Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16846 | 06 May 2025
Klinis : Tn A, laki-laki 56 tahun, wiraswata dirawat dirumah sakit sejak 1 hari yang lalu dengan keluhan batuk dengan sekret berwarna putih yang sulit dikeluarkan terutama pada pagi hari disertai pusing dan sesak napas sejak 2 hari yang lalu. Sumber informasi adalah pasien sendiri dan istri Ny.B 52 tahun, ibu rumah tangga yang mendampingi. Sesak semakin memburuk saat beraktivitas ringan. Pasien tidak mampu berjalan lebih dari 100 meter dan harus berhenti karena sesak. Pasien lelah dan merasa tidak nyaman setelah beraktivitas. Sesak napas yang dialami pasien mengakibatkan tubuh terasa lemah, sehingga aktivitas sehari-hari harus dibantu oleh keluarga dan perawat. Pasien merasakan gejala memburuk dalam 1 bulan terakhir. Pasien mengalami Riwayat Bronkitis sejak usia 10 tahun. Merokok 10 batang per hari sejak usia 18 tahun, tidak ada hemoptisis dan mengalami kekambuhan yang ditangani dengan antibiotik, steroid, dan salbutamol. Pasien didiagnosis PPOK sejak 3 tahun lalu berdasarkan Riwayat medis dan spirometri rasio FEV1/FVC 57%. Keluarga lain dalam kondisi sehat, namun kedua orang tua telah meninggal dunia. Bapak meninggal diusia 65 tahun karena penyakit jantung dan ibu meninggal di usia 60 tahun karena komplikasi diabetes. Hasil anamneses lain: tidak ada keluhan mual dan muntah. Selama ini tidak ada keluhan saat buang air kecil atau buang air besar. Buang air besar 1 kali dalam 2 hari, konsistensi feses lunak. Pasien mengeluh nyeri dada ringan saat batuk. Tidur sekitar 5 jam sehari terganggu akibat saat sesak. Mengalami kecemasan ringan karena ketergantungan pada orang lain, namun 2 orang anak perempuan yang masih kuliah dan tinggal bersama sangat perhatian dan selalu memberi bantuan. Anak laki-laki beserta istri dan 2 orang cucu selalu memberikan support meskipun mereka sudah tinggal terpisah. Pemeriksaan fisik, kesadaran compos mentis, Tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi istirahat 60x/menit mengalami peningkatan hingga 132x/menit jika banyak bergerak. Frekuensi pernapasan meningkat 32x/menit, suhu 37oC. Pasien kesulitan mengeluarkan dahak dan tidak mampu batuk efektif. Conjungtiva pucat, terdapat pernapasan cuping hidung. Pasien menggunakan otot bantu pernapasan. Diameter thoraks anteroposterior 2:2. Pada pemeriksaan auskultasi, ditemukan ronkhi dikedua lapang paru. Hasil pemeriksaan sputum: Streptococcus Pneumonia, Hemophylus influenza; Pemeriksaan darah: Hb 10 g/dl, Trombosit 311x10³/µL, Leukosit 15,77 x 10³/µL. Hasil analisis gas darah menunjukkan pH: 7,33, PCO₂: 71 mmHg, PO₂: 119 mmHg dan HCO₃: 38 mmol/L. Hasil thoraks foto: Hiperinflasi paru bilateral, diafragma mendatar, peningkatan transparansi paru, pola bronkovaskular menebal, dan kemungkinan atelektasis atau infiltrat segmental. Tidak tampak efusi pleura atau kardiomegali jelas. Gambaran mendukung eksaserbasi PPOK akut. Saat ini, terpasang infus RL 20 tetes/menit, terpasang kateter urine, serta oksigen Non Rebreathing Mask (NRM) 10L/menit. 5 diagnosis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan 5 diagnosis keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi Tn. A yang telah Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Penyebab: Hipersekresi jalan napas, ketidakmampuan mengeluarkan sekresi, dan kelemahan otot pernapasan.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengakibatkan ketidakefektifan ventilasi.
- Penyebab: Penyakit pernapasan, seperti PPOK, yang menyebabkan perubahan pada pola napas.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan kapasitas fisik.
- Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, perubahan fungsi neuromuskular, dan kelemahan.
4. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan perilaku terhadap sumber ancaman yang tidak diketahui atau dialami.
- Penyebab: Perubahan status kesehatan, keterbatasan fisik, dan ketergantungan pada orang lain.
5. Gangguan Tidur
- Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
- Penyebab: Sesak napas saat tidur, ketidaknyamanan fisik, dan kecemasan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator: Pasien mampu mengeluarkan sekresi dengan batuk yang efektif, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan, dan suara napas normal.
2. Pola Napas Efektif
- Indikator: Pasien mempertahankan pola napas yang normal, dengan frekuensi pernapasan 12-20 kali per menit, tanpa penggunaan otot bantu pernapasan.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Indikator: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas dan kelelahan yang berlebihan.
4. Kecemasan Terkendali
- Indikator: Pasien mampu mengontrol kecemasan, tidak ada tanda-tanda kecemasan, dan merasa lebih nyaman.
5. Pola Tidur Membaik
- Indikator: Pasien dapat tidur dengan nyenyak selama 5-8 jam per hari, tanpa interupsi karena sesak napas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Oksigenasi
- Manajemen Jalan Napas
- Fisioterapi Dada
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Manajemen Jalan Napas
- Terapi Oksigen
- Latihan Pernapasan
3. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen Energi
- Peningkatan Aktivitas
- Edukasi Manajemen Diri
4. Kecemasan
- Terapi Relaksasi
- Dukungan Emosional
- Manajemen Kecemasan
5. Gangguan Tidur
- Manajemen Tidur
- Terapi Lingkungan
- Edukasi Kesehatan
Setiap intervensi keperawatan yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi pasien, mempertimbangkan faktor-faktor pendukung dan penghambat, serta melibatkan pasien dan keluarga dalam proses asuhan keperawatan. -
Article No. 16847 | 06 May 2025
Klinis : Ny. H, usia 30 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 33 minggu, datangke puskesmas dengan keluhan sering merasa haus berlebihan(polidipsi), sering buang air kecil (poliuria), mudah merasa lelah,dan penglihatan menjadi kabur. Pasien juga menyatakanmengalami sakit kepala ringan dan sering merasa lapar meskipunsudah makan. Ia mengaku tidak teratur mengontrol kadar guladarah dan belum mengetahui apa itu diabetes gestasionalHasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 120/90 mmHgnadi 96x/menit, pernafasan 22x/menit, Suhu tubuh: 36,9°C ,Guladarah puasa: 118 mg/dL , Gula darah 2 jam postprandial: 192mg/dL , Berat badan: 73 kg (naik 3 kg dalam 2 minggu). pasientampak lemas, bibir kering, dan turgor kulit menurun.pasienbelum memahami makanan apa saja yang boleh di makan danyang tidak boleh.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. H yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan, penurunan tenaga, dan penurunan kemampuan fungsional akibat diabetes gestasional.
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan peningkatan pengeluaran cairan (poliuria) dan penurunan asupan cairan (polidipsi).
3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang diabetes gestasional dan manajemen diet yang tepat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang meningkat.
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan penurunan kelelahan.
- Pasien dapat menjalankan aktivitas tanpa mengalami sesak napas atau denyut jantung yang berlebihan.
2. Keseimbangan Cairan:
- Pasien dapat mempertahankan status cairan yang seimbang.
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dan melaporkannya.
- Pasien dapat menjaga asupan cairan yang adekuat.
3. Pengetahuan tentang Diabetes Gestasional:
- Pasien dapat menjelaskan definisi, penyebab, dan komplikasi diabetes gestasional.
- Pasien dapat menjelaskan pola makan yang sesuai untuk mengelola diabetes gestasional.
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya pemantauan gula darah dan pentingnya kontrol rutin.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Monitoring tanda-tanda vital dan respons tubuh terhadap aktivitas.
- Mengatur dan memfasilitasi aktivitas sesuai dengan toleransi pasien.
- Memberikan edukasi tentang manajemen kelelahan dan energi.
- Membantu pasien merencanakan aktivitas harian yang seimbang.
2. Keseimbangan Cairan:
- Monitoring intake dan output cairan.
- Mengatur asupan cairan sesuai kebutuhan pasien.
- Memberikan edukasi tentang tanda-tanda ketidakseimbangan cairan.
- Memfasilitasi pasien untuk memantau asupan dan pengeluaran cairan.
3. Pengetahuan tentang Diabetes Gestasional:
- Memberikan edukasi tentang definisi, penyebab, dan komplikasi diabetes gestasional.
- Mengajarkan pasien tentang pola makan yang sesuai untuk mengelola diabetes gestasional.
- Memberikan edukasi tentang pentingnya pemantauan gula darah dan kontrol rutin.
- Melibatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan pengambilan keputusan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan Ny. H dapat mencapai luaran yang diharapkan dan mengelola diabetes gestasionalnya dengan baik. -
Article No. 16848 | 06 May 2025
Klinis : Pasien mengeluh pada bagian mata kirinya ada yang menggajal,Mata kiri pasien merah (sklera). Sklera mata kiri pasien bengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kondisi Pasien dengan Keluhan Mata Kiri Merah, Bengkak, dan Rasa Mengganjal)*
---
### **1. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)**
**Kode DX.00079** – **Nyeri Akut**
**Definisi**: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau ringan hingga berat.
**Karakteristik Mayor**:
- Laporan nyeri (skala 1-10)
- Perilaku melindungi area nyeri (pasien mengeluh mata kiri terasa mengganjal)
- Perubahan tonus otot (sklera bengkak)
**Karakteristik Minor**:
- Ekspresi wajah kesakitan
- Perubahan tanda vital (jika ada)
**Faktor yang Berhubungan**:
- Proses inflamasi (konjungtivitis, iritis, atau trauma)
---
### **2. LUARAN KEPERAWATAN (SLKI)**
**Kode LO.08016** – **Tingkat Nyeri**
**Indikator**:
- Skala nyeri menurun (0-3)
- Pasien mampu mengidentifikasi faktor pemicu dan penurun nyeri
- Tidak ada perilaku melindungi area nyeri
**Target**:
- **Setelah 24 jam intervensi**: Nyeri berkurang dari skala 6 ke ≤3.
---
### **3. INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI)**
**Kode IN.03001** – **Manajemen Nyeri**
**Tindakan**:
- **Observasi**:
- Skala nyeri menggunakan *Numeric Rating Scale (NRS)*.
- Tanda inflamasi (kemerahan, bengkak, suhu).
- **Edukasi**:
- Hindari menggosok mata.
- Kompres hangat/dingin sesuai indikasi.
- **Kolaborasi**:
- Pemberian analgesik topikal/sistemik (sesuai resep dokter).
- Rujuk ke dokter mata jika dicurigai infeksi (misal: konjungtivitis bakterial).
**Kode IN.04003** – **Perawatan Mata**
**Tindakan**:
- Bersihkan mata dengan larutan saline steril.
- Monitor sekret atau tanda infeksi tambahan.
---
### **PENJELASAN SINGKAT**
- **SDKI (DX.00079)**: Fokus pada respon pasien terhadap nyeri dan inflamasi.
- **SLKI (LO.08016)**: Mengukur efektivitas intervensi melalui penurunan skala nyeri.
- **SIKI (IN.03001 & IN.04003)**: Kombinasi manajemen nyeri dan perawatan lokal mata untuk mengatasi gejala dan mencegah komplikasi.
**Catatan**: Diagnosis ini bersifat tentatif. Re-evaluasi diperlukan jika ditemukan etiologi lain (misal: glaukoma akut atau abrasi kornea).
---
*Referensi: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi Terkini – PPNI.* -
Article No. 16849 | 06 May 2025
Klinis : 1. Batuk tidak efektif 2. Sputum berlebihan 3. Mengi, wheezing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
1. Batuk tidak efektif
Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas (0410)
Definisi: Status permeabilitas dan kemampuan untuk membersihkan sekret dari saluran pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas (3140)
Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dan pemeliharaan pertukaran gas.
2. Sputum berlebihan
Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
SDKI, SLKI, dan SIKI sama dengan diagnosa keperawatan sebelumnya.
3. Mengi, wheezing
Diagnosa Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif (00032)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pola Napas (0415)
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan lancar.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas (3140)
Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dan pemeliharaan pertukaran gas.
Secara keseluruhan, ketiga kondisi yang Anda sebutkan berkaitan dengan masalah pada sistem pernapasan, sehingga diagnosa keperawatan yang relevan adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031) dan Pola Napas Tidak Efektif (00032). Pemantauan dan intervensi keperawatan yang sesuai dapat dilakukan untuk mengelola masalah pernapasan ini. -
Article No. 16850 | 06 May 2025
Klinis : syok
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi syok.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Syok:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi syok adalah "Penurunan Perfusi Jaringan". Kondisi syok menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigenasi ke jaringan, sehingga mengakibatkan penurunan perfusi jaringan. Diagnosa ini menggambarkan adanya gangguan dalam pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan, yang dapat berdampak pada kerusakan sel dan disfungsi organ.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI) setelah Asuhan Keperawatan:
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda stabilitas hemodinamik, seperti tekanan darah, nadi, dan laju pernapasan yang berada dalam rentang normal.
2. Perfusi Jaringan yang Memadai: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan yang memadai, seperti suhu kulit yang hangat, kapiler refill yang kurang dari 2 detik, dan urin yang berwarna kuning terang.
3. Tidak ada Tanda-tanda Hipovolemia: Pasien tidak akan menunjukkan tanda-tanda hipovolemia, seperti penurunan volume darah, pengeluaran urin yang berkurang, dan kekeringan mukosa.
4. Tidak Ada Komplikasi: Pasien tidak akan mengalami komplikasi akibat syok, seperti kerusakan organ, gangguan neurologi, atau kematian.
Intervensi Keperawatan (SIKI) untuk Mencapai Tujuan Luaran:
1. Pemantauan Hemodinamik: Melakukan pemantauan hemodinamik secara ketat, termasuk pengukuran tekanan darah, nadi, laju pernapasan, dan output urin.
2. Pengelolaan Cairan dan Elektrolit: Memberikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mengembalikan volume darah dan mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat.
3. Pemberian Oksigen: Memberikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien untuk memastikan oksigenasi jaringan yang memadai.
4. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri yang mungkin dialami pasien untuk mencegah peningkatan kebutuhan oksigen dan komplikasi lainnya.
5. Pemantauan Tanda-tanda Vital: Melakukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital, termasuk suhu, warna dan kelembaban kulit, serta kapiler refill.
6. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan profesi kesehatan lainnya untuk mengelola kondisi syok secara komprehensif.
7. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi syok, tujuan perawatan, dan pentingnya kepatuhan terhadap intervensi yang diberikan.
Penjelasan yang rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu dalam memahami pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi syok. -
Article No. 16851 | 06 May 2025
Klinis : DO: Indeks Massa Tubuh (IMT) klien adalah 28.9 kg/m² termasuk ke alam kategori overweight yang artinya klien memiliki risiko obesitas Klien memiliki kebiasaan minum minuman manis dan menyebabkan kadar gula darah meningkat, dalam pemeriksaan terakhir kadar gula darah klien adalah 125 mg/dL sehingga berisiko mengalami hiperglikemia Dari hasil pemeriksaan fisik sebelumnya, klien memiliki riwayat hipertensi yaitu dengan tekanan darah 140/90 mmHg Gampang lelah saat melakukan aktifitas fisik DS: Klien kesulitan mengontrol porsi makan serta waktu makan yang tidak teratur Setelah dilakukan wawancara terhadap klien dan keluarga, klien mengaku nafsu makan sering meningkat secara tiba-tiba dan klein sering ingin memakan berbagai macam makanan Klien juga mengatakan bahwa sering merasa lemas jika belum minum manis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien tersebut:
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh (00001)**
**Kode SDKI:** 00001
**Definisi:** Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik.
**Faktor yang Mendukung:**
- Kebiasaan konsumsi minuman manis (gula darah 125 mg/dL).
- Pola makan tidak teratur dan porsi makan berlebihan.
- Nafsu makan meningkat tiba-tiba (emotional eating).
- Indeks Massa Tubuh (IMT) 28,9 kg/m² (overweight).
### **Luaran yang Diharapkan (SLKI):**
**Kode SLKI:** 1401 – **Kontrol Pola Makan**
**Indikator:**
- Klien mampu mengidentifikasi jenis makanan yang sesuai kebutuhan.
- Klien mengurangi konsumsi gula dan makanan tinggi kalori.
- Klien mempertahankan berat badan dalam rentang normal.
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Kode SIKI:** 2120 – **Manajemen Berat Badan**
**Aktivitas:**
- Edukasi tentang diet seimbang dan pembatasan gula sederhana.
- Bantu klien membuat jadwal makan teratur.
- Anjurkan aktivitas fisik bertahap untuk meningkatkan metabolisme.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (00179)**
**Kode SDKI:** 00179
**Definisi:** Risiko peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah dari rentang normal.
**Faktor yang Mendukung:**
- Kadar gula darah 125 mg/dL (pra-diabetes).
- Kebiasaan konsumsi minuman manis.
- Riwayat hipertensi (TD 140/90 mmHg).
### **Luaran yang Diharapkan (SLKI):**
**Kode SLKI:** 1403 – **Kontrol Kadar Glukosa Darah**
**Indikator:**
- Kadar gula darah dalam batas normal (70–110 mg/dL puasa, <140 mg/dL 2 jam postprandial).
- Klien memahami tanda hiperglikemia dan cara mencegahnya.
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Kode SIKI:** 4420 – **Manajemen Hiperglikemia**
**Aktivitas:**
- Pemantauan gula darah secara berkala.
- Edukasi pengurangan asupan gula dan karbohidrat sederhana.
- Anjurkan aktivitas fisik untuk meningkatkan sensitivitas insulin.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Intoleransi Aktivitas (00092)**
**Kode SDKI:** 00092
**Definisi:** Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
**Faktor yang Mendukung:**
- Klien mudah lelah saat beraktivitas.
- Keluhan lemas jika belum minum manis (ketergantungan gula).
- Obesitas dan hipertensi memengaruhi stamina.
### **Luaran yang Diharapkan (SLKI):**
**Kode SLKI:** 0203 – **Toleransi Aktivitas**
**Indikator:**
- Klien mampu melakukan aktivitas tanpa kelelahan berlebihan.
- Peningkatan daya tahan fisik secara bertahap.
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Kode SIKI:** 5620 – **Latihan Peningkatan Mobilitas**
**Aktivitas:**
- Anjurkan aktivitas fisik bertahap (jalan kaki, senam ringan).
- Pantau respons tubuh terhadap aktivitas.
- Edukasi pentingnya istirahat dan hidrasi yang cukup.
---
### **Kesimpulan:**
Klien memerlukan pendekatan holistik untuk mengatasi masalah nutrisi, kontrol gula darah, dan peningkatan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan harus mencakup edukasi gizi, manajemen berat badan, dan modifikasi gaya hidup untuk mencegah komplikasi seperti diabetes melitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1*.
- PPNI. (2018). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1*.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. -
Article No. 16852 | 06 May 2025
Klinis : 1. Mobilitas fisik menurun, takut bergerak 2. Nyeri sendi, kekakuan 3. Penurunan kekuatan otot dan fungsi sendi 4. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan ostearthritis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Mobilitas fisik menurun, takut bergerak
Diagnosa Keperawatan: Hambatan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan mandiri pada tubuh atau satu atau lebih ekstremitas.
2. Nyeri sendi, kekakuan
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang menetap atau kemungkinan akan menetap lebih dari 3 bulan, yang disebabkan oleh kerusakan jaringan, penyakit, atau cedera.
3. Penurunan kekuatan otot dan fungsi sendi
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas rutin.
4. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan osteoarthritis
Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik, masalah, atau proses tertentu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas fisik menurun, takut bergerak
Luaran: Peningkatan Mobilitas
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mudah.
2. Nyeri sendi, kekakuan
Luaran: Manajemen Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol rasa sakit dan mengurangi dampaknya terhadap fungsi dan kualitas hidup.
3. Penurunan kekuatan otot dan fungsi sendi
Luaran: Peningkatan Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
4. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan osteoarthritis
Luaran: Peningkatan Pengetahuan
Definisi: Akuisisi informasi kognitif yang terkait dengan topik, masalah, atau proses tertentu.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Mobilitas fisik menurun, takut bergerak
Intervensi:
- Manajemen Mobilitas
- Pelatihan Aktivitas
- Terapi Gerak
2. Nyeri sendi, kekakuan
Intervensi:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Modalitas
- Pengaturan Lingkungan
3. Penurunan kekuatan otot dan fungsi sendi
Intervensi:
- Peningkatan Mobilitas
- Pelatihan Kekuatan Otot
- Terapi Latihan
4. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan osteoarthritis
Intervensi:
- Edukasi Kesehatan
- Konseling
- Perencanaan Pembelajaran
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Setiap diagnosa keperawatan SDKI, luaran SLKI, dan intervensi SIKI yang disebutkan di atas memiliki definisi dan penjelasan yang spesifik dan komprehensif untuk menangani kondisi pasien dengan osteoarthritis. Diagnosa keperawatan menggambarkan masalah kesehatan utama yang dihadapi pasien, luaran menunjukkan hasil yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan merupakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan memahami dan menerapkan pendekatan yang sistematis ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan terpusat pada pasien dalam pengelolaan osteoarthritis. -
Article No. 16853 | 06 May 2025
Klinis : 1. Mobilitas fisik menurun, takut bergerak 2. Nyeri sendi, kekakuan 3. Penurunan kekuatan otot dan fungsi sendi 4. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan ostearthritis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda sampaikan, dengan penjelasan yang rinci dan terperinci. Sebagai seorang perawat, saya akan menjawab dengan nada akademis.
1. Mobilitas fisik menurun, takut bergerak
Diagnosa Keperawatan SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disengaja dan mandiri dalam lingkup lingkungan.
Faktor yang berhubungan: Nyeri, kekakuan sendi, dan ketakutan untuk bergerak.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat melakukan pergerakan fisik yang lebih baik
- Pasien dapat meningkatkan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Pasien dapat mengurangi rasa takut untuk bergerak
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Identifikasi faktor penyebab gangguan mobilitas fisik
- Berikan edukasi dan dukungan untuk mengurangi rasa takut bergerak
- Latihan pergerakan dan mobilisasi yang terukur dan aman
- Manajemen nyeri dan kekakuan sendi
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
2. Nyeri sendi, kekakuan
Diagnosa Keperawatan SDKI: Nyeri Kronik
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang potensial atau aktual, yang berlangsung terus-menerus atau berulang-ulang dalam periode waktu tertentu.
Faktor yang berhubungan: Penyakit sendi degeneratif, seperti osteoartritis.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat mengontrol nyeri sendi
- Pasien dapat meningkatkan fungsi sendi dan mobilitas
- Pasien dapat menerapkan manajemen nyeri yang efektif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Identifikasi karakteristik nyeri, faktor pemicu, dan faktor yang memperberat
- Lakukan manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis
- Latihan pergerakan dan mobilisasi sendi yang tepat
- Edukasi pasien tentang manajemen nyeri dan perlindungan sendi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan nyeri dan kekakuan sendi
3. Penurunan kekuatan otot dan fungsi sendi
Diagnosa Keperawatan SDKI: Defisit Perawatan Diri
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang rutin dan mandiri.
Faktor yang berhubungan: Penurunan kekuatan otot dan keterbatasan fungsi sendi.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
- Pasien dapat meningkatkan kekuatan otot dan fungsi sendi
- Pasien dapat mengoptimalkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Identifikasi aktivitas perawatan diri yang terganggu
- Berikan latihan dan bantuan untuk meningkatkan kekuatan otot dan fungsi sendi
- Gunakan alat bantu atau perangkat untuk memudahkan aktivitas sehari-hari
- Edukasi pasien dan keluarga tentang aktivitas yang dapat membantu peningkatan kekuatan dan fungsi
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang sesuai
4. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan osteoartritis
Diagnosa Keperawatan SDKI: Defisit Pengetahuan
Definisi: Kekurangan atau ketidakakuratan informasi kognitif yang terkait dengan suatu topik tertentu.
Faktor yang berhubungan: Kurangnya informasi atau pemahaman tentang pengelolaan osteoartritis.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang cukup tentang osteoartritis
- Pasien dapat menerapkan manajemen osteoartritis yang tepat
- Pasien dapat mencegah komplikasi dan memaksimalkan fungsi sendi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Identifikasi tingkat pengetahuan pasien tentang osteoartritis
- Berikan edukasi yang komprehensif tentang penyakit, pengobatan, dan manajemen yang tepat
- Gunakan media edukasi yang sesuai dengan gaya belajar pasien
- Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam perawatan dirinya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan pemahaman yang utuh
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi yang Anda sampaikan, saya sebagai perawat akan melakukan identifikasi masalah secara komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, menyusun luaran yang diharapkan, dan merancang intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Kerja sama yang erat dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain sangat penting untuk memastikan manajemen osteoartritis yang efektif. -
Article No. 16854 | 06 May 2025
Klinis : 1. Mobilitas fisik menurun, takut bergerak 2. Nyeri sendi, kekakuan 3. Penurunan kekuatan otot dan fungsi sendi 4. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan ostearthritis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi:
a. Mobilitas fisik menurun, takut bergerak:
- Diagnosis Keperawatan: Hambatan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah dalam lingkungan.
- Karakteristik Definisi: Ketakutan dalam melakukan pergerakan, penurunan rentang gerak, penurunan kekuatan otot.
b. Nyeri sendi, kekakuan:
- Diagnosis Keperawatan: Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Karakteristik Definisi: Nyeri sendi, kekakuan, keterbatasan rentang gerak.
c. Penurunan kekuatan otot dan fungsi sendi:
- Diagnosis Keperawatan: Gangguan Mobilitas Sendi
- Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang bebas dan mudah pada satu atau lebih sendi.
- Karakteristik Definisi: Penurunan kekuatan otot, penurunan fungsi sendi, penurunan rentang gerak.
d. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan osteoarthritis:
- Diagnosis Keperawatan: Defisit Pengetahuan
- Definisi: Kekurangan atau kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
- Karakteristik Definisi: Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, pengobatan, pencegahan, dan penatalaksanaan osteoarthritis.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Mobilitas Fisik Membaik
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terkoordinasi dalam lingkungan.
- Kriteria Hasil: Peningkatan rentang gerak, peningkatan kekuatan otot, peningkatan aktivitas fisik, serta pengurangan rasa takut dalam melakukan pergerakan.
b. Nyeri Terkontrol
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang telah dikelola secara efektif.
- Kriteria Hasil: Penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan dalam mengelola nyeri, serta peningkatan aktivitas dan fungsi.
c. Fungsi Sendi Membaik
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan pergerakan yang bebas dan mudah pada satu atau lebih sendi.
- Kriteria Hasil: Peningkatan rentang gerak sendi, peningkatan kekuatan otot, serta peningkatan aktivitas dan fungsi.
d. Pengetahuan Tentang Osteoarthritis Meningkat
- Definisi: Informasi kognitif yang terkait dengan osteoarthritis.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat menjelaskan penyakit, pengobatan, pencegahan, dan penatalaksanaan osteoarthritis.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Mobilitas Fisik Membaik:
- Manajemen Aktivitas
- Peningkatan Mobilitas
- Perawatan Gerak Sendi
b. Nyeri Terkontrol:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Modalitas Nyeri
- Edukasi Manajemen Nyeri
c. Fungsi Sendi Membaik:
- Peningkatan Kemampuan Fisik
- Perawatan Gerak Sendi
- Perawatan Sendi
d. Pengetahuan Tentang Osteoarthritis Meningkat:
- Edukasi Kesehatan
- Fasilitasi Pembelajaran
- Peningkatan Pengetahuan
Setiap intervensi keperawatan akan melibatkan berbagai aktivitas dan tindakan keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi pasien dan tujuan yang ingin dicapai. Intervensi ini dilakukan secara komprehensif dan kolaboratif dengan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 16855 | 06 May 2025
Klinis : 1. Mobilitas fisik menurun, takut bergerak 2. Nyeri sendi, kekakuan 3. Penurunan kekuatan otot dan fungsi sendi 4. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan ostearthritis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda berikan. Tone saya akan akademis dan persona saya akan sebagai pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Mobilitas Fisik Terganggu berhubungan dengan ketakutan untuk bergerak.
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk bergerak secara mandiri di lingkungan.
2. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit osteoartritis.
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu.
3. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Penurunan Mobilitas Sendi berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan fungsi sendi.
Definisi: Keterbatasan dalam jangkauan gerakan sendi yang disengaja, yang disebabkan oleh faktor-faktor biologis, psikologis, atau lingkungan.
4. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan/informasi tentang pengelolaan osteoartritis.
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengingat atau memahami informasi yang diperlukan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik: Pasien dapat meningkatkan kemampuan untuk bergerak secara mandiri di lingkungan.
2. Kontrol Nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
3. Mobilitas Sendi: Pasien dapat meningkatkan jangkauan gerakan sendi yang disengaja.
4. Peningkatan Pengetahuan: Pasien dapat mendemonstrasikan pemahaman yang tepat tentang pengelolaan osteoartritis.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Mobilitas Fisik Terganggu:
a. Manajemen Aktivitas: Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi aktivitas.
b. Terapi Latihan: Mengembangkan dan menerapkan program latihan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan fisik.
c. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional untuk mengatasi ketakutan bergerak.
2. Nyeri Kronis:
a. Manajemen Nyeri: Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
b. Terapi Modalitas: Menggunakan modalitas terapi, seperti kompres dingin/panas, untuk mengurangi nyeri.
c. Edukasi Pasien: Memberikan edukasi tentang strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
3. Penurunan Mobilitas Sendi:
a. Terapi Latihan: Mengembangkan dan menerapkan program latihan yang ditujukan untuk meningkatkan mobilitas sendi.
b. Perawatan Sendi: Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas sendi.
c. Bantuan Alat: Menyediakan alat bantu yang sesuai untuk memfasilitasi mobilitas sendi.
4. Defisit Pengetahuan:
a. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi tentang pengelolaan osteoartritis.
b. Penggunaan Sumber Daya: Membantu pasien mengakses sumber daya yang relevan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
c. Umpan Balik/Evaluasi: Mengevaluasi pemahaman pasien dan memberikan umpan balik yang tepat.
Saya harap penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.