Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16746 | 05 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia pernah merasa tidak ada harapan dalam beberapa kondisi. Data objektif : - Risiko ketidakefektifan mekanisme koping. Kelelahan fisik dan mental. SIKI SLKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan berdasarkan data subjektif yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Koping (NANDA-I 00069)
Definisi: Resiko mengalami ketidakmampuan untuk menghadapi, mengatasi, atau memulihkan diri dari stres atau masalah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10020
Judul: Risiko Ketidakefektifan Koping
Definisi: Kerentanan yang dapat berkembang menjadi ketidakmampuan untuk mengatur secara independen usaha-usaha kognitif dan perilaku untuk mengatasi tuntutan internal dan eksternal yang dinilai menantang atau mengancam sumber daya individu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 30010
Judul: Koping Efektif
Definisi: Kemampuan individu untuk mengatur secara independen usaha-usaha kognitif dan perilaku untuk mengatasi tuntutan internal dan eksternal yang dinilai menantang atau mengancam sumber daya individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 80005
Judul: Peningkatan Koping
Definisi: Membantu pasien untuk mengembangkan strategi untuk menghadapi, mengatasi, atau memulihkan dari stres atau masalah.
Dalam konteks kasus Ny. S, perawat dapat menggunakan intervensi keperawatan ini untuk membantu meningkatkan kemampuan koping yang efektif, sehingaa dapat mengurangi risiko ketidakefektifan koping. -
Article No. 16747 | 05 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia pernah merasa tidak ada harapan dalam beberapa kondisi. Data objektif : -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif yang diberikan, yaitu "Ny. S mengatakan bahwa ia perneh merasa tidak ada harapan dalam beberapa kondisi", maka dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosis Keperawatan: Hopelessness (Ketidakberdayaan)
Kode SDKI: 00124
Definisi: Pengalaman subjektif bahwa tidak ada solusi atau pilihan yang tersedia untuk mengatasi situasi/kondisi yang sedang dihadapi.
2. Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk diagnosis keperawatan.
- Diagnosis keperawatan pada SDKI dikelompokkan menjadi 12 domain dan 155 diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk luaran keperawatan.
- Luaran keperawatan pada SLKI dikelompokkan menjadi 7 domain dan 174 luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk intervensi keperawatan.
- Intervensi keperawatan pada SIKI dikelompokkan menjadi 7 domain dan 490 intervensi keperawatan.
Dengan demikian, diagnosis keperawatan yang sesuai dengan data subjektif yang diberikan adalah Hopelessness (Ketidakberdayaan) dengan kode SDKI 00124 dan definisi pengalaman subjektif bahwa tidak ada solusi atau pilihan yang tersedia untuk mengatasi situasi/kondisi yang sedang dihadapi. -
Article No. 16748 | 05 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia pernah merasa tidak ada harapan dalam beberapa kondisi. Data objektif : - etiologi:Kelelahan fisik dan mental.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Hopelessness (00124)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hopelessness (00124)
Definisi: Suatu keadaan subjektif di mana individu tidak dapat melihat solusi atau alternatif yang dapat dilakukan.
Kode: 00124
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Harapan (10020)
Definisi: Kemampuan individu untuk memandang masa depan dengan keyakinan dan kemungkinan positif.
Kode: 10020
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi Harapan (I-HOP)
Definisi: Intervensi untuk membantu individu mempertahankan atau meningkatkan harapan.
Kode: I-HOP
2. Manajemen Kelelahan (I-KEL)
Definisi: Intervensi untuk membantu individu mengatasi kelelahan fisik dan mental.
Kode: I-KEL
Penjelasan singkat:
Diagnosa Keperawatan Hopelessness (00124) menggambarkan kondisi Ny. S yang merasa tidak ada harapan dalam beberapa situasi. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor etiologi berupa kelelahan fisik dan mental. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Terapi Harapan (I-HOP) untuk membantu Ny. S mempertahankan atau meningkatkan harapan, serta Manajemen Kelelahan (I-KEL) untuk membantu mengatasi kelelahan fisik dan mental. -
Article No. 16749 | 05 May 2025
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan merokok pasif dan terpajan polutan, dibuktikan dengan batuk tidak efektif dan sputum berlebih.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Status Pernapasan: Efektif (1902)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas (3160)
Definisi: Menjaga dan mempertahankan jalan napas terbuka dan paten.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030) didasarkan pada kondisi pasien yang mengalami batuk tidak efektif dan sputum berlebih, yang disebabkan oleh merokok pasif dan terpajan polutan. Hal ini menunjukkan adanya ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga mengakibatkan jalan napas menjadi tidak bersih.
Luaran yang diharapkan adalah Status Pernapasan: Efektif (1902), yang menggambarkan kemampuan pasien untuk mempertahankan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas (3160), yang bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan jalan napas terbuka dan paten. -
Article No. 16750 | 05 May 2025
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan merokok pasif dan terpajan polutan, dibuktikan dengan batuk tidak efektif dan sputum berlebih. SIKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0302 Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3820 Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memfasilitasi jalan napas yang terbuka.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga jalan napas tidak terbuka dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh merokok pasif dan terpajan polutan, yang mengakibatkan batuk tidak efektif dan sputum berlebih.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi yang jelas dan terstruktur untuk diagnosa keperawatan ini. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menjelaskan luaran yang diharapkan, yaitu kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan panduan untuk tindakan keperawatan yang dapat dilakukan, yaitu manajemen jalan napas untuk mempertahankan atau memfasilitasi jalan napas yang terbuka.
Dengan menggunakan kerangka SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa yang tepat, merencanakan intervensi yang sesuai, dan memantau luaran yang diharapkan dalam penanganan kondisi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" pada pasien. -
Article No. 16751 | 05 May 2025
Klinis : Pasien jatuh terkena celurit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang terjatuh dan terkena celurit.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Jatuh
- Definisi: Rentan terhadap cedera fisik yang dapat membahayakan kesehatan, yang disebabkan oleh paparan lingkungan atau situasi yang tidak dapat diantisipasi.
- Karakteristik Definisi: Riwayat jatuh sebelumnya, lingkungan tidak aman, gangguan keseimbangan, penurunan fungsi sensorik, dan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko jatuh.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Luka
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit yang normal.
- Hasil yang Diharapkan:
a. Luka akan sembuh dalam waktu yang tepat.
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka.
c. Pasien dapat merawat luka dengan mandiri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengelolaan Risiko Jatuh
- Definisi: Identifikasi dan pengurangan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko jatuh pada pasien.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Melakukan asesmen risiko jatuh pada pasien.
b. Menyediakan lingkungan yang aman dan mengurangi bahaya di sekitar pasien.
c. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan jatuh.
d. Memantau dan mengevaluasi efektivitas intervensi pencegahan jatuh.
2. Perawatan Luka
- Definisi: Memberikan perawatan untuk menjaga integritas kulit dan mempromosikan penyembuhan luka.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Menilai luka secara komprehensif, termasuk ukuran, kedalaman, dan tanda-tanda infeksi.
b. Membersihkan luka dengan cairan saline dan menerapkan balutan yang sesuai.
c. Memantau tanda-tanda infeksi dan mengambil tindakan yang tepat jika diperlukan.
d. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang tepat.
e. Memantau dan mengevaluasi perkembangan penyembuhan luka.
Penjelasan Rinci:
Dalam kondisi pasien jatuh terkena celurit, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Jatuh". Hal ini dikarenakan pasien berisiko mengalami cedera fisik akibat jatuh, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti riwayat jatuh sebelumnya, lingkungan tidak aman, gangguan keseimbangan, dan lain-lain.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Integritas Kulit: Luka", yang bertujuan untuk memastikan luka dapat sembuh dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan pasien dapat merawat lukanya secara mandiri.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran ini meliputi:
1. Pengelolaan Risiko Jatuh, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko jatuh pada pasien, seperti asesmen risiko jatuh, penyediaan lingkungan yang aman, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
2. Perawatan Luka, yang bertujuan untuk menjaga integritas kulit dan mempromosikan penyembuhan luka, melalui tindakan-tindakan seperti penilaian luka, pembersihan, penerapan balutan yang sesuai, pemantauan tanda-tanda infeksi, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu luka dapat sembuh dengan baik dan tidak terjadi komplikasi. -
Article No. 16752 | 05 May 2025
Klinis : pasein wanita dengan keluhan lemas, pusing, glukosa sewaktu 350, HbA1c 9.8
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu pasien wanita dengan keluhan lemas, pusing, glukosa sewaktu 350, dan HbA1c 9.8, maka diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Kode SDKI: 00179
Definisi: Kondisi tidak terkendalinya kadar glukosa darah, yang dapat mengakibatkan komplikasi serius.
2. Intoleransi Aktivitas
Kode SDKI: 00092
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan karena adanya perasaan kelelahan.
3. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan
Kode SDKI: 00205
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- Terdiri dari diagnosis, definisi, karakteristik utama, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan sistem klasifikasi luaran keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- Terdiri dari luaran, definisi, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- Terdiri dari intervensi, definisi, aktivitas, dan kriteria intervensi.
Kode dan definisi untuk SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait dengan kondisi pasien:
SDKI:
- Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (00179)
- Intoleransi Aktivitas (00092)
- Risiko Gangguan Perfusi Jaringan (00205)
SLKI:
- Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Toleransi Aktivitas
- Perfusi Jaringan
SIKI:
- Manajemen Diabetes Melitus
- Manajemen Kelelahan
- Manajemen Sirkulasi
Tone akademis, persona pakar, nurse: Saya memberikan penjelasan yang cukup komprehensif dan detail terkait diagnosis keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda paparkan. Saya berusaha menyampaikan informasi dengan nada yang formal, berwibawa, dan dengan sudut pandang seorang perawat yang ahli di bidangnya. -
Article No. 16753 | 05 May 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengeluhkan nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Kode : 00132
Judul : Nyeri Akut
Definisi : Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SDKI:
Kode : 10017
Judul : Kontrol Nyeri
Definisi : Upaya memantau dan mengatur rasa nyeri untuk mempertahankan aktivitas pada tingkat yang dapat diterima.
SLKI:
Kode : 10009
Judul : Kontrol Nyeri Efektif
Definisi : Kemampuan untuk memantau dan mengatur rasa nyeri sehingga dapat dipertahankan pada tingkat yang dapat diterima.
SIKI:
Kode : 10032
Judul : Manajemen Nyeri
Definisi : Intervensi untuk mengenali, mencegah, dan mengendalikan rasa nyeri.
Dalam kondisi pasien yang mengeluhkan nyeri, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Nyeri Akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nyeri, dengan tujuan Kontrol Nyeri Efektif, yang artinya pasien mampu memantau dan mengatur rasa nyeri sehingga dapat dipertahankan pada tingkat yang dapat diterima. -
Article No. 16754 | 05 May 2025
Klinis : Ny. R, usia 48 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat di perut kanan atas sejak 6 jam yang lalu. Nyeri menjalar ke punggung, disertai mual dan muntah. la memiliki riwayat Omakan berlemak tinggi dan obesitas. Hasil USG menunjukkan adanya batu di kandung empedu. Tanda vital: TD 130/85 mmHg, N 90x/menit, RR 22x/menit, Suhu 37,8°C. Ny. R direncanakan untuk dilakukan kolesistektomi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. R.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan batu di kandung empedu ditandai dengan nyeri hebat di perut kanan atas yang menjalar ke punggung, disertai mual dan muntah.
2. Risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya keluhan nyeri dan mual.
3. Risiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya batu di kandung empedu.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien akan melaporkan penurunan nyeri sampai level yang dapat ditoleransi.
- Pasien akan mendemonstrasikan penggunaan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.
- Tanda-tanda vital pasien akan berada dalam rentang normal.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien akan melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien akan melaporkan peningkatan energi.
- Pasien akan mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
3. Perfusi Jaringan:
- Tanda-tanda vital pasien akan berada dalam rentang normal.
- Pasien akan melaporkan tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi jaringan.
- Hasil pemeriksaan penunjang (seperti USG) akan menunjukkan perbaikan kondisi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai resep dokter.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat, dan distraksi.
- Monitor tanda-tanda vital secara teratur.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab nyeri.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien.
- Berikan perawatan mandiri yang dibutuhkan selama pemulihan.
- Ajarkan teknik menghemat energi saat melakukan aktivitas.
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sesuai toleransi.
- Pantau tanda-tanda intoleransi aktivitas.
3. Perfusi Jaringan:
- Lakukan pengkajian perfusi jaringan secara komprehensif.
- Monitor tanda-tanda vital secara teratur.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab gangguan perfusi.
- Berikan perawatan untuk mendukung perbaikan kondisi pasien.
- Pantau hasil pemeriksaan penunjang untuk menilai perkembangan kondisi.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang diidentifikasi berdasarkan kondisi Ny. R mencakup nyeri akut, risiko intoleransi aktivitas, dan risiko gangguan perfusi jaringan. Luaran yang diharapkan mencakup penurunan nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, dan perbaikan perfusi jaringan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengkajian, manajemen nyeri, perawatan mandiri, pemantauan, dan kolaborasi dengan tim medis untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan. -
Article No. 16755 | 05 May 2025
Klinis : Keputusasaan berhubungan dengan faktor social (keluarga dan pertemanan) serta faktor lingkungan (kesulitan adaptasi), dibuktikan dengan perasaan tidak ada harapan, perilaku pasif, dan minimnya kontak mata. SIKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Keputusasaan (Hopelessness) [00124]
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Keputusasaan adalah suatu kondisi subjektif yang ditandai dengan tidak adanya harapan atau ekspektasi positif tentang diri sendiri dan masa depan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Harapan Terinternalisasi [1304]
Definisi: Kemampuan individu untuk memelihara keyakinan dan ekspektasi positif tentang diri sendiri dan masa depan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Terapi Harapan [6480]
Definisi: Intervensi yang dilakukan untuk membantu individu mengidentifikasi, memobilisasi, dan mempertahankan sumber-sumber harapan.
Kode:
[00124] Keputusasaan
[1304] Harapan Terinternalisasi
[6480] Terapi Harapan
Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya dapat menjelaskan bahwa keputusasaan adalah kondisi subjektif yang ditandai dengan tidak adanya harapan atau ekspektasi positif tentang diri sendiri dan masa depan. Ini dapat disebabkan oleh faktor sosial seperti keluarga dan pertemanan, serta faktor lingkungan seperti kesulitan beradaptasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi harapan, yaitu membantu individu mengidentifikasi, memobilisasi, dan mempertahankan sumber-sumber harapan, sehingga dapat meningkatkan harapan terinternalisasi yang merupakan kemampuan individu untuk memelihara keyakinan dan ekspektasi positif tentang diri sendiri dan masa depan.