Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16693 | 04 May 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan merasa mudah lelah, berat badan naik meskipun nafsu makannya menurun, dan sering merasa kedinginan. Ia juga mengeluhkan kulitnya menjadi kering dan mengalami sembelit yang menetap. Pasien menyatakan menstruasinya menjadi tidak teratur dan lebih banyak dari biasanya. Pemeriksaan fisik menunjukkan wajah tampak bengkak (moon face), denyut nadi lambat (bradikardia), dan terdapat pembesaran kelenjar di leher bagian depan. Riwayat medis menunjukkan bahwa pasien pernah menjalani pengobatan radiasi di daerah leher untuk kanker beberapa tahun lalu. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar TSH meningkat dan kadar T3 serta T4 menurun.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien tersebut menunjukkan gejala hipotiroidisme. Berikut adalah penjelasan rinci untuk setiap poin yang diminta:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan berat badan naik akibat hipotiroidisme.
- Ditandai dengan perubahan berat badan, penurunan nafsu makan, dan intoleransi terhadap suhu dingin.
2. Intoleransi Aktivitas
- Berhubungan dengan kelelahan yang mudah timbul akibat hipotiroidisme.
- Ditandai dengan kelelahan, penurunan toleransi aktivitas, dan fatigue.
3. Gangguan Eliminasi Fekal
- Berhubungan dengan sembelit yang menetap akibat hipotiroidisme.
- Ditandai dengan perubahan pola defekasi, konstipasi, dan diare.
4. Perubahan Proses Pemikiran
- Berhubungan dengan efek hipotiroidisme pada fungsi kognitif.
- Ditandai dengan penurunan konsentrasi, daya ingat, dan fungsi kognitif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Pasien dapat mempertahankan berat badan ideal dan peningkatan nafsu makan.
- Pasien dapat mentolerasi suhu lingkungan.
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
- Pasien dapat meningkatkan tingkat energi dan kebugaran.
3. Peningkatan Eliminasi Fekal
- Pasien dapat mempertahankan pola defekasi yang teratur.
- Pasien dapat mengalami penurunan frekuensi dan keparahan sembelit.
4. Peningkatan Proses Pemikiran
- Pasien dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan fungsi kognitif.
- Pasien dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Monitoring asupan nutrisi dan berat badan
- Edukasi tentang diet yang sesuai untuk hipotiroidisme
- Pemberian suplemen nutrisi jika diperlukan
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Pemberian latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Manajemen energi untuk mengelola kelelahan
- Pengaturan istirahat dan tidur yang cukup
3. Peningkatan Eliminasi Fekal
- Pemberian laksatif atau obat pencahar jika diperlukan
- Edukasi tentang diet dan pola eliminasi yang sehat
- Monitoring pola defekasi dan tindakan penanganan sembelit
4. Peningkatan Proses Pemikiran
- Pemberian terapi kognitif untuk meningkatkan fungsi kognitif
- Pengaturan lingkungan yang mendukung konsentrasi dan daya ingat
- Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatan
Penting untuk melakukan evaluasi secara berkala dan menyesuaikan rencana asuhan keperawatan berdasarkan kemajuan dan respons pasien terhadap intervensi yang diberikan. -
Article No. 16694 | 04 May 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan merasa mudah lelah, berat badan naik meskipun nafsu makannya menurun, dan sering merasa kedinginan. Ia juga mengeluhkan kulitnya menjadi kering dan mengalami sembelit yang menetap. Pasien menyatakan menstruasinya menjadi tidak teratur dan lebih banyak dari biasanya. Pemeriksaan fisik menunjukkan wajah tampak bengkak (moon face), denyut nadi lambat (bradikardia), dan terdapat pembesaran kelenjar di leher bagian depan. Riwayat medis menunjukkan bahwa pasien pernah menjalani pengobatan radiasi di daerah leher untuk kanker beberapa tahun lalu. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar TSH meningkat dan kadar T3 serta T4 menurun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan riwayat yang Anda sampaikan, saya menetapkan diagnosis keperawatan utama sebagai berikut:
1. Diagnosis Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi SDKI: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode SIKI: M0400 Pengelolaan Nutrisi
Kode SLKI: NC Nutrisi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan kenaikan berat badan yang tidak sesuai, sehingga terjadi ketidakseimbangan nutrisi. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi hipotiroidisme yang dialami pasien.
2. Diagnosis Keperawatan: Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang ditandai dengan kelelahan.
Kode SIKI: A0205 Manajemen Energi
Kode SLKI: SE Pemulihan Energi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami keluhan mudah lelah, yang disebabkan oleh kondisi hipotiroidisme yang menurunkan metabolisme tubuh.
3. Diagnosis Keperawatan: Gangguan Termoregulasi (00005)
Definisi SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
Kode SIKI: R0804 Manajemen Suhu Tubuh
Kode SLKI: CT Termoregulasi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami keluhan sering merasa kedinginan, yang merupakan gejala khas dari kondisi hipotiroidisme.
4. Diagnosis Keperawatan: Perubahan Pola Menstruasi (00177)
Definisi SDKI: Perubahan dalam pola atau lamanya menstruasi dari pola yang biasa.
Kode SIKI: R0803 Manajemen Menstruasi
Kode SLKI: GH Kesehatan Ginekologi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami perubahan pola menstruasi menjadi tidak teratur dan lebih banyak dari biasanya, yang dapat disebabkan oleh kondisi hipotiroidisme.
Secara keseluruhan, diagnosis keperawatan yang ditetapkan berkaitan dengan kondisi hipotiroidisme yang dialami pasien, yang ditandai dengan keluhan penurunan nafsu makan, kenaikan berat badan, rasa dingin, perubahan pola menstruasi, dan intoleransi aktivitas. Penanganan keperawatan yang diperlukan akan berfokus pada manajemen nutrisi, manajemen energi, manajemen suhu tubuh, dan manajemen menstruasi. -
Article No. 16695 | 04 May 2025
Klinis : Sakit kepala, muntah, dansesak napas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala, muntah, dan sesak napas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial, ditandai dengan keluhan sakit kepala yang dirasakan oleh pasien.
2. Mual dan Muntah berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial, ditandai dengan keluhan muntah yang dialami oleh pasien.
3. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial, ditandai dengan keluhan sesak napas yang dirasakan oleh pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut Terkontrol: Pasien melaporkan bahwa rasa sakit di kepala berkurang atau hilang, dengan skala nyeri ≤ 3 (dalam skala 0-10).
2. Mual dan Muntah Teratasi: Pasien tidak lagi mengalami mual dan muntah, dengan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Pola Napas Efektif: Pasien dapat bernapas dengan mudah, tanpa sesak atau distress pernapasan, dengan frekuensi pernapasan dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan skala nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi rasa sakit.
c. Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, untuk membantu mengurangi nyeri.
d. Pertahankan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk mengurangi stimulasi yang dapat memperparah nyeri.
2. Manajemen Mual dan Muntah:
a. Lakukan pengkajian terhadap frekuensi, durasi, dan karakteristik mual dan muntah.
b. Berikan antiemetik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi gejala mual dan muntah.
c. Atur posisi tubuh pasien agar lebih nyaman, seperti posisi semi-fowler.
d. Berikan diet yang mudah dicerna dan cukup cairan untuk mencegah dehidrasi.
3. Manajemen Pola Napas Tidak Efektif:
a. Lakukan pengkajian terhadap pola, kedalaman, dan frekuensi pernapasan pasien.
b. Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien untuk menjaga saturasi oksigen yang adekuat.
c. Bantu pasien untuk melakukan latihan pernapasan yang dalam dan lambat, seperti napas diafragma.
d. Pertahankan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk mengurangi kecemasan yang dapat memperburuk sesak napas.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu mengatasi kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala, muntah, dan sesak napas. -
Article No. 16696 | 04 May 2025
Klinis : Muntah, bab 3xsehari, lemas, demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Diare Akut
Definisi: Kondisi dimana terjadi pengeluaran feses dengan konsistensi cair atau lembek yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
Penyebab: Dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit; juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti makanan, obat-obatan, atau kondisi medis tertentu.
Tanda dan Gejala: Frekuensi defekasi meningkat (3 kali atau lebih per hari), konsistensi feses lembek atau cair, dapat disertai dengan gejala lain seperti muntah, demam, dan lemas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume, komposisi, dan distribusi cairan tubuh yang adekuat.
Kriteria Hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Berat badan stabil
- Intake dan output cairan seimbang
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Diare
Tujuan: Mengatasi episode diare akut dan mencegah komplikasi.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji tanda dan gejala diare, termasuk frekuensi, konsistensi, dan volume feses
- Pantau tanda-tanda vital dan tanda dehidrasi
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang penanganan diare di rumah
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan, jika diperlukan
2. Peningkatan Nutrisi
Tujuan: Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien selama episode diare.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji status nutrisi pasien
- Berikan makanan dan minuman yang sesuai dengan toleransi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang tepat
- Pantau asupan dan output cairan serta berat badan pasien
3. Manajemen Demam
Tujuan: Menurunkan suhu tubuh pasien dan mengatasi gejala demam.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji tanda dan gejala demam, termasuk suhu tubuh
- Berikan kompres dingin atau obat penurun demam sesuai indikasi
- Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen demam di rumah
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan yang terpelihara, peningkatan nutrisi, dan penurunan demam, sehingga dapat mempercepat proses pemulihan. -
Article No. 16697 | 04 May 2025
Klinis : resiko intoleransi aktivitas dibuktikan dengan gangguan pernapasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang Anda berikan, yaitu risiko intoleransi aktivitas yang dibuktikan dengan gangguan pernapasan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Keadaan rentan mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang memerlukan energi, yang dapat mengganggu kesejahteraan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Toleransi Aktivitas (0005)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dan mental secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Intoleransi Aktivitas (6540)
Definisi: Tindakan untuk membantu pasien mengatasi keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang memerlukan energi.
Kode:
SDKI: 00092
SLKI: 0005
SIKI: 6540
Penjelasan Singkat:
Risiko Intoleransi Aktivitas adalah keadaan rentan mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang memerlukan energi, yang dapat mengganggu kesejahteraan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan pernapasan yang menyebabkan penurunan kapasitas fungsional dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Intoleransi Aktivitas, yaitu tindakan untuk membantu pasien mengatasi keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang memerlukan energi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik dan mental secara efektif. -
Article No. 16698 | 04 May 2025
Klinis : o Data Problem Etiologi 1. Data subjektif : Ny. S Mengatakan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang hasilnya menunjukkan bahwa Ny. S menderita penyakit bronkitis. Data objektif : - Ganggan pola nafas. Seringnya terkena paparan asap rokok. intervensinya apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Perkenalkan, saya adalah seorang perawat professional yang akan membantu Anda dalam memberikan analisis dan asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan kasus yang telah Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. S adalah:
Diagnosa 1: Pola Napas Tidak Efektif
Data Problem:
- Data Subjektif: Ny. S mengatakan pernah didiagnosis menderita bronkitis.
- Data Objektif: Terdapat gangguan pola napas.
Etiologi:
- Paparan asap rokok yang sering.
Diagnosa 2: Risiko Infeksi
Data Problem:
- Data Subjektif: Ny. S mengatakan pernah didiagnosis menderita bronkitis.
- Data Objektif: Terdapat gangguan pola napas.
Etiologi:
- Penyakit bronkitis yang dialami Ny. S.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Klien dapat mendemonstrasikan teknik napas dalam dengan benar.
- Frekuensi napas klien dalam batas normal.
- Klien tidak mengalami sesak napas.
2. Tidak Terjadi Infeksi
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada saluran pernapasan.
- Tidak terjadi komplikasi akibat infeksi.
- Klien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Pola Napas Tidak Efektif:
- Monitor pola napas klien
- Ajarkan teknik napas dalam dan latihan batuk efektif
- Berikan bronkodilator sesuai instruksi medis
- Batasi paparan asap rokok
2. Intervensi untuk Risiko Infeksi:
- Monitor tanda-tanda infeksi pada saluran pernapasan
- Berikan terapi antibiotik sesuai instruksi medis
- Edukasi klien tentang pentingnya menjaga kebersihan diri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan bronkitis
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif dipilih karena data subjektif dan objektif menunjukkan adanya gangguan pada pola napas klien. Paparan asap rokok yang sering menjadi etiologi yang menyebabkan hal tersebut.
2. Diagnosa Keperawatan Risiko Infeksi dipilih karena klien pernah didiagnosis menderita bronkitis, sehingga rentan mengalami infeksi pada saluran pernapasan.
3. Luaran/Output yang diharapkan adalah agar klien dapat mempertahankan pola napas yang efektif dan tidak terjadi infeksi pada saluran pernapasan.
4. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu memperbaiki pola napas klien, mencegah infeksi, serta memberikan edukasi dan pengobatan yang sesuai.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 16699 | 04 May 2025
Klinis : Ny. S mengatakan bahwa seimbang.makan yang tidakia memiliki pola makan teratur yang kurang seimbang Penurunan nafsu karena sering melewatkan makansarapan dan hanya makan Kesibukan atau sebanyak 2 kali dalam keterbatasan waktusehari serta tidak mengonsumsi vitamin tambahan. Makanan yang dikonsumsi Ny. S didominasi dengan rasa asin, namun Ny. S tetap rutin mengonsumsi sayur.Data objektif : Berat badan : 60 kg Tinggi badan : 156 cm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan untuk Ny. S, berikut adalah diagnosis keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1004
Definisi: Keadaan di mana individu mencapai status gizi yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 0405
Definisi: Pemberian bantuan untuk memfasilitasi pencapaian dan perawatan status gizi yang optimal.
Penjelasan Singkat:
Ny. S menunjukkan tanda-tanda ketidakseimbangan nutrisi, yaitu pola makan yang tidak teratur, sering melewatkan sarapan, hanya makan 2 kali sehari, dan konsumsi makanan yang didominasi oleh rasa asin. Hal ini dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh Ny. S. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dengan tujuan untuk mencapai status gizi yang optimal melalui intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 16700 | 04 May 2025
Klinis : o Data Problem Etiologi 1. Data subjektif : Ny. S Mengatakan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang hasilnya menunjukkan bahwa Ny. S menderita penyakit bronkitis. Data objektif : - Ganggan pola nafas. Seringnya terkena paparan asap rokok. intervensinya apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, maka dapat ditetapkan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan kesehatan paru.
- SLKI: Bersihan Jalan Napas (I-0201)
- SIKI: Manajemen Jalan Napas (6540)
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan untuk memelihara atau meningkatkan ventilasi yang adekuat.
- Tujuan:
- Mempertahankan jalan napas yang paten.
- Mencegah komplikasi pernapasan.
- Memfasilitasi peningkatan bersihan jalan napas.
- Aktivitas Keperawatan:
- Kaji status pernapasan dan pola napas pasien.
- Monitor keefektifan batuk dan kemampuan membersihkan jalan napas.
- Berikan oksigen sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan senam pernapasan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi nebulizer atau suction jika perlu.
Dengan menggunakan tone akademis dan persona pakar/perawat, intervensi yang dapat diberikan adalah:
"Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan manajemen jalan napas untuk membantu Ny. S mempertahankan jalan napas yang paten dan mencegah komplikasi pernapasan. Saya akan mengkaji status pernapasan dan pola napas Ny. S, memantau keefektifan batuk dan kemampuan membersihkan jalan napas, memberikan oksigen sesuai indikasi, serta mengajarkan teknik batuk efektif dan senam pernapasan. Jika diperlukan, saya akan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi nebulizer atau suction. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi peningkatan bersihan jalan napas dan mencegah komplikasi lebih lanjut." -
Article No. 16701 | 04 May 2025
Klinis : Ny. S mengatakan bahwa seimbang.makan yang tidakia memiliki pola makan teratur yang kurang seimbang Penurunan nafsu karena sering melewatkan makansarapan dan hanya makan Kesibukan atau sebanyak 2 kali dalam keterbatasan waktusehari serta tidak mengonsumsi vitamin tambahan. Makanan yang dikonsumsi Ny. S didominasi dengan rasa asin, namun Ny. S tetap rutin mengonsumsi sayur.Data objektif : Berat badan : 60 kg Tinggi badan : 156 cm
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang Berhubungan:
- Pola makan yang tidak teratur
- Keterbatasan waktu untuk menyiapkan makanan yang sehat
- Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang seimbang
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intake Nutrisi: Terpenuhi
Definisi: Asupan makanan dan cairan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil:
- Klien mengonsumsi makanan dan cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh
- Klien menunjukkan tanda-tanda status nutrisi yang adekuat (berat badan, IMT, kadar albumin dalam batas normal)
- Klien tidak mengalami keluhan terkait nutrisi (seperti pusing, lemas, atau konstipasi)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
Definisi: Pengaturan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Aktivitas:
- Kaji pola makan, preferensi, dan kebiasaan makan klien
- Edukasi klien tentang kebutuhan nutrisi yang seimbang
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Monitoring asupan makanan dan cairan
- Motivasi klien untuk mengonsumsi makanan dan cairan sesuai kebutuhan
2. Manajemen Berat Badan
Definisi: Pengaturan berat badan untuk mencapai berat badan yang sehat.
Aktivitas:
- Asesmen berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh (IMT) klien
- Edukasi klien tentang berat badan yang sehat dan cara mencapainya
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet dan aktivitas fisik
- Monitoring perubahan berat badan klien secara berkala
- Motivasi klien untuk mencapai berat badan yang sehat
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, Ny. S memiliki pola makan yang tidak teratur, sering melewatkan makan pagi, dan hanya makan 2 kali dalam sehari. Selain itu, Ny. S juga tidak mengonsumsi vitamin tambahan, sehingga asupan nutrisinya kurang seimbang. Hal ini dapat menyebabkan Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Intake Nutrisi: Terpenuhi. Ini berarti Ny. S dapat mengonsumsi makanan dan cairan sesuai dengan kebutuhan tubuhnya, menunjukkan tanda-tanda status nutrisi yang adekuat, dan tidak mengalami keluhan terkait nutrisi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah Manajemen Nutrisi dan Manajemen Berat Badan. Melalui intervensi ini, perawat akan melakukan asesmen pola makan, memberikan edukasi tentang nutrisi seimbang, berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai, serta memantau perubahan berat badan Ny. S secara berkala. Tujuannya adalah untuk memastikan Ny. S dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dan mencapai berat badan yang sehat. -
Article No. 16702 | 04 May 2025
Klinis : Bapak Z (32 thn) tinggal di sebuah dusun di Desa Kedungbanteng bersama dengan istri dan 1 orang anaknya. Keluarga Bpk Z merupakan keluarga yang harmonis dan selalu terbuka satu sama lain. Penghasilan Bapak Z sebagai karyawan sebuah rumah makan rata-rata Rp.1.500.000 per- bulan. Saat ini, istri Bpk Z, Ibu V (32 tahun) tengah hamil usia 16 minggu. Ibu V sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak 3 kali pada bidan di desanya. Keluhan yang dirasakan Ibu V saat ini adalah mual dan muntah tetapi tidak sering. Ibu V biasanya mengkonsumsi minuman jahe yang diracik sendiri dan menggunakan aroma kayu manis untuk mengurangi rasa mual. Ibu V mengatakan selama ini belum pernah mengikuti kelas ibu hamil dan menyatakan ingin mengikuti kelas ibu hamil yang diselenggarakan di desanya. Keluarga Bapak Z mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda persalinan tetapi baru sedikit mengetahui tentang apa saja yang termasuk tanda bahaya kehamilan dan hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk mencegahnya. Keluarga juga menyatakan ingin mengetahui tentang perawatan bayi baru lahir agar anak mereka kelak dapat tumbuh dengan sehat. Anak pertama Bapak Z (An B) saat ini berusia 5 tahun. Saat ini ia telah bersekolah di Taman Kanak-Kanak di desanya. Keluarga mengatakan bahwa mereka mengasuh anak dengan penuh kasih sayang, informasi tentang pengasuhan anak terkadang mereka dapatkan dari guru dari sekolah anak mereka. Namun mereka belum mengetahui secara mendalam tentang pola-pola pengasuhan anak yang dapat menghindarkan anak-anak mereka kelak dari pergaulan yang bebas. Mereka menyatakan keinginan untuk mengetahui informasi tersebut dari perawat. Saat perawat melakukan pengkajian terhadap kondisi lingkungan rumah Bapak Z, perawat mendapati kondisi rumah yang secara umum kurang tertata dan tampak sampah yang berserakan di lantai dan di halaman rumah. Keluarga mengatakan bahwa sampah rumah tangga biasanya mereka buang ke kebun belakang rumah dan sebagian ada yang dibakar. Mereka memiliki binatang peliharaan (ayam), jarak rumah dengan kandang kurang lebih 5 meter, keluarga mengatakan kandang dibersihkan setiap 2 minggu sekali.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan Defisit Informasi Tentang:
a. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan
b. Perawatan Bayi Baru Lahir
c. Pola Pengasuhan Anak yang Tepat
2. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Kondisi Lingkungan Rumah yang Kurang Bersih
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan Defisit Informasi:
a. Pasien/Keluarga Dapat Menyebutkan Tanda-tanda Bahaya Kehamilan
b. Pasien/Keluarga Dapat Menjelaskan Cara Perawatan Bayi Baru Lahir
c. Pasien/Keluarga Dapat Menjelaskan Pola Pengasuhan Anak yang Tepat
2. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Kondisi Lingkungan Rumah yang Kurang Bersih:
a. Pasien/Keluarga Dapat Menjelaskan Cara Menjaga Kebersihan Lingkungan Rumah
b. Pasien/Keluarga Dapat Menunjukkan Perilaku Memelihara Kebersihan Lingkungan Rumah
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan Defisit Informasi:
a. Asuhan Edukasi: Tanda-tanda Bahaya Kehamilan
b. Asuhan Edukasi: Perawatan Bayi Baru Lahir
c. Asuhan Edukasi: Pola Pengasuhan Anak yang Tepat
d. Kolaborasi dengan Bidan/Tenaga Kesehatan untuk Pengadaan Kelas Ibu Hamil
2. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Kondisi Lingkungan Rumah yang Kurang Bersih:
a. Asuhan Edukasi: Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Rumah
b. Asuhan Kolaborasi: Pengadaan Tempat Pembuangan Sampah yang Memadai
c. Asuhan Kolaborasi: Pembuangan Sampah yang Tepat
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai. Pertama, adanya "Kurang Pengetahuan" yang berhubungan dengan defisit informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, perawatan bayi baru lahir, dan pola pengasuhan anak. Kedua, terdapat "Risiko Infeksi" yang berhubungan dengan kondisi lingkungan rumah yang kurang bersih.
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan yang berfokus pada asuhan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan pasien/keluarga serta asuhan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mendukung upaya perbaikan kondisi lingkungan rumah. Intervensi tersebut meliputi pemberian edukasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, perawatan bayi baru lahir, pola pengasuhan anak, serta pemeliharaan kebersihan lingkungan rumah. Kolaborasi dengan bidan/tenaga kesehatan juga diperlukan untuk pengadaan kelas ibu hamil dan penyediaan tempat pembuangan sampah yang memadai.
Melalui intervensi yang komprehensif ini, diharapkan pasien/keluarga dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mencegah komplikasi kehamilan, merawat bayi baru lahir, menerapkan pola pengasuhan anak yang tepat, serta menjaga kebersihan lingkungan rumah, sehingga dapat mendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga secara optimal.