Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16650 | 03 May 2025
Klinis : Mual muntah, perut kembung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi mual muntah dan perut kembung dalam format akademis dengan persona seorang pakar perawat.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi mual muntah dan perut kembung adalah "Mual" (Nausea). Mual merupakan sensasi tidak menyenangkan di bagian atas perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Kondisi ini sering dikaitkan dengan perut kembung yang disebabkan oleh penumpukan gas dalam saluran pencernaan.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
2. Pasien dapat melaporkan penurunan rasa kembung pada perut.
3. Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat.
4. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen mual yang efektif.
5. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kenyamanan dan kesejahteraan umum.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Mual:
- Identifikasi faktor penyebab mual, seperti obat-obatan, peningkatan tekanan intra-abdominal, atau iritasi gastrointestinal.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatur pengobatan antiemetik atau pengurangan/penggantian obat-obatan penyebab mual.
- Ajarkan teknik manajemen mual, seperti relaksasi, pengalihan perhatian, dan teknik pernapasan.
- Berikan nutrisi dan cairan yang mudah dicerna dan tidak memperburuk mual.
2. Manajemen Perut Kembung:
- Identifikasi penyebab perut kembung, seperti konsumsi makanan tertentu, konstipasi, atau gangguan fungsi usus.
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan menghindari makanan yang dapat menyebabkan pembentukan gas.
- Ajarkan teknik relaksasi dan pemijatan perut untuk mengurangi rasa kembung.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan antiflatulen atau laksatif jika diperlukan.
3. Pemantauan Nutrisi dan Cairan:
- Pantau asupan nutrisi dan cairan pasien untuk memastikan kecukupan.
- Berikan makanan dan minuman yang mudah dicerna dan tidak memperburuk mual.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mengatasi keluhan mual muntah dan perut kembung, mempertahankan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat, serta mencapai peningkatan kenyamanan dan kesejahteraan umum. -
Article No. 16651 | 03 May 2025
Klinis : Penurunan kesadaran, gelisah, apatis, post KLL, CKS
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda kemukakan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Penurunan Tingkat Kesadaran
Definisi: Berkurangnya respons individu terhadap lingkungan dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas.
Penyebab yang mungkin: Cedera Kepala, Gangguan Metabolik, Efek Obat-obatan.
b. Kecemasan
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
Penyebab yang mungkin: Cedera Fisik, Ketidakpastian, Perubahan dalam Rutinitas.
c. Ketidakberdayaan
Definisi: Persepsi individu bahwa tindakan yang dilakukan tidak akan mempengaruhi hasil yang signifikan.
Penyebab yang mungkin: Kondisi Medis yang Kronis, Kurangnya Kontrol, Lingkungan yang Membatasi.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Tingkat Kesadaran Membaik
- Pasien dapat membuka mata dan merespons terhadap stimulus verbal dan fisik.
- Pasien dapat mempertahankan status hemodinamik yang stabil.
b. Kecemasan Menurun
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Pasien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan.
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan dengan jelas.
c. Keberdayaan Meningkat
- Pasien dapat mengidentifikasi sumber daya yang tersedia untuk mendukung pemulihan.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
- Pasien dapat menetapkan tujuan dan rencana untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Untuk Penurunan Tingkat Kesadaran:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pencegahan komplikasi (misalnya, aspirasi, dekubitus)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan penyebab
b. Untuk Kecemasan:
- Identifikasi dan validasi penyebab kecemasan
- Teknik relaksasi (napas dalam, visualisasi, musik terapi)
- Pemberian informasi dan edukasi terkait kondisi
- Dukungan emosional dan psikologis
c. Untuk Ketidakberdayaan:
- Identifikasi sumber daya dan dukungan yang tersedia
- Libatkan pasien dalam perencanaan asuhan keperawatan
- Dorong pasien untuk mengambil keputusan dan berpartisipasi aktif
- Berikan umpan balik positif atas setiap upaya pasien
Semoga penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi yang Anda paparkan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 16652 | 03 May 2025
Klinis : Penurunan kesadaran, gelisah, apatis, postcraniotomy
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu penurunan kesadaran, gelisah, apatis, dan postcraniotomy, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Gangguan Perfusi Serebral Terganggu
Definisi: Penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Penyebab: Cedera kepala, pendarahan intrakranial, edema serebral, dan lain-lain.
Tanda dan Gejala: Penurunan kesadaran, gelisah, apatis, perubahan tanda-tanda vital, dan gangguan neurologis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Perbaikan Perfusi Serebral
a. Pasien menunjukkan peningkatan kesadaran.
b. Pasien menunjukkan penurunan kecemasan dan agitasi.
c. Pasien menunjukkan peningkatan dalam respons neurologis.
d. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Neurologi
a. Memantau tanda-tanda vital secara berkala.
b. Memantau tingkat kesadaran dan respons neurologis pasien.
c. Mengkaji refleks dan fungsi saraf cranial.
d. Mengidentifikasi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.
2. Manajemen Cerebral Perfusion
a. Mengatur posisi kepala pasien untuk meningkatkan aliran darah serebral.
b. Mempertahankan kecukupan oksigenasi dan ventilasi.
c. Mengelola hipotensi dan hipertensi untuk mempertahankan perfusi serebral.
d. Memberikan obat-obatan yang dapat membantu meningkatkan perfusi serebral.
3. Manajemen Kecemasan
a. Menciptakan lingkungan yang tenang dan terapeutik.
b. Menggunakan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan.
c. Memantau dan mengelola gejala agitasi dan delirium.
d. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional.
Penjelasan yang diberikan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan. Saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merencanakan asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien dengan kondisi tersebut. -
Article No. 16653 | 03 May 2025
Klinis : Gds 450, terdapat luka dm di kaki berbau
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah pembahasan yang rinci mengenai kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu Gds 450 dan terdapat luka diabetes melitus di kaki dengan bau, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit yang berhubungan dengan Neuropati Sensorik dan Vaskuler pada Diabetes Melitus.
Diagnosa ini dipilih karena pasien menunjukkan tanda-tanda kerusakan integritas kulit berupa luka pada kaki yang disebabkan oleh komplikasi diabetes melitus, yaitu neuropati sensorik dan vaskuler.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Integritas Kulit: Luka Terbuka
Luaran ini dipilih karena pasien memiliki luka terbuka pada kaki yang membutuhkan penanganan keperawatan yang komprehensif untuk mencapai penyembuhan luka.
2. Manajemen Penyakit Kronis: Kontrol Glukosa Darah
Luaran ini dipilih karena pasien memiliki kadar gula darah yang tinggi (Gds 450), sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengontrol kadar gula darah dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Perawatan Luka
Intervensi ini bertujuan untuk membantu penyembuhan luka diabetes di kaki pasien dengan memperhatikan prinsip-prinsip perawatan luka yang baik, seperti debridemen, irigasi, aplikasi balutan yang sesuai, serta pemantauan perkembangan luka secara berkala.
2. Manajemen Glukosa Darah
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien dalam mengontrol kadar gula darahnya agar tetap dalam batas normal. Ini dapat dilakukan melalui edukasi tentang diet diabetes, pemberian obat-obatan antidiabetes, serta pemantauan kadar gula darah secara teratur.
3. Manajemen Nyeri
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengelola nyeri yang mungkin dirasakan akibat luka diabetes di kakinya. Ini dapat dilakukan melalui pemberian analgesik, terapi kompres hangat/dingin, serta teknik manajemen nyeri lainnya.
4. Pencegahan Komplikasi Diabetes
Intervensi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi diabetes lainnya yang dapat memperburuk kondisi pasien. Ini dapat dilakukan melalui edukasi tentang perawatan kaki, pemeriksaan kaki secara rutin, serta upaya pencegahan infeksi dan komplikasi lainnya.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu penyembuhan luka diabetes di kaki dan kontrol glukosa darah yang baik, sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes yang lebih buruk. -
Article No. 16654 | 03 May 2025
Klinis : Gds 450, pengobatan dm sudah 2 tahun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya dapat memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu Gds 450 dan pengobatan DM selama 2 tahun, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan" (00001). Diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang mengalami peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol akibat diabetes melitus.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan adalah:
1. Kadar Glukosa Darah Terkontrol (0800): Pasien menunjukkan kadar glukosa darah dalam rentang normal sesuai target terapi.
2. Pengetahuan: Manajemen Diabetes (1830): Pasien menunjukkan pemahaman yang memadai tentang diabetes melitus dan manajemen perawatannya.
3. Perilaku Kesehatan: Patuh Pengobatan (1601): Pasien menunjukkan kepatuhan dalam mengikuti regimen pengobatan diabetes melitus.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah (2130): Melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara rutin untuk memantau efektivitas pengobatan.
2. Edukasi Kesehatan: Proses Penyakit (5602): Memberikan edukasi tentang diabetes melitus, komplikasi, dan pentingnya manajemen yang tepat.
3. Manajemen Diabetes (2120): Mengajarkan pasien tentang pengelolaan diabetes melitus, termasuk pengaturan diet, aktivitas fisik, dan pengobatan.
4. Konseling: Manajemen Diri (5240): Memberikan konseling untuk membantu pasien mengembangkan kemampuan manajemen diri dalam mengelola diabetes.
5. Mediasi Pengobatan (2390): Memfasilitasi penggunaan obat-obatan yang tepat dan memantau efektivitas serta efek sampingnya.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan" (00001) dipilih karena pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol, yang merupakan salah satu tanda dan gejala utama dari kondisi ini. Dengan pemantauan kadar glukosa darah, edukasi kesehatan, manajemen diabetes, konseling, dan mediasi pengobatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu kadar glukosa darah terkontrol, peningkatan pengetahuan tentang diabetes, dan kepatuhan terhadap pengobatan. Intervensi tersebut ditujukan untuk membantu pasien mengelola diabetes melitus secara efektif dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 16655 | 03 May 2025
Klinis : Gds 450, pengobatan dm sudah 2 tahun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu Gds 450 dan pengobatan DM sudah 2 tahun, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan
Definisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Penyebab: Kurangnya pengetahuan terkait diet yang sesuai, ketidakmampuan dalam mengontrol asupan makanan, gaya hidup yang tidak sehat.
Karakteristik Definisi: Berat badan berlebih, kadar glukosa darah tinggi, pola makan yang tidak sehat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi seimbang dengan kebutuhan metabolik tubuh.
Kriteria Hasil:
- Berat badan dalam rentang normal
- Kadar glukosa darah dalam batas normal
- Pola makan yang sehat dan terkontrol
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
Tujuan: Membantu klien mengatur asupan nutrisi sesuai kebutuhan.
Aktivitas:
- Mengkaji status nutrisi klien (riwayat makan, berat badan, glukosa darah, dll.)
- Menyusun rencana diet bersama klien yang sesuai dengan kondisi kesehatan
- Memberikan edukasi tentang diet yang sehat dan seimbang bagi penderita DM
- Memantau asupan makanan dan minuman klien serta kadar glukosa darah secara berkala
- Memberikan motivasi dan dukungan pada klien untuk mematuhi rencana diet
2. Manajemen Diabetes Mellitus
Tujuan: Membantu klien dalam mengontrol gejala dan komplikasi Diabetes Mellitus.
Aktivitas:
- Mengkaji riwayat dan pengobatan DM klien
- Mengevaluasi efektivitas pengobatan DM saat ini
- Memberikan edukasi tentang Diabetes Mellitus, pengobatan, dan pengelolaan diri
- Memantau kadar glukosa darah dan tanda-tanda komplikasi secara berkala
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola DM klien secara holistik
Penjelasan rinci di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang diberikan. Saya harap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 16656 | 03 May 2025
Klinis : Gds 450, pengobatan dm sudah 2 tahun, rencana operasi herniorafi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan adalah:
1. Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah Terkait Komplikasi Diabetes Melitus Tidak Terkendali yang Ditandai dengan Gula Darah Sewaktu 450 mg/dL.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kadar Glukosa Darah Terkendali, dengan target Gula Darah Sewaktu 80-180 mg/dL.
2. Tidak Terjadi Komplikasi Diabetes Melitus Akut (Ketoasidosis Diabetik atau Hipoglikemia).
3. Pasien Mampu Melakukan Perawatan Mandiri yang Efektif untuk Mengendalikan Kadar Glukosa Darah.
4. Pasien Siap Menjalani Prosedur Operasi Herniorafi dengan Kondisi Medis yang Stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah secara Ketat, Minimal 4 Kali Sehari.
2. Pemberian Insulin sesuai Kebutuhan dan Instruksi Dokter untuk Mencapai Kontrol Glikemik yang Optimal.
3. Edukasi dan Konseling Terkait Manajemen Diabetes Melitus, Termasuk Pengaturan Diet, Aktivitas Fisik, dan Pemantauan Gula Darah.
4. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain (Dokter, Ahli Gizi, Ahli Farmasi) untuk Optimalisasi Pengelolaan Diabetes Melitus.
5. Persiapan Pra-Operasi, Termasuk Stabilisasi Kadar Glukosa Darah, Pencegahan Komplikasi, dan Koordinasi dengan Tim Bedah.
6. Pemberian Dukungan Emosional dan Psikologis Selama Masa Persiapan dan Pelaksanaan Operasi.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah Terkait Komplikasi Diabetes Melitus Tidak Terkendali merupakan diagnosa yang sesuai dengan kondisi pasien yang memiliki Gula Darah Sewaktu 450 mg/dL dan telah menderita Diabetes Melitus selama 2 tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengendalian diabetes pasien belum optimal, sehingga berisiko mengalami komplikasi akut.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kadar Glukosa Darah Terkendali: Ini merupakan tujuan utama, untuk mencegah terjadinya komplikasi akut dan mempersiapkan pasien menjalani prosedur operasi dengan kondisi medis yang stabil.
2. Tidak Terjadi Komplikasi Diabetes Melitus Akut: Komplikasi seperti ketoasidosis diabetik atau hipoglikemia dapat mengancam jiwa pasien, sehingga harus dicegah.
3. Pasien Mampu Melakukan Perawatan Mandiri yang Efektif: Edukasi dan pelatihan yang diberikan harus dapat meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola diabetes secara mandiri.
4. Pasien Siap Menjalani Prosedur Operasi Herniorafi: Stabilisasi kondisi medis, khususnya kadar glukosa darah, merupakan hal penting sebelum menjalani tindakan operasi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah secara Ketat: Ini diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan dan mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi.
2. Pemberian Insulin sesuai Kebutuhan: Insulin merupakan terapi utama untuk mengontrol kadar glukosa darah pada pasien dengan diabetes tidak terkendali.
3. Edukasi dan Konseling Terkait Manajemen Diabetes: Edukasi mencakup pengaturan diet, aktivitas fisik, dan pemantauan gula darah, untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam merawat diri.
4. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain: Koordinasi dengan dokter, ahli gizi, dan ahli farmasi diperlukan untuk optimalisasi pengelolaan diabetes.
5. Persiapan Pra-Operasi: Stabilisasi kadar glukosa darah, pencegahan komplikasi, dan koordinasi dengan tim bedah harus dilakukan sebelum operasi.
6. Pemberian Dukungan Emosional dan Psikologis: Kondisi pasien yang membutuhkan operasi dapat menimbulkan stres, sehingga dukungan emosional dan psikologis diperlukan.
Kesimpulannya, asuhan keperawatan yang komprehensif, meliputi pemantauan, pengelolaan, edukasi, kolaborasi, dan dukungan emosional, diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan bagi pasien dengan kondisi diabetes tidak terkendali yang akan menjalani prosedur operasi. -
Article No. 16657 | 03 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas kadar oksigen 80 terdengar suara whizing pada kedua paru
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda tanyakan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien mengeluhkan sesak napas dengan kadar oksigen 80% serta terdengar suara whizing pada kedua paru, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Pola Napas Tidak Efektif" (SDKI).
Gangguan Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang dapat mengakibatkan ketidakadekuatan ventilasi dan/atau oksigenasi. Kondisi ini ditandai dengan adanya sesak napas, peningkatan usaha napas, serta suara napas abnormal (seperti whizing) yang dapat mengganggu fungsi fisiologis normal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, maka luaran yang diharapkan adalah:
1. Pola Napas Efektif
Kriteria hasil:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal (12-20 x/menit)
b. Kedalaman napas dalam rentang normal
c. Irama napas teratur
d. Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan (contoh: penggunaan otot bantu napas, retraksi dinding dada, dll)
e. Saturasi oksigen dalam darah (SpO2) ≥ 95%
2. Kemampuan Bernapas Meningkat
Kriteria hasil:
a. Pasien dapat melakukan teknik pernapasan yang efektif
b. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas
c. Pasien dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi pernafasan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/outcome yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
a. Posisikan pasien dalam posisi semifowler atau fowler untuk memaksimalkan ekspansi paru
b. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan pasien (contoh: nasal kanul, masker oksigen)
c. Lakukan suction jika diperlukan untuk membebaskan jalan napas dari sekret
d. Monitor tanda-tanda vital (frekuensi napas, saturasi oksigen, dll) secara berkala
2. Manajemen Ventilasi
a. Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik atau pursed-lip breathing
b. Bantu pasien melakukan latihan batuk efektif
c. Optimalkan fungsi paru dengan pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diindikasikan
3. Manajemen Kenyamanan
a. Lakukan manajemen nyeri jika pasien mengalami nyeri dada atau otot pernapasan
b. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pengelolaan sesak napas
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada manajemen jalan napas, ventilasi, serta kenyamanan pasien, diharapkan dapat membantu mencapai luaran/outcome yang diharapkan yaitu pola napas yang efektif dan peningkatan kemampuan bernapas pada pasien. -
Article No. 16658 | 03 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas terdapat banyak lendir pada jalan nafas terdengar suara ronhi pada kedua paru
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sesak nafas, banyak lendir pada jalan nafas, dan suara ronki pada kedua paru adalah "Gangguan Bersihan Jalan Napas" (SDKI).
Penjelasan:
Pasien mengalami sesak nafas yang disebabkan oleh adanya banyak lendir pada jalan nafas, sehingga mengganggu proses ventilasi dan oksigenasi. Suara ronki yang terdengar pada kedua paru mengindikasikan adanya hambatan atau obstruksi pada jalan napas, yang dapat menyebabkan ketidakefektifan dalam membersihkan jalan napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat bernafas dengan lancar tanpa hambatan
- Bunyi pernapasan normal, tidak ada ronki atau suara napas tambahan
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif
2. Status Pertukaran Gas Membaik
- Pasien mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal
- Tidak ada gejala hipoksemia (seperti sianosis, kelelahan, pusing)
- Hasil analisis gas darah dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien dengan posisi yang memfasilitasi ventilasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen
- Lakukan suction untuk membantu mengeluarkan sekret
- Berikan obat bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
2. Manajemen Sekresi
- Auskultasi dan monitor bunyi napas pasien secara berkala
- Dorong dan bantu pasien untuk batuk dan ekspektorasi
- Lakukan fisioterapi dada dan teknik pernapasan jika perlu
- Berikan humidifikasi oksigen untuk membantu melembapkan sekresi
3. Peningkatan Ventilasi
- Monitor tanda-tanda vital dan status pernapasan pasien
- Ajarkan teknik pernapasan yang benar dan lakukan latihan pernapasan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi oksigen jika diperlukan
- Pantau dan catat intake dan output cairan pasien
Penjelasan rinci:
Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memfasilitasi bersihan jalan napas yang efektif, meningkatkan ventilasi, dan memperbaiki status pertukaran gas pada pasien. Manajemen jalan napas dan sekresi dilakukan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas tetap terbuka. Peningkatan ventilasi dilakukan melalui pemantauan status pernapasan, pemberian oksigen, dan latihan pernapasan untuk memaksimalkan fungsi paru-paru. Kolaborasi dengan tim medis juga penting untuk pengaturan terapi yang tepat. -
Article No. 16659 | 03 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan demam suhu 39 teraba panas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang komprehensif terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang disebutkan, yaitu pasien mengeluhkan demam dengan suhu 39 derajat Celsius dan teraba panas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Hipertermia" (SDKI 2017). Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,8 derajat Celsius yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Suhu tubuh kembali normal (SLKI 2019)
2. Tanda-tanda vital stabil (SLKI 2019)
3. Pasien dapat mengenali tanda dan gejala hipertermia (SLKI 2019)
4. Pasien mampu melakukan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh (SLKI 2019)
5. Pasien menunjukkan peningkatan kenyamanan (SLKI 2019)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala (SIKI 2018)
2. Pemberian kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh (SIKI 2018)
3. Pemberian obat penurun demam sesuai instruksi dokter (SIKI 2018)
4. Peningkatan asupan cairan oral/parenteral (SIKI 2018)
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang hipertermia dan manajemen demam (SIKI 2018)
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab demam (SIKI 2018)
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia" dipilih karena pasien menunjukkan gejala peningkatan suhu tubuh di atas 37,8 derajat Celsius. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau gangguan termoregulasi.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan berfokus pada pemulihan kondisi pasien, peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam mengelola demam, serta peningkatan kenyamanan. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat hipertermia yang berkepanjangan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi penurun demam, peningkatan asupan cairan, edukasi kepada pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Semua intervensi ini bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi pemulihan pasien.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu pasien mencapai luaran yang optimal dan meningkatkan kualitas hidupnya.