Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16670 | 03 May 2025
Klinis : diabetes gestasional
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan untuk Diabetes Gestasional**
*(Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – PPNI)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: D.0016** – **Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah**
**Definisi:** Risiko peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada ibu hamil dengan diabetes gestasional, yang dapat berdampak pada ibu dan janin.
**Faktor Risiko:**
- Resistensi insulin akibat perubahan hormonal selama kehamilan.
- Pola makan tidak seimbang (asupan karbohidrat berlebihan).
- Riwayat obesitas atau diabetes mellitus tipe 2 dalam keluarga.
- Kurangnya aktivitas fisik.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: L.15012** – **Kadar Glukosa Darah Stabil**
**Kriteria Evaluasi:**
- Kadar glukosa darah puasa: 70–95 mg/dL.
- Kadar glukosa darah 2 jam postprandial: <120 mg/dL.
- Tidak ada gejala hipoglikemia (lemah, berkeringat) atau hipergllikemia (poliuri, polidipsi).
- Pemantauan glukosa darah mandiri sesuai anjuran.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: I.12038** – **Manajemen Diabetes Gestasional**
**Tindakan:**
- **Edukasi Nutrisi:**
- Anjurkan diet seimbang dengan indeks glikemik rendah (contoh: sayuran non-tepung, protein lean).
- Batasi asupan karbohidrat sederhana (gula, tepung).
- **Pemantauan Glukosa:**
- Ajarkan teknik pemeriksaan glukosa darah mandiri.
- Dokumentasi hasil pemantauan harian.
- **Aktivitas Fisik:**
- Rekomendasikan olahraga ringan (jalan kaki 30 menit/hari) setelah konsultasi dokter.
- **Kolaborasi:**
- Rujuk ke ahli gizi untuk penyesuaian diet.
- Koordinasi dengan dokter untuk evaluasi kebutuhan insulin/oral antidiabetik.
---
### **Penjelasan Singkat**
Diabetes gestasional memerlukan pendekatan holistik untuk mencegah komplikasi (makrosomia janin, preeklampsia). SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan kerangka kerja standar bagi perawat dalam asesmen, perencanaan, dan evaluasi berbasis evidence-based practice.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 4*.
- PPNI. (2018). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 3*.
- American Diabetes Association (ADA). (2023). *Standards of Medical Care in Diabetes*.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis/resep elektronik)* -
Article No. 16671 | 03 May 2025
Klinis : Seorang pria berusia 35 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien ditemukan dalam keadaan tidak sadar di lokasi kejadian dan segera dievakuasi menggunakan ambulans. Saat tiba di IGD, pasien tampak mengalami distress pernapasan, dengan frekuensi napas 30 kali/menit, nadi 120 kali/menit, tekanan darah 90/60 mmHg, dan SpO2 89% dengan pemberian oksigen nasal kanul. Pemeriksaan awal menunjukkan adanya deformitas pada lengan kanan yang mengarah pada fraktur humerus, nyeri hebat pada panggul yang dicurigai sebagai fraktur pelvis, serta tanda-tanda trauma dada berupa takipnea dan suara napas menurun pada hemitoraks kanan. Pasien juga mengalami distensi abdomen yang mencurigakan adanya perdarahan intra-abdomen. Selain itu, pasien tidak dapat menggerakkan kedua kakinya, dan hasil pemeriksaan neurologis menunjukkan adanya defisit sensorik dan motorik di ekstremitas bawah yang mencurigakan fraktur cervical.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
Pasien pria usia 35 tahun dengan *trauma multipel* pasca kecelakaan lalu lintas, meliputi:
- Gangguan kesadaran (*tidak sadar*)
- *Distress pernapasan* (RR: 30x/menit, SpO₂ 89% dengan O₂ nasal kanul)
- Tanda *syok hipovolemik* (nadi: 120x/menit, TD: 90/60 mmHg)
- *Fraktur humerus kanan*, *fraktur pelvis*, *trauma dada* (suara napas menurun hemitoraks kanan)
- *Distensi abdomen* (curiga perdarahan intra-abdomen)
- *Defisit neurologis* (tidak bisa menggerakkan kaki, defisit sensorik-motorik ekstremitas bawah, curiga fraktur servikal).
---
### **1. Diagnosa Keperawatan Utama:**
**SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) – Kode: 00031**
**Gangguan Pertukaran Gas**
*Definisi:* Kondisi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh akibat trauma dada, perdarahan, atau gangguan ventilasi.
**Data Pendukung:**
- Takipnea (RR: 30x/menit)
- SpO₂ 89% (hipoksemia)
- Suara napas menurun hemitoraks kanan (curiga hemotoraks/pneumotoraks).
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode: 0401**
**Perbaikan Pertukaran Gas**
*Kriteria:*
- Frekuensi napas dalam rentang normal (12–20x/menit)
- SpO₂ ≥ 95%
- Suara napas simetris dan jelas.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode: 3310**
**Manajemen Jalan Napas**
*Tindakan:*
- Pasang *non-rebreathing mask* (target SpO₂ > 92%)
- Persiapan *chest tube* jika ada indikasi pneumotoraks
- Posisi semi-Fowler (jika tidak kontraindikasi fraktur servikal)
- Kolaborasi radiologi toraks dan analisis gas darah.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan Sekunder:**
**SDKI – Kode: 00029**
**Perfusi Jaringan Tidak Efektif**
*Definisi:* Penurunan suplai darah sistemik akibat perdarahan atau syok hipovolemik.
**Data Pendukung:**
- TD: 90/60 mmHg, nadi: 120x/menit (tanda syok)
- Distensi abdomen (curiga perdarahan intra-abdomen)
- Fraktur pelvis (risiko perdarahan masif).
**SLKI – Kode: 0302**
**Stabilitas Sirkulasi**
*Kriteria:*
- TD ≥ 110/70 mmHg
- Nadi 60–100x/menit
- Pengisian kapiler < 3 detik.
**SIKI – Kode: 2120**
**Resusitasi Cairan**
*Tindakan:*
- Pasang 2 jalur IV *large bore* (16G/18G)
- Berikan kristaloid (RL/Nacl 0.9%) bolus 500–1000 mL
- Kolaborasi transfusi PRC jika Hb < 7 g/dL
- Pantau *output urine* (target > 0,5 mL/kg/jam).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan Tambahan:**
**SDKI – Kode: 00146**
**Risiko Disfungsi Neurovaskuler**
*Definisi:* Ancaman gangguan aliran darah/saraf akibat fraktur atau kompresi spinal.
**Data Pendukung:**
- Defisit motorik-sensorik ekstremitas bawah
- Curiga fraktur servikal.
**SLKI – Kode: 0703**
**Proteksi Saraf Tepi**
*Kriteria:*
- Tidak ada deteriorasi fungsi sensorik/motorik
- Nyeri terkontrol (skala ≤ 3).
**SIKI – Kode: 6410**
**Imobilisasi Ekstremitas**
*Tindakan:*
- Pasang *cervical collar*
- Hindari manipulasi tulang belakang
- Kolaborasi CT-scan/MRI spinal.
---
### **Catatan Penting:**
- Prioritas intervensi: **ABC (Airway-Breathing-Circulation)**
- Kolaborasi multidisiplin (dokter bedah, ortopedi, neurologi) untuk penanganan fraktur dan perdarahan.
**Referensi:**
- *PPNI (2023). Standar Diagnosa, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia.*
- *ATLS Guidelines (10th Ed.) untuk Manajemen Trauma.*
*(Format RTF siap dicetak/digunakan dalam dokumentasi keperawatan).* -
Article No. 16672 | 03 May 2025
Klinis : BAK KEMERAHAN PUCAT
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi BAK kemerahan pucat secara rinci dan terperinci dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi BAK kemerahan pucat adalah "Perubahan Eliminasi Urin". Perubahan Eliminasi Urin didefinisikan sebagai perubahan pada frekuensi, jumlah, penampilan, atau kemampuan untuk mengontrol pengeluaran urin yang berbeda dari pola normal. Kondisi BAK kemerahan pucat dapat menjadi salah satu gejala dari perubahan eliminasi urin.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Pemulihan pola eliminasi urin yang normal, ditandai dengan warna urin yang kembali kuning dan tidak pucat.
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih, seperti nyeri saat BAK, demam, atau rasa tidak nyaman di area bawah perut.
3. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan perubahan eliminasi urin dan strategi untuk mencegah terjadinya kembali.
4. Pasien dapat melakukan perawatan diri yang tepat untuk masalah eliminasi urin.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Monitor Eliminasi: Mengkaji pola, frekuensi, jumlah, dan karakteristik urin pasien secara berkala.
2. Manajemen Eliminasi: Mengatur jadwal dan memfasilitasi eliminasi urin pasien sesuai kebutuhan.
3. Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyebab dan manajemen perubahan eliminasi urin.
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian terapi yang sesuai.
5. Perawatan Kebersihan: Membantu pasien menjaga kebersihan area genital dan melakukan perawatan kulit yang tepat.
6. Pencegahan Komplikasi: Mengidentifikasi dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat perubahan eliminasi urin.
Dengan memberikan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan mengembalikan pola eliminasi urin yang normal. -
Article No. 16673 | 03 May 2025
Klinis : | No. | TANGGAL | DATA | ETIOLOGI | MASALAH KEPERAWATAN | | --- | -------------- | --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- | --------------------------------------------- | ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ | | 1 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak sesak sejak Desember, memburuk 3 hari terakhir, batuk berdahak putih, pilek.
**DO**: RR 30x/m, rhonki (+/+), SpO2 95%, stridor (+), BB 8 kg, TB 77 cm.
**Data Mayor**: Sesak napas, rhonki paru, SpO2 menurun, stridor.
**Data Minor**: Batuk, pilek, riwayat bronkopneumonia, berat badan rendah. | Infeksi saluran napas bawah (bronkopneumonia) | Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret ditandai dengan batuk, rhonki, stridor, SpO2 95%. | | 2 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak belum bisa melakukan aktivitas apapun.
**DO**: Otot hipotrofi, clonus (+), BB 8 kg, TB 77 cm, LK 42 cm, belum bisa melakukan milestone sesuai usia, riwayat CP, mikrocephaly.
**Data Mayor**: Anak tidak bisa melakukan aktivitas, clonus (+), otot hipotrofi.
**Data Minor**: Riwayat CP, BB dan TB tidak sesuai usia. | Gangguan neuromuskular (cerebral palsy) | Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular ditandai dengan hipotrofi otot, clonus (+), tidak mampu melakukan aktivitas. | | 3 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak tidak nafsu makan dan berat badan tidak naik.
**DO**: BB 8 kg, status gizi marasmus, makan lewat OGT, asupan nutrisi tidak adekuat.
**Data Mayor**: Berat badan kurang, asupan tidak adekuat.
**Data Minor**: Anak menggunakan OGT, status gizi marasmus. | Asupan nutrisi tidak adekuat | Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan BB 8 kg, marasmus, OGT. | | 4 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak kejang 2 hari lalu selama 1 menit.
**DO**: Riwayat epilepsi, menggunakan fenobarbital dan asam valproat.
**Data Mayor**: Riwayat kejang, penggunaan antikonvulsan.
**Data Minor**: Tidak ada kejang saat ini. | Gangguan impuls listrik otak (epilepsi) | Risiko cedera berhubungan dengan aktivitas kejang. |ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00031
Definisi SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SLKI:
Kode: 01001
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SIKI:
Kode: 3240
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Kode SDKI: 00085
Definisi SDKI: Keterbatasan dalam gerakan fisik tubuh atau salah satu atau lebih ekstremitas.
SLKI:
Kode: 01022
Definisi: Kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh secara mandiri.
SIKI:
Kode: 0208
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi atau mempertahankan mobilitas fisik.
3. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: 00002
Definisi SDKI: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI:
Kode: 01029
Definisi: Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
SIKI:
Kode: 1100
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
4. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera
Kode SDKI: 00035
Definisi SDKI: Resiko mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan atau karena kondisi kesehatan.
SLKI:
Kode: 01050
Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengurangi risiko cedera.
SIKI:
Kode: 6460
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko cedera pada pasien.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 16674 | 03 May 2025
Klinis : | No. | TANGGAL | DATA | ETIOLOGI | MASALAH KEPERAWATAN | | --- | -------------- | --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- | --------------------------------------------- | ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ | | 1 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak sesak sejak Desember, memburuk 3 hari terakhir, batuk berdahak putih, pilek.
**DO**: RR 30x/m, rhonki (+/+), SpO2 95%, stridor (+), BB 8 kg, TB 77 cm.
**Data Mayor**: Sesak napas, rhonki paru, SpO2 menurun, stridor.
**Data Minor**: Batuk, pilek, riwayat bronkopneumonia, berat badan rendah. | Infeksi saluran napas bawah (bronkopneumonia) | Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret ditandai dengan batuk, rhonki, stridor, SpO2 95%. | | 2 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak belum bisa melakukan aktivitas apapun.
**DO**: Otot hipotrofi, clonus (+), BB 8 kg, TB 77 cm, LK 42 cm, belum bisa melakukan milestone sesuai usia, riwayat CP, mikrocephaly.
**Data Mayor**: Anak tidak bisa melakukan aktivitas, clonus (+), otot hipotrofi.
**Data Minor**: Riwayat CP, BB dan TB tidak sesuai usia. | Gangguan neuromuskular (cerebral palsy) | Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular ditandai dengan hipotrofi otot, clonus (+), tidak mampu melakukan aktivitas. | | 3 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak tidak nafsu makan dan berat badan tidak naik.
**DO**: BB 8 kg, status gizi marasmus, makan lewat OGT, asupan nutrisi tidak adekuat.
**Data Mayor**: Berat badan kurang, asupan tidak adekuat.
**Data Minor**: Anak menggunakan OGT, status gizi marasmus. | Asupan nutrisi tidak adekuat | Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan BB 8 kg, marasmus, OGT. | | 4 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak kejang 2 hari lalu selama 1 menit.
**DO**: Riwayat epilepsi, menggunakan fenobarbital dan asam valproat.
**Data Mayor**: Riwayat kejang, penggunaan antikonvulsan.
**Data Minor**: Tidak ada kejang saat ini. | Gangguan impuls listrik otak (epilepsi) | Risiko cedera berhubungan dengan aktivitas kejang. |ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kode 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau rintangan dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kode 00403 - Bersihan Jalan Napas
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Kode 03750 - Manajemen Jalan Napas, Kode 03060 - Manajemen Batuk
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Kode 00085
- Definisi: Keterbatasan dalam satu atau lebih dimensi pergerakan fisik yang memengaruhi kemampuan untuk bergerak secara mandiri dalam lingkungan.
- SLKI: Kode 00406 - Mobilitas
- SIKI: Kode 00180 - Peningkatan Mobilitas, Kode 00181 - Perawatan Aktivitas dan Latihan
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Kode 00002
- Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Kode 00405 - Status Nutrisi
- SIKI: Kode 01100 - Manajemen Nutrisi, Kode 01120 - Pemberian Makan
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Cedera
- SDKI: Kode 00155
- Definisi: Berada dalam bahaya yang dapat menyebabkan kerusakan fisik.
- SLKI: Kode 00412 - Keamanan
- SIKI: Kode 00840 - Manajemen Risiko, Kode 00842 - Manajemen Kejang
Harap diingat bahwa diagnosa keperawatan dan kodenya dapat berbeda sesuai dengan pembaharuan yang dilakukan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Selalu perlu memastikan referensi terbaru. -
Article No. 16675 | 03 May 2025
Klinis : | No. | TANGGAL | DATA | ETIOLOGI | MASALAH KEPERAWATAN | | --- | -------------- | --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- | --------------------------------------------- | ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ | | 1 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak sesak sejak Desember, memburuk 3 hari terakhir, batuk berdahak putih, pilek.
**DO**: RR 30x/m, rhonki (+/+), SpO2 95%, stridor (+), BB 8 kg, TB 77 cm.
**Data Mayor**: Sesak napas, rhonki paru, SpO2 menurun, stridor.
**Data Minor**: Batuk, pilek, riwayat bronkopneumonia, berat badan rendah. | Infeksi saluran napas bawah (bronkopneumonia) | Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret ditandai dengan batuk, rhonki, stridor, SpO2 95%. | | 2 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak belum bisa melakukan aktivitas apapun.
**DO**: Otot hipotrofi, clonus (+), BB 8 kg, TB 77 cm, LK 42 cm, belum bisa melakukan milestone sesuai usia, riwayat CP, mikrocephaly.
**Data Mayor**: Anak tidak bisa melakukan aktivitas, clonus (+), otot hipotrofi.
**Data Minor**: Riwayat CP, BB dan TB tidak sesuai usia. | Gangguan neuromuskular (cerebral palsy) | Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular ditandai dengan hipotrofi otot, clonus (+), tidak mampu melakukan aktivitas. | | 3 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak tidak nafsu makan dan berat badan tidak naik.
**DO**: BB 8 kg, status gizi marasmus, makan lewat OGT, asupan nutrisi tidak adekuat.
**Data Mayor**: Berat badan kurang, asupan tidak adekuat.
**Data Minor**: Anak menggunakan OGT, status gizi marasmus. | Asupan nutrisi tidak adekuat | Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan BB 8 kg, marasmus, OGT. | | 4 | \[Isi tanggal] | **DS**: Ibu mengatakan anak kejang 2 hari lalu selama 1 menit.
**DO**: Riwayat epilepsi, menggunakan fenobarbital dan asam valproat.
**Data Mayor**: Riwayat kejang, penggunaan antikonvulsan.
**Data Minor**: Tidak ada kejang saat ini. | Gangguan impuls listrik otak (epilepsi) | Risiko cedera berhubungan dengan aktivitas kejang. |ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Judul: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Kode SDKI: 00031
- Definisi: Ketidakefektifan pembersihan sekret atau benda asing dari saluran pernapasan.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
2. Diagnosa Keperawatan:
- Judul: Gangguan Mobilitas Fisik
- Kode SDKI: 00085
- Definisi: Keterbatasan dalam satu atau lebih dimensi pergerakan fisik yang bertujuan.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
3. Diagnosa Keperawatan:
- Judul: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kode SDKI: 00002
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
4. Diagnosa Keperawatan:
- Judul: Risiko Cedera
- Kode SDKI: 00035
- Definisi: Berada dalam bahaya yang dapat menyebabkan kerusakan fisik.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) -
Article No. 16615 | 03 May 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien tersebut adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tidak ditentukan
Penjelasan:
- Pasien wanita berusia 60 tahun mengalami gejala-gejala yang khas untuk infark miokard akut, seperti nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
- Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya infark miokard akut.
- Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan elektrokardiografi [EKG], tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Dalam tata laksana pasien dengan infark miokard akut, pemantauan EKG merupakan salah satu tindakan medis yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan memantau kondisi pasien.
- Kode ICD-9-CM 93.90 digunakan untuk mencatat tindakan pemantauan EKG yang dilakukan pada pasien.
Secara keseluruhan, diagnosis pasien ini adalah infark miokard akut dengan faktor risiko hipertensi dan diabetes melitus tipe 2. Tindakan medis yang dilakukan adalah pemantauan EKG untuk menunjang diagnosis dan pemantauan kondisi pasien. -
Article No. 16616 | 03 May 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien anak perempuan, usia 5 tahun, yang mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah dengan kemungkinan diagnosis campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (kode: 00004)
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Intoleransi Aktivitas (kode: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas yang rutin.
3. Gangguan Pola Tidur (kode: 00198)
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi:
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Kode: 00004
2. Intoleransi Aktivitas:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas yang rutin.
- Kode: 00092
3. Gangguan Pola Tidur:
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
- Kode: 00198
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bebas Infeksi
2. Toleransi Aktivitas
3. Pola Tidur Terpelihara
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Pola Tidur
Sebagai perawat, saya akan memberikan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien ini, dengan fokus pada pencegahan infeksi, peningkatan toleransi aktivitas, dan perbaikan pola tidur. Hal ini akan membantu mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 16617 | 03 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sudah 4 hari yang lalu, mual, muntah,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu keluhan nyeri ulu hati sudah 4 hari, mual, dan muntah, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (nyeri).
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dialami pasien.
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dialami pasien.
2. Mual (00134)
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau tidak enak di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi mual yang dialami pasien.
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi mual yang dialami pasien.
3. Risiko Aspirasi (00039)
- SDKI: Berada dalam kondisi berisiko mengalami masuknya cairan, makanan, atau benda asing lainnya ke dalam saluran pernapasan.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah terjadinya aspirasi pada pasien.
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya aspirasi pada pasien.
Kode diagnosa keperawatan di atas mengikuti Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yang ditetapkan oleh PPNI. Sedangkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan bagian dari Standar Asuhan Keperawatan Indonesia (SAKI) yang juga ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 16618 | 03 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam sudah 5 hari ini, demam naik turun, demam turun bila minum obat, nyeri ulu hati, mual, muntah, os mengeluh pusing, nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mampu memenuhi kebutuhan metabolik.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Judul: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mampu memenuhi kebutuhan metabolik.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1803
Judul: Status Nutrisi
Definisi: Keadaan yang mencerminkan konsumsi, penyerapan, dan penggunaan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1816
Judul: Manajemen Nutrisi
Definisi: Serangkaian tindakan yang bertujuan untuk mengatur asupan dan penyerapan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan demam, nyeri ulu hati, mual, muntah, pusing, dan penurunan nafsu makan, menunjukkan adanya gangguan keseimbangan nutrisi akibat masalah medis yang mendasarinya. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh", dengan tujuan meningkatkan status nutrisi pasien melalui intervensi manajemen nutrisi.