Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16640 | 03 May 2025
Klinis : defisit kebersihan diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi defisit kebersihan diri, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Kebersihan Diri (00108)
Definisi:
Kekurangan kemampuan untuk melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri yang mandiri.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00108
Judul: Defisit Kebersihan Diri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1801
Judul: Kebersihan Diri
Definisi: Tingkat kebersihan diri yang dapat dicapai oleh individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3660
Judul: Perawatan Diri
Definisi: Bantuan untuk melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri yang mandiri.
Dalam konteks defisit kebersihan diri, perawat harus mengevaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berpakaian, berhias, dan perawatan gigi. Selanjutnya, perawat dapat memberikan intervensi yang sesuai untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan perawatan diri secara mandiri atau dengan bantuan minimal. -
Article No. 16641 | 03 May 2025
Klinis : pasien mengatakan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sesak napas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengeluhkan sesak napas
- Perubahan pada frekuensi, kedalaman, dan irama napas
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Rasa tidak nyaman saat bernapas
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif (0415)
- Indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Irama napas teratur
c. Kedalaman napas adekuat
d. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
- Target: Pasien menunjukkan pola napas efektif dalam rentang waktu yang ditentukan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Tindakan:
a. Identifikasi penyebab dan faktor risiko gangguan pola napas
b. Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan pasien
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
d. Anjurkan pasien untuk menggunakan posisi yang nyaman saat bernapas
e. Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan terapi tambahan jika diperlukan
- Rasional:
Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pola napas yang efektif, mengurangi stres pernapasan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Manajemen Sesak Napas (3320)
- Tindakan:
a. Identifikasi faktor penyebab sesak napas
b. Monitor tanda-tanda vital dan gejala sesak napas
c. Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan
d. Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik dan relaksasi
e. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi farmakologis jika perlu
- Rasional:
Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi sensasi sesak napas, meningkatkan ventilasi, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien mencapai pola napas yang efektif dan menurunkan sensasi sesak napas. -
Article No. 16642 | 03 May 2025
Klinis : pasien mengatakan perut terasa sebah, sesak nafas, badan terasa lemas , jalan ngongsrong
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Kelelahan Tubuh (Fatigue)
Definisi: Pengalaman subyektif yang berkelanjutan dari perasaan lelah, lemah, atau kurangnya energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Karakteristik Definisi: Pasien mengatakan badan terasa lemas, jalan ngongsrong (tidak kuat).
2. Ketidakefektifan Pola Napas (Ineffective Breathing Pattern)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan inspirasi dan/atau ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat.
Karakteristik Definisi: Pasien mengatakan sesak napas.
3. Nyeri Akut (Acute Pain)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
Karakteristik Definisi: Pasien mengatakan perut terasa sebah (tidak nyaman).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kelelahan Tubuh (Fatigue)
- Tingkat energi meningkat
- Mampu melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan
- Mampu mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kelelahan
2. Pola Napas Efektif (Effective Breathing Pattern)
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Pasien mampu melakukan napas dalam/nafas perut
3. Kontrol Nyeri (Pain Control)
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien mampu menggunakan teknik manajemen nyeri
- Pasien mampu beristirahat dengan baik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Kelelahan Tubuh (Fatigue)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kelelahan
- Fasilitasi aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Ajarkan teknik manajemen energi
- Kolaborasi pemberian suplemen/nutrisi sesuai indikasi
2. Ketidakefektifan Pola Napas (Ineffective Breathing Pattern)
- Pemantauan tanda-tanda vital, status pernapasan
- Anjurkan posisi yang nyaman untuk bernapas
- Ajarkan teknik napas dalam/nafas perut
- Kolaborasi pemberian oksigen sesuai indikasi
3. Nyeri Akut (Acute Pain)
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, dan faktor yang memengaruhi nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan nyeri
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi pasien dapat membaik dan tercapai luaran yang diharapkan. Pemantauan dan evaluasi secara berkala juga diperlukan untuk menyesuaikan rencana asuhan keperawatan. -
Article No. 16643 | 03 May 2025
Klinis : pasien mengatakan perut terasa sebah, sesak nafas, badan terasa lemas , jalan ngongsrong
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Ketidakefektifan Pola Napas" (SDKI 2017). Pasien mengeluhkan sesak napas, yang merupakan salah satu indikator utama dari diagnosa ini. Selain itu, gejala lemas dan jalan yang terasa "ngongsrong" juga dapat terkait dengan pola napas yang tidak efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Pola Napas Efektif (SLKI 2016)
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada penggunaan otot bantu napas yang berlebihan
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Saturasi oksigen dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran pola napas efektif, intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
- Memposisikan pasien dalam posisi semi-fowler atau fowler untuk memaksimalkan ekspansi paru
- Mengajarkan teknik pernapasan diafragmatik
- Melakukan suction jika diperlukan untuk membersihkan jalan napas
2. Manajemen Oksigenasi
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Memantau saturasi oksigen secara berkala
3. Manajemen Energi
- Mengatur aktivitas pasien untuk meminimalkan kelelahan
- Memberikan nutrisi yang cukup untuk mendukung kebutuhan energi
4. Edukasi Kesehatan
- Mengajarkan pasien dan keluarga tentang pentingnya pola napas efektif
- Memberikan edukasi tentang gejala-gejala yang harus dilaporkan
Dengan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai pola napas yang efektif, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan memfasilitasi pemulihan kondisi pasien secara optimal. -
Article No. 16644 | 03 May 2025
Klinis : pasien mengatakan perut terasa sebah, sesak nafas, badan terasa lemas , jalan ngongsrong
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
Pasien mengeluhkan perut terasa sebah, sesak napas, badan lemas, dan jalan ngos-ngosan (dispnea saat aktivitas).
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** **00030** – **Intoleransi Aktivitas**
**Definisi:** Ketidakmampuan individu untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
**Penjelasan:**
- Keluhan sesak napas dan lemas menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan toleransi aktivitas fisik.
- Dispnea saat berjalan (ngos-ngosan) mengindikasikan ketidakmampuan tubuh memenuhi kebutuhan oksigen selama aktivitas.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** **0401** – **Toleransi Aktivitas Meningkat**
**Indikator:**
- **040101** – Frekuensi napas dalam rentang normal saat aktivitas.
- **040102** – Denyut nadi stabil saat aktivitas.
- **040103** – Tidak mengeluh lemas setelah beraktivitas.
**Penjelasan:**
Tujuan intervensi keperawatan adalah meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas tanpa mengalami sesak napas atau kelelahan berlebihan.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** **A1120** – **Manajemen Energi**
**Aktivitas:**
- **A112001** – Ajarkan teknik penghematan energi (contoh: istirahat sebelum lelah, duduk saat aktivitas).
- **A112002** – Bantu pasien dalam aktivitas sesuai kemampuan.
- **A112003** – Monitor tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
**Kode Tambahan:** **A0903** – **Manajemen Dispnea**
**Aktivitas:**
- **A090301** – Ajarkan teknik pernapasan diafragma.
- **A090302** – Posisikan pasien semi-Fowler untuk memudahkan pernapasan.
**Penjelasan:**
Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi beban kerja jantung dan paru, meningkatkan efisiensi pernapasan, serta mencegah kelelahan berlebihan.
---
### **Kesimpulan**
Pasien memerlukan manajemen **intoleransi aktivitas** dengan pendekatan **penghematan energi** dan **latihan pernapasan** untuk meningkatkan toleransi fisik. Pemantauan tanda vital dan adaptasi aktivitas diperlukan untuk mencegah deteriorasi kondisi.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3*
*(Format RTF dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dokumentasi klinis.)* -
Article No. 16645 | 03 May 2025
Klinis : Hernia sceotalis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi Hernia Scrotalis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K40.9
- Deskripsi: Hernia inguinal, tidak terspesifikasi, tanpa obstruksi atau gangguan peredaran darah.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 53.0x
- Deskripsi: Reparasi hernia inguinalis, termasuk herniotomi, herniorafi, dan pemasangan mesh atau jaringan untuk memperkuat dinding abdomen.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 K40.9 mengindikasikan adanya hernia inguinal yang tidak terspesifikasi lebih lanjut, tanpa adanya obstruksi atau gangguan peredaran darah. Hernia scrotalis merupakan salah satu jenis hernia inguinal, di mana isi abdomen menonjol melalui celah inguinal dan turun ke dalam skrotum.
- Kode ICD-9-CM 53.0x mencakup beragam prosedur operatif untuk memperbaiki hernia inguinal, termasuk herniotomi (pembedahan untuk membebaskan isi hernia), herniorafi (penjahitan dinding abdomen untuk memperkuat celah inguinal), serta pemasangan mesh atau jaringan untuk memperkuat dinding abdomen dan mencegah kekambuhan hernia.
- Prosedur pembedahan ini bertujuan untuk mengembalikan isi hernia ke dalam rongga abdomen dan memperkuat dinding abdomen untuk mencegah terjadinya hernia berulang. -
Article No. 16646 | 03 May 2025
Klinis : pasien mengatakan perut terasa sebah, sesak nafas, badan terasa lemas , jalan ngongsrong
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi: Pasien mengatakan perut terasa sebah (mual), badan terasa lemas.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan secret atau benda asing dari saluran pernapasan.
Karakteristik Definisi: Pasien mengatakan sesak napas.
3. Mobilitas Fisik Terganggu
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terkontrol.
Karakteristik Definisi: Pasien mengatakan jalan ngongsrong (tidak stabil/sempoyongan).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Indikator: Pasien menunjukkan tanda-tanda peningkatan status nutrisi.
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan peningkatan asupan nutrisi, tidak ada tanda-tanda mual, dan peningkatan berat badan.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator: Pasien menunjukkan kemampuan untuk membersihkan jalan napas dengan efektif.
- Kriteria Hasil: Pasien mampu batuk secara efektif, tidak ada suara napas tambahan, dan oksigenasi darah membaik.
3. Mobilitas Fisik Membaik
- Indikator: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat berjalan dengan stabil dan mandiri, serta tidak ada tanda-tanda instabilitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Keseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh:
- Monitoring asupan nutrisi dan cairan pasien
- Memberikan intervensi nutrisi sesuai kebutuhan (makanan, suplemen, atau perbaikan melalui saluran cerna)
- Edukasi pasien dan keluarga terkait pentingnya asupan nutrisi yang cukup
- Evaluasi status nutrisi secara berkala
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Memantau status pernapasan pasien (frekuensi, kedalaman, irama)
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Latihan pernapasan dan teknik batuk efektif
- Suction saluran napas jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk intervensi lanjutan
3. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Evaluasi kemampuan mobilisasi pasien
- Memberikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Menggunakan alat bantu mobilisasi jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga terkait pentingnya mobilisasi
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk intervensi rehabilitasi
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah saya berikan. Sebagai perawat profesional, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 16647 | 03 May 2025
Klinis : Nyeri perut area post operasi, skala nyeri 6
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1605
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Derajat kenyamanan dari rasa sakit atau ketidaknyamanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1400
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Pengurangan rasa sakit ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima.
Penjelasan Singkat:
Kondisi ini menunjukkan adanya nyeri akut yang dialami pasien di area post operasi dengan skala nyeri 6. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut (00132). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) mendefinisikan Nyeri Akut sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan Kontrol Nyeri (1605) sebagai luaran yang harus dicapai, yaitu derajat kenyamanan dari rasa sakit atau ketidaknyamanan. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menetapkan Manajemen Nyeri (1400) sebagai intervensi yang perlu dilakukan untuk mengurangi rasa sakit ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima. -
Article No. 16648 | 03 May 2025
Klinis : Nyeri perut area post operasi, skala nyeri 6
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons yang Anda minta dalam format RTF dengan gaya akademis dan persona pakar keperawatan:
---
**Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Nyeri Post Operasi Abdomen**
**Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**Kode: 00032 – Nyeri Akut**
*Definisi:* Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan (PPNI, 2017).
*Karakteristik Mayor:*
- Ekspresi verbal/non-verbal (misalnya wajah meringis, postur protektif).
- Perubahan tanda vital (peningkatan tekanan darah, frekuensi nadi).
- Perilaku gelisah atau keterbatasan mobilitas.
*Faktor Terkait:*
- Trauma jaringan akibat prosedur bedah abdomen.
- Inflamasi pascaoperasi.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Kode: 1401 – Tingkat Nyeri Terkontrol**
*Indikator:*
- Skala nyeri ≤3 (dari skala 0–10).
- Pasien melaporkan penurunan nyeri.
- Tidak ada tanda distres non-verbal.
*Target:* Mencapai luaran dalam 24–48 jam pasca intervensi.
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Kode: 2310 – Manajemen Nyeri**
*Tindakan:*
1. **Kaji nyeri secara komprehensif** (lokasi, karakteristik, faktor pencetus).
2. **Terapi farmakologis:** Kolaborasi pemberian analgesik (misalnya parasetamol IV atau opioid sesuai resep).
3. **Terapi non-farmakologis:**
- Teknik relaksasi napas dalam.
- Reposisi pasien untuk mengurangi ketegangan otot abdomen.
- Kompres hangat (jika tidak kontraindikasi).
4. **Edukasi pasien** tentang penggunaan skala nyeri dan pentingnya melaporkan nyeri segera.
**Rasional:**
- Pendekatan multimodal (gabungan farmakologis dan non-farmakologis) efektif mengurangi nyeri pascaoperasi (Brunner & Suddarth, 2021).
- Pemantauan berkala memastikan evaluasi efektivitas intervensi.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- Doenges, M. E., et al. (2019). *Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care*.
---
*Catatan:* Format RTF mempertahankan struktur di atas dengan font Times New Roman 12pt, paragraf justified, dan header bold. Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada edisi terbaru PPNI. -
Article No. 16649 | 03 May 2025
Klinis : Nyeri perut area post operasi, skala nyeri 6
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi nyeri perut area post operasi dengan skala nyeri 6.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan. Ciri-ciri utama dari nyeri akut antara lain: Dilaporkan adanya rasa nyeri, Skala nyeri 6 (dari 1-10), Termasuk nyeri sedang, Lokasi nyeri teridentifikasi pada area post operasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tingkat Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri berkurang menjadi skala 2-3 dari skala 1-10.
2. Perilaku Mengatasi Nyeri: Pasien dapat mendemonstrasikan strategi non farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres dingin.
3. Kepuasan Pasien terhadap Pengelolaan Nyeri: Pasien menyatakan puas dengan penanganan nyeri yang diberikan dan mampu beraktivitas sesuai kemampuan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai dengan instruksi medis untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres dingin.
d. Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Edukasi Pasien:
a. Jelaskan penyebab nyeri dan proses penyembuhannya.
b. Ajarkan pasien dan keluarga tentang strategi-strategi untuk mengelola nyeri.
c. Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan implementasi intervensi nyeri.
3. Kolaborasi:
a. Koordinasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk penanganan nyeri yang komprehensif.
b. Lakukan konsultasi dengan ahli nyeri jika diperlukan.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu tingkat nyeri terkontrol, perilaku mengatasi nyeri yang efektif, dan kepuasan pasien terhadap pengelolaan nyeri.