Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16600 | 02 May 2025
Klinis : Nn. F datang ke puskesmas dengan keluhan mudah lelah saat beraktivitas ringan, sering merasa nyeri pada lutut dan kesulitan tidur. Riwayat kesehatan menunjukkan Nn.F memiliki pola makan tinggi kalori dan rendah serat. Keseharian Nn.F di rumah lebih banyak duduk dan kurang bergerak. Beberapa bulan terakhir, berat badannya terus meningkat. Dokter telah menyarankan Nn.F untuk memulai program latihan fisik secara teratur. Saat dilakukan pengkajian keperawatan, Nn.F mengungkapkan keinginannya untuk menurunkan berat badan dan merasa lebih sehat. Namun, ia juga mengungkapkan kekhawatiran akan kesulitan memulai olahraga karena keterbatasan fisik dan rasa tidak percaya diri. Nn.F mengatakan belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai jenis olahraga yang aman dan efektif untuk kondisinya. Ia juga merasa kurang termotivasi dan membutuhkan dukungan untuk memulai dan mempertahankan rutinitas olahraga.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diuraikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Pola Aktivitas (SDKI: 10028)
Definisi: Pola aktivitas yang tidak cukup atau tidak sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan/kebutuhan sehari-hari.
b. Defisit Pengetahuan (SDKI: 00126)
Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
c. Kurang Motivasi (SDKI: 00153)
Definisi: Kurangnya energi, dorongan, atau antusiasme untuk melakukan suatu tindakan yang diharapkan.
2. Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Peningkatan Aktivitas (SLKI: 10028)
Definisi: Meningkatkan kemampuan dan kapasitas fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Peningkatan Pengetahuan (SLKI: 00126)
Definisi: Peningkatan informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
c. Peningkatan Motivasi (SLKI: 00153)
Definisi: Peningkatan energi, dorongan, atau antusiasme untuk melakukan suatu tindakan yang diharapkan.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Manajemen Aktivitas (SIKI: 10028)
Definisi: Membantu klien dalam merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b. Edukasi Kesehatan (SIKI: 00126)
Definisi: Memberikan informasi yang diperlukan untuk memampukan klien dalam mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terkait dengan kesehatan.
c. Terapi Motivasi (SIKI: 00153)
Definisi: Memberikan dukungan, dorongan, dan strategi untuk meningkatkan motivasi klien dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam konteks kasus Nn. F, perawat dapat menggunakan intervensi keperawatan tersebut untuk membantu klien meningkatkan aktivitas fisik, pengetahuan tentang olahraga yang sesuai, serta motivasi untuk memulai dan mempertahankan program latihan fisik secara teratur. -
Article No. 16601 | 02 May 2025
Klinis : Nn. F datang ke puskesmas dengan keluhan mudah lelah saat beraktivitas ringan, sering merasa nyeri pada lutut dan kesulitan tidur. Riwayat kesehatan menunjukkan Nn.F memiliki pola makan tinggi kalori dan rendah serat. Keseharian Nn.F di rumah lebih banyak duduk dan kurang bergerak. Beberapa bulan terakhir, berat badannya terus meningkat. Dokter telah menyarankan Nn.F untuk memulai program latihan fisik secara teratur. Saat dilakukan pengkajian keperawatan, Nn.F mengungkapkan keinginannya untuk menurunkan berat badan dan merasa lebih sehat. Namun, ia juga mengungkapkan kekhawatiran akan kesulitan memulai olahraga karena keterbatasan fisik dan rasa tidak percaya diri. Nn.F mengatakan belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai jenis olahraga yang aman dan efektif untuk kondisinya. Ia juga merasa kurang termotivasi dan membutuhkan dukungan untuk memulai dan mempertahankan rutinitas olahraga.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan untuk Nn. F**
Berdasarkan data pengkajian keperawatan, berikut diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat menggunakan standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakefektifan Manajemen Program Terapeutik (SDKI Code: D.0026)**
**Definisi:** Risiko ketidakmampuan individu dalam mengelola program terapeutik (diet, olahraga, atau pengobatan) untuk mencapai tujuan kesehatan.
**Faktor yang Mendukung:**
- Pola makan tinggi kalori dan rendah serat.
- Gaya hidup sedentari (kurang bergerak).
- Keterbatasan fisik (nyeri lutut) dan kurang percaya diri.
- Kurangnya pengetahuan tentang olahraga yang aman dan efektif.
- Motivasi rendah untuk memulai perubahan gaya hidup.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**SLKI Code: L.14015 – Kesiapan Meningkatkan Manajemen Program Terapeutik**
**Indikator:**
- Menyatakan kesediaan mengikuti program olahraga teratur.
- Menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang aktivitas fisik yang sesuai.
- Mulai melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan.
- Melaporkan peningkatan motivasi untuk perubahan gaya hidup.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**SIKI Code: I.14011 – Edukasi Aktivitas Fisik**
**Tindakan:**
- Memberikan informasi tentang jenis olahraga rendah dampak (low-impact) yang aman untuk nyeri lutut (contoh: berjalan kaki, berenang, atau senam ringan).
- Menyusun rencana latihan bertahap sesuai kemampuan pasien.
- Memotivasi pasien dengan menetapkan tujuan realistis (misalnya: berjalan 10 menit/hari, kemudian ditingkatkan secara bertahap).
**SIKI Code: I.13008 – Dukungan Emosional**
**Tindakan:**
- Mendengarkan kekhawatiran pasien dan memberikan validasi emosional.
- Memberikan reinforcement positif terhadap usaha kecil yang dilakukan pasien.
- Melibatkan keluarga atau teman sebagai sistem pendukung.
---
### **Kesimpulan**
Nn. F membutuhkan pendekatan holistik yang mencakup **edukasi, dukungan emosional, dan perencanaan aktivitas fisik bertahap** untuk mengatasi hambatan fisik dan psikologis dalam memulai perubahan gaya hidup. Intervensi keperawatan diharapkan dapat meningkatkan motivasi, pengetahuan, dan keterampilan manajemen diri pasien.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis atau akademik.)* -
Article No. 16602 | 02 May 2025
Klinis : Jempol terasa nyeri,bengkak,kemerahan bernanah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, nurse yang terhormat. Berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi jempol yang terasa nyeri, bengkak, kemerahan, dan bernanah adalah "Nyeri Akut" (KODE: 00132). Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut. Dalam kasus ini, adanya kondisi jempol yang bengkak, kemerahan, dan bernanah menunjukkan adanya proses inflamasi dan kerusakan jaringan yang menyebabkan nyeri akut pada pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tingkat Nyeri Terkontrol (KODE: 1605): Pasien mampu melaporkan penurunan tingkat nyeri pada jempol sesuai dengan target yang ditetapkan.
2. Integritas Kulit Membaik (KODE: 1101): Pasien menunjukkan perbaikan pada kondisi luka di jempol, ditandai dengan berkurangnya bengkak, kemerahan, dan nanah.
3. Perilaku Pencarian Pertolongan Memadai (KODE: 1604): Pasien mampu melakukan tindakan yang tepat dalam mengatasi kondisi jempol yang sakit, bengkak, dan bernanah.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Nyeri (KODE: 1400):
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan pasien teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti kompres hangat, relaksasi, dan distraksi.
2. Perawatan Luka (KODE: 3660):
a. Bersihkan luka dengan cairan antiseptik untuk mengurangi infeksi.
b. Aplikasikan salep antibiotik sesuai instruksi medis untuk mencegah infeksi.
c. Ganti balutan secara rutin dan amati kondisi luka untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi.
3. Edukasi Kesehatan (KODE: 5510):
a. Berikan edukasi kepada pasien tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan infeksi pada jempol.
b. Ajarkan pasien cara merawat luka di rumah, seperti menjaga kebersihan, memberikan kompres hangat, dan memantau tanda-tanda infeksi.
c. Dorong pasien untuk segera mencari pertolongan medis jika kondisi jempol tidak membaik atau semakin memburuk.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien dengan kondisi jempol yang nyeri, bengkak, kemerahan, dan bernanah. Jangan ragu untuk menanyakan jika ada hal yang perlu klarifikasi lebih lanjut. Wassalamualaikum. -
Article No. 16603 | 02 May 2025
Klinis : Jempol terasa nyeri,bengkak,kemerahan bernanah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 0132
Definisi: Tingkat kenyamanan pasien selama mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 0132
Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan perawat untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu jempol terasa nyeri, bengkak, kemerahan, dan bernanah. Hal ini menunjukkan adanya kerusakan jaringan yang menyebabkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan bagi pasien. Perawat perlu melakukan serangkaian intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami pasien, serta memantau dan mengevaluasi tingkat kenyamanan pasien selama proses perawatan. -
Article No. 16604 | 02 May 2025
Klinis : ppok
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis):
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.9
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronis, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Ventilasi mekanik, tidak dispesifikasi lainnya
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 untuk PPOK:
- Kode J44.9 adalah kode yang digunakan untuk mengklasifikasikan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang tidak dispesifikasi. Kode ini mencakup semua jenis PPOK yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure untuk PPOK:
- Kode 93.08 adalah kode yang digunakan untuk mengklasifikasikan ventilasi mekanik yang tidak dispesifikasi lainnya. Prosedur ini dapat dilakukan pada pasien dengan PPOK untuk membantu mendukung pernapasan dan meningkatkan oksigenasi darah.
Penggunaan kode-kode ini sangat penting dalam dokumentasi medis dan penagihan layanan kesehatan, serta untuk keperluan epidemiologi dan penelitian. -
Article No. 16605 | 02 May 2025
Klinis : ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan sejak 3 bulan lalu, bb turun 2 kg dalam 1 bulan, bb sebelumnya kurang lebih 9 kg. anak bersusia 1,8 tahun bb saat ini 8 kg, tb 80 cm, tampak kurus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode: 00002
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (10011)
Definisi: Kemampuan anak untuk mencapai tahapan pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
Kode: 10011
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi (80003)
Definisi: Tindakan untuk menyeimbangkan asupan dan kebutuhan nutrisi.
Kode: 80003
2. Pemantauan Pertumbuhan (80007)
Definisi: Tindakan pemantauan terhadap pertumbuhan fisik anak.
Kode: 80007
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu anak dengan kurang nafsu makan sejak 3 bulan lalu, berat badan turun 2 kg dalam 1 bulan, dan tampak kurus, maka dapat ditetapkan Diagnosa Keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)". Hal ini menunjukkan bahwa asupan nutrisi anak tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya.
Untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan intervensi keperawatan yang berfokus pada Manajemen Nutrisi (80003) dan Pemantauan Pertumbuhan (80007) agar dapat meningkatkan asupan nutrisi dan memantau pertumbuhan anak secara optimal. -
Article No. 16606 | 02 May 2025
Klinis : ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan sejak 3 bulan lalu, bb turun 2 kg dalam 1 bulan, bb sebelumnya kurang lebih 9 kg. anak bersusia 1,8 tahun bb saat ini 8 kg, tb 80 cm, tampak kurus, dilakukan terapi akupresure untuk meningkatkan nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, kode dan definisi SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
Anak mengalami penurunan berat badan yang signifikan dalam 1 bulan terakhir, tampak kurus, dan memiliki nafsu makan yang kurang sejak 3 bulan terakhir. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dan kebutuhan tubuh anak.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Suatu keadaan dimana klien mencapai atau mempertahankan berat badan yang optimal, status gizi yang baik, dan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Serangkaian kegiatan keperawatan yang ditujukan untuk meningkatkan asupan nutrisi dan mempertahankan status gizi yang optimal.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Identifikasi penyebab kurang nafsu makan
2. Kolaborasi dengan tenaga gizi untuk mengevaluasi dan merencanakan diet yang sesuai
3. Pemberian terapi akupresur untuk meningkatkan nafsu makan
4. Edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya nutrisi dan cara meningkatkan nafsu makan anak
5. Monitoring berat badan, tinggi badan, dan asupan nutrisi anak secara berkala
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan anak dapat mencapai status gizi yang optimal dan pertumbuhan serta perkembangannya dapat berlangsung dengan baik. -
Article No. 16607 | 02 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.24
- Deskripsi: Bronkoskopi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Ini sesuai dengan gejala pasien yang datang dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru.
2. Jika diperlukan, prosedur bronkoskopi (kode ICD-9-CM 33.24) dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis paru dengan mengambil sampel jaringan atau cairan untuk pemeriksaan mikrobiologis.
Dalam penanganan kasus tuberkulosis paru, tindakan selanjutnya yang mungkin diperlukan antara lain:
- Pemeriksaan sputum untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis
- Pemeriksaan radiologi lanjutan (CT scan atau MRI) untuk menilai luas dan lokasi lesi di paru
- Pemberian terapi anti-tuberkulosis sesuai protokol pengobatan tuberkulosis
- Pemantauan respons pengobatan dan perkembangan kondisi pasien -
Article No. 16608 | 02 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan berikan analisis yang rinci untuk kasus pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
- Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial, lesi di paru pada hasil rontgen.
2. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Tanda dan Gejala: Kehilangan nafsu makan.
3. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Tanda dan Gejala: Demam.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator:
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk efektif.
- Pasien mampu bernapas dengan irama dan kedalaman normal.
- Tidak ada suara napas bronkial pada pemeriksaan fisik.
- Tidak ada lesi pada hasil rontgen paru.
2. Kebutuhan Nutrisi Terpenuhi
- Indikator:
- Pasien menunjukkan peningkatan berat badan.
- Pasien mengungkapkan peningkatan nafsu makan.
- Hasil laboratorium menunjukkan nilai nutrisi dalam batas normal.
3. Suhu Tubuh Kembali Normal
- Indikator:
- Suhu tubuh pasien berada dalam rentang normal.
- Pasien tidak lagi mengeluhkan demam.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu mengeluarkan sekret.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam.
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian obat-obatan bronkodilator dan mukolitik.
2. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh:
- Evaluasi status nutrisi pasien dengan pemeriksaan laboratorium.
- Berikan makanan yang bergizi dan tinggi kalori sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang tepat.
- Berikan suplemen nutrisi jika diperlukan.
- Motivasi pasien untuk meningkatkan asupan makanan.
3. Hipertermia:
- Lakukan pemantauan suhu tubuh secara berkala.
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu.
- Pastikan pasien cukup cairan.
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian obat penurun demam jika perlu.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan mengatasi masalah kesehatannya secara komprehensif. -
Article No. 16609 | 02 May 2025
Klinis : pasien dengan hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Pasien dengan Hipertensi:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
Kode: 00201
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
2. Intoleransi Aktivitas
Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh perasaan kelelahan.
3. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Kode: 00078
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk masalah kesehatan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Sistem Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
SDKI adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI menyediakan pedoman untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
2. Sistem Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
SIKI adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SIKI menyediakan pedoman untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan.
3. Sistem Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
SLKI adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SLKI menyediakan pedoman untuk mengevaluasi hasil dari tindakan keperawatan yang dilakukan.
Kode dan definisi untuk masing-masing diagnosis keperawatan telah disediakan oleh PPNI dalam SDKI, SIKI, dan SLKI, yang dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan yang terstandar dan efektif.