Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16766 | 05 May 2025
Klinis : KASUS 21 Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan Stroke Infark hari rawatan ke-8. Hasil pengkajian pasien mengeluh perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus menurun dan teraba distensi abdomen Lakukan asuhan keperawatan pada kasus di atas minimal 2 masalah keperawatan (actual dan risiko)?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah dua diagnosa keperawatan dengan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan Aktual:
Diagnosa: Konstipasi
Kode SDKI: 13016
Definisi SDKI: Ketidakmampuan untuk buang air besar secara teratur.
Faktor Berhubungan SLKI: Immobilitas, Nutrisi tidak adekuat, Obat-obatan.
Luaran SIKI: Eliminasi Gastrointestinal Efektif, Kenyamanan Gastrointestinal Membaik.
Penjelasan:
Pasien mengalami keluhan perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus juga menurun, yang mengindikasikan adanya konstipasi. Konstipasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti immobilitas akibat hospitalisasi, asupan nutrisi yang tidak adekuat, dan efek samping obat-obatan.
2. Diagnosa Keperawatan Risiko:
Diagnosa: Risiko Intoleransi Aktivitas
Kode SDKI: 00092
Definisi SDKI: Berisiko mengalami keterbatasan dalam persiapan, toleransi, dan respons terhadap aktivitas fisik.
Faktor Risiko SLKI: Penurunan Kekuatan Otot, Gangguan Sensasi, Depresi.
Luaran SIKI: Intoleransi Aktivitas Menurun, Kelelahan Membaik.
Penjelasan:
Pasien dengan stroke infark pada hari rawatan ke-8 memiliki risiko intoleransi aktivitas akibat penurunan kekuatan otot, gangguan sensasi, dan kemungkinan adanya depresi. Kondisi ini dapat menyebabkan keterbatasan dalam persiapan, toleransi, dan respons terhadap aktivitas fisik, sehingga memerlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah konstipasi dan mencegah risiko intoleransi aktivitas, serta melakukan evaluasi secara berkala untuk memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 16767 | 05 May 2025
Klinis : KASUS 21 Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan Stroke Infark hari rawatan ke-8. Hasil pengkajian pasien mengeluh perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus menurun dan teraba distensi abdomen Lakukan asuhan keperawatan pada kasus di atas minimal 2 masalah keperawatan (actual dan risiko)?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Konstipasi (Constipation)
Definisi: Penurunan frekuensi, kesulitan, atau tidak dapat buang air besar yang konsisten dan menetap.
2. Risiko Konstipasi (Risk for Constipation)
Definisi: Rentan mengalami penurunan frekuensi, kesulitan, atau tidak dapat buang air besar yang konsisten dan menetap.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Konstipasi (Constipation)
- Pasien dapat buang air besar secara normal dengan frekuensi sesuai kebiasaan sebelum sakit.
- Pasien melaporkan tidak ada lagi rasa tidak nyaman pada perut.
- Bising usus menjadi normal.
2. Risiko Konstipasi (Risk for Constipation)
- Pasien dapat mempertahankan pola eliminasi yang normal.
- Pasien menunjukkan tidak adanya tanda-tanda konstipasi.
- Pasien menunjukkan kemampuan untuk memodifikasi faktor risiko konstipasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Konstipasi (Constipation)
- Lakukan pengkajian komprehensif terkait pola eliminasi pasien.
- Berikan edukasi tentang pola eliminasi yang normal dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian laksatif atau enema, sesuai indikasi.
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan dan serat dalam diet.
- Bantu pasien untuk melakukan aktivitas fisik sesuai toleransi.
- Monitoring tanda-tanda vital dan output urin secara berkala.
- Dokumentasikan hasil intervensi dan evaluasi perkembangan pasien.
2. Risiko Konstipasi (Risk for Constipation)
- Lakukan pengkajian terhadap faktor-faktor risiko konstipasi pada pasien.
- Berikan edukasi tentang pencegahan konstipasi, seperti peningkatan asupan cairan dan serat, aktivitas fisik, dan pola eliminasi yang teratur.
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi dan posisi untuk memfasilitasi buang air besar.
- Monitor intake dan output cairan, serta pola eliminasi pasien secara berkala.
- Dokumentasikan hasil intervensi dan evaluasi perkembangan pasien.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami penurunan frekuensi buang air besar, rasa tidak nyaman pada perut, serta distensi abdomen, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Konstipasi (Constipation) dan Risiko Konstipasi (Risk for Constipation). Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memulihkan pola eliminasi yang normal, mengurangi rasa tidak nyaman pada perut, serta mencegah terjadinya konstipasi lebih lanjut. Intervensi keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian, edukasi, kolaborasi dengan tim medis, serta monitoring dan evaluasi secara berkala. -
Article No. 16768 | 05 May 2025
Klinis : KASUS 21 Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan Stroke Infark hari rawatan ke-8. Hasil pengkajian pasien mengeluh perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus menurun dan teraba distensi abdomen Lakukan asuhan keperawatan pada kasus di atas minimal 2 masalah keperawatan (actual dan risiko)?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang diminta untuk kasus tersebut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I63.9
- Deskripsi: Stroke infark, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik, karena dokumentasi tidak menyebutkan adanya tindakan medis yang dilakukan.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien perempuan berusia 56 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosis Stroke Infark pada hari rawatan ke-8. Pasien mengeluhkan perut terasa kembung dan tidak nyaman, dengan riwayat buang air besar baru 1 kali sejak masuk rumah sakit, dengan feses keras dan pasien mengejan saat buang air besar. Selain itu, terdapat penurunan bising usus dan ditemukan distensi abdomen pada pemeriksaan fisik.
Dari kondisi pasien tersebut, dapat diidentifikasi minimal 2 masalah keperawatan, yaitu:
1. Masalah keperawatan aktual: Konstipasi
- Definisi: Kondisi di mana pasien mengalami kesulitan atau ketidakmampuan untuk buang air besar secara teratur, dengan feses yang keras dan kering.
- Faktor penyebab: Stroke infark yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf yang mengatur fungsi usus, serta aktivitas fisik yang terbatas selama rawat inap.
- Tanda dan gejala: Feses keras, pengeluaran feses yang kurang dari normal, rasa tidak nyaman di perut, dan penurunan bising usus.
- Intervensi keperawatan: Pemberian laksatif atau obat pencahar yang sesuai, peningkatan asupan cairan dan serat, aktivitas fisik yang teratur, dan teknik relaksasi saat buang air besar.
2. Masalah keperawatan risiko: Risiko dekubitus
- Definisi: Risiko terjadinya luka tekan atau dekubitus akibat tekanan yang berkepanjangan pada area tertentu pada tubuh.
- Faktor risiko: Aktivitas fisik yang terbatas selama rawat inap, kondisi stroke infark yang dapat mempengaruhi mobilitas dan sensasi, serta risiko lain seperti usia lanjut dan status nutrisi yang tidak optimal.
- Intervensi keperawatan: Pemantauan kulit secara berkala, penggunaan alas tempat tidur yang sesuai, perubahan posisi secara teratur, peningkatan asupan nutrisi, dan perawatan kulit yang tepat.
Dalam menangani masalah keperawatan tersebut, perawat harus melakukan pengkajian komprehensif, perencanaan asuhan keperawatan yang sesuai, implementasi tindakan keperawatan yang tepat, serta evaluasi untuk memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 16769 | 05 May 2025
Klinis : KASUS 21 Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan Stroke Infark hari rawatan ke-8. Hasil pengkajian pasien mengeluh perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus menurun dan teraba distensi abdomen Lakukan asuhan keperawatan pada kasus di atas minimal 2 masalah keperawatan (actual dan risiko)?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu. Saya adalah perawat yang akan memberikan asuhan keperawatan untuk kasus yang Ibu sampaikan. Berikut adalah analisis dan rencana asuhan keperawatan yang dapat diberikan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Konstipasi (SDKI 2016)
Definisi: Penurunan frekuensi defekasi, disertai pengeluaran feses yang keras dan sulit.
b. Risiko Kekurangan Volume Cairan (SDKI 2016)
Definisi: Kerentanan mengalami penurunan cairan intravaskular, intraseluler, dan/atau interstisial, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Konstipasi
1) Pasien akan memiliki pola defekasi yang normal dalam 3 hari.
2) Pasien mengeluh tidak ada lagi rasa tidak nyaman pada perut dalam 2 hari.
3) Pasien dapat mengeluarkan feses dengan mudah dalam 3 hari.
b. Risiko Kekurangan Volume Cairan
1) Tanda-tanda vital pasien akan stabil dalam 1 hari.
2) Pasien tidak akan mengalami dehidrasi dalam 2 hari.
3) Intake dan output cairan pasien akan seimbang dalam 2 hari.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Konstipasi
1) Kaji pola defekasi pasien, termasuk frekuensi, konsistensi, dan jumlah feses.
2) Berikan diet tinggi serat dan cairan yang cukup untuk meningkatkan motilitas usus.
3) Ajarkan teknik relaksasi dan mengejan yang benar saat BAB.
4) Berikan obat-obatan laksatif sesuai dengan instruksi dokter.
5) Pantau intake dan output cairan pasien.
6) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
b. Risiko Kekurangan Volume Cairan
1) Kaji tanda-tanda dehidrasi, seperti turgor kulit, membran mukosa, dan intake/output cairan.
2) Pantau tanda-tanda vital secara teratur.
3) Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien.
4) Ajarkan pasien untuk mengonsumsi cairan yang cukup.
5) Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi kebutuhan cairan pasien.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi masalah konstipasi dan risiko kekurangan volume cairan, sehingga keadaan pasien akan membaik dan proses penyembuhan dapat berjalan optimal. Saya siap untuk berdiskusi lebih lanjut jika Ibu memiliki pertanyaan atau membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 16770 | 05 May 2025
Klinis : KASUS 21 Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan Stroke Infark hari rawatan ke-8. Hasil pengkajian pasien mengeluh perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus menurun dan teraba distensi abdomen Lakukan asuhan keperawatan pada kasus di atas minimal 2 masalah keperawatan (actual dan risiko)?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan Aktual:
1. Obstipasi (NANDA-I: 00011)
Definisi: Pengurangan frekuensi dan/atau pengeluaran feses, yang mengakibatkan akumulasi feses.
SDKI: Obstruksi Eliminasi Usus
SLKI: Eliminasi Usus Terganggu
SIKI: Manajemen Obstipasi
Diagnosa Keperawatan Risiko:
2. Risiko Konstipasi (NANDA-I: 00015)
Definisi: Kerentanan untuk pengurangan frekuensi defekasi, disertai dengan sulit atau tidak dapat mengosongkan usus, yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan.
SDKI: Risiko Obstruksi Eliminasi Usus
SLKI: Risiko Eliminasi Usus Terganggu
SIKI: Manajemen Risiko Konstipasi
Penjelasan singkat:
1. Obstipasi (NANDA-I: 00011)
- Definisi SDKI: Obstruksi Eliminasi Usus - Kondisi di mana terjadi hambatan pada eliminasi feses, yang ditandai dengan penurunan frekuensi defekasi, feses keras, dan perut terasa kembung.
- Definisi SLKI: Eliminasi Usus Terganggu - Kemampuan individu untuk mengeluarkan feses secara adekuat terganggu.
- Definisi SIKI: Manajemen Obstipasi - Intervensi untuk memfasilitasi pengeluaran feses secara teratur dan lancar.
2. Risiko Konstipasi (NANDA-I: 00015)
- Definisi SDKI: Risiko Obstruksi Eliminasi Usus - Kerentanan individu untuk mengalami hambatan pada eliminasi feses, yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan.
- Definisi SLKI: Risiko Eliminasi Usus Terganggu - Kerentanan individu untuk mengalami gangguan pada kemampuan mengeluarkan feses secara adekuat.
- Definisi SIKI: Manajemen Risiko Konstipasi - Intervensi untuk mencegah terjadinya hambatan pada eliminasi feses.
Dengan demikian, berdasarkan kondisi pasien yang mengalami keluhan perut kembung, BAB hanya 1 kali sejak masuk RS dengan feses keras, dan adanya distensi abdomen, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Obstipasi (aktual) dan Risiko Konstipasi (risiko). Asuhan keperawatan yang dapat diberikan berfokus pada manajemen obstipasi dan pencegahan konstipasi. -
Article No. 16771 | 05 May 2025
Klinis : sakit telinga sudah sejak seminngu terakhir
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi sakit telinga yang sudah terjadi selama seminggu terakhir.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Nyeri Akut" (SDKI kode 00132). Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain). Dalam kasus sakit telinga, pasien mengalami nyeri akut di area telinga yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan di telinga.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengurangan Nyeri (SLKI kode 1605): Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat melaporkan pengurangan tingkat nyeri pada skala nyeri yang digunakan.
2. Kontrol Nyeri (SLKI kode 1608): Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri telinga.
3. Peningkatan Tidur (SLKI kode 0004): Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat melaporkan peningkatan kualitas dan durasi tidur yang lebih baik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (SIKI kode 1400):
a. Kaji karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan intensitas nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis seperti relaksasi, kompres hangat, atau distraksi untuk mengurangi nyeri.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan pengkajian nyeri secara berkala.
2. Peningkatan Tidur (SIKI kode 1850):
a. Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur (nyeri, kecemasan, lingkungan).
b. Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur.
c. Optimalkan lingkungan untuk mendukung tidur yang nyaman.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi kebutuhan farmakologis jika diperlukan.
3. Edukasi Kesehatan (SIKI kode 5510):
a. Berikan edukasi tentang penyebab, gejala, dan penanganan sakit telinga.
b. Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri dan teknik non-farmakologis.
c. Dorong pasien untuk mematuhi instruksi pengobatan dan kontrol ke tenaga kesehatan.
d. Evaluasi pemahaman pasien dan keluarga, serta identifikasi kebutuhan edukasi lebih lanjut.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada pengurangan nyeri, peningkatan kualitas tidur, serta edukasi kepada pasien dan keluarga, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan dan membantu pasien pulih dari kondisi sakit telinga yang dialaminya. -
Article No. 16772 | 05 May 2025
Klinis : [4/5, 23.57] Sadam.h: ciek se ka dam tanyo ratu [4/5, 23.57] Sadam.h: awak ko apo sabana nyo ??KASUS 21 Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan Stroke Infark hari rawatan ke-8. Hasil pengkajian pasien mengeluh perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus menurun dan teraba distensi abdomen Lakukan asuhan keperawatan pada kasus di atas minimal 2 masalah keperawatan (actual dan risiko)?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I63.9
- Deskripsi: Stroke infark, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Kolonoskopi
Berdasarkan kasus yang diberikan, pasien seorang perempuan berusia 56 tahun yang dirawat di rumah sakit dengan diagnosis Stroke Infark pada hari rawat ke-8. Pasien mengeluhkan perut terasa kembung dan tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk rumah sakit dengan pengeluaran feses keras serta mengejan saat BAB. Selain itu, bising usus menurun dan teraba distensi abdomen.
Dari kondisi pasien tersebut, dapat diidentifikasi dua masalah keperawatan, yaitu:
1. Masalah Keperawatan Aktual: Konstipasi
- Definisi: Kondisi di mana pasien mengalami kesulitan dalam defekasi, dengan frekuensi BAB kurang dari normal dan pengeluaran feses yang keras.
- Penyebab: Mobilitas terbatas akibat stroke, asupan cairan dan serat yang tidak adekuat, efek samping obat-obatan.
- Gejala: Perut terasa kembung dan tidak nyaman, pengeluaran feses keras, mengejan saat BAB, dan penurunan bising usus.
- Intervensi Keperawatan:
- Monitor pola BAB pasien, frekuensi, dan karakteristik feses.
- Berikan asupan cairan yang adekuat, serta makanan tinggi serat.
- Lakukan stimulasi abdomen dan berikan laksatif sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik relaksasi dan posisi yang tepat saat BAB.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan laksatif jika diperlukan.
2. Masalah Keperawatan Risiko: Risiko Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Risiko ketidakmampuan untuk mentoleransi atau melakukan aktivitas fisik yang dibutuhkan.
- Faktor Risiko: Kondisi stroke yang menyebabkan penurunan mobilitas dan kelemahan fisik.
- Intervensi Keperawatan:
- Lakukan pengkajian tingkat aktivitas dan kemampuan fungsional pasien.
- Berikan latihan fisik yang sesuai dan bertahap untuk meningkatkan mobilitas.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen aktivitas.
- Kolaborasi dengan dokter dan tim rehabilitasi untuk rencana latihan dan pemulihan.
- Berikan dukungan psikologis dan motivasi untuk meningkatkan kemandirian pasien.
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, dengan memperhatikan kedua masalah keperawatan di atas, diharapkan dapat membantu pemulihan pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 16773 | 05 May 2025
Klinis : [4/5, 23.57] Sadam.h: ciek se ka dam tanyo ratu [4/5, 23.57] Sadam.h: awak ko apo sabana nyo ??KASUS 21 Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan Stroke Infark hari rawatan ke-8. Hasil pengkajian pasien mengeluh perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus menurun dan teraba distensi abdomen Lakukan asuhan keperawatan pada kasus di atas minimal 2 masalah keperawatan (actual dan risiko)?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan 1:
Konstipasi (00011) - SDKI
Definisi: Berkurangnya frekuensi pengeluaran feses, disertai kesulitan dalam pengeluaran feses.
Penjelasan:
Berdasarkan pengkajian, pasien mengeluh perut terasa kembung, merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras, serta pasien mengejan saat BAB. Hal ini menunjukkan adanya penurunan frekuensi dan kesulitan dalam pengeluaran feses, sehingga dapat ditetapkan diagnosa keperawatan Konstipasi.
Diagnosa Keperawatan 2:
Intoleransi Aktivitas (00rollback) - SDKI
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penjelasan:
Pasien mengelami stroke infark, yang dapat menyebabkan keterbatasan fisik dan berdampak pada kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas rutin. Hal ini dapat menyebabkan intoleransi aktivitas pada pasien.
Kode SDKI, SLKI, SIKI:
1. Konstipasi (00011) - SDKI
2. Intoleransi Aktivitas (00rollback) - SDKI
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kasus yang Anda berikan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 16774 | 05 May 2025
Klinis : [4/5, 23.57] Sadam.h: ciek se ka dam tanyo ratu [4/5, 23.57] Sadam.h: awak ko apo sabana nyo ??KASUS 21 Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan Stroke Infark hari rawatan ke-8. Hasil pengkajian pasien mengeluh perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus menurun dan teraba distensi abdomen Lakukan asuhan keperawatan pada kasus di atas minimal 2 masalah keperawatan (actual dan risiko)?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
**Kasus:**
Pasien perempuan (56 tahun) dengan *Stroke Infark* hari rawatan ke-8 mengeluh kembung, ketidaknyamanan abdomen, BAB 1 kali sejak masuk RS dengan feses keras, distensi abdomen, dan bising usus menurun.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan Aktual**
**Kode SDKI:** **G.0012 – Konstipasi**
**Definisi:** Penurunan frekuensi defekasi disertai kesulitan pengeluaran feses yang keras/kering.
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode SLKI:** **L.14001** – Frekuensi defekasi dalam rentang normal.
- **Kode SLKI:** **L.14002** – Konsistensi feses lunak.
- **Kode SLKI:** **L.14003** – Pasien tidak mengejan saat defekasi.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode SIKI:** **I.14001** – Manajemen konstipasi (pemberian cairan, serat, aktivitas fisik, laksatif sesuai indikasi).
- **Kode SIKI:** **I.14003** – Edukasi pola defekasi dan nutrisi tinggi serat.
**Penjelasan:**
Konstipasi pada pasien stroke disebabkan oleh imobilisasi, asupan serat/cairan kurang, dan efek neurologis. Intervensi difokuskan pada normalisasi motilitas usus dan pencegahan komplikasi.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan Risiko**
**Kode SDKI:** **R.0016 – Risiko Impaksi Feses**
**Definisi:** Peningkatan kerentanan terhadap akumulasi feses keras yang sulit dikeluarkan.
**SLKI:**
- **Kode SLKI:** **L.14004** – Tidak terjadi impaksi feses.
- **Kode SLKI:** **L.14005** – Distensi abdomen berkurang.
**SIKI:**
- **Kode SIKI:** **I.14002** – Pemantauan tanda-tanda impaksi (auskultasi bising usus, palpasi abdomen).
- **Kode SIKI:** **I.14004** – Pemberian enema/laksatif stimulan jika diperlukan.
**Penjelasan:**
Imobilisasi dan konstipasi berkepanjangan meningkatkan risiko impaksi. Intervensi proaktif diperlukan untuk mencegah obstruksi usus.
---
**Rekomendasi Tambahan:**
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk diet tinggi serat dan hidrasi.
- Mobilisasi bertahap untuk stimulasi peristaltik.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis/resepons elektronik).* -
Article No. 16775 | 05 May 2025
Klinis : [4/5, 23.57] Sadam.h: ciek se ka dam tanyo ratu [4/5, 23.57] Sadam.h: awak ko apo sabana nyo ??KASUS 21 Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan Stroke Infark hari rawatan ke-8. Hasil pengkajian pasien mengeluh perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus menurun dan teraba distensi abdomen Lakukan asuhan keperawatan pada kasus di atas minimal 2 masalah keperawatan (actual dan risiko)?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Konstipasi Akut
Definisi: Penurunan frekuensi dan/atau pengeluaran feses yang menyebabkan diskomfort atau gangguan pada individu.
Penyebab: Immobilisasi, perubahan pola diet, penggunaan obat-obatan, dan masalah neurologis.
2. Risiko Distres Gastrointestinal
Definisi: Berisiko mengalami ketidaknyamanan atau gangguan pada fungsi gastrointestinal.
Faktor Risiko: Penyakit serebrovaskular, immobilisasi, dan pembatasan asupan cairan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Konstipasi Akut:
- Pasien akan memiliki pola eliminasi yang teratur dan feses yang lunak dalam 3-5 hari.
- Pasien akan melaporkan peningkatan kenyamanan gastrointestinal.
- Pasien akan mendemonstrasikan teknik defekasi yang efektif.
2. Risiko Distres Gastrointestinal:
- Pasien akan mempertahankan fungsi GI yang optimal.
- Pasien akan melaporkan tidak ada tanda-tanda distres GI.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap asupan nutrisi dan cairan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Konstipasi Akut:
- Kaji pola eliminasi dan karakteristik feses.
- Berikan nutrisi yang kaya serat dan cairan yang cukup.
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan dan mobilisasi.
- Berikan obat laksatif atau enema sesuai instruksi dokter.
- Ajarkan teknik defekasi yang efektif.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Risiko Distres Gastrointestinal:
- Kaji tanda-tanda distres GI secara berkala.
- Pantau asupan nutrisi dan cairan pasien.
- Anjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi sesuai toleransi.
- Kolaborasi dengan tim interdisipliner untuk mengelola faktor risiko.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen distres GI.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan Konstipasi Akut dan Risiko Distres Gastrointestinal dipilih berdasarkan gejala yang dilaporkan oleh pasien, yaitu perut terasa kembung, BAB baru 1 kali dengan feses keras, dan distens abdomen. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti immobilisasi, perubahan pola diet, dan masalah neurologik akibat stroke.
Luaran/output yang diharapkan mencakup pemulihan pola eliminasi yang normal, peningkatan kenyamanan gastrointestinal, serta pencegahan dan pengelolaan distres gastrointestinal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengkajian, pemberian nutrisi dan cairan yang adekuat, mobilisasi, pemberian obat laksatif, edukasi, dan evaluasi yang berkelanjutan.
Dengan implementasi asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mengatasi masalah konstipasi dan mencegah komplikasi gastrointestinal lebih lanjut, sehingga dapat membantu pemulihan kondisi secara keseluruhan.