Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16806 | 05 May 2025
Klinis : ASUHAN KEPERAWATAN BAYI PREMATURE By.Ny.N, seorang bayi perempuan berusia 7 hari lahir dengan usia kehamilan 34/35 minggu, ketuban pecah 9 jam 20 menit warna jernih, spontan letak bokong, BAB/BAK : -/+ dan anus (+). Selain itu, pasien lahir dengan Panjang Badan: 39 cm, dan Berat Badan: 1380 gr, Lingkar Kepala: 30 cm, kondisi kulit merah dan kering, tidak segera menangis saat lahir, terdapat adanya pernafasan cuping hidung dan terlihat adanya retraksi dada, dan APGAR skor menit pertama yakni 2 dan menit kelima yakni 4. Ny. N mengatakan mempunyai riwayat penyakit DM dan mengonsumsi obat DM glimepiride 2 mg serta susu untuk ibu hamil dan vitamin dari dokter kandungannya. Saat ini, Ny. N mencemaskan keadaan bayinya yang baru lahir karena riwayat kelahiran anak sebelumnya normal serta cukup bulan dan jarak kelahiran antara anak pertama dan kedua yakni setahun. Hasil Tanda-Tanda Vital menunjukkan Nadi: 148/menit, RR: 46x/menit, Suhu: 36,7°C, dengan suhu Incubator 32°C, SPO2: 94%. Pasien mengalami sesak nafas dan terlihat retraksi dada. Selain itu, mukosa pasien tampak kering terpasang OGT ukuran no. 5, tidak ada sianosis, dan reflek hisap lemah. Hasil laboratorium menunjukkan Bilirubin Direk: 1.03 mg/Dl, Bilirubin Total: 12.91 mg/Dl, dan Albumin: 3.16 mg/dL. Saat ini, pasien dirawat atas indikasi asfiksia dan respiratory distress syndrome, terpasang O2 Cpap FiO2 35% peep 6 flow 7, SPO2 94%, infus Dextrose 12,5% ditangan kanan, infus pump D12,5% + Nacl 3% + Kcl dengan kecepatan 4,8 cc/jam. Pasien dalam perawatan Infant Inkubator dengan suhu 31°C. Pasien mendapat intake oral ASI 6x8cc melalui OGT dan muntah 1-2cc/tiap pemberian, residu 0,5-1,2cc awal kelahiran berupa lendir, reflek sucking lemah, dan daya absorbsi lemah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan pada kasus Bayi Prematur By. Ny. N, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang dapat ditetapkan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Pola Nafas Tidak Efektif (Kode SDKI: 00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengelola ventilasi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
b. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (Kode SDKI: 00201)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak, yang dapat mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf.
c. Risiko Gangguan Integritas Kulit (Kode SDKI: 00047)
Definisi: Berisiko mengalami perubahan pada lapisan epidermis dan/atau dermis kulit.
d. Risiko Hipotermia (Kode SDKI: 00005)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan suhu tubuh di bawah 35°C (95°F).
e. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (Kode SDKI: 00002)
Definisi: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan pengkajian, analisis data, dan perumusan masalah keperawatan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode dan definisi dari masing-masing diagnosis keperawatan yang telah disebutkan di atas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 16807 | 05 May 2025
Klinis : Pada bulan Agustus 2024, seorang wanita berusia 36 tahun datang untuk evaluasi obesitas (Tipe 1), menstruasi tidak teratur, dan amenore, dan belum pernah menerima perawatan hormonal apa pun. Ia dirujuk dari pusat kesehatan lain, dan datang dengan keluhan amenore, nyeri perut hebat saat menstruasi, lemak intra-abdomen lebih tinggi, dan hiperandrogenisme. Ia tidak memiliki kebiasaan pribadi seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Ia tidak memiliki riwayat keluarga PCOS dan penyakit terkait hormonal apa pun, juga kedua orang tuanya memiliki berat badan normal. Pasien mengalami obesitas dengan tinggi badan 150 cm dan berat badan 80 kg, BMI 32,3 kg/m2, berat badan ideal 50 kg, tekanan darah 140/90, riwayat siklus menstruasi tidak teratur, dan pasien mengonsumsi junk food dan makanan cepat saji dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak yang memperburuk penyakitnya. Sementara pasien tidak menyukai pisang dan minuman berkarbonasi dalam kehidupan sehari-harinya. Kulit pasien kering, berjerawat ringan, mulut kering, mata kekuningan, gigi kuning, bibir coklat tua karena dehidrasi karena asupan air yang kurang dan kuku rapuh terlihat selama penilaian klinis. Kadar hormon luteinisasi dan testosteron serum meningkat, sedangkan kadar hormon perangsang folikel dan estradiol normal. Pasien mengalami sedikit peningkatan glukosa darah puasa sementara ia juga mengalami hiperinsulinemia berat selama pemeriksaan, kadar hemoglobin sangat rendah, H. pylori tinggi serta profil lipid tampak abnormal selama pemeriksaan lab. USG seluruh abdomen menunjukkan; ukuran ovarium kiri- 9,50 x 2,38 x 3,56 cm, ukuran ovarium kanan- 5,75 x 1,99 x 3,21 cm dan perlemakan hati ringan terlihat di pinggiran ovarium wanita, yang menunjukkan ovarium polikistik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami kondisi yang sesuai dengan diagnosis Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS). Berikut adalah penjelasan rinci untuk setiap poin yang diminta:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Pola Aktivitas Intoleransi
- Berhubungan dengan obesitas, gaya hidup tidak aktif, dan hiperinsulinemia.
- Ditandai dengan keluhan kelelahan, intoleransi terhadap aktivitas, dan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Nutrisi Tidak Seimbang: Lebih dari Kebutuhan
- Berhubungan dengan asupan makanan yang tidak sehat, seperti junk food dan makanan cepat saji.
- Ditandai dengan peningkatan berat badan, IMT yang tinggi, dan profil lipid abnormal.
3. Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- Berhubungan dengan obesitas, hiperinsulinemia, dan disfungsi endokrin.
- Ditandai dengan gejala seperti kulit kering, mata kekuningan, gigi kuning, dan kuku rapuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat meningkatkan aktivitas fisik secara bertahap tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih optimal.
2. Keseimbangan Nutrisi
- Pasien dapat mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang sesuai kebutuhan.
- Pasien dapat mencapai berat badan ideal dan profil lipid yang normal.
3. Peningkatan Perfusi Jaringan Perifer
- Pasien dapat menunjukkan kulit yang lebih sehat, mata dan gigi yang bersih, serta kuku yang lebih kuat.
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda perbaikan sirkulasi dan perfusi jaringan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pola Aktivitas Intoleransi
- Evaluasi tingkat aktivitas pasien dan tingkat kelelahan yang dialami.
- Berikan edukasi tentang manfaat aktivitas fisik dan strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun program latihan dan pola makan yang sesuai.
- Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien selama aktivitas.
2. Nutrisi Tidak Seimbang: Lebih dari Kebutuhan
- Evaluasi pola makan dan asupan nutrisi pasien.
- Berikan edukasi tentang gizi seimbang dan strategi untuk mengontrol berat badan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet dan menu yang sesuai.
- Pantau berat badan, IMT, dan profil lipid pasien secara berkala.
3. Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- Evaluasi kondisi kulit, mata, gigi, dan kuku pasien.
- Berikan edukasi tentang pentingnya hidrasi dan perawatan kulit yang baik.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dan ahli dermatologi) untuk penanganan yang komprehensif.
- Pantau tanda-tanda perbaikan perfusi jaringan secara berkala.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan toleransi aktivitas, keseimbangan nutrisi, dan peningkatan perfusi jaringan perifer, sehingga dapat mengelola kondisi Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) dengan baik. -
Article No. 16808 | 05 May 2025
Klinis : Seorang ibu umur 35 th, G2P1A0 usia kehamilan 37 mgg datang ke RS dengan keluhan merasa kenceng-kenceng namun jarang, belum keluar cairan, dari hasil pengkajian perawat didapatkan data sebagai berikut: TD 135/85 mmHg, Nadi 83x/menit, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak keletihan, kurang bertenaga (kurang semangat), fase laten memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7 menit, serviks kaku. Pemeriksaan fisik: secara head to toe dilakukan, TB 157cm, BB 60kg, leopold II sebelah kanan teraba bagian kecil janin, leopold III kepala belum turun dan masih bisa digoyangkan, leopold IV kepala belum masuk PAP. DJJ 152x/menit. His: kontraksi intermiten sampai regular yang kurang dari 10 menit selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit. Skala nyeri klien adalah 9, durasi dan mulainya nyeri yang dialami klien setiap 7 menit sekali saat kontraksi dan berakhir setelah kontraksi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya adalah perawat yang akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Persalinan (Kode: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan penurunan janin selama proses persalinan.
Karakteristik Definisi: Klien mengeluhkan nyeri, tampak gelisah, skala nyeri 9, nyeri dirasakan setiap 7 menit saat kontraksi selama 30-60 detik.
2. Ketidakefektifan Pola Napas (Kode: 00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan cara yang mendukung ventilasi yang memadai.
Karakteristik Definisi: Klien tampak kelelahan, kurang semangat, dan kontraksi kurang dari 10 menit.
3. Keletihan (Kode: 00093)
Definisi: Keadaan yang disebabkan oleh kurangnya energi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
Karakteristik Definisi: Klien tampak kelelahan, kurang semangat, dan fase laten memanjang 14 jam.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Berkurang (Kode: 2101)
Definisi: Tingkat keparahan nyeri yang dirasakan telah berkurang.
Kriteria Hasil:
- Melaporkan nyeri berkurang
- Menunjukkan perubahan ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri berkurang
- Rileks selama kontraksi
2. Pola Napas Efektif (Kode: 0403)
Definisi: Irama, kedalaman, dan upaya bernapas yang sesuai dengan kebutuhan oksigenasi.
Kriteria Hasil:
- Menunjukkan irama napas teratur
- Menunjukkan tidak ada tanda-tanda distres napas
- Melaporkan merasa lebih nyaman bernapas
3. Energi Terpelihara (Kode: 0002)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan aktivitas sehari-hari.
Kriteria Hasil:
- Menunjukkan peningkatan semangat
- Melaporkan merasa lebih segar dan bersemangat
- Menunjukkan kemampuan untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (Kode: 1400)
Tindakan: Mengidentifikasi penyebab nyeri, memantau tanda-tanda vital, memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis, mengevaluasi efektivitas intervensi.
2. Terapi Oksigen (Kode: 3320)
Tindakan: Memonitor status pernapasan, mengatur aliran oksigen, memonitor respons klien terhadap terapi oksigen.
3. Manajemen Energi (Kode: 0180)
Tindakan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi, membantu klien untuk mengatur aktivitas, memfasilitasi istirahat/tidur yang cukup, memantau kemajuan dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi klien. Jika ada pertanyaan lain, saya siap untuk membantu. Wassalamualaikum. -
Article No. 16809 | 05 May 2025
Klinis : Seorang ibu umur 35 th, G2P1A0 usia kehamilan 37 mgg datang ke RS dengan keluhan merasa kenceng-kenceng namun jarang, belum keluar cairan, dari hasil pengkajian perawat didapatkan data sebagai berikut: TD 135/85 mmHg, Nadi 83x/menit, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak keletihan, kurang bertenaga (kurang semangat), fase laten memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7 menit, serviks kaku. Pemeriksaan fisik: secara head to toe dilakukan, TB 157cm, BB 60kg, leopold II sebelah kanan teraba bagian kecil janin, leopold III kepala belum turun dan masih bisa digoyangkan, leopold IV kepala belum masuk PAP. DJJ 152x/menit. His: kontraksi intermiten sampai regular yang kurang dari 10 menit selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit. Skala nyeri klien adalah 9, durasi dan mulainya nyeri yang dialami klien setiap 7 menit sekali saat kontraksi dan berakhir setelah kontraksi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama dan kedalaman yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
Batasan Karakteristik: Kelelahan, penurunan kekuatan otot pernapasan, rasa tidak nyaman.
2. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Batasan Karakteristik: Ekspresi wajah mengernyit, verbalisasi rasa sakit, gelisah, dan peningkatan tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
3. Ketidakefektifan Kontraksi Uterus (00129)
Definisi: Pola kontraksi uterus yang tidak adekuat sehingga memperlambat atau menghalangi kemajuan persalinan.
Batasan Karakteristik: Kontraksi uterus yang tidak teratur, pembukaan serviks yang lambat, penurunan janin yang tidak adekuat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif (000403)
Definisi: Kemampuan individu untuk bernapas dengan irama dan kedalaman yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
Kriteria Hasil:
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal
- Irama pernapasan teratur
- Kedalaman pernapasan adekuat
- Klien tampak tenang dan tidak mengalami kelelahan
2. Kontrol Nyeri (001605)
Definisi: Kemampuan untuk menggunakan teknik-teknik yang dapat mengurangi rasa nyeri.
Kriteria Hasil:
- Klien melaporkan nyeri yang terkontrol
- Klien tampak tenang dan rileks selama kontraksi
- Klien dapat beristirahat di antara kontraksi
3. Kontrol Persalinan (000833)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kemajuan fase persalinan.
Kriteria Hasil:
- Kontraksi uterus yang adekuat
- Pembukaan serviks yang progresif
- Penurunan janin yang adekuat
- Klien tampak kooperatif dan tidak kelelahan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (6540)
- Pantau status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama)
- Anjurkan klien untuk melakukan teknik pernapasan yang benar (pernapasan diafragma)
- Berikan oksigen tambahan jika diperlukan
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji nyeri klien secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, faktor pencetus)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, visualisasi)
3. Manajemen Persalinan (6700)
- Pantau kemajuan persalinan (dilatasi serviks, penurunan janin, kontraksi uterus)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi persalinan (induksi, augmentasi)
- Berikan dukungan emosional dan informasi kepada klien selama proses persalinan
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa keperawatan SDKI dirumuskan berdasarkan data-data yang disajikan dalam kondisi klien. Ketidakefektifan Pola Napas terkait dengan kelelahan dan penurunan kekuatan otot pernapasan akibat fase laten persalinan yang memanjang. Nyeri Akut terkait dengan kontraksi uterus yang kurang efektif dan pembukaan serviks yang lambat. Ketidakefektifan Kontraksi Uterus terkait dengan kontraksi uterus yang tidak adekuat sehingga memperlambat kemajuan persalinan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) mencakup Pola Napas Efektif, Kontrol Nyeri, dan Kontrol Persalinan. Pola Napas Efektif bertujuan untuk memastikan klien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang memadai. Kontrol Nyeri bertujuan untuk membantu klien mengelola nyeri persalinan. Kontrol Persalinan bertujuan untuk mempertahankan kemajuan fase persalinan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi Manajemen Jalan Napas, Manajemen Nyeri, dan Manajemen Persalinan. Manajemen Jalan Napas untuk memantau status pernapasan dan membantu klien melakukan teknik pernapasan yang benar. Manajemen Nyeri untuk mengkaji nyeri secara komprehensif dan mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri. Manajemen Persalinan untuk memantau kemajuan persalinan, melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, dan memberikan dukungan emosional serta informasi kepada klien.
Secara keseluruhan, pendekatan ini bertujuan untuk membantu klien mencapai kemajuan persalinan yang optimal, mengelola nyeri dengan efektif, dan mempertahankan fungsi pernapasan yang adekuat selama proses persalinan. -
Article No. 16810 | 05 May 2025
Klinis : Edema paru
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis Edema Paru beserta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang relevan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J81
- Deskripsi: Edema Paru
Edema paru adalah kondisi dimana cairan menumpuk di dalam rongga alveoli paru-paru, menyebabkan kesulitan bernafas dan hipoksemia. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gagal jantung kongestif, sindrom gawat nafas akut, atau cedera paru-paru.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemberian oksigen, tidak terspesifikasi
Pada kasus edema paru, intervensi medis yang umum dilakukan adalah pemberian oksigen suplementer untuk memperbaiki oksigenasi darah dan mengurangi gejala sesak nafas. Prosedur ini dapat dikodekan menggunakan kode ICD-9-CM 93.90 untuk "Pemberian oksigen, tidak terspesifikasi".
Selain itu, penanganan edema paru juga dapat meliputi terapi diuretik, vasodilator, ventilasi mekanik, atau tindakan bedah jika diperlukan, tergantung pada penyebab dan keparahan kondisi pasien. Kode ICD-9-CM untuk prosedur-prosedur lain akan bergantung pada tindakan spesifik yang dilakukan. -
Article No. 16811 | 05 May 2025
Klinis : Edema paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Edema Paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas (10025) - SDKI
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan metabolik.
2. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (10006) - SDKI
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan nafas yang terbuka.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Meningkatkan Ventilasi (30123)
Definisi: Upaya untuk meningkatkan pertukaran gas untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeliminasi karbondioksida.
2. Mempertahankan Jalan Nafas (30069)
Definisi: Upaya untuk memelihara saluran pernapasan tetap terbuka dan bebas dari obstruksi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Oksigenasi (80110)
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi oksigenasi yang adekuat.
2. Manajemen Jalan Nafas (80107)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan jalan nafas terbuka dan bersih.
Dalam konteks kondisi Edema Paru, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan ventilasi dan mempertahankan jalan napas agar dapat memfasilitasi oksigenasi yang adekuat dan mempertahankan jalan napas terbuka dan bersih. -
Article No. 16812 | 05 May 2025
Klinis : Effus pleura
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi Efusi Pleura, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Ventilasi Paru (00030)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat karena hambatan pada masuknya atau keluarnya udara.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif (10019)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Kode: 10019
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemeliharaan Ventilasi (30008)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang adekuat.
Kode: 30008
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (80001)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki jalan napas terbuka.
Kode: 80001
2. Manajemen Oksigenasi (80002)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki status oksigenasi.
Kode: 80002
3. Monitoring Respirasi (80008)
Definisi: Pemantauan status respirasi untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi.
Kode: 80008
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar perawat, penjelasan di atas memberikan informasi terkait diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat digunakan untuk mengelola kondisi Efusi Pleura. -
Article No. 16813 | 05 May 2025
Klinis : Efusi pleura
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Efusi Pleura sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas
(Kode: 00030)
Definisi:
Ketidakefektifan pertukaran gas antara alveoli dan darah arterial, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan oksigen dan/atau karbondioksida.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif
(Kode: 00032)
Definisi:
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Ventilasi Membaik
(Kode: 00195)
Definisi:
Peningkatan kemampuan pertukaran gas di paru-paru.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas
(Kode: 3140)
Definisi:
Tindakan untuk memfasilitasi masuknya dan keluarnya udara dari paru-paru.
Harapnya penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Efusi Pleura dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 16814 | 05 May 2025
Klinis : Efusi pleura
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kasus efusi pleura.
Diagnosis Keperawatan SDKI untuk Kasus Efusi Pleura:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi efusi pleura adalah "Gangguan Pertukaran Gas". Efusi pleura adalah akumulasi cairan di rongga pleura, yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi pernapasan dan pertukaran gas. Diagnosis ini mencerminkan masalah utama yang dihadapi pasien, yaitu penurunan kemampuan untuk melakukan pertukaran gas yang optimal.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perbaikan Pertukaran Gas
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan oksigenasi, ditandai dengan peningkatan saturasi oksigen dan perbaikan nilai-nilai gas darah.
- Pasien dapat mengalami penurunan gejala sesak napas dan distres pernapasan.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan pernapasan.
2. Pemulihan Fungsi Paru
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan pengembangan paru-paru dan perbaikan kapasitas vital paru.
- Pasien dapat mengalami penurunan volume cairan di rongga pleura, yang ditandai dengan pengurangan jumlah cairan pada pemeriksaan radiologi.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik tanpa mengalami gejala pernapasan yang memburuk.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Memantau status pernapasan pasien, termasuk frekuensi, irama, dan kedalaman napas.
- Memposisikan pasien dengan posisi semifowler atau posisi yang nyaman untuk memfasilitasi pernapasan.
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk meningkatkan oksigenasi.
- Melakukan suction jika diperlukan untuk membantu mengeluarkan sekret.
2. Manajemen Cairan
- Memantau intake dan output cairan pasien.
- Mengatur pemberian cairan intravena atau pemberian diuretik, jika diperlukan, untuk mengurangi volume cairan di rongga pleura.
- Memantau tanda-tanda vital dan berat badan pasien untuk mendeteksi perubahan volume cairan.
3. Intervensi Diagnostik
- Memfasilitasi pemeriksaan radiologi, seperti foto toraks atau USG, untuk mengevaluasi perkembangan efusi pleura.
- Memfasilitasi pemeriksaan lab, seperti pemeriksaan gas darah, untuk mengukur status oksigenasi.
4. Edukasi dan Dukungan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan efusi pleura.
- Mendorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan aktivitas fisik yang sesuai.
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga selama proses pemulihan.
Dengan memahami diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk menangani kasus efusi pleura secara efektif. -
Article No. 16815 | 05 May 2025
Klinis : Efusi pleura
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi **Efusi Pleura** sesuai dengan panduan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** D.0018
**Diagnosa:** **Gangguan Pertukaran Gas**
**Definisi:** Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada membran alveolus-kapiler.
**Penjelasan:**
Pada efusi pleura, akumulasi cairan di rongga pleura menekan jaringan paru, mengurangi ekspansi alveoli, dan mengganggu pertukaran gas. Hal ini menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnia.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** L.0401
**Luaran:** **Pertukaran Gas Membaik**
**Indikator:**
- Saturasi oksigen (SpO₂) dalam rentang normal (≥95%).
- Nilai analisis gas darah (PaO₂, PaCO₂, pH) dalam batas normal.
- Tidak ada sesak napas atau sianosis.
- Frekuensi pernapasan stabil (12–20 kali/menit).
**Penjelasan:**
Intervensi keperawatan diharapkan dapat meningkatkan oksigenasi dan mengurangi gejala gangguan pertukaran gas akibat efusi pleura.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** I.0909
**Intervensi:** **Manajemen Jalan Napas**
**Aktivitas:**
- Memantau saturasi oksigen dan tanda vital secara berkala.
- Memberikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan.
- Memposisikan pasien semi-Fowler atau Fowler untuk optimalisasi ventilasi.
- Kolaborasi pemberian terapi diuretik atau torakosentesis jika diperlukan.
**Kode:** I.1001
**Intervensi:** **Manajemen Nyeri**
**Aktivitas:**
- Mengkaji skala nyeri (misal, NRS/VAS).
- Memberikan analgesik sesuai protokol.
- Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam.
**Penjelasan:**
Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan patensi jalan napas, mengurangi distress pernapasan, dan mengatasi nyeri pleuritik yang mungkin menyertai efusi pleura.
---
### **Catatan Akademik**
- **SDKI, SLKI, SIKI** merupakan standar yang dikembangkan PPNI untuk menyeragamkan dokumentasi asuhan keperawatan berbasis evidence-based practice.
- **Efusi pleura** memerlukan pendekatan holistik, termasuk pemantauan hemodinamik dan kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan invasif (misal: pemasangan WSD/Water-Sealed Drainage).
Semoga penjelasan ini dapat menjadi referensi ilmiah yang bermanfaat.
**Salam profesional,**
*[Nama Perawat/Pakar]*
*[Instansi/Lembaga]*