Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16776 | 05 May 2025
Klinis : Effusi pleura masif, sesak nafas, respirasi 30 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons dalam format RTF yang sesuai dengan permintaan Anda:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI\b0
\par \line \b (EFFUSI PLEURA MASSIF DENGAN SESAK NAPAS)\b0
\par
\b 1. Diagnosa Keperawatan:\b0
\par \b \i Gangguan Pertukaran Gas (00030)\i0\b0
\par \b Penjelasan SDKI:\b0
\par Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan metabolik tubuh akibat penumpukan cairan di rongga pleura (effusi pleura), mengganggu ekspansi paru dan pertukaran gas. Ditandai dengan sesak napas (\i dyspnea\i0), peningkatan frekuensi pernapasan (30x/menit), serta potensi penurunan saturasi oksigen.
\b SLKI (Luaran):\b0
\par - \b 1403: Fungsi Pernapasan\b0 \line Mempertahankan frekuensi pernapasan dalam rentang normal (12-20x/menit) dan saturasi oksigen >94%.
\par - \b 1405: Keseimbangan Asam-Basa\b0 \line Nilai analisis gas darah (AGD) dalam parameter normal (pH: 7.35-7.45, PaO2: 80-100 mmHg).
\b SIKI (Intervensi):\b0
\par - \b 3310: Manajemen Jalan Napas\b0 \line Memantau patensi jalan napas, posisi semi-Fowler, dan pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
\par - \b 3320: Fisioterapi Dada\b0 \line Latihan napas dalam dan batuk efektif untuk optimalisasi ventilasi.
\par
\b 2. Diagnosa Keperawatan:\b0
\par \b \i Nyeri Akut (00132)\i0\b0
\par \b Penjelasan SDKI:\b0
\par Nyeri pleuritik yang timbul akibat iritasi membran pleura oleh cairan effusi, dengan karakteristik tajam dan terlokalisasi pada area toraks.
\b SLKI:\b0
\par - \b 2102: Tingkat Nyeri\b0 \line Skala nyeri berkurang dari ≥4 menjadi ≤2 (skala 0-10) dalam 24 jam.
\b SIKI:\b0
\par - \b 5240: Manajemen Nyeri\b0 \line Pemberian analgesik sesuai protokol dan teknik non-farmakologis (reposisi, relaksasi).
\par
\b 3. Diagnosa Keperawatan:\b0
\par \b \i Ansietas (00146)\i0\b0
\par \b Penjelasan SDKI:\b0
\par Perasaan cemas akibat distress pernapasan dan ketidaknyamanan fisik, ditandai dengan gelisah, ekspresi wajah tegang, atau verbalisasi kekhawatiran.
\b SLKI:\b0
\par - \b 1210: Koping\b0 \line Pasien mampu mengidentifikasi strategi untuk mengurangi ansietas dalam 48 jam.
\b SIKI:\b0
\par - \b 5820: Dukungan Emosional\b0 \line Edukasi dan pendampingan untuk mengurangi ketakutan terkait kondisi.
\par
\b Catatan Akademik:\b0
\par Kode dan terminologi mengacu pada \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi V, SLKI Edisi II, dan SIKI Edisi II\i0 (PPNI, 2017-2019). Intervensi disesuaikan dengan \i evidence-based practice\i0 untuk manajemen effusi pleura.
\par
\par }
**Keterangan Format RTF:**
- Teks utama menggunakan font Calibri ukuran 11pt.
- Judul dan kode diagnosa/intervensi ditandai dengan **bold**.
- Istilah asing/khusus menggunakan *italic*.
- Spasi antarbaris 1,5 untuk keterbacaan akademik.
Semoga respons ini memenuhi kebutuhan klinis dan akademik Anda. -
Article No. 16777 | 05 May 2025
Klinis : Diagnosa aktual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi aktual dengan nada akademis dan persona seorang pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan Aktual:
Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas (00092) adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, yang disebabkan oleh kekurangan energi fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas (1616)
2. Pemulihan Fisik (0312)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Energi (4920)
2. Peningkatan Latihan Fisik (0200)
3. Manajemen Aktivitas (0200)
Definisi:
1. Intoleransi Aktivitas (00092): Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, yang disebabkan oleh kekurangan energi fisik.
2. Toleransi Aktivitas (1616): Kemampuan untuk melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
3. Pemulihan Fisik (0312): Pemulihan kembali kondisi fisik yang optimal.
4. Manajemen Energi (4920): Membantu pasien untuk mengatur dan menggunakan energi yang tersedia secara efektif.
5. Peningkatan Latihan Fisik (0200): Membantu pasien untuk meningkatkan kemampuan fisik melalui latihan yang teratur.
6. Manajemen Aktivitas (0200): Membantu pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. -
Article No. 16778 | 05 May 2025
Klinis : Diagnosa diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi diare, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Diare (00011)
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, tidak terkontrol, dan terlalu sering (biasanya tiga kali atau lebih dalam 24 jam) dengan konsistensi yang lebih cair atau setengah cair.
Sistem Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
1. Risiko Dehidrasi (00028)
Definisi: Peningkatan risiko kehilangan cairan dan elektrolit yang melebihi intake.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Sistem Klasifikasi Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Status Cairan (LK001)
Definisi: Keseimbangan antara intake dan output cairan.
2. Status Nutrisi (LK002)
Definisi: Keadaan yang mencerminkan intake, absorbsi, dan penggunaan nutrisi oleh tubuh.
Sistem Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Diare (I0046)
Definisi: Tindakan untuk mengatasi pengeluaran feses yang tidak normal, tidak terkontrol, dan terlalu sering dengan konsistensi yang lebih cair atau setengah cair.
2. Manajemen Cairan (I0028)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Manajemen Nutrisi (I0048)
Definisi: Tindakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang.
Dalam menangani kondisi diare, perawat akan berfokus pada mengatasi diare itu sendiri, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI akan membantu perawat dalam melakukan pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi yang terstruktur dan komprehensif dalam penanganan diare. -
Article No. 16779 | 05 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci untuk kondisi pasien dengan keluhan kelemahan anggota gerak.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan yang disampaikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Mobilitas Fisik". Diagnosa ini menggambarkan keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terkontrol dari tubuh atau salah satu bagian tubuh.
Gangguan Mobilitas Fisik ditandai dengan gejala-gejala seperti kelemahan otot, penurunan rentang gerak, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit neurologis, muskuloskeletal, atau kondisi lainnya yang mempengaruhi fungsi pergerakan.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang tepat, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Peningkatan Mobilitas: Pasien mampu melakukan pergerakan anggota gerak secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
2. Peningkatan Kemandirian Aktivitas Sehari-hari: Pasien dapat melakukan aktivitas harian dasar (makan, mandi, berpakaian, dll.) secara independen atau dengan sedikit bantuan.
3. Penurunan Risiko Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi terkait dengan immobilitas, seperti dekubitus, kontraktur, atau pneumonia.
4. Peningkatan Kualitas Hidup: Pasien menunjukkan peningkatan dalam kesejahteraan fisik, mental, dan sosial akibat perbaikan mobilitas.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Manajemen Mobilitas
- Latihan rentang gerak pasif dan aktif untuk meningkatkan mobilitas
- Latihan ambulasi dengan alat bantu (walker, kursi roda) sesuai kondisi pasien
- Pengaturan posisi dan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi
2. Perawatan Diri
- Latihan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari (makan, mandi, berpakaian)
- Pemberian alat bantu perawatan diri jika diperlukan
- Edukasi dan latihan bagi pasien dan keluarga terkait perawatan diri
3. Manajemen Risiko
- Identifikasi dan pencegahan risiko komplikasi akibat immobilitas
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) jika diperlukan
- Pemberian dukungan psikologis untuk meningkatkan motivasi dan kualitas hidup
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu peningkatan mobilitas, kemandirian, dan kualitas hidup secara keseluruhan. -
Article No. 16780 | 05 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak karena riwayat stroke
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak karena riwayat stroke.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien ini adalah "Ketidakstabilan Aktivitas Fisik" dari domain Aktivitas/Istirahat. Pasien mengalami kelemahan anggota gerak sebagai dampak dari riwayat stroke yang dialaminya, yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas dan perubahan pada pola aktivitas dan istirahat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Stabilitas Aktivitas Fisik: Pasien menunjukkan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik secara aman dan mandiri sesuai dengan kemampuannya.
2. Pergerakan Sendi: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan pergerakan sendi secara optimal.
3. Kemampuan Mobilitas: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan mobilitas secara aman dan mandiri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Aktivitas
- Lakukan asesmen menyeluruh terhadap kemampuan aktivitas fisik pasien.
- Kembangkan rencana aktivitas yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien.
- Ajarkan teknik-teknik untuk mempertahankan dan meningkatkan aktivitas fisik.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur.
2. Terapi Latihan Gerak
- Lakukan asesmen terhadap kemampuan pergerakan sendi pasien.
- Kembangkan program latihan gerak yang sesuai untuk meningkatkan pergerakan sendi.
- Lakukan latihan gerak secara bertahap dan teratur bersama pasien.
- Pantau progres pasien dan lakukan penyesuaian program latihan jika diperlukan.
3. Manajemen Mobilitas
- Lakukan asesmen terhadap kemampuan mobilitas pasien.
- Kembangkan rencana mobilitas yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien.
- Ajarkan teknik-teknik mobilitas yang aman dan efektif.
- Fasilitasi penggunaan alat bantu mobilitas jika diperlukan.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan kemampuan mobilitas secara mandiri.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada peningkatan aktivitas fisik, pergerakan sendi, dan kemampuan mobilitas, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup sesuai dengan kondisinya. -
Article No. 16781 | 05 May 2025
Klinis : Restrain
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) pada kondisi restrain.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Restrain:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi restrain adalah "Risiko Keselamatan: Cedera". Kondisi restrain dapat meningkatkan risiko cedera pada pasien, baik secara fisik maupun psikologis. Pasien yang direstrain dapat mengalami kesulitan bergerak, terjatuh, atau bahkan melukai diri sendiri dalam upaya melepaskan diri dari restrain. Selain itu, restrain juga dapat menimbulkan distres psikologis seperti kecemasan, agitasi, atau depresi pada pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan kondisi restrain dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Penurunan risiko cedera fisik: Pasien tidak mengalami cedera akibat restrain, seperti luka, memar, atau fraktur.
2. Penurunan distres psikologis: Pasien menunjukkan penurunan tanda-tanda kecemasan, agitasi, atau depresi.
3. Peningkatan kemampuan mobilisasi: Pasien dapat bergerak dengan aman dan nyaman, sesuai dengan kondisi medisnya.
4. Peningkatan rasa aman dan nyaman: Pasien merasa aman dan nyaman selama proses restrain.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan dan pencegahan cedera:
- Melakukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital dan kondisi fisik pasien.
- Menjaga integritas kulit dan mencegah terjadinya luka tekan.
- Memastikan restrain tidak mengganggu sirkulasi darah dan pernapasan.
2. Manajemen distres psikologis:
- Memberikan dukungan emosional dan psikoedukasi kepada pasien.
- Menerapkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan atau agitasi.
- Melibatkan keluarga atau significant others dalam proses perawatan.
3. Fasilitasi mobilisasi aman:
- Menerapkan teknik restrain yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien.
- Mengoptimalkan fungsi gerak pasien dengan latihan atau bantuan alat bantu.
- Melakukan transisi yang aman dari restrain ke mobilisasi mandiri.
4. Penciptaan lingkungan yang aman dan nyaman:
- Menyediakan lingkungan yang tenang dan suportif.
- Mempertahankan privasi dan martabat pasien selama proses restrain.
- Melibatkan pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan terkait restrain.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi restrain, perawat harus mempertimbangkan aspek fisiologis, psikologis, dan sosial secara holistik. Tujuan utamanya adalah memastikan keselamatan pasien, mengurangi distres, dan memfasilitasi pemulihan yang optimal. -
Article No. 16782 | 05 May 2025
Klinis : diabetes militus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi diabetes melitus berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Risiko Glukosa Darah Tidak Stabil (00179)
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan kadar glukosa darah di luar rentang normal.
c. Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif (00080)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mencapai tujuan pengobatan atau terapi.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 00002
Nama: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Kode: 00179
Nama: Risiko Glukosa Darah Tidak Stabil
Definisi: Berisiko mengalami perubahan kadar glukosa darah di luar rentang normal.
c. Kode: 00080
Nama: Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mencapai tujuan pengobatan atau terapi.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 1908
Nama: Keseimbangan Nutrisi
Definisi: Tercapainya keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
b. Kode: 2301
Nama: Kontrol Glukosa Darah
Definisi: Kemampuan mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
c. Kode: 1601
Nama: Kepatuhan Regimen Terapeutik
Definisi: Kemampuan untuk mengikuti dan menyelesaikan pengobatan atau terapi.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 3320
Nama: Manajemen Nutrisi
Definisi: Perencanaan, implementasi, dan evaluasi asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Kode: 2120
Nama: Manajemen Diabetes Melitus
Definisi: Perencanaan, implementasi, dan evaluasi tindakan untuk mengontrol kadar glukosa darah.
c. Kode: 4420
Nama: Manajemen Regimen Terapeutik
Definisi: Perencanaan, implementasi, dan evaluasi tindakan untuk membantu pasien mencapai tujuan pengobatan atau terapi.
Tone akademis dan persona pakar/perawat telah diterapkan dalam penjelasan ini. -
Article No. 16783 | 05 May 2025
Klinis : Nama : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 42 tahun Diagnosa medis : Gastroenteritis Pengkajian tanggal : 13/12/2014 Riwayat pasien : Keluhan utama : Klien mengatakan diare dari semalam ± 9 kali Riwayat penyakit sekarang : Klien mengatakan diare pada hari kamis (11/12/14), BAB > 10 kali, BAB cair, ampas sedikit, lender putih (+), darah (-), mual (+), muntah (-), perut melilit (+), klien mengobati sendiri dengan minum oralit 2 gelas dan enterostop 1 tablet namun belum ada perubahan. Hari jumat (12/12/14) klien periksa ke puskesmas diberi obat namun masih diare, BAB cair, BAB > 10 kali, lender putih (+), ampas sedikit, jumlah cairan ± 150 cc, mual (+), muntah (-), perut melilit (+). Kemudian klien periksa kembali di UGD RSUD Tidar. Diberikan terapi obat per oral diatab, injeksi ranitidine, injekdi metronidasol dan infuse RL 20 tpm. Selama di IGD klien BAB ± 8 kali, BAB cair, ampas sedikit, jumlah cairan ± 100 cc, lendir putih (+), mual (+), muntah (-), perut melilit (+) klien merasa lemas. Klien dibawa ke bangsal (R. G) untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Riwayat penyakit dahulu : Klien alergi terhadap telur dan ikan asin, reaksi alerginya gatal-gatal. Pemeriksaan fisik : Keadaan umum : composmentis, terlihat lemas, sering bolak-balik KM, TD : 90/60 mmHg, S : 36,6OC, N : 88 x/m regular, RR : 18 x/m Mata : konjungtiva anemis (-) Mulut : mukosa bibir kering, sariawan Abdomen \ Inspeksi : bentuk supel Group 1, Grouped objectAuskultasi : bising usus 16 x/m (meningkat) Palpasi : nyeri tekan Perkusi : timpani Kulit dan kuku : kuku tangan kiri panjang & kotor, kuku kedua kaki panjang & kotor, turgor kulit baik, CRT > 3 dtk Nutrisi dan cairan BB sebelum 52 kg, BB sekarang 48 kg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
**Nama Pasien**: Tn. S
**Jenis Kelamin**: Laki-laki
**Usia**: 42 tahun
**Diagnosa Medis**: Gastroenteritis
**Tanggal Pengkajian**: 13 Desember 2014
### **1. Diagnosa Keperawatan Utama**
**Kode SDKI**: **0002** – **Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit**
**Definisi**: Kondisi di mana tubuh mengalami ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan serta elektrolit.
**Data Pendukung**:
- Diare akut (>10 kali/hari) dengan volume cairan ±100–150 cc per BAB.
- Turgor kulit baik, tetapi CRT >3 detik (indikasi dehidrasi ringan-sedang).
- TD 90/60 mmHg (hipotensi relatif).
- Mukosa bibir kering.
- Penurunan berat badan dari 52 kg menjadi 48 kg dalam waktu singkat.
**Kode SLKI**: **0402** – **Pemantauan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit**
**Intervensi**:
- Pantau tanda vital (TD, nadi, suhu, pernapasan).
- Observasi frekuensi dan karakteristik BAB.
- Berikan terapi rehidrasi oral (oralit) atau intravena (RL 20 tpm).
- Anjurkan asupan cairan yang adekuat.
**Kode SIKI**: **040201** – **Memantau Tanda-Tanda Dehidrasi**
**Kriteria Evaluasi**:
- CRT ≤2 detik.
- Turgor kulit kembali normal.
- Tekanan darah stabil (≥100/60 mmHg).
- Frekuensi BAB menurun (<3 kali/hari).
---
### **2. Diagnosa Keperawatan Sekunder**
**Kode SDKI**: **0018** – **Nyeri Akut**
**Definisi**: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan atau potensi kerusakan jaringan.
**Data Pendukung**:
- Keluhan perut melilit (+) sejak awal gejala.
- Nyeri tekan pada abdomen saat palpasi.
- Bising usus meningkat (16x/menit).
**Kode SLKI**: **1402** – **Manajemen Nyeri**
**Intervensi**:
- Berikan posisi nyaman (misalnya, semi-Fowler).
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep (ranitidine untuk mengurangi iritasi lambung).
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
**Kode SIKI**: **140201** – **Mengurangi Stimulus Nyeri**
**Kriteria Evaluasi**:
- Skala nyeri menurun (dari skala subjektif pasien).
- Klien melaporkan perut tidak melilit lagi.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan Tambahan**
**Kode SDKI**: **0005** – **Risiko Infeksi**
**Definisi**: Peningkatan kerentanan terhadap invasi patogen.
**Data Pendukung**:
- Riwayat alergi (telur & ikan asin).
- Kebersihan kuku buruk (panjang dan kotor).
- Adanya lendir putih pada feses (indikasi inflamasi/infeksi).
**Kode SLKI**: **0702** – **Pencegahan Infeksi**
**Intervensi**:
- Edukasi cuci tangan sebelum dan setelah BAB.
- Anjurkan perawatan kuku yang bersih.
- Pantau tanda-tanda infeksi (demam, leukositosis).
**Kode SIKI**: **070201** – **Menerapkan Kewaspadaan Universal**
**Kriteria Evaluasi**:
- Tidak ada tanda infeksi sekunder (mis., demam).
- Kebersihan personal klien membaik.
---
### **Kesimpulan**
Prioritas intervensi keperawatan untuk Tn. S adalah:
1. **Koreksi dehidrasi** (SDKI 0002, SLKI 0402).
2. **Manajemen nyeri abdomen** (SDKI 0018, SLKI 1402).
3. **Pencegahan komplikasi infeksi** (SDKI 0005, SLKI 0702).
Dokumentasi harus mencakup perkembangan tanda vital, asupan-output cairan, dan respons terhadap terapi.
*(Sumber: Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia [SDKI], Standar Luaran Keperawatan Indonesia [SLKI], Standar Intervensi Keperawatan Indonesia [SIKI] – PPNI, 2016–2023).*
**Disusun oleh**,
[Asisten Perawat Klinis] -
Article No. 16784 | 05 May 2025
Klinis : pasien datang dalam keadaan luka lecet dan memar di dahi, kaki kanan dan bibir atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit (NANDA-I: 00046)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: D.0022
Definisi: Kerusakan pada kulit dan membran mukosa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L.0166
Definisi: Pemulihan integritas kulit dan/atau membran mukosa.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I.0089
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi penyembuhan luka dan pemulihan integritas kulit.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu adanya luka lecet dan memar di dahi, kaki kanan, dan bibir atas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kerusakan Integritas Kulit. Hal ini mengacu pada Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) dengan kode D.0022, yang menjelaskan bahwa kerusakan terjadi pada kulit dan membran mukosa.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, diperlukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dengan kode L.0166, yakni pemulihan integritas kulit dan/atau membran mukosa. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan kode I.0089 adalah tindakan untuk memfasilitasi penyembuhan luka dan pemulihan integritas kulit.
Dengan memberikan perawatan yang sesuai, diharapkan luka lecet dan memar pada pasien dapat sembuh dan integritas kulit dapat pulih dengan baik. -
Article No. 16785 | 05 May 2025
Klinis : pasien datang dalam dengan keluhan menstruasi tidak lancar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan menstruasi tidak lancar.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan menstruasi tidak lancar adalah "Ketidakefektifan Pola Menstruasi" (SDKI, 2017). Diagnosa ini mencerminkan adanya perubahan atau gangguan pada pola dan karakteristik menstruasi yang tidak sesuai dengan kondisi normal. Ketidakefektifan Pola Menstruasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, perubahan hormonal, atau kondisi medis lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pemulihan Pola Menstruasi: Pasien menunjukkan pola menstruasi yang teratur dan normal sesuai siklus menstruasi individu.
2. Kontrol Gejala: Pasien mampu mengendalikan dan mengelola gejala-gejala yang terkait dengan ketidakefektifan pola menstruasi, seperti nyeri, kram, atau perdarahan yang berlebihan.
3. Peningkatan Pengetahuan: Pasien memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola menstruasi dan mengetahui cara-cara untuk menjaga kesehatan reproduksi.
4. Adaptasi Psikologis: Pasien dapat beradaptasi secara psikologis dan emosional terhadap perubahan pola menstruasi, serta mampu mengelola stres yang terkait.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Pengkajian Komprehensif:
- Mengkaji riwayat menstruasi, termasuk pola, durasi, dan gejala yang dialami.
- Mengevaluasi faktor-faktor yang mungkin memengaruhi pola menstruasi, seperti riwayat medis, gaya hidup, dan stress.
2. Edukasi dan Konseling:
- Memberikan edukasi kepada pasien mengenai pola menstruasi normal dan faktor-faktor yang dapat memengaruhinya.
- Mengajarkan teknik manajemen gejala, seperti penggunaan kompres hangat, latihan fisik, dan teknik relaksasi.
- Memberikan konseling untuk membantu pasien memahami dan beradaptasi dengan perubahan pola menstruasi.
3. Intervensi Terapeutik:
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter ginekologi) untuk menentukan penyebab dan penatalaksanaan yang sesuai.
- Memantau tanda-tanda vital, gejala, dan respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien selama proses pemulihan.
4. Koordinasi dan Kolaborasi:
- Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi.
- Melibatkan keluarga atau orang terdekat pasien dalam proses perawatan, jika diperlukan.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pemulihan pola menstruasi, kontrol gejala, peningkatan pengetahuan, dan adaptasi psikologis yang optimal.