Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18709 | 17 Jun 2025
Klinis : Pasien dengan distensi kandung kemih menunjukkan tekanan darah meningkat dan gelisah. Ia belum berkemih sejak 8 jam lalu. Apa intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? Question 59Answer A. Kolaborasi pemberian obat penenang B. Kolaborasi pemberian analgesik C. Kolaborasi kateterisasi D. Kolaborasi pemberian cairan oral E. Edukasi manajemen stres
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, yaitu pasien dengan distensi kandung kemih, tekanan darah meningkat, dan belum berkemih selama 8 jam, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Retensi Urin
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
Intervensi Keperawatan yang tepat untuk kasus ini adalah:
1. Kolaborasi Kateterisasi
- Tujuan: Membantu pengosongan kandung kemih secara efektif dan mencegah komplikasi akibat retensi urin.
- Kegiatan:
- Lakukan asepsis pada area genital sebelum melakukan kateterisasi.
- Lakukan kateterisasi menggunakan kateter ukuran yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Pantau jumlah, warna, dan karakteristik urin yang dikeluarkan.
- Evaluasi efektivitas kateterisasi dalam mengatasi distensi kandung kemih.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pola Berkemih Kembali Normal
- Kriteria hasil:
- Pasien dapat berkemih secara spontan dan lengkap.
- Tidak ada tanda-tanda distensi kandung kemih.
- Tekanan darah kembali normal.
- Pasien tidak lagi merasa gelisah.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Retensi Urin" dipilih karena pasien menunjukkan tanda-tanda distensi kandung kemih, yakni belum berkemih selama 8 jam dan tekanan darah meningkat serta gelisah, yang merupakan gejala dari retensi urin. Intervensi keperawatan yang tepat adalah kolaborasi kateterisasi, yang bertujuan untuk membantu pengosongan kandung kemih secara efektif dan mencegah komplikasi akibat retensi urin. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat berkemih secara spontan dan lengkap, tidak ada tanda-tanda distensi kandung kemih, tekanan darah kembali normal, dan pasien tidak lagi merasa gelisah, menunjukkan bahwa pola berkemih telah kembali normal. -
Article No. 18710 | 17 Jun 2025
Klinis : Seorang wanita, 28 tahun, pasien SLE mengeluhkan merasa lelah sepanjang hari meskipun sudah tidur cukup. Pasien juga merasa rendah diri karena rambutnya yang semakin menipis akibat penyakitnya. Selama seminggu terakhir, pasien sulit menyelesaikan aktivitas sehari-hari karena kelelahan. Intervensi yang tepat bagi pasien tersebut adalah:
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Kelelahan" (Fatigue). Pasien mengeluhkan merasa lelah sepanjang hari meskipun sudah tidur cukup, dan sulit menyelesaikan aktivitas sehari-hari karena kelelahan. Kelelahan adalah pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan yang melibatkan perasaan fisik, emosional, dan kognitif yang berbeda-beda dalam derajat dan durasi, dan berdampak pada fungsi dan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Tingkat Energi: Pasien mampu mempertahankan tingkat energi yang cukup untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Pemulihan Kelelahan: Pasien mampu memulihkan kelelahan dan mempertahankan pola aktivitas dan istirahat yang seimbang.
3. Peningkatan Kemampuan Beraktivitas: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
4. Peningkatan Harga Diri: Pasien memiliki perasaan harga diri yang lebih baik meskipun mengalami masalah terkait penyakitnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi:
- Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang membutuhkan banyak energi dan mengatur ulang jadwal aktivitas untuk menghemat energi.
- Anjurkan pasien untuk beristirahat secara teratur dan melakukan teknik relaksasi.
- Dorong pasien untuk beraktivitas secara bertahap untuk meningkatkan tingkat energi.
2. Manajemen Gejala:
- Identifikasi dan bantu mengatasi gejala penyakit SLE yang menyebabkan kelelahan, seperti nyeri, demam, dan peradangan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengelola pengobatan SLE yang dapat mengurangi kelelahan.
3. Peningkatan Harga Diri:
- Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan dirinya untuk meningkatkan penerimaan diri.
- Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas yang dapat meningkatkan kepercayaan diri, misalnya kegiatan sosial atau hobi.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan harga dirinya.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat meningkatkan tingkat energi, memulihkan kelelahan, meningkatkan kemampuan beraktivitas, serta memiliki perasaan harga diri yang lebih baik meskipun mengalami masalah terkait penyakitnya. -
Article No. 18711 | 17 Jun 2025
Klinis : Intervensi manakah yang paling tepat untuk klien yang mengalami trombositopenia? 1.Gunakan pisau cukur lurus untuk mencukur. 2. Anjurkan asupan cairan untuk menghindari sembelit. 3. Berikan vitamin K secara intramuskular. 4. Sediakan spons oral atau sikat gigi lembut untuk perawatan mulut.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membantu memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi trombositopenia:
Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit.
Intervensi yang paling tepat untuk klien dengan trombositopenia:
1. Gunakan pisau cukur lurus untuk mencukur.
Intervensi ini tepat, karena penggunaan pisau cukur lurus dapat meminimalkan risiko perdarahan akibat luka kecil saat mencukur. Trombositopenia menyebabkan penurunan kemampuan pembekuan darah, sehingga diperlukan alat yang aman untuk mencegah perdarahan.
2. Anjurkan asupan cairan untuk menghindari sembelit.
Intervensi ini juga tepat, karena trombositopenia dapat meningkatkan risiko perdarahan gastrointestinal, termasuk sembelit. Asupan cairan yang cukup dapat membantu mencegah sembelit dan mengurangi risiko perdarahan.
3. Berikan vitamin K secara intramuskular.
Intervensi ini sangat tepat, karena vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Pemberian vitamin K secara intramuskular dapat membantu meningkatkan jumlah trombosit dan memperbaiki fungsi pembekuan darah pada pasien dengan trombositopenia.
4. Sediakan spons oral atau sikat gigi lembut untuk perawatan mulut.
Intervensi ini juga tepat, karena pasien dengan trombositopenia berisiko mengalami perdarahan pada mukosa mulut. Penggunaan spons oral atau sikat gigi lembut dapat membantu membersihkan mulut tanpa menimbulkan trauma dan perdarahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidak terjadi perdarahan.
2. Tidak terjadi sembelit.
3. Pembekuan darah membaik.
4. Mukosa mulut tetap bersih dan tidak terjadi perdarahan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitor tanda-tanda vital dan jumlah trombosit secara berkala.
2. Anjurkan asupan cairan yang cukup.
3. Berikan vitamin K sesuai rekomendasi dokter.
4. Ajarkan teknik perawatan mulut yang aman.
5. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan perdarahan.
6. Kolaborasi dengan tim medis lain (dokter, ahli gizi, dll.) untuk penanganan komprehensif.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim medis, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan dan membantu pasien dengan trombositopenia untuk mencegah komplikasi perdarahan. -
Article No. 18712 | 17 Jun 2025
Klinis : Seorang wanita, 28 tahun, dengan SLE mengeluh nyeri hebat pada sendi tangan dan lutut yang dirasakan selama 3 minggu terakhir. Pengkajian keperawatan menunjukkan tanda vital pasien RR = 20 x/menit, TD = 110/85 mmHg, frekuensi nadi = 108 x/menit, dan suhu = 37,80C, disertai skala nyeri mencapai 8 dari 10. Intervensi keperawatan yang tepat untuk kasus tersebut adalah: Kolaborasi pemberian obat analgesik NSAID atau kortikosteroid Berikan kompres es pada sendi yang nyeri selama 30 menit Ajarkan pasien teknik relaksasi pernapasan dalam Arahkan pasien untuk beristirahat total di tempat tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, serta luaran/output yang diharapkan untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Akut" (SDKI). Pasien mengeluhkan nyeri hebat pada sendi tangan dan lutut yang dirasakan selama 3 minggu terakhir, dengan skala nyeri mencapai 8 dari 10. Hal ini menunjukkan adanya nyeri akut yang dirasakan oleh pasien.
Intervensi Keperawatan:
1. Kolaborasi pemberian obat analgesik NSAID atau kortikosteroid:
- Perawat akan berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgesik NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) atau kortikosteroid yang dapat membantu mengurangi nyeri dan inflamasi yang dirasakan oleh pasien.
- Perawat akan memantau efektivitas dan efek samping dari pemberian obat tersebut.
2. Berikan kompres es pada sendi yang nyeri selama 30 menit:
- Perawat akan memberikan kompres es pada sendi tangan dan lutut yang nyeri selama 30 menit untuk membantu mengurangi nyeri dan inflamasi.
- Kompres es dapat membantu meredakan gejala nyeri dan menghambat proses inflamasi pada sendi.
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi pernapasan dalam:
- Perawat akan mengajarkan pasien teknik relaksasi pernapasan dalam untuk membantu mengurangi persepsi nyeri dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri.
- Teknik relaksasi pernapasan dalam dapat membantu menurunkan ketegangan otot dan meningkatkan aliran darah, sehingga dapat membantu mengurangi nyeri.
4. Arahkan pasien untuk beristirahat total di tempat tidur:
- Perawat akan mengarahkan pasien untuk beristirahat total di tempat tidur untuk mengurangi aktivitas fisik yang dapat memperparah nyeri pada sendi.
- Istirahat total di tempat tidur dapat membantu mengurangi stres pada sendi dan memfasilitasi proses penyembuhan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Skala Nyeri Terkendali: Pasien akan melaporkan penurunan skala nyeri menjadi 3-4 dari 10 setelah mendapatkan intervensi keperawatan.
2. Mobilitas Sendi Meningkat: Pasien akan menunjukkan peningkatan rentang gerak sendi tangan dan lutut setelah pemberian kompres es dan istirahat total.
3. Kemampuan Mengelola Nyeri Meningkat: Pasien akan menunjukkan kemampuan dalam menggunakan teknik relaksasi pernapasan dalam untuk mengurangi persepsi nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Kolaborasi pemberian analgesik NSAID atau kortikosteroid
- Pemberian kompres es pada sendi yang nyeri
- Pengajaran teknik relaksasi pernapasan dalam
2. Peningkatan Mobilitas Sendi:
- Anjurkan pasien untuk beristirahat total di tempat tidur
- Ajarkan latihan rentang gerak sendi yang aman
3. Peningkatan Kemampuan Mengelola Nyeri:
- Identifikasi metode koping yang efektif bagi pasien
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk mengelola nyeri
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien akan mengalami penurunan skala nyeri, peningkatan mobilitas sendi, serta peningkatan kemampuan dalam mengelola nyeri, sehingga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan. -
Article No. 18713 | 17 Jun 2025
Klinis : Seorang perawat sedang memberikan penjelasan kepada pasien untuk persiapan pulang pada pasien dengan kanker prostat setelah tindakan Prostatectomy. Penjelasan yang diberikan agar pasien tidak mengangkat barang dengan bobot lebih dari 10 kg selama minimal 6 minggu. Apakah diagnosa keperawatan yang tepat dengan rencana tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih telah menyampaikan kasus yang menarik ini. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci untuk menjawab pertanyaan Anda.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling tepat untuk kondisi ini adalah "Risiko Cedera". Pasien dengan kanker prostat yang baru menjalani tindakan Prostatectomy memiliki risiko cedera yang tinggi jika mengangkat barang dengan bobot lebih dari 10 kg selama pemulihan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pasien dapat mempertahankan aktivitas fisik yang aman selama pemulihan.
b. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman tanpa mengangkat barang dengan bobot lebih dari 10 kg.
c. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik pengangkatan barang yang benar sesuai dengan kemampuannya.
d. Pasien dapat menjelaskan kembali pentingnya membatasi aktivitas fisik selama pemulihan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik dan pengangkatan barang.
b. Edukasi pasien dan keluarga tentang risiko cedera jika mengangkat barang dengan bobot lebih dari 10 kg selama pemulihan.
c. Ajarkan teknik pengangkatan barang yang benar sesuai dengan kemampuan pasien.
d. Kolaborasi dengan tim medis lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk menyusun rencana pemulihan yang aman.
e. Pantau dan dokumentasikan kemajuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik yang aman.
f. Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien untuk mematuhi rencana pemulihan.
g. Libatkan keluarga dalam proses perawatan dan edukasi pasien.
h. Evaluasi efektivitas intervensi keperawatan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat pulih dengan aman dan mencegah terjadinya cedera selama pemulihan pasca Prostatectomy. Sebagai perawat, kita harus memastikan bahwa pasien memahami dan dapat menerapkan instruksi yang diberikan untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 18714 | 17 Jun 2025
Klinis : Pasien dengan CKD yang menjalani hemodialisa rutin merasa lemah, tampak pucat, dan kadar Hb-nya 7 g/dL. Apa intervensi keperawatan yang sesuai?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi pasien dengan CKD yang menjalani hemodialisa rutin dengan keluhan lemah, pucat, dan kadar Hb 7 g/dL adalah "Intoleransi Aktivitas".
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau yang diperlukan akibat keterbatasan fisiologis dan/atau psikologis. Pada kasus ini, pasien mengalami kelemahan dan kelelahan yang dapat menghambat kemampuannya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang Sesuai:
1. Manajemen Energi
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam merencanakan dan mengatur aktivitas sehari-hari
- Ajarkan teknik penggunaan energi secara efisien
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memaksimalkan manajemen energi pasien
2. Manajemen Anemia
- Monitor kadar hemoglobin (Hb) secara berkala
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi anemia yang sesuai, seperti pemberian suplemen besi atau eritropoietin
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya manajemen anemia
3. Peningkatan Sirkulasi
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara teratur
- Ajarkan pasien teknik relaksasi dan latihan fisik yang sesuai
- Berikan posisi yang meningkatkan perfusi darah, seperti posisi semi-Fowler
- Kolaborasi dengan dokter untuk memastikan terapi hemodialisa yang optimal
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
2. Kadar hemoglobin (Hb) pasien meningkat mendekati nilai normal.
3. Tanda-tanda vital pasien stabil dan tidak ada tanda-tanda hipovolemia.
Intervensi Keperawatan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Manajemen Energi:
- Kaji tingkat energi dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
- Bantu pasien dalam merencanakan dan mengatur jadwal aktivitas sehari-hari
- Ajarkan teknik penggunaan energi secara efisien, seperti menjadwalkan waktu istirahat yang cukup
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti fisioterapis, untuk memaksimalkan kemampuan fungsional pasien
2. Intervensi untuk Manajemen Anemia:
- Pantau kadar hemoglobin (Hb) pasien secara teratur
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi anemia, seperti suplemen besi atau eritropoietin
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya manajemen anemia dan kepatuhan terhadap terapi
3. Intervensi untuk Peningkatan Sirkulasi:
- Pantau tanda-tanda vital pasien secara teratur
- Ajarkan pasien teknik relaksasi dan latihan fisik yang sesuai dengan kondisinya
- Berikan posisi semi-Fowler untuk meningkatkan perfusi darah
- Kolaborasi dengan dokter untuk memastikan terapi hemodialisa yang optimal
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu peningkatan toleransi aktivitas, normalisasi kadar hemoglobin, dan stabilitas tanda-tanda vital. -
Article No. 18715 | 17 Jun 2025
Klinis : Pasien dengan CKD yang menjalani hemodialisa rutin merasa lemah, tampak pucat, dan kadar Hb-nya 7 g/dL. Apa intervensi keperawatan yang sesuai?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu pasien dengan CKD (Chronic Kidney Disease) yang menjalani hemodialisis rutin dengan keluhan lemah, tampak pucat, dan kadar Hb (Hemoglobin) 7 g/dL, maka diagnosa keperawatan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Diagnosa Utama: Kelelahan (00093)
Definisi: Sensasi terus-menerus dan berkelanjutan akan kekurangan energi dan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan sehari-hari.
b. Diagnosa Terkait: Risiko Perdarahan (00206)
Definisi: Rentan mengalami kehilangan cairan tubuh yang melebihi laju penggantian, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Intervensi Keperawatan:
a. Intervensi untuk Diagnosa Utama: Kelelahan (00093)
1) Identifikasi penyebab kelelahan, seperti anemia, malnutrisi, dan disfungsi organ.
2) Pantau tanda-tanda vital, termasuk tingkat energi, pola tidur, dan toleransi aktivitas.
3) Berikan terapi oksigen sesuai indikasi untuk meningkatkan oksigenasi.
4) Atur jadwal aktivitas dan istirahat untuk meminimalkan kelelahan.
5) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang sesuai.
6) Kolaborasi dengan ahli farmasi untuk pemberian suplemen, seperti zat besi atau eritropoietin, untuk mengatasi anemia.
b. Intervensi untuk Diagnosa Terkait: Risiko Perdarahan (00206)
1) Pantau tanda-tanda perdarahan, seperti perubahan warna kulit, muntah darah, atau gusi berdarah.
2) Identifikasi faktor risiko perdarahan, seperti trombositopenia, gangguan koagulasi, dan trauma.
3) Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan mengelola faktor risiko perdarahan.
4) Berikan perawatan kulit dan mukosa untuk mencegah perdarahan.
5) Edukasikan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang harus dilakukan.
3. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pasien menunjukkan peningkatan energi dan toleransi aktivitas.
b. Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda perdarahan.
c. Kadar Hb pasien meningkat sesuai dengan target yang ditetapkan.
4. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk mencapai luaran "Pasien menunjukkan peningkatan energi dan toleransi aktivitas":
1) Pantau tanda-tanda vital, termasuk tingkat energi, pola tidur, dan toleransi aktivitas.
2) Atur jadwal aktivitas dan istirahat untuk meminimalkan kelelahan.
3) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang sesuai.
4) Kolaborasi dengan ahli farmasi untuk pemberian suplemen, seperti zat besi atau eritropoietin, untuk mengatasi anemia.
b. Intervensi untuk mencapai luaran "Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda perdarahan":
1) Pantau tanda-tanda perdarahan, seperti perubahan warna kulit, muntah darah, atau gusi berdarah.
2) Identifikasi faktor risiko perdarahan, seperti trombositopenia, gangguan koagulasi, dan trauma.
3) Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan mengelola faktor risiko perdarahan.
4) Berikan perawatan kulit dan mukosa untuk mencegah perdarahan.
5) Edukasikan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang harus dilakukan.
c. Intervensi untuk mencapai luaran "Kadar Hb pasien meningkat sesuai dengan target yang ditetapkan":
1) Kolaborasi dengan ahli farmasi untuk pemberian suplemen, seperti zat besi atau eritropoietin, untuk mengatasi anemia.
2) Pantau kadar Hb secara berkala sesuai dengan protokol.
3) Evaluasi efektivitas terapi suplemen dan lakukan penyesuaian dosis jika diperlukan.
4) Edukasikan pasien dan keluarga tentang pentingnya kepatuhan terhadap terapi suplemen.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan pasien dapat menunjukkan peningkatan energi, tidak ada tanda-tanda perdarahan, dan kadar Hb yang meningkat sesuai dengan target yang ditetapkan. -
Article No. 18716 | 17 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal gatal di area muka sudah 2 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal di area wajah selama 2 hari, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh perasaan tidak nyaman fisik atau psikologis.
- Karakteristik Definisi: Perasaan kelelahan, Batasan aktivitas sehari-hari, Perubahan pola tidur.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Toleransi Aktivitas (0005)
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa disertai perasaan tidak nyaman fisik atau psikologis.
- Indikator:
a. Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
b. Mempertahankan pola tidur yang adekuat.
c. Melaporkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Gejala (6680)
- Definisi: Identifikasi, pemantauan, dan pengelolaan gejala untuk memaksimalkan kenyamanan pasien.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Identifikasi penyebab dan karakteristik gejala gatal-gatal.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi yang tepat, seperti pemberian obat anti-gatal.
c. Ajarkan pasien teknik manajemen gejala, seperti penerapan kompres dingin, penggunaan emolien, dan menghindari rangsangan yang memperparah gejala.
d. Pantau efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Manajemen Aktivitas (0200)
- Definisi: Bantuan dan dukungan yang diberikan untuk mengatur dan melaksanakan aktivitas sehari-hari.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Identifikasi kemampuan dan batasan pasien dalam melakukan aktivitas.
b. Kolaborasi dengan pasien untuk menetapkan tujuan aktivitas yang realistis.
c. Bantu pasien dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan memperhatikan kondisi gatal-gatal.
d. Evaluasi kemajuan pasien dalam mencapai tujuan aktivitas dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu peningkatan toleransi aktivitas tanpa disertai perasaan tidak nyaman fisik atau psikologis akibat gejala gatal-gatal. -
Article No. 18717 | 17 Jun 2025
Klinis : bersihan jalan tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka".
Karakteristik definisi ini meliputi:
- Adanya penumpukan sekret pada saluran pernapasan
- Ketidakmampuan dalam membersihkan sekret tersebut
- Obstruksi pada saluran pernapasan
- Kesulitan dalam mempertahankan jalan napas yang terbuka
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan diagnosa ini adalah:
- Penyakit paru-paru (misalnya PPOK, asma, pneumonia)
- Kelemahan otot-otot pernapasan
- Kekurangan cairan
- Ketidakmampuan untuk batuk atau bernapas dalam
- Paralisis otot pernapasan
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
- Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih dari sekret atau obstruksi.
- Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terbatas oleh masalah bersihan jalan napas.
- Status Pernapasan: Pasien menunjukkan pola pernapasan yang efektif dan tidak terhambat.
Indikator-indikator pencapaian luaran ini meliputi:
- Pasien dapat batuk dan bernapas dalam secara efektif
- Tidak ada suara napas tambahan (wheezing, ronki, dsb.)
- Tidak ada sianosis atau sesak napas saat beraktivitas
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal
- Saturasi oksigen dalam batas normal
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" adalah:
- Manajemen Jalan Napas
- Pemantauan status pernapasan
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pengisapan sekret jika diperlukan
- Latihan batuk dan napas dalam
- Terapi Inhalasi
- Pemberian bronkodilator
- Pemberian mukolitik
- Peningkatan Batuk
- Latihan batuk efektif
- Fisioterapi dada
- Manajemen Ventilasi
- Penyediaan alat bantu pernapasan jika diperlukan
- Pengaturan posisi tubuh yang tepat untuk memfasilitasi pernapasan
Implementasi dari intervensi-intervensi ini harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan bagi pasien dengan kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif". Perawat harus melakukan evaluasi secara berkala dan melakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan. -
Article No. 18718 | 17 Jun 2025
Klinis : bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif"
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" adalah:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Karakteristik Definisi:
- Adanya sumbatan jalan napas
- Pola napas berubah
- Pernapasan cuping hidung
- Produksi sekret berlebih
- Suara napas tambahan (ronki, wheezing, stridor)
- Kesulitan bernapas
- Batuk tidak produktif
Faktor yang Berhubungan:
- Peningkatan produksi sekret
- Penurunan kemampuan batuk
- Penurunan refleks batuk
- Peningkatan sekresi mukus
- Obstruksi jalan napas
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" adalah:
Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Indikator:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
- Tidak ada suara napas tambahan
- Batuk efektif
- Tidak ada sputum yang tertahan
- Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
- Identifikasi penyebab bersihan jalan napas tidak efektif
- Pantau status pernapasan, tanda-tanda vital, dan bunyi napas
- Lakukan suction untuk membersihkan jalan napas
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan posisi yang memudahkan drainase sekret
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian oksigen, obat-obatan, dan intervensi lain yang diperlukan
2. Manajemen Sekresi
- Nilai jumlah, konsistensi, dan warna sputum
- Lakukan fisioterapi dada untuk memobilisasi sekret
- Berikan humidifikasi atau nebulisasi untuk meningkatkan drainase sekret
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan mukolitik atau ekspektoran
3. Peningkatan Batuk
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan posisi yang memudahkan drainase sekret
- Lakukan fisioterapi dada untuk memobilisasi sekret
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan mukolitik atau ekspektoran
Penjelasan yang rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga jalan napas tidak dapat dipertahankan terbuka. Karakteristik definisi seperti adanya sumbatan jalan napas, perubahan pola napas, produksi sekret berlebih, dan suara napas tambahan menjadi fokus dalam pengkajian.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah "Bersihan Jalan Napas", yang menggambarkan kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan sehingga jalan napas dapat dipertahankan terbuka. Indikator-indikator seperti frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas, dan kemampuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka menjadi tolak ukur keberhasilan intervensi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) terdiri dari Manajemen Jalan Napas, Manajemen Sekresi, dan Peningkatan Batuk. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab, memantau status pernapasan, membersihkan jalan napas, meningkatkan drainase sekret, dan meningkatkan kemampuan batuk yang efektif. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian oksigen, obat-obatan, dan intervensi lain, juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal.