riwayat Kesehatan Nama : An. Dio Umur : 3 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : TK Imunisasi tidak lengkap (sampai DPT 2) Sering mengalami diare, penurunan nafsu makan, dan berat badan. Latar belakang keluarga : ekonomi menengah ke bawah Aspek Sosial Budaya Pengetahuan ibu tentang gizi masih terbatas Belum ditemukan kepercayaan budaya yang menghambat pengobatan Solidaritas dan dukungan lingkungan belum optimal Gaya Belajar Ibu mampu membaca dan memahami informasi secara verbal Potensi respons baik terhadap metode visual dan praktik langsung (kinestetik) Pengkajian Fisik Berat badan : 9kg Tinggi badan : 86cm Indeks BB/TB : < -3 Keadaan umum : Tampak lemah dan kurang responsif Kondisi kulit : Kering, kurang elastis Mata : Sedikit cekung, menunjukkan tanda dehidrasi ringan Perut : Cenderung datar, tidak tampak distensi Nafsu makan : Menurun drastis Frekuensi diare : Intermiten, feses cair, tidak berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan untuk An. Dio adalah:
1. Malnutrisi akut berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat yang ditandai dengan penurunan berat badan dan indeks BB/TB < -3.
Kode SDKI: INTAKE NUTRISI TIDAK ADEKUAT
Kode SLKI: PENINGKATAN STATUS GIZI
Kode SIKI: PEMULIHAN STATUS GIZI
Definisi:
- INTAKE NUTRISI TIDAK ADEKUAT: Ketidakcukupan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- PENINGKATAN STATUS GIZI: Kemampuan untuk mempertahankan atau memperbaiki status gizi yang optimal.
- PEMULIHAN STATUS GIZI: Upaya untuk mengembalikan status gizi ke kondisi optimal.
2. Risiko dehidrasi berhubungan dengan diare yang ditandai dengan kondisi kulit kering, kurang elastis, mata sedikit cekung, dan frekuensi diare intermiten.
Kode SDKI: RISIKO DEHIDRASI
Kode SLKI: KESEIMBANGAN CAIRAN
Kode SIKI: PENGELOLAAN DIARE
Definisi:
- RISIKO DEHIDRASI: Kerentanan untuk mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kesehatan.
- KESEIMBANGAN CAIRAN: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang optimal.
- PENGELOLAAN DIARE: Upaya untuk mengatasi kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare.
3. Penurunan nafsu makan berhubungan dengan malnutrisi yang ditandai dengan penurunan drastis nafsu makan.
Kode SDKI: PENURUNAN NAFSU MAKAN
Kode SLKI: PENINGKATAN ASUPAN NUTRISI
Kode SIKI: PEMULIHAN STATUS GIZI
Definisi:
- PENURUNAN NAFSU MAKAN: Berkurangnya keinginan untuk makan.
- PENINGKATAN ASUPAN NUTRISI: Kemampuan untuk meningkatkan jumlah dan jenis nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
- PEMULIHAN STATUS GIZI: Upaya untuk mengembalikan status gizi ke kondisi optimal. -
Article No. 16521 | 01 May 2025
Klinis : Riwayat Kesehatan Nama : An. Dio Umur : 3 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : TK Imunisasi tidak lengkap (sampai DPT 2) Sering mengalami diare, penurunan nafsu makan, dan berat badan. Latar belakang keluarga : ekonomi menengah ke bawah Aspek Sosial Budaya Pengetahuan ibu tentang gizi masih terbatas Belum ditemukan kepercayaan budaya yang menghambat pengobatan Solidaritas dan dukungan lingkungan belum optimal Gaya Belajar Ibu mampu membaca dan memahami informasi secara verbal Potensi respons baik terhadap metode visual dan praktik langsung (kinestetik) Pengkajian Fisik Berat badan : 9kg Tinggi badan : 86cm Indeks BB/TB : < -3 Keadaan umum : Tampak lemah dan kurang responsif Kondisi kulit : Kering, kurang elastis Mata : Sedikit cekung, menunjukkan tanda dehidrasi ringan Perut : Cenderung datar, tidak tampak distensi Nafsu makan : Menurun drastis Frekuensi diare : Intermiten, feses cair, tidak berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Penjelasan:**
An. Dio mengalami penurunan nafsu makan, berat badan rendah (BB/TB < -3 SD), dan tanda-tanda malnutrisi (kulit kering, mata cekung). Kondisi ini terkait dengan asupan nutrisi tidak adekuat dan riwayat diare berulang.
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 0201:** Peningkatan berat badan sesuai usia.
- **Kode 0202:** Peningkatan asupan nutrisi oral.
- **Kode 0203:** Perbaikan status hidrasi (turgor kulit dan mata normal).
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 1120:** **Manajemen Nutrisi** (monitor asupan, edukasi gizi, pemberian makanan tinggi kalori-protein).
- **Kode 1410:** **Manajemen Diare** (rehidrasi oral, pantau frekuensi BAB, edukasi higiene).
- **Kode 5240:** **Edukasi Kesehatan** (pemberian informasi tentang imunisasi dan pola makan seimbang).
---
**2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00004)**
**Penjelasan:**
Imunisasi tidak lengkap (hanya DPT 2) dan status gizi buruk meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, terutama saluran cerna dan pernapasan.
**SLKI:**
- **Kode 0401:** Tidak menunjukkan tanda infeksi (demam, diare, lesi kulit).
- **Kode 0402:** Orang tua memahami pentingnya imunisasi.
**SIKI:**
- **Kode 2200:** **Pencegahan Infeksi** (cuci tangan, hindari kontak dengan sumber infeksi).
- **Kode 5240:** **Edukasi Kesehatan** (pentingnya imunisasi lengkap dan kebersihan lingkungan).
---
**3. Diagnosa Keperawatan:**
**Keterbatasan Pengetahuan Orang Tua tentang Perawatan dan Gizi Anak (SDKI Code: 00126)**
**Penjelasan:**
Ibu memiliki pemahaman terbatas tentang gizi, imunisasi, dan penanganan diare, yang memengaruhi kemampuan perawatan anak.
**SLKI:**
- **Kode 12601:** Orang tua mampu menyebutkan jenis makanan bergizi untuk anak.
- **Kode 12602:** Orang tua memahami jadwal imunisasi dan tanda dehidrasi.
**SIKI:**
- **Kode 5240:** **Edukasi Kesehatan** (metode verbal dan visual tentang gizi, imunisasi, dan manajemen diare).
- **Kode 5602:** **Dukungan Keluarga** (libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan).
---
**Catatan Tambahan:**
- **Prioritas Intervensi:** Fokus pada rehidrasi, perbaikan nutrisi, dan edukasi keluarga.
- **Kolaborasi:** Rujuk ke ahli gizi dan dokter anak untuk evaluasi lebih lanjut.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 2018.*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 2019.*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 2020.*
Format RTF terlampir. -
Article No. 16522 | 01 May 2025
Klinis : Riwayat Kesehatan Nama : An. Dio Umur : 3 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : TK Imunisasi tidak lengkap (sampai DPT 2) Sering mengalami diare, penurunan nafsu makan, dan berat badan. Latar belakang keluarga : ekonomi menengah ke bawah Aspek Sosial Budaya Pengetahuan ibu tentang gizi masih terbatas Belum ditemukan kepercayaan budaya yang menghambat pengobatan Solidaritas dan dukungan lingkungan belum optimal Gaya Belajar Ibu mampu membaca dan memahami informasi secara verbal Potensi respons baik terhadap metode visual dan praktik langsung (kinestetik) Pengkajian Fisik Berat badan : 9kg Tinggi badan : 86cm Indeks BB/TB : < -3 Keadaan umum : Tampak lemah dan kurang responsif Kondisi kulit : Kering, kurang elastis Mata : Sedikit cekung, menunjukkan tanda dehidrasi ringan Perut : Cenderung datar, tidak tampak distensi Nafsu makan : Menurun drastis Frekuensi diare : Intermiten, feses cair, tidak berdarah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi An. Dio adalah:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan, diare, dan riwayat imunisasi tidak lengkap
- Ditandai dengan berat badan di bawah normal, indeks BB/TB < -3, tampak lemah dan kurang responsif
2. Defisit perawatan diri
- Berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan ibu tentang gizi yang baik
- Ditandai dengan penurunan nafsu makan, kondisi kulit kering dan kurang elastis, mata sedikit cekung
3. Risiko infeksi
- Berhubungan dengan riwayat imunisasi tidak lengkap dan latar belakang ekonomi keluarga menengah ke bawah
- Ditandai dengan sering mengalami diare, penurunan nafsu makan, dan berat badan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan status nutrisi
- Indikator: Berat badan meningkat sesuai usia, nafsu makan membaik, dan tidak terjadi diare
2. Peningkatan kemampuan perawatan diri
- Indikator: Kondisi kulit dan mata membaik, ibu mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri anak
3. Bebas infeksi
- Indikator: Tidak terjadi diare berulang, tidak ada tanda-tanda infeksi lain
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemulihan status nutrisi:
- Pemberian nutrisi enteral/parenteral sesuai kebutuhan
- Edukasi gizi seimbang dan pemantauan asupan makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penatalaksanaan diare dan peningkatan berat badan
2. Peningkatan kemampuan perawatan diri:
- Perawatan kulit dan hidrasi yang adekuat
- Edukasi dan demonstrasi perawatan diri anak kepada ibu
- Dukungan dan bimbingan dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri anak
3. Pencegahan infeksi:
- Pemberian imunisasi yang belum lengkap
- Edukasi perawatan higiene dan sanitasi lingkungan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk penanganan infeksi (diare)
Tone akademis, persona pakar, nurse. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk An. Dio. -
Article No. 16523 | 01 May 2025
Klinis : hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan permintaan Anda. Ini adalah informasi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Hipervolemia (00027)
Definisi:
Hipervolemia adalah kondisi di mana volume cairan tubuh melebihi normal, dapat terjadi akibat pemberian cairan intravena berlebihan, disfungsi ginjal, atau kondisi lain yang menyebabkan retensi cairan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00027
Definisi: Kondisi di mana volume cairan tubuh melebihi normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0203 Keseimbangan Cairan
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3540 Manajemen Cairan
Definisi: Pengaturan masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar perawat, hipervolemia adalah kondisi yang perlu mendapatkan perhatian dan pengelolaan yang tepat. Pemantauan keseimbangan cairan, pembatasan asupan cairan, dan pemberian diuretik dapat menjadi intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi hipervolemia. -
Article No. 16524 | 01 May 2025
Klinis : hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipervolemia, dengan tone akademis dan persona pakar, nurse:
Diagnosa Keperawatan:
Hipervolemia (00026)
Definisi: Kelebihan cairan di dalam ruang intravaskuler dan/atau ekstravaskuler.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00026
Definisi: Kelebihan cairan di dalam ruang intravaskuler dan/atau ekstravaskuler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS-C005
Definisi: Keseimbangan cairan yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP-H001
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatur cairan tubuh agar mencapai keseimbangan optimal.
Penjelasan:
Hipervolemia adalah kondisi di mana terdapat kelebihan cairan di dalam ruang intravaskuler dan/atau ekstravaskuler. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pemberian cairan intravena yang berlebihan, gagal jantung, atau gangguan ginjal.
Diagnosa keperawatan hipervolemia (00026) menggambarkan adanya kelebihan cairan dalam tubuh pasien. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi yang jelas untuk diagnosa ini.
Untuk mengatasi hipervolemia, perawat dapat mengacu pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) LS-C005, yaitu mencapai keseimbangan cairan yang optimal. Perawat dapat melakukan berbagai intervensi sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) IP-H001, yaitu serangkaian tindakan keperawatan untuk mengatur cairan tubuh agar mencapai keseimbangan optimal.
Intervensi keperawatan dapat meliputi pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi pasien tentang manajemen cairan. Tujuannya adalah untuk mengembalikan keseimbangan cairan dalam tubuh pasien. -
Article No. 16525 | 01 May 2025
Klinis : hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi hipervolemia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipervolemia (10021)
Definisi:
Peningkatan volume cairan dalam tubuh melebihi kebutuhan fisiologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10021
Judul: Hipervolemia
Definisi: Peningkatan volume cairan dalam tubuh melebihi kebutuhan fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 30085
Judul: Keseimbangan Cairan
Definisi: Kemampuan individu dalam mengatur volume, komposisi, dan distribusi cairan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 80020
Judul: Manajemen Hipervolemia
Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mengontrol dan mengembalikan volume cairan tubuh yang berlebih ke dalam batas fisiologis normal.
Penjelasan singkat:
Hipervolemia adalah kondisi di mana volume cairan dalam tubuh melebihi kebutuhan fisiologis. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pemberian cairan intravena yang berlebihan, gagal jantung, atau gangguan ginjal. Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain edema, peningkatan berat badan, dan sesak napas.
Diagnosis keperawatan yang ditetapkan adalah Hipervolemia (10021), yang didefinisikan sebagai peningkatan volume cairan dalam tubuh melebihi kebutuhan fisiologis. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi dan kriteria diagnostik yang jelas untuk kondisi ini.
Terkait luaran keperawatan, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan Keseimbangan Cairan (30085) sebagai luaran yang relevan. Definisinya adalah kemampuan individu dalam mengatur volume, komposisi, dan distribusi cairan tubuh.
Selanjutnya, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan Manajemen Hipervolemia (80020) sebagai intervensi yang dapat dilakukan. Intervensi ini meliputi serangkaian aktivitas untuk mengontrol dan mengembalikan volume cairan tubuh yang berlebih ke dalam batas fisiologis normal.
Dengan menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berbasis bukti untuk mengelola kondisi hipervolemia secara komprehensif. -
Article No. 16526 | 01 May 2025
Klinis : hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai dengan kondisi hipervolemia yang Anda sampaikan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipervolemia (00026)
Definisi:
Kondisi di mana terdapat kelebihan volume cairan dalam kompartemen cairan tubuh.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipervolemia (00026)
Definisi: Kondisi di mana terdapat kelebihan volume cairan dalam kompartemen cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Keseimbangan Cairan (0601)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Cairan (6700)
Definisi: Pengaturan masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Dalam kondisi hipervolemia, perawat perlu memantau tanda-tanda vital, intake-output cairan, serta mengevaluasi efektivitas intervensi manajemen cairan yang diberikan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipervolemia. -
Article No. 16527 | 01 May 2025
Klinis : akuminata
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A63.0
- Deskripsi: Kondiloma akuminata
Kondiloma akuminata, juga dikenal sebagai kutil kelamin, adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV). Kondisi ini ditandai dengan adanya benjolan kecil berwarna daging atau keabu-abuan di area genital, anal, atau sekitar mulut. Kondiloma akuminata dapat menyebar melalui kontak seksual dan dapat menyebabkan komplikasi jika tidak diobati dengan tepat.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 54.22
- Deskripsi: Pengangkatan kondiloma akuminata, cryotherapy
Prosedur pengangkatan kondiloma akuminata dapat dilakukan melalui berbagai teknik, seperti krioterapi (cryotherapy) atau pengangkatan bedah. Krioterapi menggunakan nitrogen cair atau gas untuk membekukan dan menghancurkan pertumbuhan kondiloma, sedangkan pengangkatan bedah melibatkan pemotongan dan penghilangan pertumbuhan kondiloma secara langsung. Pilihan prosedur akan ditentukan oleh jumlah, ukuran, dan lokasi kondiloma, serta preferensi dan kondisi pasien. -
Article No. 16528 | 01 May 2025
Klinis : hiperemesis gravidarum
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi hiperemesis gravidarum.
1. Kode ICD-10:
- Kode: O21.0
- Deskripsi: Hiperemesis gravidarum lanjut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.75
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi akibat hiperemesis gravidarum
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O21.0 merujuk pada diagnosis hiperemesis gravidarum lanjut, yang merupakan kondisi yang ditandai dengan mual dan muntah berkepanjangan selama kehamilan, menyebabkan gangguan nutrisi dan dehidrasi yang berat.
2. Kode ICD-9-CM 99.75 merujuk pada tindakan pemberian cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi akibat hiperemesis gravidarum. Prosedur ini dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien, serta mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat kehilangan cairan berlebih.
Sebagai dokter atau perekam medis, kita perlu memastikan kode diagnosis dan prosedur yang tepat untuk mencatat informasi medis pasien secara akurat dan lengkap. Hal ini penting untuk memfasilitasi perawatan yang sesuai, serta memungkinkan pengumpulan data epidemiologi dan penelitian yang valid.