Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16786 | 05 May 2025
Klinis : pasien datang dalam dengan keluhan pandangan rabun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan keluhan pandangan rabun.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan pandangan rabun adalah "Gangguan Penglihatan" (Visual Impairment). Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kemampuan melihat yang dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari. Tanda dan gejala yang dapat teridentifikasi pada pasien dengan keluhan pandangan rabun antara lain: pasien mengeluhkan pandangan yang kabur, sulit membaca, dan terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pemulihan Penglihatan: Pasien menunjukkan perbaikan dalam kemampuan melihat dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
2. Pengetahuan Tentang Penglihatan: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang kondisi penglihatan, faktor risiko, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki gangguan penglihatan.
3. Kemandirian dalam Perawatan Diri: Pasien mampu melakukan perawatan diri terkait dengan gangguan penglihatan secara mandiri, seperti penggunaan alat bantu penglihatan dan adaptasi lingkungan.
4. Koping yang Efektif: Pasien menunjukkan koping yang efektif dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan gangguan penglihatan yang dialami.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Asuhan Penglihatan
- Evaluasi status penglihatan pasien secara komprehensif
- Identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan penglihatan
- Kolaborasi dengan profesional kesehatan lain (dokter, ahli refraksi, dll.) untuk penanganan dan pemulihan penglihatan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang kondisi penglihatan, penggunaan alat bantu, dan adaptasi lingkungan
2. Manajemen Gejala
- Identifikasi dan monitor gejala-gejala yang dialami pasien terkait gangguan penglihatan
- Berikan intervensi simptomatik untuk mengurangi gejala, seperti penggunaan obat tetes mata, kompres mata, dll.
- Ajarkan teknik-teknik untuk mengatasi gejala, seperti istirahat mata, pengaturan pencahayaan, dll.
3. Peningkatan Kemandirian
- Ajarkan dan latih pasien dalam melakukan perawatan diri terkait gangguan penglihatan, seperti penggunaan alat bantu, adaptasi lingkungan, dan strategi kompensasi
- Dukung dan dorong pasien untuk meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari
4. Dukungan Psikososial
- Identifikasi respons emosional pasien terhadap gangguan penglihatan
- Berikan dukungan emosional dan konseling untuk membantu pasien menyesuaikan diri dengan kondisi penglihatan
- Kolaborasi dengan profesional kesehatan mental jika diperlukan
Penjelasan di atas memberikan gambaran komprehensif mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan keluhan pandangan rabun. Sebagai perawat, saya akan melakukan asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien dan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 16787 | 05 May 2025
Klinis : pasien datang dalam dengan keluhan sariawan dan demam sejak 2 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien datang dalam dengan keluhan sariawan dan demam sejak 2 hari yang lalu
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu sariawan dan demam selama 2 hari, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Infeksi Mulut Akut
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami infeksi pada rongga mulut yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat.
Penyebab: Virus, bakteri, atau jamur.
Gejala: Sariawan, rasa sakit atau nyeri pada mulut, demam, dan pembengkakan pada rongga mulut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
a. Pemulihan Infeksi Mulut
Definisi: Tingkat di mana individu dapat mengatasi infeksi pada rongga mulut.
Kriteria Hasil:
1) Skala nyeri mulut menurun
2) Suhu tubuh kembali normal
3) Tidak ada tanda-tanda infeksi pada mukosa mulut
4) Pasien dapat makan dan minum dengan nyaman
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan infeksi mulut, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Manajemen Infeksi Mulut
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mengatasi infeksi pada rongga mulut.
Aktivitas:
1) Kaji tanda dan gejala infeksi mulut (sariawan, nyeri, demam, pembengkakan)
2) Berikan perawatan mulut secara teratur sesuai prosedur
3) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi farmakologis (antibiotik, antivirus, antijamur)
4) Edukasi pasien dan keluarga tentang cara perawatan mulut yang benar
5) Monitor perkembangan kondisi infeksi mulut secara berkala
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai pemulihan infeksi mulut sehingga tidak terjadi komplikasi dan dapat kembali beraktivitas secara normal. -
Article No. 16788 | 05 May 2025
Klinis : Effusi pleura, sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu Effusi pleura, sesak dengan tone akademis dan persona pakar, saya dapat memberikan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosis Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Kode: 00032 (NANDA-I)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Definisi: Pola napas yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Definisi: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien mencapai pola napas yang efektif.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Kode: 00030 (NANDA-I)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI:
Kode: 10002
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI:
Kode: 10002
Definisi: Pasien menunjukkan jalan napas yang efektif.
SIKI:
Kode: 10002
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien mencapai jalan napas yang efektif.
Penjelasan Singkat:
Effusi pleura adalah pengumpulan cairan di dalam rongga pleura, yang dapat menyebabkan sesak napas. Diagnosis keperawatan yang tepat adalah Pola Napas Tidak Efektif dan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, yang disebabkan oleh adanya cairan di dalam rongga pleura yang mengganggu fungsi pernapasan.
Tone akademis dan persona pakar menunjukkan bahwa penjelasan ini ditujukan untuk kalangan profesional kesehatan, dalam hal ini perawat, sehingga menggunakan terminologi dan kode diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 16789 | 05 May 2025
Klinis : Effusi pleura, sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi efusi pleura dengan sesak napas, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemeliharaan Jalan Napas (0403)
Kode: 0403
Definisi: Kemampuan mempertahankan dan menjaga jalan napas terbuka.
2. Ventilasi Spontan (0401)
Kode: 0401
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan ventilasi spontan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (3160)
Kode: 3160
Definisi: Memfasilitasi masuknya dan keluarnya udara ke dan dari paru-paru.
2. Manajemen Ventilasi (3390)
Kode: 3390
Definisi: Memfasilitasi pertukaran gas dalam upaya memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Penjelasan:
Efusi pleura dengan sesak napas dapat menyebabkan pola napas tidak efektif, karena akumulasi cairan di ruang pleura dapat menghambat ekspansi paru-paru sehingga ventilasi tidak adekuat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas dan manajemen ventilasi untuk memfasilitasi pertukaran gas dan mempertahankan ventilasi spontan yang adekuat. -
Article No. 16790 | 05 May 2025
Klinis : Kasus : Ibu Dina adalah seorang ibu muda berusia 26 tahun yang baru saja melahirkan anak pertamanya. Saat ini, bayinya berusia 2 bulan. Ibu Dina sebenarnya sangat senang dengan kehadiran anak pertamanya. Namun, Ibu Dina tidak memahami pentingnya nutrisi selama masa menyusui. Dalam kesehariannya, Ibu Dina sering melewatkan waktu makan, jarang minum air putih. Ia juga menghindari makan sayur karena merasa sayur tidak enak, dan lebih banyak mengonsumsi minuman manis. Beberapa minggu kemudian, Ibu Dina mulai merasa cepat lelah, pusing, dan kadang bayinya tampak rewel setelah menyusu. Saat dibawa ke Klinik, perawat menemukan bahwa berat badan bayi Dina tidak bertambah sesuai grafik pertumbuhan yang normal. Setelah ditanya lebih lanjut, terungkap bahwa pola makan Ibu Dina sangat tidak seimbang dan kurang kaya gizi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu Dina. Berdasarkan kasus yang Ibu Dina hadapi, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (SDKI: 10016)
Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10016
- Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10016.1 Keseimbangan Nutrisi
- Definisi: Keadaan dimana asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10016.1 Manajemen Nutrisi
- Definisi: Tindakan untuk mengatur jumlah dan jenis nutrisi yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Ibu Dina, saya melihat bahwa Ibu mengalami ketidakseimbangan nutrisi karena pola makan yang tidak sesuai kebutuhan selama masa menyusui. Hal ini dapat berdampak pada perkembangan bayi Ibu. Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi Ibu dan memastikan pertumbuhan bayi yang optimal. Saya siap membantu Ibu dalam mengatasinya. Apakah ada pertanyaan yang bisa saya bantu? -
Article No. 16791 | 05 May 2025
Klinis : pasien tidak paham pentingnya nutrisi baik selama menyusui, mulai tidak suka makan sayur, jarang minum air putih,ASI susah keluar. Merasa cepat lelah dan pusing, berat badan bayi tidak bertambah dan bayinya rewel
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Defisit Pengetahuan: Nutrisi Ibu Menyusui
- Definisi: Kurangnya informasi atau pengetahuan terkait pentingnya nutrisi yang baik selama menyusui.
- Karakteristik Definisi: Pasien tidak paham pentingnya nutrisi baik selama menyusui, mulai tidak suka makan sayur, jarang minum air putih, dan ASI susah keluar.
2. Ketidakefektifan Pola Makan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menyusun dan mengonsumsi makanan yang seimbang.
- Karakteristik Definisi: Pasien mulai tidak suka makan sayur, jarang minum air putih, dan ASI susah keluar.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Karakteristik Definisi: Pasien merasa cepat lelah dan pusing.
4. Ketidakefektifan Pola Menyusui
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menyusui bayi secara efektif.
- Karakteristik Definisi: ASI susah keluar dan berat badan bayi tidak bertambah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan: Nutrisi Ibu Menyusui
- Definisi: Pemahaman pasien tentang kebutuhan nutrisi yang baik selama menyusui.
- Indikator:
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik selama menyusui.
- Pasien dapat menyebutkan makanan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan selama menyusui.
- Pasien dapat menyebutkan dampak kekurangan nutrisi selama menyusui.
2. Status Gizi
- Definisi: Keadaan gizi seseorang yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi esensial.
- Indikator:
- Pasien dapat mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan selama menyusui.
- Berat badan bayi bertambah sesuai dengan usia dan pertumbuhan normal.
3. Toleransi Aktivitas
- Definisi: Kemampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Indikator:
- Pasien tidak merasa cepat lelah dan pusing.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
4. Pola Menyusui Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk menyusui bayi secara efektif.
- Indikator:
- ASI dapat keluar dengan lancar.
- Bayi dapat menyusu dengan baik dan puas.
- Berat badan bayi bertambah sesuai dengan usia dan pertumbuhan normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Nutrisi Ibu Menyusui
- Tujuan: Meningkatkan pengetahuan pasien tentang kebutuhan nutrisi yang baik selama menyusui.
- Intervensi:
- Jelaskan pentingnya nutrisi yang baik selama menyusui.
- Ajarkan pasien tentang makanan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan selama menyusui.
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan selama menyusui.
2. Manajemen Nutrisi
- Tujuan: Memfasilitasi pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan selama menyusui.
- Intervensi:
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi pasien selama menyusui.
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan selama menyusui.
- Pantau asupan nutrisi pasien selama menyusui.
3. Manajemen Aktivitas
- Tujuan: Meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Intervensi:
- Ajarkan pasien teknik manajemen energi untuk mengatasi rasa lelah dan pusing.
- Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien.
4. Manajemen Laktasi
- Tujuan: Meningkatkan efektivitas menyusui.
- Intervensi:
- Ajarkan teknik menyusui yang benar.
- Fasilitasi pasien untuk memompa ASI secara teratur.
- Anjurkan pasien untuk menjaga hidrasi dan asupan nutrisi yang cukup.
- Kolaborasi dengan ahli laktasi untuk mengatasi masalah dalam menyusui.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan pengetahuan tentang nutrisi ibu menyusui, status gizi yang baik, toleransi aktivitas yang meningkat, dan pola menyusui yang efektif. -
Article No. 16792 | 05 May 2025
Klinis : pasien tidak paham pentingnya nutrisi baik selama menyusui, mulai tidak suka makan sayur, jarang minum air putih,ASI susah keluar. Merasa cepat lelah dan pusing, berat badan bayi tidak bertambah dan bayinya rewel
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan, dengan tone akademis dan persona pakar / perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kurang Pengetahuan [00126] - SDKI
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik yang spesifik.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh [00002] - SDKI
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Perubahan Pola Tidur [00198] - SDKI
Definisi: Perubahan dalam kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
4. Risiko Kelelahan [00188] - SDKI
Definisi: Peningkatan risiko mengalami keletihan secara fisik dan/atau mental.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Pengetahuan [1824]
Definisi: Peningkatan informasi kognitif yang terkait dengan topik yang spesifik.
2. Keseimbangan Nutrisi [1004]
Definisi: Asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Pola Tidur yang Efektif [0004]
Definisi: Pola tidur yang sesuai dengan kebutuhan individu.
4. Pemulihan Energi [0007]
Definisi: Peningkatan kekuatan dan sumber daya fisik dan/atau mental.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi Kesehatan [6650]
Definisi: Pemberian informasi yang terstruktur dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan.
2. Manajemen Nutrisi [1100]
Definisi: Fasilitasi asupan nutrisi yang adekuat.
3. Manajemen Energi [0180]
Definisi: Pengaturan aktivitas dan istirahat untuk memaksimalkan penggunaan energi.
4. Manajemen Kelelahan [0180]
Definisi: Pengaturan aktivitas dan istirahat untuk mengurangi kelelahan.
Dengan diagnosa dan intervensi keperawatan tersebut, diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman pasien tentang pentingnya nutrisi selama menyusui, mengatasi masalah pola makan yang tidak seimbang, serta meningkatkan pola tidur dan energi pasien sehingga dapat mendukung kelancaran produksi ASI dan pertumbuhan bayi. -
Article No. 16793 | 05 May 2025
Klinis : pasien tidak paham pentingnya nutrisi baik selama menyusui, mulai tidak suka makan sayur, jarang minum air putih,ASI susah keluar. Merasa cepat lelah dan pusing, berat badan bayi tidak bertambah dan bayinya rewel
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Ketidakefektifan pola makan berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang pentingnya nutrisi yang baik selama menyusui, ditandai dengan mulai tidak suka makan sayur, jarang minum air putih, dan ASI susah keluar.
Penjelasan:
Pasien menunjukkan tanda-tanda kurangnya pemahaman tentang pentingnya nutrisi yang baik selama menyusui. Hal ini dapat mempengaruhi produksi ASI, sehingga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Diagnosa ini dipilih karena sesuai dengan gejala yang ditunjukkan oleh pasien.
2. Kelelahan berhubungan dengan kurangnya asupan nutrisi yang adekuat, ditandai dengan pasien merasa cepat lelah dan pusing.
Penjelasan:
Kelelahan yang dirasakan oleh pasien dapat disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi yang adekuat. Hal ini berdampak pada penurunan energi dan daya tahan tubuh.
3. Gangguan pertumbuhan bayi berhubungan dengan kurangnya produksi ASI, ditandai dengan berat badan bayi tidak bertambah dan bayi rewel.
Penjelasan:
Gangguan pertumbuhan bayi dapat disebabkan oleh kurangnya produksi ASI, yang dipengaruhi oleh asupan nutrisi ibu yang tidak adekuat. Hal ini dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan peningkatan pemahaman tentang pentingnya nutrisi yang baik selama menyusui.
2. Pasien menunjukkan peningkatan asupan nutrisi yang adekuat.
3. Bayi menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat memahami pentingnya nutrisi yang baik selama menyusui, sehingga dapat meningkatkan asupan nutrisinya. Dengan demikian, produksi ASI dapat meningkat dan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sesuai dengan usianya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi tentang pentingnya nutrisi yang baik selama menyusui
- Menjelaskan manfaat nutrisi yang adekuat selama menyusui
- Memberikan informasi tentang makanan yang kaya nutrisi untuk ibu menyusui
- Mengajarkan teknik menyusui yang benar untuk meningkatkan produksi ASI
2. Monitoring asupan nutrisi pasien
- Mengevaluasi pola makan pasien
- Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang belum terpenuhi
- Memberikan rekomendasi menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
3. Kolaborasi dengan tim gizi untuk konsultasi nutrisi
- Melakukan pengkajian komprehensif tentang status nutrisi pasien
- Menyusun rencana pemberian nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien
- Memantau dan mengevaluasi hasil intervensi nutrisi
4. Edukasi tentang manajemen kelelahan
- Mengajarkan teknik manajemen stres dan relaksasi
- Memberikan saran tentang istirahat yang cukup
- Memantau tanda-tanda perbaikan kondisi pasien
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemantauan pertumbuhan bayi
- Melakukan pemeriksaan berkala untuk mengevaluasi pertumbuhan bayi
- Memberikan saran tentang perawatan bayi yang sesuai
- Memantau dan mengevaluasi perkembangan bayi
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SLKI) meliputi edukasi tentang pentingnya nutrisi yang baik selama menyusui, monitoring asupan nutrisi pasien, kolaborasi dengan tim gizi untuk konsultasi nutrisi, edukasi tentang manajemen kelelahan, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemantauan pertumbuhan bayi. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman, asupan nutrisi, dan produksi ASI, serta memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi. -
Article No. 16794 | 05 May 2025
Klinis : pasien tidak paham pentingnya nutrisi baik selama menyusui, mulai tidak suka makan sayur, jarang minum air putih,ASI susah keluar. Merasa cepat lelah dan pusing, berat badan bayi tidak bertambah dan bayinya rewel
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Manajemen Nutrisi: Berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat selama menyusui. Pasien tidak paham pentingnya nutrisi yang baik selama menyusui, mulai tidak suka makan sayur, dan jarang minum air putih. Hal ini dapat mengakibatkan produksi ASI yang tidak adekuat.
2. Penurunan Produksi ASI: Berhubungan dengan kurangnya asupan nutrisi yang adekuat selama menyusui. Pasien mengalami kesulitan dalam produksi ASI, yang dapat menyebabkan berat badan bayi tidak bertambah dan bayi menjadi rewel.
3. Kelelahan: Berhubungan dengan kurangnya asupan nutrisi yang adekuat. Pasien merasa cepat lelah dan pusing, yang dapat disebabkan oleh defisiensi nutrisi, terutama karbohidrat, protein, dan vitamin.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Nutrisi Efektif: Pasien dapat memahami pentingnya nutrisi yang adekuat selama menyusui, dapat menyusun rencana makan yang seimbang, dan dapat mempertahankan asupan nutrisi yang optimal.
2. Peningkatan Produksi ASI: Pasien dapat meningkatkan produksi ASI melalui asupan nutrisi yang adekuat, sehingga berat badan bayi dapat bertambah dan bayi tidak rewel.
3. Peningkatan Energi: Pasien dapat meningkatkan energi dan mengurangi kelelahan melalui asupan nutrisi yang adekuat, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi Efektif:
a. Kaji status nutrisi pasien, termasuk asupan makanan, minuman, dan kebiasaan makan.
b. Edukasi pasien tentang pentingnya nutrisi yang adekuat selama menyusui, termasuk jumlah dan jenis makanan yang dibutuhkan.
c. Bantu pasien menyusun rencana makan yang seimbang dan sesuai kebutuhan.
d. Pantau asupan nutrisi pasien dan evaluasi pencapaian tujuan.
2. Peningkatan Produksi ASI:
a. Kaji produksi ASI pasien, termasuk frekuensi dan lama menyusui, serta tanda-tanda produksi ASI yang tidak adekuat.
b. Edukasi pasien tentang teknik menyusui yang benar dan pentingnya stimulasi payudara untuk meningkatkan produksi ASI.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya ahli laktasi) untuk mengatasi masalah produksi ASI.
d. Pantau produksi ASI dan evaluasi pencapaian tujuan.
3. Peningkatan Energi:
a. Kaji tingkat energi pasien, termasuk tanda-tanda kelelahan dan penyebabnya.
b. Edukasi pasien tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan energi.
c. Bantu pasien menyusun rencana aktivitas dan istirahat yang seimbang.
d. Pantau tingkat energi pasien dan evaluasi pencapaian tujuan.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu manajemen nutrisi yang efektif, peningkatan produksi ASI, dan peningkatan energi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pasien dan bayi selama masa menyusui. -
Article No. 16795 | 05 May 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 6 bulan dibawa oleh orangtuanya ke rumah sakit dengan keluhan kaki kanan dan kiri pengkor ke arah dalam. Orangtua mengatakan bahwa hal ini sudah dialami anak sejak lahir. Berdasarkan hasil anamnesa, anak sebelumnya belum pernah mengalami trauma atau cidera fisik. Hasil pemeriksaan fisik yang perawat lakukan mendapatkan hasil bahwa kesadaran anak kompos mentis. Pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukan nadi 88x/menit, pernafasan 24 x/menit, dan suhu 36,7° C. Pada pemeriksaan kaki didapatkan deformitas equinus dan varus, didapatkan pulsasi dorsalis pedis (+) dengan capilary refill time (CRT) < 2 detik, pergerakan kaki anak aktif dengan kekuatan otot maksimal dengan nilai 5, kaki kanan dan kiri kaku, kaki depan kanan dan kiri tidak dapat diabduksikan dan dieversikan, kaki belakang kanan dan kiri tidak dapat dieversikan dari posisi varus. Ibu jari kaki kanan dan kiri terlihat relatif memendek. Bagian lateral kaki kanan dan kiri cembung, bagian medial kaki cekung dengan alur atau cekungan pada bagian medial plantar kaki. Kaki bagian belakang kanan dan kiri equinus. Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat lipatan kulit transversal yang dalam pada bagian atas belakang sendi pergelangan kaki kanan dan kiri. Pada pemeriksaan penunjang berupa foto polos didapatkan tampak gambaran seperti tangga dari tulang metatarsal pada forefoot varus. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien pada kasus ini didiagnosis congenital talipes equinovarus (CTEV). DIAGNOSA KEPERAWATA PRIORITASNYA APA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan prioritas yang dapat ditetapkan untuk kasus congenital talipes equinovarus (CTEV) pada anak laki-laki berusia 6 bulan adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Terkait Deformitas Ekstremitas Bawah Bawaan
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
- SLKI: Mobilitas Fisik
- SIKI: Manajemen Mobilitas
- Kode: 00085
Definisi:
Keterbatasan dalam pergerakan sendi, otot, dan tulang yang disebabkan oleh deformitas kongenital ekstremitas bawah.
Penjelasan singkat:
Anak mengalami deformitas equinus dan varus pada kedua kaki sejak lahir, yang menyebabkan keterbatasan pergerakan sendi, otot, dan tulang pada ekstremitas bawahnya. Hal ini dapat mempengaruhi mobilitas fisik anak.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit Terkait Deformitas Ekstremitas Bawah Bawaan
- SDKI: Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- SLKI: Integritas Kulit dan Jaringan
- SIKI: Manajemen Risiko Integritas Kulit
- Kode: 00047
Definisi:
Rentan mengalami kerusakan pada struktur dan fungsi kulit dan jaringan yang mendasarinya, yang disebabkan oleh deformitas ekstremitas bawah bawaan.
Penjelasan singkat:
Deformitas equinus dan varus pada kedua kaki anak dapat menyebabkan tekanan dan gesekan pada kulit, sehingga meningkatkan risiko kerusakan integritas kulit, seperti luka, iritasi, atau gangguan lainnya.
Selain dua diagnosa keperawatan prioritas di atas, perawat juga dapat mempertimbangkan diagnosa keperawatan lain yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti risiko kecacatan fisik, risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan, atau diagnosa lainnya yang relevan.